NovelToon NovelToon
Where Are You?

Where Are You?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Kalea Ludovica—murid paling keras kepala seantro SMA Bintang dan salah satu murid yang masuk dalam daftar jajaran murid paling disegani disekolah. Masa lalunya yang buruk karena sering dikucilkan keluarga sampai kematian sang adik membuatnya diusir dari rumah ketika masih berusia tujuh tahun.
Tuduhan yang ia terima membuat dirinya begitu sangat dibenci ibunya sendiri. Hingga suatu ketika, seseorang yang menjadi pemimpin sebuah geng terkenal di sekolahnya mendadak menyatakan perasaan padanya, namun tidak berlangsung lama ia justru kembali dikecewakan.

Pahitnya hidup dan selalu bertarung dengan sebuah rasa sakit membuat sebuah dendam tumbuh dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18

...~Jauh lebih terhormat kalau lo menang karena usaha sendiri daripada menang karena kelicikan semata~...

...***...

Siang ini lapangan sekolah SMA Bintang begitu ramai akan siswa yang memadati koridor kelas juga tempat duduk penonton.

Tidak sampai disitu teriakan histeris kaum perempuan mengalun dari lantai atas menyoraki idola mereka yang kini sedang berjuang memenangkan kelas masing-masing dalam kejuaran kelas membuat pertandingan hari ini semakin panas dan meriah.

...Pertandingan basket kelas 12 IPA 6 melawan 12 IPA 2...

"SEMANGAT DUBELIPEN!! KELAS KITA PASTI MENANG WOI!!"

"WOAHH! SEMANGAT GS LO PASTI BISAA!!"

"BUKTI KAN KELAS KITA BISA JUARA!!

DUBELIPEN (Dua Belas Ipa Enam).

Puluhan manusia mengerumuni setiap sisi lapangan, dimana pertandingan akan dimulai lima menit lagi dan seluruh peserta sudah bersiap di kubu masing-masing.

Sepasang manik hitam legam milik Gabriel tidak hentinya menatap lawannya di ujung sana. Sebelum pertandingan dimulai, tim cheers yang dipandu oleh Clara—pentolan sekaligus primadona SMA Bintang siap memulai aksi mereka ditengah lapangan.

Dari sebagian banyak pemain hanya GS dan Kevin sang Kapten Basket yang terus mereka teriaki karena posisi mereka begitu mencolok diantara yang lainnya.

Walaupun Kevin seorang Kapten basket, tetapi cowok itu pernah kalah dari GS saat acara perlombaan OSIS. Hingga saat ini, keduanya kembali bertemu setelah kejadian beberapa bulan terakhir yang membuat Kevin merasa malu pada saat kejadian itu.

Setiap anggota tim membentuk pola lingkaran untuk berdoa sebelum memulai pertandingan.

"Pokoknya selama pertandingan nanti tim kita harus tetap sportif. Gue sedikit curiga sama anak gak tau diri itu," kata Gabriel pada anggotanya.

"Kalau mereka bertanding dengan kasar biarin aja yang penting kita udah berusaha semampu kita. Karena kita harus bermain dengan cantik. Ingat, jangan main curang. Paham!?"

Sementara Bobby dan Adit malah tertawa ngakak. "Cantik Bob, cantik," cengir Adit menoleh pada Bobby.

"Kalea sih yang cantik, kalau gue cantik jadi banci dong," kekeh Adit membuat Bobby langsung tertawa ngakak.

"Ah iya, tumben gue gak lihat adik lo Dim, gak sekolah?" tanya Bobby memperhatikan bangku penonton disana, gadis itu tidak terlihat bersama kedua sahabatnya.

"Sekolah kok, tapi mungkin masih dikelas," ujar Zion.

"Kalau gitu ayo, pertandingan akan dimulai."

"Paling sebentar lagi Kalea nongol, gak usah dicariin lagi," sindir Adit ketika melihat GS mencari sosok Kalea diantara lautan manusia yang memenuhi kursi penonton.

***

Kedua Kapten setiap tim basket berdiri ditengah lapangan. Wasit melempar bola keatas dengan suara pluit panjang tanda permainan dimulai. Gabriel melompat dan mengarahkan bola pada Zion begitu cepat.

Mereka bermain dengan penuh semangat dengan peluh bercucuran dari kening membuat kaum perempuan meleleh dibuat mereka. Semua orang tau bagaimana pesona yang dipancarkan seorang ketua Vesarius disaat seperti ini.

***

Sementara dilantai tiga tepatnya ruangan kelas 11 IPS satu, pembelajaran dikelas itu baru saja selesai. Tidak peduli seberapa meriahnya di lapangan tidak membuat Bu Rina lupa diri mengajari anak muridnya sampai jam pelajaran selesai.

