NovelToon NovelToon
We Are RPL 1 ...

We Are RPL 1 ...

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: bubun ntib

Diajeng, Gadis remaja yang mulai memasuki dunia Sekolah menengah Kejuruan.
Merasakan pengalaman yang baru dan jauh dari saat ia masih SD, dan SMP.
Pengalaman sehari - hari yang menceritakan tentang kehidupan sekolah menengah kejuruan yang di penuhi dengan intrik persahabatan, persaingan, permusuhan dan CINTA

WARNING: berisi sedikit cerita bubun dulu yang dibumbui dengan khayalan.
bijaklah dalam membaca, kesamaan nama dan kota sedikit - sedikit nyerempet, mohon di maklumi.
tidak untuk menyinggung oknum - oknum terkait, HAPPYREADING🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di rumah Radin..

Hari sabtu pagi jam 06.00

Di depan gerbang SMKN 1 Semang,

Berjejer beberapa sepeda motor dan ada sekitar lebih dari 10 orang remaja tanggung, pemuda pemudi itu tengah menunggu salah satu temannya yang belum datang.

“ Ini kemana weh si Ajeng?” gerutu Adi . dia yang memang bertanggung jawab untuk menjemput rombongan para bebek ini untuk ke rumah Radin sementara Anggara dan 2 orang lainnya akan menunggu di rumah Radin.

“ Bentar lagi, katanya udah sampai di tanjakan yang onoh,” ucap Pratiwi sambil mengetikkan balasan Sms kepada Ajeng.

“ Tanjakan di sono kan serem banget weh, mana ada tikungan pas tanjakan lagi,” gidik Ikhsan.

“ Emang iya? Udah pernah kamu lewat sana?” tanya Bli yang merasa tertantang untuk melewati sebuah jalanan yang menanjak. Jalanan ini cukup terkenal karena memiliki tikungan yang lumayan curam.

Tidak menunggu lama lagi, sekitar 5 menit kemudian terdengar deru suara motor yang sangat mereka kenal.

“ Hei, ini bukannya motor senior Wahid?” Bisik Novi ditelinga Desi yang matanya masih mengawasi sepasang remaja yang mulai berhenti tak jauh dari tempat motor mereka berjajar.

“ Hooh, doi ikut?” balas Desi sambil berbisik pula.

“ Hooh, kata Ajeng, kak Wahid bisa nganterin dia sampai ke rumah Radin,” Pratiwi ikut nimbrung setelah melambaikan tangannya ke arah Ajeng yang sedang berdebat karena ia tidak bisa melepaskan Helmnya dengan Wahid.

Jiwa pergosipan Desi seakan membumbung tinggi bagaikan api, kini ia siap membentuk lingkaran gosip bersama dengan ciwi – ciwi yang tersisa jika saja suara Adi yang meminta mereka untuk berkumpul tidak terdengar.

Akhirnya dengan Pasrah, Desi melepaskan keinginannya untuk bergosip di depan sang orban yakni Ajeng dan Wahid. Prinsip Desi adalah, jika kita bisa ngomongin dia di depan, kenapa harus ngomongin dia di belakang? Kan nambah dosa.

Ajeng yang baru datang dan turun ingin menghampiri teman – temannya, terpaksa harus naik motor lagi karena Adi mengatakan jika mereka semua akan kesiangan dan di sawahnya malah semakin terik.

Rombongan 15 orang kelas RPL 1 ditambah dengan Wahid akhirnya melaju seperti konvoi menuju ke Desa Gaharu dimana Radin dan yang lainnya sudah menunggu mereka.

“ Ini kepagian nggak sih?” dumal Ajeng ke Wahid. Wahid hanya terkikik melihat tingkah Ajeng yang menurutnya lucu ini.

“ Justru kita kesiangan kali, orang mau panen Padi mah pagi – pagi tadi harusnya biar nggak terlalu terik,” timpal Wahid dari balik Helmnya. Ajeng mengedikkan bahunya karena ia juga tidak paham dengan perpadian.

