NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI MENJADI ANTAGONIS PALSU

TRANSMIGRASI MENJADI ANTAGONIS PALSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Antagonis / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: R.A Wibowo

Bagaimana jadinya jika seorang penulis malah masuk ke dalam novel buatannya sendiri?

Kenalin, aku Lunar. Penulis apes yang terbangun di dunia fiksi ciptaanku.

Masalahnya... aku bukan jadi protagonis, melainkan Sharon Lux-tokoh antagonis yang dijadwalkan untuk dieksekusi BESOK!

Ogah mati konyol di tangan karakternya
sendiri, aku nekat mengubah takdir: Menghindari Pangeran yang ingin memenggalku, menyelamatkan kakak malaikat yang seharusnya kubunuh, dan entah bagaimana... membuat Sang Eksekutor kejam menjadi pelayan pribadiku.

Namun, ada satu bencana fatal yang kulupakan

Novel ini belum pernah kutamatkan!

Kini aku buta akan masa depan. Di tengah misteri Keluarga Midnight dan kebangkitan Ras Mata Merah yang bergerak di luar kendali penulisnya, aku harus bertahan hidup.

Pokoknya Sharon Lux harus selamat.
Alasannya sederhana: AKU GAK MAU MATI DALAM KEADAAN LAJANG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.A Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Aula keluarga Lux tampak seperti langit malam yang disulap menjadi ruangan megah. Lampu-lampu kristal bergantung tinggi, memantulkan cahaya keemasan ke gaun dan jas para tamu. Musik biola lembut mengalun menyambut awal pesta musim gugur.

Sharon berdiri di pintu masuk, menahan napas.

Gaunnya — biru gelap dengan kilau bintang — memantulkan cahaya lembut setiap kali ia bergerak.

Emilia sudah benar: gaun itu membangkitkan aura tenang yang tidak pernah ia miliki sebelumnya.

“Sharon!”

Althea menyapanya pertama kali.

Ia berjalan mendekat dengan elegan, gaun putih gadingnya melambai seirama langkahnya.

“Kau terlihat sangat cantik malam ini,” ucap Althea tulus.

Sharon tersenyum kikuk.

“Aku hanya mengikuti pilihan Emilia."

“Kalau begitu Emilia punya selera yang bagus.” Althea menatapnya penuh bangga.“Aku senang kau datang.”

Beberapa detik kemudian, Leon muncul dari belakang Althea sambil melambai. “yo! Sharon. Aku tak menyangka kamu juga akan diundang aku—

“Jangan lanjutkan,” Sharon memotong cepat. "Tuan pasti mengejekku!"

“Tapi aku hanya mau bilang kau seperti—”

“Leon.” Althea menatap sendu. Tak habis pikir kenapa mereka tidak pernah bisa akur.

“…Baik, baik.”

Sharon mendesah lega. Ia malas menanggapi pangeran angkuh seperti Leon.

Pesta sudah dimulai, semua orang sibuk mencari makan, berbincang - bincang.

Namun sebelum Sharon sempat menarik napas, dan ikut nimbrung suara

Langkah kaki terdengar.

Ia menolehkan kepala.

“Aku kira kau tidak akan datang, Gil!"

Sharon terlonjak kecil. Di sana berdiri Gilbert — rambut hitamnya rapi, seragam resmi keluarga Lux membuatnya terlihat lebih gagah dari biasanya.

Ia begitu terlihat tampan sehingga Sharon tidak berhenti untuk menatapnya.

"Apa ada yang salah dengan saya nona?" Tanya Gilbert sadar bahwa ia terus-menerus ditatap.

"G-gak juga!" Jawabannya malu malu, mengalihkan pandangan.

Gilbert mengha Napas. " Tentu saja  aku datang … malah memang harus datang. Mengawasi nona Sharon itu adalah tugasku, entah apa yang akan anda lakukan lagi nanti, memikirkannya saja sudah membuatku pusing."

"Jangan perlakukan aku seperti anak nakal!"

"Emang gitu kenyataannya."

Sharon mengalihkan pandangan ke kerumunan, lalu kembali padanya.

“Kupikir kau akan menghindari tempat ramai. Kenapa kamu tidak pergi ke tempat sepi dan beristirahat, tempat ramai seperti ini membuat mu capek bukan?"

Gilbert menaikkan satu alis. “kamu merencanakan sesuatu lagi? Mana bisa  aku membiarkan nona sendiri karena… aku pengawasmu.”

Sharon menatapnya. Ia merona karena ia terlihat begitu overprotektif.

Beberapa orang berbisik-bisik, jelas salah memahami situasi mereka.

“…Kau tidak perlu berteriak, ini memalukan!"

