NovelToon NovelToon
Si Rubah Licik

Si Rubah Licik

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ws. Glo

Dipandang sebelah mata oleh orang-orang sekitar dan dikhianati suami tercinta. Hanya karena paras dan penampilannya yang tidak menawan.

Hidup ditengah-tengah manusia yang suka menghakimi sesama dan berbuat dusta. Rasa sakit mana lagi yang tidak dapat dia hindarkan?

Itulah mengapa dia memalsukan kematiannya dan menyamarkan identitasnya menjadi sesosok yang lain, demi membalaskan dendamnya!

Saking heroik setiap aksi yang ditunjukkannya lewat identitas barunya, dia sampai dijuluki si rubah licik! Mengapa bisa terjadi? Bagaimana kelanjutan kisahnya? Penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ws. Glo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Hampir

"Akhhhhhh!!"

Ayuma sukses menyelesaikan tegukan terakhir botol minumannya dengan rautnya yang mesem.

Wajahnya memerah.

Pandangannya samar-samar.

Ayuma mengedip-edipkan kedua mata, berusaha mempertahankan kesadaran.

Brakkk.

Ia menapakkan botol tersebut ke atas meja. Menatap tajam si tua bangka dan mengatakan, "bagaimana? Apa saya sudah seperti seorang pemimpin perusahaan yang bisa menyesuaikan diri dalam segala situasi?"

Si tua bangka dan orang-orang yang ada didalam sana termengap sesaat. Aksi nekat Ayuma, benar-benar mencengangkan mereka semua. Si tua bangka lantas menyebar pandangan dan menyoroti ke Bram, yang kini memicingkan mata kearahnya.

"Silahkan pak. Tunggu apalagi? Bukankah anda telah berjanji akan menandatangani kontrak kerjasama kita tadi?" Ucap Bram, dingin.

Si tua bangka berdehem terkalang-kabut. Perlahan-lahan ia meraih map yang berada di hadapan Ayuma. Penuh keterpaksaan akibat tekanan dan kondisi yang mengintimidasi, ia mendaratkan tandatangannya ke selembaran tersebut.

Srak... Srak... Srak.

Ia pun menggeser berkas itu ke sisi Ayuma lalu menguntaikan, "Kau berani juga ya nona. Aku kira kau cuma bisa bertahan di satu botol saja. Siapa sangka bahwa sudah belasan botol menyusul, namun kau masih bertahan dan tidak kunjung mabuk."

Si tua bangka melirik ke meja yang berserakan botol-botol minuman bekas Ayuma. "Anda benar-benar rubah licik yang sesungguhnya." Sambungnya menyengirkan ujung bibir.

Ayuma terkekeh licik.

"Heh! Syukurlah anda menyadarinya pak tua."

Srapppp.

Ayuma cepat-cepat merenggut surat kontrak perjanjian kedua belah pihak mereka dan seketika memasukkannya ke dalam tas. Ia mengkode Bram lalu setelahnya beranjak bersama.

"Terima kasih. Kami permisi dulu."

Tak... Tak... Tak. Dengan langkah tegap dan kepala yang menengadah angkuh ke atas, Ayuma berlalu pergi meninggalkan ruangan.

Auranya yang terpancar seram dan setiap alunan gerakan tubuhnya berkharisma. Seakan-akan menunjukkan jikalau dia adalah sesosok wanita yang tidak boleh disepelekan!

Di halaman gedung bar___

"Auuuuhh!" Ayuma sempoyongan memegang kepalanya yang berdenyut-denyut sakit tiada tara.

Kedua matanya kian memburam, menyamarkan pemandangan yang berada di depan mata.

Bram tersadar dan secepat kilat meraih lengan Ayuma untuk ia papah, "no..nona? Anda tidak apa-apa?"

Ayuma menggeleng, mengontrol kekokohan kakinya yang terlunglai lemas. "Ah ya. Aku baik-baik saja."

"Hanya kepalaku yang agak pusing."

"Mungkin karena aku terlalu banyak minum."

"Hehehe. Terimakasih." Balas Ayuma cengar-cengir seraya menghindari rengkuhan Bram.

Ayuma sontak melepas luarannya. Membuka dua kancing kemejanya yang sedikit lagi memperlihatkan belahan dadanya. Ia merasakan hawa panas yang amat kuat dan detak jantungnya berdebar-debar tidak beraturan.

"Sialan. Mengapa malam ini terasa panas ya?" Batin Ayuma terhuyung-huyung dengan denyutan kepala yang kian menggebu-gebu.

Setibanya di mobil Ayuma menerobos masuk. Brakkk!!

"Hah... Hah... Panas." Gumamnya mengibas-ibaskan telapaknya.

Ayuma meronta-ronta dan membelai-belai sendiri tubuhnya yang terasa bergairah dan gatal. Ia menaikkan roknya saking gerahnya perasaannya. Dapat dipastikan kalau Ayuma mabuk berat.

"Nona!!" Bram yang menyusuli masuk ke mobil langsung terkaget menyaksikan keadaan Ayuma, apalagi kala menemukan ketidakberadaan sang sopir yang pergi entah kemana. "Tck! Ini orang kemana sih? Apa pipis ya?"

Bram berdecak kesal selepasnya mengarahkan haluan terduduk di samping Ayuma dan menarik wanita itu ke rangkulannya, "nona! bangunlah." Teriaknya pelan sembari menepuk-nepuk pipi Ayuma yang tengah bersender di dadanya.

