Shen Xinyi rela mengorbankan seluruh harta dan keluarganya demi membantu pangeran ke-5 untuk mendapatkan posisi "Putra Mahkota" dan menjadi "Kaisar", setelah berhasil menjadi Kaisar ia tak pernah menyangka bahwa ternyata selama ini Pangeran ke-5 telah menjalin hubungan terlarang dengan anak haram keluarga Shen. Setelah membantai habis keluarga Shen dengan alasan pemberontakan, pada akhirnya Shen Xinyi tak dapat lari dari takdirnya. Ia tewas dengan cara yang mengerikan sehari sebelum pesta pernikahannya, namun siapa yang dapat mengira? Begitu ia membuka kembali matanya, Shen Xinyi kembali ke 5 tahun yang lalu. Sebelum tragedi mengerikan itu terjadi, kini ia berjanji akan membuat mereka semua membayar harga atas apa yang telah mereka lakukan.
"Aku kembali, dendam ini akan ku hitung satu-persatu!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SYF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 07
Senyum bahagia terukir di wajah Shen Xinyi, ia sangat bahagia karena sang ayah telah mengizinkannya untuk pergi ke akademi. Ia pun berjanji bahwa ketika dirinya tiba di akademi ia tidak akan terlibat masalah apapun dengan Pangeran kelima. Ayahnya pun menganggukkan kepala menandakan ia mengerti dengan apa yang diucapkan oleh putrinya itu.
"Nak, jika dalam urusan mendesak kamu baru boleh terlibat dengan Pangeran kelima." ucapan sang ayah yang secara tiba-tiba ini membuat Shen Xinyi terdiam sejenak, ia kemudian menatap wajah ayahnya lekat dan berkata:
"Baiklah ayah! Ayah tenang saja, walaupun aku terpaksa terlibat dengan Pangeran kelima namun aku tidak akan banyak bicara agar di antara kami berdua tidak terjadi interaksi!" mendengar jawaban yang keluar dari mulut putrinya membuat Shen Weijie merasa lega, kini ia dapat bersantai sedikit karena sang putri mulai sadar dengan kesalahannya.
"Syukurlah Xinyi, akhirnya kamu sadar juga. Ibu dan ayah benar kan? Bahwa pangeran kelima itu tidak baik." sambung sang ibu sembari menyenggol bahu anaknya.
Shen Xinyi tersenyum kecil kemudian menganggukkan kepalanya, tak berselang lama Shen Junwei berjalan masuk ke dalam paviliun utama melalui jendela dan ini membuat Shen Xinyi dan kedua orang tuanya terkejut. Karena tiba-tiba saja ada seseorang yang masuk ke dalam paviliun yang dijaga begitu ketat.
Bugh
Bugh
*Bu**gh*
3 pukulan melayang begitu saja ke kepala Shen Junwei. Sementara itu Shen Junwei meringis kesakitan dan mengelus kepalanya sambil menatap tajam ke arah keluarganya.
"Apa-apaan ini?! Kalian semua sudah merundungku!" Shen Junwei kemudian duduk di kursi dan meronta-ronta, melihat tingkah Shen Junwei yang seperti anak kecil membuat anggota keluarganya yang lain semakin ingin menjahilinya.
"Aiya~ lihatlah bocah bau itu. Sudah salah sekarang malah berpura-pura menjadi korban!" gerutu sang ibu yang kemudian duduk kembali di kursinya dan meminum secangkir teh yang berada di meja.
"Xinyi, lihatlah adikmu ini nampaknya dia tidak senang karena kamu ingin ke akademi." sarkas sang ayah sembari memijat pelipisnya.
Mendengar kata Akademi membuat tangis Shen Junwei berhenti, ia segera berdiri dari duduknya dan menghampiri sang kakak Lalu bergelayut manja di kaki kakaknya.
"Kak, kakak benar-benar akan masuk ke dalam akademi yang sama denganku? Benarkah?!" tanya Shen Junwei dengan mata yang berbinar, menghadapi tingkah adiknya ini membuat Shen Xinyi merasa gemas lalu menjitak pelan kening Shen Junwei dan tersenyum.
"Iya bodoh! Aku akan masuk ke akademi yang sama denganmu, bagaimana? Apakah kamu senang?" mendengar jawaban ini membuat Shen Junwei sangat bahagia, ia kemudian melompat-lompat beberapa kali dengan riang gembira kemudian berlari ke luar paviliun.
"AKU AKAN PERGI KE KAMARKU UNTUK MENYIAPKAN SEMUANYA! AKU AKAN KEMBALI KE AKADEMI LEBIH AWAL AGAR BISA MENYAMBUT KAKAK DI SANA NANTI!" teriak Shen Junwei yang sudah menjauh dari Paviliun utama.
