Transmigrasi Ke Dunia Lain

Terlihat seorang remaja tengah berdiri di sebuah tempat yang suasana begitu tenang tapi sunyi, dan tempat itu tak begitu jelas dan aneh, karena serba hitam dan tak ada ujungnya. Remaja itu yang tak lain Dika, kini dia sedang kebingungan dan merasa ada yang aneh, karena sebelumnya ia masih ingat betul, ingatan terakhirnya adalah sedang bertarung dan bertahan dari monster ular.

Setelah melihat-lihat sekitar yang serba hitam, lalu ia melihat dirinya yang hanya mengenakan kaos dan celana putih. Ia memegang dagunya. "Hmm..., apa aku beneran sudah mati ya ?"

"Kamu belum mati." Tiba-tiba terdengar suara dari arah belakangnya.

"Owh.., aku belum mati rupanya, berarti ini mimpi ya." sahut Dika sambil mengangguk-anggukan kepalanya, tiba-tiba ia menegang. "Eh ?" lalu kedua matanya melebar.

Dika pun langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara barusan. Terlihat sosok pria tua berpakaian formal, layaknya pria tua berpakaian jas kantor, dia sedang berdiri memandangi remaja ini.

"Jadi kau salah satu korban Transmigrasi kali ini ya ?" ucap pria tua itu bertanya.

Dika mengusap-usap dagunya, ia terlihat fokus menatap dan berfikir. "Aneh sekali, kok ada pria tua aneh berjas datang ke mimpiku dan mengajakku mengobrol." katanya.

Sudut bibir kiri pria itu berkedut, ia pun menghela nafasnya. "Baiklah, anggap saja aku sedang masuk ke dalam mimpimu."

Dika mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau begitu, siapa kau ? Apa kau sejenis Dewa ? Dewa dari mitologi mana ? Dan apa maumu ? Owh iya satu lagi, tadi kamu bilang aku korban Transmigrasi ? Coba jelaskan, dan siapa dalangnya ?"

Pria itu tersenyum, dia merasa kagum pada remaja ini, karena masih terlihat tenang meskipun polos. Pertama-tama pria itu berdehem dahulu, lalu ia memulainya. "Aku hanyalah pria tua biasa yang bertugas mengawasi keseimbangan semua dunia."

Pria tua itu melanjutkan. "Aku bukanlah dewa, bahkan aku sendiri juga tidak tau siapa asal-usul latar belakangku sendiri. Begitu membuka mata, aku sudah menjadi seperti ini dan mengawasi semuanya."

"Aku tak tau siapa yang mentransmigrasimu dari bumi ke dunia lain. Yang pasti, yang melakukan tindakan sehingga membawamu juga tinggal di di duniamu yang sekarang." lanjutnya.

Dika terdiam, dia memegang sisi kanan kiri kepalanya dengan jari-jari telunjuknya, remaja ini mulai mengolah kata-kata pria yang ada di hadapannya ini sambil memejamkan kedua matanya.

"Jadi, aku adalah korban transmigrasi ?" tanya Dika.

"Bisa dikatakan benar dan juga tidak." balas pria itu.

Dika sedikit memiringkan kepalanya. "Maksudnya ?"

Pria tua itu mulai menjelaskan semuanya, tapi ia memulai menjelaskan dari awal tentang pengenalan dunia lain dan dunia lainnya. Multiverse, itulah katanya dalam menyebutkan banyak dunia, jadi inti kata Multiverse adalah berbagai banyaknya alam semesta, atau banyaknya dunia selain bumi. Dan pria itu menjelaskan kalau dirinya memiliki tugas yang sudah terbawa sejak awal sebagai pengawas.

Multiverse, banyaknya berbagai jenis dunia yang berbeda dengan bumi. Ada dunia fantasi, dunia kembar (kembaran bumi), dan masih banyak lagi. Pria itu memberitahu kalau dunia yang Dika tinggali saat ini adalah Dunia D-88. Pria itu juga menjelaskan, kalau dirinya sering sekali melihat orang-orang yang selalu terpanggil atau dibawa paksa ke dunia lain oleh pihak yang bersangkutan.

Setelah mendengar semuanya, Dika membeku, sungguh tak percaya, karena ia pernah sekali membaca kata 'Multiverse', yaitu tentang keberadaan banyaknya alam semesta atau dunia lain meski belum ada bukti yang pasti, dan masih teori saja. Lalu ia teringat cerita teman-teman sekolahnya.