Ayuma semakin menggeliat. Gestur tubuhnya sudah sangat susah ia kendalikan, "eummm panas. Uuuhh." Ia mendesah-desah dan tangannya tidak berhenti-henti meraba sekujur badannya. Sampai pada saat yang tak diduga-duga, seluruh kancing kemejanya terlepas dan menampakkan pakaian dalamnya serta dua buah persiknya yang kenyal.

Deeeggggg!!

Bram terperangah. Dua bola matanya yang tiba-tiba tertuju ke sana membulat lebar.

Gluk ~

Ia meneguk air liurnya dan Bram mengalihkan sorotannya ke perilaku Ayuma yang tampak manja dan menggugah selera, "auuuh panasssss." Ayuma mengigit bibirnya. Ia mengangkat kepalanya ke atas dan leher jenjangnya yang bersih tanpa bekas apa-apa, terlihat jelas.

Matanya tertutup rapat dan ekspresinya membangkitkan hasrat.

Bibir manisnya yang melantunkan desahan keluh yang kedengaran syahdu, membangkitkan hawa nafsu Bram.

Bram seketima kemasukan setan, "Ayuma."

Ia mendeep voice'kan suara dan tampangnya memerah terang bak tomat matang. Burung puyuhnya mendadak bercenat-cenut, mengembang dan memanjang.

Tidak kuasa menahan godaan atas tingkah laku Ayuma yang menurutnya adalah sesuatu yang enggan disia-siakan!

Bram celingak-celinguk memantau ke luar mobil. Takut ada sopir muncul.

Namun sekitarnya hening sepi tanpa siapapun.

Bram smirk dan ia bertoleh memandangi Ayuma yang bakal sebentar lagi, dia cicipi.

"Yakhhh, Ayuma kau akan segera jadi milikku." Ujar Bram menggesek-gesek kedua tangan dan hendak mendaratkan yang satunya untuk memegang cucu Ayuma.

Sementara mukanya terus maju ke depan, mau melesatkan ciumannya yang membara.

Craaankkk!!!

"Woiii!!"

Baru saja Bram ingin melancarkan aksinya, tau-tau ada orang yang menggertaknya kencang dan memecahkan kaca mobil menggunakan batu lalu spontan menarik baju Bram hingga membuatnya terhuyung ke belakang!

"Arghhh!!" Bram meraung kesakitan dan menjeling ke belakang. Menilik sesosok pemuda asing yang tidak pernah ia temui sebelumnya.

"Kau!! Berani-beraninya!!" Pemuda yang nyatanya adalah Yoga menarik paksa Bram keluar!

Badan Bram terseret dan terguling jatuh ke tanah.

"Kurang ajar!! Mau cari mati kau ya!!" Yoga yang dikuasai emosi sepenuhnya, menyerang Bram dengan kepalan tinjunya yang kuat.

Bugh.

Bugh.

Bruaak.

Gedubrak!!

Bram mengeluh-eluh kesakitan, kesulitan untuk menghindar. Kekuatan fisik Yoga yang notabenenya jago bersilat, tidak dapat diimbangi oleh Bram.

Sedangkan di sisi mobil, Hendrik datang dan memprediksi keadaan Ayuma yang sekarang tampak tak sadar dan lemah, "Ayuma! Ayuma bangun!"

Ia mengguncang-guncang Ayuma.

Ayuma tidak berkutik.

Tanpa berlama-lama, Hendrik menanggalkan jasnya menutupi badan bagian atas Ayuma yang terbuka.

Di bopongnyalah Ayuma ke mobilnya yang tepat berada di seberang seraya memerintahkan Yoga untuk segera melerai penyerangannya, "Yog! Ayo pergi!"

"Tinggalkan saja bdebah itu disana!"

Tak... Tak... Tak.

Di perjalanan, dalam mobil Hendrik____

"Ayuma... Kau..... Benar-benar membuatku khawatir. Tadi itu hampir saja. " Hendrik terlihat memandang sendu wajah cantik Ayuma yang terpulas dalam pelukannya. Hendrik mengeratkan dekapannya dan cemas terhadap kondisi Ayuma.

"Sudah sampai tuan." Yoga pun memberikan kabar jikalau mereka telah tiba di sebuah hotel empunya Hendrik.

Singkat cerita, Hendrik mengangkat tubuh Ayuma dan menentengnya sampe ke salah satu kamar.

Bruppppp.

Hendrik meletakkan perlahan tubuh mungil Ayuma ke atas ranjang. Telaten melepas high heels dan membenahi pakaian Ayuma yang tercompang-camping.

"Haaaaaah." Hendrik menghembus nafasnya panjang, menatap teduh ke Ayuma.

Saat dirinya hendak berbalik badan meninggalkan Ayuma agar dapat beristirahat, tiba-tiba tangan Hendrik tertarik!

Greeeeppp!!!

"Jangan pergi!!"

Bruaaakk!!

Hendrik terjatuh di atas kasur dan Ayuma mengangkanginya dari atas, "kau mau kemana pemuda tampan??" Goda Ayuma kehilangan kesadaran, sambil menjamah tubuh gagah Hendrik!

1
Fitria Dewi
yeyyyyyy happy ending 🥳👍👍👍👍👍👍
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Huuu, makasih loh udah nemenin sampe akhir🤧 Terhuruuu akutu
total 1 replies
Fitria Dewi
Hendrik cpetan Dateng kasihan ayuma 🥺
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: 🥺🥺🥺🥺🥺😭
total 1 replies
Fitria Dewi
lanjut tor semangat 💪🥳
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Maacihhh
total 1 replies
Resi Maulana
Luar biasa
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Makasih kak🙂🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!