MY POSESIF MAFIA

Dengan langkah cepat Xavier segera memasuki ke kamarnya, setelah masuk pria itu kembali menutup pintu tersebut.

Matanya melihat kearah sang gadis yg masih tertidur diatas ranjang itu, tubuhnya masih tergulung indah didalam selimut tebalnya.

Pria itu melepaskan jas mahalnya dan meletakkannya di sofa, dia melangkah menuju pinggir ranjang kemudian membuka selimut.

Dadanya tersentil melihat pemandangan itu, wajah pria itu langsung menahan rasa kesalnya kala melihat mata sang gadis yg sudah bengkak.

Xavier mengecup dahi sang gadis kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, setelah selesai dirinya masuk ke dalam walk in closed.

Setelah selesai Xavier keluar dengan menggunakan kaos lengan pendek warna hitam juga celana pendek warna coksu, terlihat tangannya menekan tombol yg berada di atas nakas.

" Bibi tolong bawakan bubur serta obat untuk gadisku " perintahnya dengan lembut.

Xavier naik keatas ranjang dan membuka selimutnya, dia memiringkan tubuhnya hingga menghadap sang gadis.

Melihat wajah pucat Xivella membuat pria itu kesal, tangan kekarnya menarik pinggang ramping sang gadis agar bisa lebih dekat padanya.

Xavier memeluk posesif gadis itu dan memberikan kecupan bertubi-tubi pada dahi Xivella.

Bukannya terbangun, Xivella justru terdengar mendengkur halus. Mata nakal Xavier melihat kearah semangka Xivella yg terlihat menantang, apalagi baju tidur yg dikenakan gadis itu sedikit berantakan.

Xavier menyapa semangka itu dengan menekannya cukup kasar, beberapa detik kemudian terlihat sebuah kerutan di dahi Xivella. Wajah Xavier terlihat sedikit bingung kala melihat ada sedikit cairan putih yg keluar dari sana, dia pun menggelengkan kepalanya.

Pria itu berusaha untuk menahan nafsunya, tetapi tangan kekarnya masih asyik dengan aktivitas menyenangkan itu.

Xavier meniup-niup wajah Xivella yg membuatnya terganggu dan pada akhirnya membuka matanya.

" Sudah bangun, Baby ? " sapanya lembut.

Xivella masih berusaha untuk mengumpulkan nyawanya, manik amber gadis itu lihat kebawah dan melihat bahwa semangkanya sedang dimainkan oleh tangan kekar pria itu.

" Lepas brengsekk ! " ucap Xivella datar. Bukannya menurut, Xavier tetap asyik untuk melanjutkan aksinya.

" Lihatlah, tubuhmu menikmatinya Sayang " Xivella hanya memutar malas bola matanya.

" Ayo bangun, kamu harus makan dan minum obatmu h'm " ucapnya lembut.

Tokk !!! Tokk !!!

Terdengar suara pintu diketuk dari luar, Xavier segera beranjak dan membukanya.

Terlihat sangat kepala pelayan membawa nampan yg langsung diambil alih oleh Xavier.

" Terimakasih, Bibi bisa melanjutkan pekerjaan kembali " perintahnya datar.

" Baik Tuan " ucapnya paruh baya itu dengan tersenyum lembut dan segera pergi dari sana.

Xavier membawa nampan itu dan meletakkannya diatas nakas, pria itu duduk di samping ranjang sang gadis, pria itu mengambil mangkuk berisi bubur dan sup ayam dan mengambil satu sendok lalu meniupnya pelan.

Xivella sedikit bergetar dengan aksi yg dilakukan Xavier, karena selama hidupnya dia tidak pernah diperhatikan sedemikian rupa. Dulu Xivella pernah sakit sampai tidak bisa bangun pun, tidak ada yg peduli dengannya. Gadis itu segera bangun dan duduk.

" Aakkkhh " rintih Xivella kala merasakan perih pada miliknya.

" Makan dulu, setelah itu minum obatmu. Kamu tidak ingin kan sakit seperti ini terus ? " ungkap sang pria dan gadis itu hanya diam.

" Aku tidak suka jika melihatmu sakit, Baby. Apalagi mengganggu aktivitas ranjang kita "

" Kamu tahu sendiri kan, aku tidak menyatu denganmu. Kamu harus sembuh agar kita bisa bermain lagi " sambungnya Xavier tersenyum dengan tengilnya yg membuat Xivella sangat muak.

" Buka mulutmu " perintahnya, namun tidak digubris oleh sang gadis.

" Buka mulutmu atau akan kurobek dan .. "

" Good girl " puji Xavier saat gadis itu menurut, Xavier dengan telaten menyuapi gadis itu.

Gadis itu lebih memilih menurut saja, karena badannya juga masih sangat lemas. Karena percuma saja jika berdebat dengan iblis jahanam dihadapannya ini tidak akan ada hasilnya.