Karena saat itu, teman-temannya yang suka sekali membicarakan kartun jepang, film novel, komik yang ada kaitannya dengan dunia lain. Dan juga Dika teringat, sangat jelas sekali sewaktu di bumi, dia pernah sekali melihat film sekumpulan superhero yang pergi ke dunia lain atau ke masa lalu.

Dika memegang kepalanya, entah mengapa dia ingat semua ingatannya. Padahal sebelumnya ketika sudah di dunia barunya, ia tak memiliki ingatan sedetail ini. Lalu ia memandangi pria itu dengan tatapan serius. "Kalau kau adalah pengawas, apa kau bisa mengirim aku pulang ke bumi ?"

Pria itu menghela nafasnya. "Maaf sekali, aku yang sekarang tidak seperti dulu, sekarang kekuatanku untuk membuka jalan telah disegel, karena aku telah melanggar sumpahku."

Pria itu mulai menceritakan semuanya, sedari awal dia memiliki kekuatan untuk menreinkarnasi dan mentransmigrasi seseorang ke dunia baru, dan dia juga memiliki sumpah yang tertanam pada dalam dirinya, yaitu sumpah untuk tidak terlibat langsung dengan suatu kejadian di salah satu dunia.

Karena ada suatu kejadian yang dimana ada salah satu seseorang yang menjadi musuh mengancam salah satu dunia. Awalnya dia sudah mengirim beberapa orang pilihannya, tapi mereka kalah, sehingga ia pun terpaksa turun tangan dan menghadapi musuh tersebut secara langsung, dengan mudahnya ia mengalahkannya.

Tapi karena hal itu, dia jadi melanggar sumpahnya. Setelahnya kejadian itu tiba-tiba hampir seluruh kekuatannya tersegel dengan sendirinya, mungkin sang Maha Kuasa yang telah melakukannya sehingga dirinya tak bisa mengirim dan membuka jalan atau portal untuk seseorang atau kelompok pergi ke dunia lain.

Mendengar itu, Dika menjadi lesu. "Jadi kau tak bisa mengirimku pulang ke bumi ?"

Pria itu mengangguk kepalanya. "Maafkan aku."

"Aku mau tanya, kalau kau sudah nggak bisa memakai sebagian kekuatanmu, jadi siapa yang mentransmigrasikan aku ?" tanya Dika.

"Sebenarnya, selain diriku ada beberapa orang yang bisa menggunakan kekuatan membuka portal, tapi untuk kasusmu, dilakukan oleh beberapa orang." jawabnya.

Pria itu menceritakan saat dirinya sedang mengawasi, ia merasakan ada kekuatan yang serupa dengannya di salah satu dunia, dunia itu yang tak lain Dunia D-88. Dia melihat ada sekelompok orang menggunakan kekuatan membuka portal dunia lain, tapi sebutan di dunia itu adalah sihir pemanggilan.

Mereka berniat memanggil lebih tepatnya membawa paksa beberapa sosok dari dunia lain untuk dijadikan pahlawan. Sihir pemanggilan mereka berhasil, tapi karena kekuatan membuka portal yang terlalu berlebihan dan kuat, tanpa mereka sadari telah melakukan kesalahan, dan itu berhasil membawa paksa seseorang ikut ke dunia lain secara acak.

Dan orang itu yang tak lain Dika, dia yang menjadi korban atas tindakan mereka yang tidak disengaja, dampak dari kelebihan kekuatan, dan parahnya mereka tak mengetahui hal ini. Dika yang mendengarnya memandang datar, sudut bibir kanannya berkedut-kedut, sungguh sial nasibnya, kenapa malah dirinya yang ikut terseret.

"Bagus sekali ceritanya, dan sekarang aku harus gimana ?" kata Dika yang terlihat kesal setelah mendengar penjelasan pria tua barusan.

Pria itu menghela nafasnya. "Mungkin setelah ini, kau lebih baik jalanilah kehidupan di dunia barumu."

Dika menganga mendengarnya. "Yang benar saja !! Di dunia ini aku sudah beberapa kali kena sial terus...!! Gak cuma ga bisa menggunakan sihir, gagal masuk akademi, parahnya aku hampir mati...!!"

Pria itu terkekeh. "Makanya, kau jangan cuma rajin melatih fisikmu, tapi juga sihirmu, karena usaha takkan dikhianati hasil."

"Cih apaan..!! Yang ada aku dikhianati sekelompok petualang...!!" balas Dika tak terima, pria yang dihadapannya malah tertawa kecil setelah mendengarnya.