Bapak tercintanya adalah pedagang buah, jadi ia tidak pernah berhubungan dengan Padi. Jika kalian ingin bertanya buah apa yang baik untuk keadaan kalian saat ini, nah kalian boleh bertanya pada Mbah Google,

Desa Gaharu yang menjadi tujuan pemuda pemudi tanggung ini lumayan dekat dari sekolah, hanya saja mereka baru pertama kali singgah dan terlihat jauh.

Jalanan yang mereka lalui, kiri kanannya di dominasi dengan bentangan sawah yang mulai menguning, pertanda jika bukan hanya sawah milik Radin saja yang siap untuk dipanen.

“ Wah, ini sih surganya Bapak,” gumam Wahid ketika melihat bulir – bulir padi yang nampak montok masih tergantung di batang – batangnya.

“ Kamu bilang sesuatu?” Ajeng sedikit mencodongkan tubuhnya kedepan, membuat Wahid menahan nafas karena bahunya tertekan dengan sesuatu di tubuh Ajeng.

Wahid hanya menggelengkan kepala tanpa menjawab, Ajeng mengedikkan bahunya dan kembali ke posisi semula membuat Wahid merasa lega.

Rombongan tersebut sampai di sebuah rumah berbentuk joglo yang tampak luas dan asri. Halamannya sangat lebar yang pastinya digunakan untuk menjemur padi. Pinggirannya penuh dengan berbagai jenis tanaman bunga dan beberapa pohon jeruk keprok yang sedang berbuah bahkan ada beberapa yang sudah siap petik.

“ Assalamualaikum,” pekik Fajri dan Fajar Ketika mereka sudah berada di halaman rumah Radin.

“ Sssttt, dasar bocah sableng,” Dewa menepak kepala Fajar yang malah dibalas dengan kikikan kedua bocah sableng yang berteriak tadi.

“ Udah berasa rumah sendiri emang,” Cibir Edi.

Ajeng turun dan menghampiri Pratiwi dengan Wahid yang mengekorinya meski terpisah beberapa langkah kaki.

“ Hei, nggak apa itu kak Wahid ngikut?” Tanya Pratiwi sambil melirik ke arah Wahid yang tengah mengagumi keadaan sekitar rumah Radin. Desi dan para ciwi segera mendekat karena mereka juga tidak ingin ketinggalan gosip.

“ Santuy, bapak dia juragan Beras di kota. Kata dia juga siapa tahu dia tertarik sama beras miliki Radin dan akan menghubungi bapaknya nanti,”

“ Lagipula, dia itu jago panen padi, lumayan kan dapat tenaga ekstra,” tambah Ajeng sambil mengedipkan matanya. Pratiwi dan yang lainnya hanya bisa membuka mulut mereka lebar – lebar karena melihat kelakuan polos dari teman mereka satu ini.

Dilihat dari menara sekolah saja sudah sangat jelas jika Wahid memang sengaja ingin mengantar Ajeng kesini. Ck ck ck...

“ Waalaikumsalam, anak – anak. Wahhh makasih banyak ya, kalian udah mau kesini,” sambut Ibu paruh baya yang Ajeng dan yang lainnya yakini jika beliau adalah Ibu dari Radin. Di belakangnya diikuti oleh seorang Balita yang berusia 1,5 tahun sedang berjalan tertatih – tatih mengikuti sang ibu.

Mata ibu Radin tampak memerah karena terharu melihat teman – teman Anaknya datang. Kemarin, ketika Radin mengungkapkan keinginan teman sekelasnya untuk membantu Panen di sawah, Ibu Radin langsung menangis sesenggukan, bahkan Bapaknya yang masih duduk di kasur pun matanya memerah karena terharu.

Bahkan kemarin sore, Rinjani, teman Radin dari Smp bahkan datang untuk menginap agar keesokan harinya bisa membantu Radin dan ibunya memasak untuk mengisi perut teman – temannya.