“benar juga” jawabnya datar. Menatap sekitar dan mulai mendengar bisikan bahwa mereka disalah pahami dengan pasangan romantis.

“mendengar bahwa kita dikira pasangan ... Itu agak menjijikan!”

Sharon melotot. Emosinya terpancing kali ini. "Jangan sebut menjijikan!"

Mereka memang kadang tak akur, dia kadang menyebalkan dan sifat overprotektifnya agak mengerikan.

Tapi, meski begitu, entah kenapa… Sharon merasa sedikit tenang.

Ia tidak punya teman di pesta ini, tentu saja. Sejak ia masuk pesta saja orang - orang sudah menghakiminya, berbisik dan mengatakan yang buruk Mengenainya.

Sementara Althea juga sibuk dikelilingi oleh orang yang mengaguminya, teman temannya, dan Leon.

Ia jelas sendiri …

Jika dilihat lagi ironis. Padahal mereka sama sama adik kakak, tapi perbedaan nasib cukup besar.

Gilbert menatap wajah sedih Sharon—yang muncul beberapa saat. Lalu mengalihkan wajah.

"Aku temenin, nona. Toh, kamu gak punya teman kan?" ucap Gilbert yang sontak membuat Sharon terkejut.

"Mau kubawakan sesuatu? Minuman?"

Sharon menganggukkan kepala. "Ya tolong, Gil"

"Baik, tunggu sebentar ya."

Sharon sekarang sendiri, ia berjalan mencari tempat untuk menyendiri dan istirahat, sebenarnya dia kurang cocok dengan pesta ramai ramai begini.

Terlalu berisik dan membuat dia pusing. Saat ia ingin bersandar di tembok

Tiba-tiba— Langkah seseorang terdengar mendekat dari sisi lain aula.

Sharon memaku di tempat. 

Seorang pangeran tampan, berambut putih dengan mata merah menyala seperti darah.

“…Arthur.”

Dia datang! Orang yang menyerangnya kemarin! Benar juga, midnight juga merupakan keluarga bangsawan besar.

Kenapa dia tidak memikirkan kemungkinan bahwa Arthur akan datang, kalau tahu gini dia mending gak ikut pesta ini.

Arthur datang dengan senyum tenang, namun matanya—seperti biasa—menyimpan sesuatu yang tidak bisa ditebak. Jasnya disetrika sempurna.

“Sharon. Lama tidak bertemu,” ujarnya lembut. 

Senyum itu seharusnya membuat siapa pun nyaman. Namun bagi Sharon… ada sesuatu yang menusuk dari balik tatapan itu.

Jelas ia merencanakan sesuatu.

"Langsung ke intinya saja. Apa kamu mau apa Arthur?"

Arthur menaikan alis matanya. Masih tersenyum lebar. "Kejamnya, padahal aku sudah repot repot menyapamu."

"Dengarkan ini Arthur." Geram Sharon. "Tidak ada orang normal yang senang disapa oleh seseorang yang mencoba membunuhmu!”

"Kau menyalahkanku?" Jawab Arthur. "Itu karena Sharon sendiri gak mau mendengarkanku, padahal biasanya kamu seperti anak penurut... Sebenarnya kamu kenapa Sharon?"

Arthur mendekat, wajahnya sekarang begitu dekat. Ia menyentuh pipi Sharon.

Sementara gadis itu cuma merasakan ketakutan yang membuat tulang bergidik ngeri.

“Menggagalkan rencana pembunuhan kita. Bahkan sampai 2 kali. Bukankah kematian Althea itu keinginanmu juga?”

Dasar villain utama! Gumamnya di hati.

"Kamu berubah Sharon. Dan aku membenci itu, kamu bukan Sharon yang kucintai lagi."

"Cukup, Arthur." Potong Sharon. 

"Ucapan apapun yang akan kamu katakan percuma. Aku sudah bilang bukan? aku tidak ingin membunuh kak Althea! Sekarang aku ingin melindunginya! Aku ingin menebus dosaku! Aku ingin pergi dari semua rencana gilamu itu!"

Mata yang begitu jernih, mata yang begitu tulus, mata penuh harapan ... Arthur menggigit bibirnya. Ia benci ekspresi itu! Sharon tak boleh terlihat begini!

"Kamu mau lari dariku?" Arthur menekan pipi Sharon dengan kuku tajamnya. "Kamu sekarang mencoba menolakku juga, ya?!"

"Cukup tuan Arthur!"

Gilbert baru saja datang dan melihat pemandangan ini, sedikit memosisikan diri setengah langkah di depan Sharon.

Arthur mengabaikannya. Ia hanya fokus pada Sharon.

“Aku mendengar kau diserang beberapa waktu lalu. Kau baik-baik saja?”

