Wasiat Pembawa Cinta

entah kenapa Tasya sulit tidur, padahal ia merasa sangat lelah,

pikiran nya tidak bisa di hentikan,

sedang apa suami nya dengan wanita lain

mereka sudah sama sama dewasa, di dalam rumah hanya berdua, di kantor saja mereka bisa berani berdekatan apa lagi hanya berdua..?

Tasya meraih hp nya di atas meja, ia menunggu waktu dengan scroll sosmed nya, seseorang yang mengikuti nya di sebuah sosial media, memposting foto pernikahan nya,

tidak ada caption, hanya emoji dua buah hati..

penasaran karna nama nya tidak Tasya kenal, Tasya membuka profil si pengunggah,

"mas Arkan? "

Hanya dua foto di galeri nya, foto Arkan sendiri sedang di London dan foto pernikahan mereka.

Tasya menggigit bibir nya, dia saja belum mempublikasikan pernikahan nya, tapi Arkan sudah..

Tasya membuka komentar yang cukup ramai, isinya ucapan selamat untuk kita yang tidak di balas satupun oleh Arkan

"kenapa mas Arkan upload foto kita? apa dia tidak malu kalau suatu saat pernikahan kita berakhir cepat..?“

Entah mengapa Tasya malah tersenyum melihat foto pernikahan nya. entah perasaan apa di hatinya ini...

***

Arkan membuka pintu kamar nya pelan pelan, ia berdoa dalam hati, semoga kamar nya tidak dikunci oleh Tasya, dan berhasil, ia mengendap endap bagai pencuri yang takut ketahuan,

Ini pukul satu malam, Arkan pergi membersihkan diri, mencuci muka dan gosok gigi. ia tidak mau istrinya tau kalau dia sedikit minum dengan anak buah nya,

Tasya begitu terlihat nyenyak, Arkan menatap nya,

"bahkan kini aku ga bisa jauh dari kamu, aku ga berminat tidur di apartemen menghabiskan minuman bersama yang lain nya"

Pelan pelan sekali, Arkan naik ke ranjang, merebahkan tubuhnya yang lelah, pikiran nya juga jangan di tanya. ia harus menjalani 3 perusahaan sekali waktu. saat Arkan mulai terlelap, Tasya berpindah posisi memeluk nya, bahkan menaikan kaki nya seolah memeluk guling

"masss... "

Tasya mengigau, tubuh Arkan seketika kaku,

"apa dia tau aku pulang? "

Arkan memperhatikan istri nya, namun sepertinya ia kembali tidur, Arkan tersenyum, malam ini akan menjadi malam yang indah, karna Tasya memeluk nya..

***

alarm berdering, Tasya membuka mata nya dengan malas, ia baru bisa tidur saat jam 12, ia terkejut karena ada suami nya di samping, dan apa ini, ia tidur di pelukan suami nya?

"sejak kapan dia ada di sini? bukan nya dia di apartemen?“

Arkan bergerak, namun jadi lebih mempererat pelukan nya,

"sepuluh menit lagi sayang, aku masih ngantuk" Arkan bergumam, namun bisa Tasya dengar..

"apa dia sudah bangun? "

Tasya menurut,

ia diam menikmati pelukan sang suami yang di rasa begitu hangat, tak terasa Tasya pun ikut terlelap lagi,

kini giliran Arkan membuka mata nya, melirik jendela hari sudah cukup terang rupanya, Arkan mengusap rambut sang istri,

"sayang jam berapa ini? “

"hmmmm.... " Tasya terusik, ia terkejut langsung turun dari ranjang meraih hp nya

"apa? setengah delapan? mas kita kesiangan... "

Tasya langsung panik, ia salah tingkah, mandi dulu, atau menyiapkan sarapan dulu

"hey tenang lah, sekali sekali terlambat tidak apa, perusahaan itu milik ku"

Tasya tidak menjawab, ia mengirim pesan pada bi Fatma untuk menyiapkan sarapan.

"aku mandi dulu" Arkan menertawakan tingkah istri nya ia tidak berani menatap Arkan sepertinya malu karna begitu nyenyak tidur di pelukan nya..

Arkan masih bermalas-malasan di ranjang ketika Tasya keluar dengan menggunakan handuk dan rambut nya tergulung handuk kecil "apa kamu sengaja menggoda ku hmmm? “

" mas ayo mandi" Tasya sibuk memoles wajah nya, Arkan tersenyum dan menuruti istrinya, jika tidak menurut entah apa yang akan terjadi dengan pandangan seperti itu.

mereka menyempatkan sarapan,

bi Fatma diam diam tersenyum melihat pengantin baru ini bangun terlambat, ia tau tuan nya malam baru pulang jam satu, karna ia harus membuka pintu..

"tidurmu sangat nyenyak, apa begitu nyaman aku peluk? “

Tasya tampak sibuk dengan hp nya. mengabari kalau ia terlambat pada rekan rekan kantornya.

" aku ga bisa tidur malam, kayanya baru tidur jam 12an"

"kenapa? apa nunggu aku? "

Tasya menggeleng, "untuk apa menunggu, sedangkan saya tau mas pergi kemana, aku kira mas ga akan pulang"

"aku pulang jam satu"

"hmmmm, aku udh selesai mas"

"ayo kita berangkat"

pagi ini karyawan di suguhi pemandangan menyenangkan, bos bersama sekretaris nya yang kesiangan bergandengan tangan sepanjang jalan kantor.

"mas lepasin aku malu.."

"apa mau aku gendong? "

"apa apa an sih, kita ga bisa gini di depan umum"

"biarkan saja, kita sudah menikah, dan ini perusahaan aku"

Tasya hanya bisa pasrah, percuma saja memang ia protes pada pemilik perusahaan yang satu ini..

jam 11 siang, Tasya sedang serius dengan laptop nya, ketika satu gebrakan keras di meja nya, ia begitu terkejut..

"dasar perempuan ga tau malu, kamu bikin Arkan ga mau hubungin aku, telpon aku selalu dia tolak"

Tasya menarik nafas dalam dalam, ternyata pacar suami nya datang,

"maaf nona, tapi se malam Arkan pergi, entah kemana saya pun tidak mau tau. saya kira dia ke tempat anda,. apa mungkin..... ada wanita lain selain anda? “ Tasya sengaja memanas manasi wanita itu, biar saja dia marah pada Arkan,

Nathalie begitu saja masuk ke ruang Arkan, Tasya tersenyum, biar saja mereka mungkin akan bertengkar