Awalnya ibu Radin hanya menganggap mereka semua bercanda, tetapi pagi tadi, kedatangan Anggara dan Aji semakin membuatnya yakin dan semakin bersemangat untuk memasakkan hidangan untuk ‘para pekerja’ dadakan ini.

“ Maaf jika kedatangan kami merepotkan bu,” Wahid maju untuk menjadi juru pembicara bagi para bocah – bocah tanggung ini. Bagaimanapun pula dia adalah yang paling dewasa diantara semuanya dan sudah terbiasa berbicara dengan masyarakat umum.

Adi dan para lakik sebenarnya juga merasa terbantu dengan kedatangan Wahid, mereka sadar jika mereka masih kurang memiliki pengalaman untuk mengambil hati masyarakat. Takutnya, akibat mulut mereka yang terkadang masih labil dan cuek malah menyebabkan kesalahan dalam pemilihan kata dan berakibat menimbulkan masalah yang fatal nantinya.

“ Ibu yang seharusnya mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian, kalian mau dengan senang hati datang dan ingin membantu kesulitan keluarga kami,” Ibu Radin sudah mulai menangis. Ajeng dan pratiwi segera maju dan menopang tubuh wanita paruh baya ini sementara Novi dan sisa ciwi – ciwi segera mengambil alih adik Radin yang tampaknya kebingungan melihat banyaknya orang di depan rumahnya.

“ Bu, kami ikhlas untuk membantu, semoga kami tidak merepotkan karena kami minta dibimbing terlebih dahulu ....”

1
Daliffa
mampir Thor
🏘️⃝𝐏 ⃟🏘️⃟Siska Marcelina
widiihh jauh nian say...
🏘️⃝𝐏 ⃟🏘️⃟Siska Marcelina
naaahh bener yg ini permainannya,, ada juga dg gambar kek orang yg make rok,, tapi tetep dg pola petak2 gitu..
🏘️⃝𝐏 ⃟🏘️⃟Siska Marcelina
oohh itu,, kalo waktu aku dulu nama estafet..
bukan estafet olahraga yaa say...
🏘️⃝𝐏 ⃟🏘️⃟Siska Marcelina
eeehhh tapi dulu waktu sekolah pasti kita mikirnya kalo para guru itu pasti berkata buruk d dalam hatinya... truss ga ada tuhh guru yg baik.. hanya ada 1 dari 20 guru yg jasi favorit,, itupun karena guru nya gampang d tindas murid...
evi
diraih oleh Ajeng 🤣🤣🤣
bubun ntib: yaaaahhh... gk jd kejutan lah🤣🤣
total 1 replies
Baek chanhun
lanjutkan mbak 💪💪
Baek chanhun
next Mbak 💪💪
Baek chanhun
bersaing tentang apa ni.
thanks mbak 💪💪
Baek chanhun
next Mbak 💪💪
Baek chanhun
sudah terjawab sudah gara2
cowok, tapi Ng tau flashback nya.
thanks mbak 💪💪
Baek chanhun
ada masalah apa Novi sama
Monika, masalah cowok,gadun
apa maknya novi pelakor.
dah lah pusing gua,mana pensnya
Fuji sama pensnya keluarga gledek
sedang panas.padahal barusan
selesai mikirin Toriq haji dua bulan.
thanks mbak 💪💪
bubun ntib: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Baek chanhun
lanjutkan mbak 💪💪
Baek chanhun
pasti seru banget.penisirin gua.
thanks mbak 💪💪
Baek chanhun
Alhamdulillah, dobel update
thanks mbak 💪💪
evi
kok dobel kak
Baek chanhun
kayaknya tentram, damai,lihat
padi di sawah apalagi hembusan angin sepoi-sepoi.
thanks mbak 💪💪
Baek chanhun
next Mbak 💪💪
Baek chanhun
lanjutkan mbak 💪💪
Baek chanhun
penisirin gua
thanks mbak 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!