Nada suaranya penuh perhatian, tetapi entah kenapa… Sharon merasakan bulu kuduknya meremang.

Yang menyerangku itu kan kamu? Jangan sok baik di depan mata orang - orang.

“…Aku baik,” jawab Sharon singkat. Namun tentu Sharon tidak bisa mengatakan hal tersebut.

Jika saja semua orang tahu bahwa orang yang menyerangnya adalah teman masa kecilnya, ia akan dicurigai.

Arthur mendekat sedikit. “Syukurlah. Aku sempat khawatir.”

Sharon menahan napas. Ada tekanan halus, seolah ia harus membalas perhatian itu.

—Sampai suara Gilbert memotong, datar dan jelas.

“Nona Sharon sudah dalam penjagaan saya. Tidak perlu khawatir berlebihan.”

Arthur tersenyum kecil.“Ah, Gilbert. Kau terdengar… protektif. Padahal cuma pelayanan. Jangan ganggu hubungan kami, karena kami memang sudah dekat sejak kecil."

“Aku hanya menjalankan tugas.”

Mata kedua pria itu saling mengunci — singkat, tapi tajam. Sharon jelas merasakan ketegangan itu, membuatnya semakin ingin mundur.

Arthur kemudian mendekat lebih dekat, suaranya rendah.

“Kalau begitu… bolehkah aku berbicara sedikit denganmu, Sharon?”

Sharon membuka mulut, ingin menolak secara halus—

Namun Gilbert mendahului.

“Tidak bisa.”

Arthur memiringkan kepala. “Tidak bisa? Kenapa?"

Gilbert mengulurkan tangan ke arah Sharon—gerakannya tegas dan tidak memberi ruang.

Ia memegang tangannya dengan erat.

“Karena Nona Sharon sudah berjanji untuk berdansa dengan saya.”

Sharon terhenyak. Wajahnya tiba tiba merona

Eh! Sejak kapan aku—?

Arthur menatap tangan itu. Wajahnya tetap tersenyum… tapi tatapannya meredup sedikit.

“Begitu ya… Sharon? Kamu ternyata memilih pelayan itu daripada aku? setelah semua yang kulakukan untukmu"

Sharon menelan ludah, tidak tahu harus menjawab apa.

Gilbert tidak menunggu. Ia menggenggam tangan Sharon dengan lembut namun kuat, dan membungkuk sedikit.

“Maafkan saya. Saya tidak bisa menunda.”

Lalu ia menarik Sharon menjauh dari Arthur, menuntunnya menuju lantai dansa yang mulai dipenuhi pasangan.

Sharon melihat Gilbert sekilas.

“…Kau baru saja menyelamatkanku, ya?”

Gilbert tidak menatapnya.

“Hanya menjalankan tugas.”

Namun nada suaranya… lebih lembut daripada biasanya. "Terima kasih Gil."

1
Nanang Kukun
menarik dong .....
Manusia Biasa: Terima kasih kak
total 1 replies
Yusni
menarikk
Manusia Biasa: Terima kasih kak🤭😍
total 1 replies
Murni Dewita
👣
Manusia Biasa: Terima kasih sudah memberikan jejak kak😍👍
total 1 replies
Fahreziy
nexk
Manusia Biasa: Terima kasih kak sudah membaca, untuk update nanti jam 11 ya kak😍🙏
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Manusia Biasa: Terim kasih kak
total 1 replies
Author kang Halu
semuanya diam
malah meme gw😭
Manusia Biasa: wkwkw
total 1 replies
Author kang Halu
no😭
Author kang Halu
Aku awalnya cuma coba baca sedikit, tapi endingnya malah maraton sampai bab terbaru. Ceritanya surprisingly rapi dan bikin penasaran.

Sharon sebagai antagonis palsu tuh bukan jahat—dia korban. Dan kita bisa lihat perubahan dia dari bab awal sampai sekarang.

pokonya mantap banget
Manusia Biasa: waduh terimakasih banyak kak atas reviewnya🤭💪
total 1 replies
Author kang Halu
waduh bahaya tah🤣
Author kang Halu
Mantap gw suka novelnya thor semangat
Fahreziy
👣👣👣
Manusia Biasa: Terima kasih jejaknya kakak😁🤭
total 1 replies
Yuliani Jogja
mantapp💪😍
Yuliani Jogja
Overall bagus

rekomendasi banget bagi yang suka cerita reinkarnasi
dan villain

semangat thor
Manusia Biasa: makasih kak
total 1 replies
Yuliani Jogja
ahh suka banget perkembangan Sharon x gil😍
Manusia Biasa: mereka lucu kak🤭
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut
Manusia Biasa: baik kak. update bab nanti siang ya kak, terimakasih sudah membaca 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!