Baru suapan keempat gadis itu sudah menggelengkan kepalanya.

" Felix sudah, aku sudah kenyang " pinta Xivella dengan lemah.

" Tapi ini masih banyak Baby, buka mulutmu " perintah Xavier dengan nada dinginnya.

Setelah habis Xavier mengusap sudut bibir Xivella dengan lembut dan mengambil segelas air.

" Minumlah, habis ini minum obatmu " ucapnya.

Xivella meminum air yg disodorkan oleh Xavier, gadis itu minum dengan pelan.

Setelah beberapa menit, Xavier kembali dengan membawa beberapa kapsul obat ditangannya.

" Aku tidak suka obat, pahit " adunya, gadis itu menatap Xavier penuh permohonan.

Gadisbitu berharap Xavier bisa sedikit kasihan padanya, terlihat Xavier mengangguk dan menuruti permintaan sang gadis yg membuat Xivella terkejut.

Gadis itu bingung melihat apa yg dilakukan Xavier.

Beberapa detik kemudian gadis itu mengumpat dengan apa yg Xavier lalukan.

" Felix sialan ! " batinnya penuh dendam.

Gadis bermanik amber itu menggeram kesal, mendapati Xavier justru melahap bibirnya dan memasukkan obat itu dengan lidahnya agar masuk ke mulut Xivella.

Saat sang pria merasa gadis itu hanya diam, dia menginterupsi sang gadis.

" Telan " perintahnya dingin yg dijawab langsung gelengan oleh sang gadis.

" Telan atau aku kan menghukum mu ! " mendengar kata hukuman Xivella langsung menelannya tanpa air.

" Uhukkk .. Uhukk "

" Ternyata kamu lebih menikmati dengan caraku h'm ? Apa setiap kali minum obat aku bantu saja, Baby Girl " celetuknya dengan menaikkan turunkan alisnya.

" Dasar sinting ! " pekiknya yg memenuhi ruangan itu.

Xavier membereskan mangkok bubur itu dan menyuruh Bibi Margaret membawanya keluar, pria itu menaiki ranjang dan mendudukan Xivella didepannya. Xavier menyandarkan kepala sang gadis pada dada bidangnya.

Xavier memeluk Xivella dengan erat.

" Kau tahu Baby, saat seperti ini aku seperti sedang mengisi tenagaku. Jadi kumohon, jangan pernah lari dariku lagi Ara " pintanya.

" Karena sampai mati kamu akan tetap berada di sisiku. Aku sangat mencintaimu Sayang " ucap Xavier, pria itu mengecup pucuk kepala gadis itu dengan membabi buta.

Gadis itu hanya diam, Xivella tidak mengerti dengan hatinya. Dalam otak gadis itu dia sangat membenci pria itu, tetapi disaat pria itu menunjukkan sisi lembutnya kenapa gadis itu merasa sangat nyaman.

" Lepas Felix, aku belum mandi " pinta gadis itu dengan melepaskan pelukan dari pria itu.

" Apa kamu mau mandi ? " tanya pria itu yg membuat Xivella menaikkan satu alisnya.

Belum juga gadis itu menjawab, Xavier sudah menggendongnya ala bridal menuju kamar mandi.

Xavier mendudukkan gadisnya diatas meja wastafel dan membuka baju tidur gadis itu yg membuat gadis itu berteriak kaget.

" Aakkhhhh .. Kamu gila ! Kamu mau apa ? Otakmu hanya berisikan hal mesum ! Berhenti atau kubunuh kau ! " pekik Xivella dengan umpatannya.

Gadis itu sudah sangat muak dengan kelakuan pria didepannya itu.

" Bukannya kamu mau mandi, Baby. Aku hanya membantumu karena tubuhmu masih sangat lemah. Menurutlah atau aku akan menghukum mu " ancamnya dengan bangga.

" Dasar pria tua ! Dasar pemaksa ! Tuhan ! Tolong keluarkan aku dari mansion terkutuk ini ! " ucap Xivella dengan menggunakan bahasa Indonesia yg membuat Xavier langsung menatapnya tajam.

" Apa ! " sentak Xivella dengan angkuh.

" Biacara yg benar ! Jangan menggunakan bahasa alien ! "

" Enak saja ! Itu bahasa negaraku yah ! "

" Belajar bahasa Italia, Baby " perintahnya.

" Kenapa harus aku ? Kamu saja yg belajar bahasa ku " tolak gadis itu mentah-mentah.

" Aku tidak perlu bahasamu karena kita tidak akan pernah kesana. Kamu yg harus berlatih, karena kamu selamanya akan disini " jelas Xavier dengan bangganya.

" Jangan mimpi uncle " pekik Xivella dengan keras.

" Kamu panggil aku apa ? " sarkas sang pria.

" Uncle ! Kamu kan sudah tua ! lihatlah brewokmu itu mmmppttt .. "