"Oh astaga, teriakannya dapat terdengar dengan jarak sejauh itu?"
"Suara anak kita benar-benar mewarisi suaramu." celetuk Shen Weijie sembari tertawa, sementara itu Bai Ruoxi hanya dapat diam dan tersenyum tipis menghadapi ledekan dari suaminya itu.
"Ayah, ibu Xinyi juga harus pamit untuk kembali ke kamar sekarang. Ada beberapa hal yang ingin aku siapkan." ucap Sehun Xinyi lembut kemudian membalikkan badannya dan pergi meninggalkan paviliun utama.
"Anak kita sudah besar." ucap kedua orang tua Shen Xinyi secara bersamaan sambil menatap punggung Shen Xinyi yang mulai menjauh.
...****************...
Shen Xinyi kembali ke kamarnya dan mencari kantong yang berisi uang, ia berniat untuk pergi ke pasar dan membeli beberapa hiasan rambut yang akan ia berikan kepada Li Mei dan sang ibu. Di saat dirinya tengah sibuk mencari kantong uang tersebut tiba-tiba saja dari arah belakang ada sepasang tangan kekar yang melingkar di pinggangnya, dengan cepat ia menginjak kaki orang tersebut dan menyundul dagunya.
Dugh
"Argh! Shen Xinyi apa yang kau lakukan?!" rintih Tang Jiale kesakitan, ia memegang dagu dan kakinya secara bergiliran.
Melihat Tang Jiale yang merintih kesakitan membuat Shen Xinyi tertawa pelan, ia sungguh sangat senang melihat penderitaan Tang Jiale.
"Aduh, itu masih belum seberapa loh Tang Jiale~ ke depannya dirimu akan sangat menderita!" batin Shen Xinyi senang.
"Astaga, maafkan saya Pangeran kelima. Saya benar-benar tidak sengaja!" ujar Shen Xinyi dengan memasang wajah yang polos dan mata yang berkaca-kaca.
"Hmph! lihat ini, sudah ku duga bahwa dia tidak mungkin bisa marah terlalu lama. Buktinya baru juga kemarin dia marah dan hari ini? Dia langsung luluh kembali, ah... Shen Xinyi kau sungguh bodoh!" batin Tang Jiale senang.
"Baiklah, tidak apa-apa kita anggap ini impas ya? Kemarin kan kamu marah kepadaku sampai-sampai tidak mau berbicara denganku. Dan hari ini kamu baru saja menginjak kakiku dan memukul daguku, sekarang kita anggap impas!" ujar Tang Jiale sembari berjalan ke arah kursi yang berada di sudut ruangan dan duduk di sana.
"Hmm... Baiklah jika anda ingin seperti itu, saya anggap kita berdua sudah impas." seru Shen Xinyi, ia tetap fokus mencari kantong uang miliknya.
"Apa yang sedang kamu cari? Nampaknya serius sekali." tanya Tang Jiale dengan posisi masih duduk di kursinya.
"Ah, saat ini saya sedang mencari kantong wewangian yang anda berikan waktu itu." jawab Shen Jiale sembari tersenyum, ya.. Saat ini ia sedang berbohong. Shen Xinyi melakukan ini guna memancing simpati Tang Jiale.
"Ya ampun, emangnya kantong wewangiannya hilang dimana?" Tang Jiale kembali bertanya, kini ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Shen Xinyi lalu membantunya untuk mencari kantong tersebut.
"Kalau saya tahu dimana saya kehilangannya maka mustahil saya berada di sini sambil mengobrak-abrik isi kotak ini Pangeran kelima!" ujar Shen Xinyi sembari menatap malas ke arah Tang Jiale, menyadari tatapan Shen Xinyi yang berubah sekilas membuat Tang Jiale mundur beberapa langkah dan tertawa canggung.
"Aduh, maafkan aku ya~ aku sungguh tidak tahu." ucap Tang Jiale.
"Ya, tidak apa-apa. Toh ini bukan sepenuhnya kesalahan pangeran kelima kan?" Shen Xinyi akhirnya berhasil menemukan kantong uangnya, ia kemudian memasukkan kantong tersebut di lengan bajunya dan berjalan ke arah Tang Jiale dan duduk di kursi sebelah Tang Jiale.
Shen Xinyi kemudian memanggil Li Mei untuk menyeduh teh yang nantinya akan ia minum bersama Tang Jiale, dengan perasaan berat hati Li Mei menyeduh teh tersebut dan kembali ke ruangan itu sambil membawa peralatan teh.
Currr
Li Mei mulai menuangkan teh untuk Shen Xinyi dan Tang Jiale, selama menuangkan teh ia terus memerhatikan gerak-gerik Tang Jiale dengan tatapan mata yang tajam.
tunggu update nya ya😍