"Letta jajan yuk!" ajaknya berdiri disisi meja.

"Tumben nih, biasanya kita yang ngajak duluan," ujar Letta membenarkan fakta itu. Sebuah fakta yang mengorek sesuatu tentang Kalea bahwa sangat jarang gadis itu mengajak lebih dulu pada mereka.

"Ho oh... bilang ajah lo mau lihat kak GS tanding, iya kan," nyinyir Ana. Kali ajah temannya itu memang niat.

"Apaan sih! Gak ada hubungan perut gue sama kak GS kalian itu. Lagian siapa juga yang nonton dia, kalau pun iya pasti gue nonton kakak gue."

"Uluh uluh, jangan ngambek dong. Kita cuma bercanda..." Letta mencolek dagu gadis yang pura-pura merajuk itu. Spontan Letta merangkulnya, menggoda dan membuat Kalea tertawa.

Saat dilorong kelas sepuluh, mereka tercengang saat kursi penonton bahkan sisi lapangan padat dengan murid, membuat Kalea dan sahabatnya kewalahan menerobos keramaian di lorong itu.

"Wow! Supporternya banyak bangat. Sering gini ya kalau ada perlombaan?" tanyanya.

"Gak juga sih. Lo lihat dong yang main siapa dilapangan sana, mereka GS ketua Vesarius dan ketua basket SMA kita, Kevin."

"Hubungannya apa?"

"Ck! Hubungannya ya bisa cuci mata dong. Ini pertandingan antar kelas sekaligus dapat piala dari kepala sekolah." Kalea hanya ber oh ria seraya melanjutkan langkahnya menuju kantin di belakang kelas sepuluh.

Saat Kalea memalingkan pandangannya, ia tidak sengaja saling beradu tatap sekilas dengan ketua Vesarius, membuatnya spontan membulatkan mata. Saking kakunya Kalea justru tersenyum dan dibalas cepat oleh Gabriel.

Senyuman singkat yang membuat puluhan supporter—para kaum perempuan menatap jengkel.

Momen singkat itu tidak lepas dari perhatian para pemain juga penonton. "SHOT GS!! SHOT!! WOI SHOTT GABRIEL SAGARA!!!" teriak Adit yang sudah dikepung lawan.

"Itu mata pengen gue colok dah. Udah tau lagi tanding masih main pandang aja," umpat Adit kesal.

Segera GS mengalihkan pandangannya menatap lurus ring yang jauh dari tempat dia berdiri. Jika masuk kemungkinan besar mereka mendapat three point. Ia langsung saja melakukan jump pass dan membuat semua mata kagum.

Disaat bersamaan rasa takut menjalar dipikiran Kevin bercampur sedikit amarah menguasai cara pandang sang kapten basket. Tidak mungkin dia kalah untuk kedua kalinya dari Gabriel. Bagaimanapun dia harus melakukan sesuatu.

Cowok itu berlari sekuat tenaga lalu menyiku perut Gabriel keras sesaat setelah Gabriel melempar bola dengan kuat ke arah ring lawan.

"Argh!" Reyhan tiba-tiba mengaduh kecil sambil menunduk memegangi perutnya.

Siapapun orangnya tidak akan pernah menyukai cara seperti itu. Tindakan yang dilakukan dengan sengaja karena unsur iri padanya.

Pandangan semua orang mengarah pada bola yang melambung lalu masuk tepat sasaran. Mereka tercengang. Seketika teriakan memuji begitu bersahut-sahutan. Wasit meniup pluit panjang tanda permainan berakhir. Dengan kelas IPA 6 memimpin unggul dengan perolehan nilai 2-1.

Sontak tim Dubelipen bersorak ditambah suara pekikan penonton. Benar-benar hari yang hebat.

Lain hal dengan Gabriel, cowok itu memantapkan langkahnya dengan tangan terkepal kuat. Emosinya tersulur siap meluluh lantakan siapapun yang menghalanginya. Begitu cepat hentakan itu menarik kasar kaus hitam yang kevin kenakan.

Bugh.

Satu pukulan keras mendarat tepat dirahang tegas Kevin membuat para penonton terpekik histeris. Keempat sahabatnya berlari namun tertahan oleh Zion.

"Lo udah main curang, anjing! Harusnya lo terima kekalahan lo tanpa melakukan tindakan bodoh!"

"Gue gak bakalan sudi mengalah sama orang kayak lo. Pecundang SMA Bintang, si biang masalah..." tandas Kevin terang-terangan membuat Gabriel langsung mendecih dan menarik kaos hitam milik cowok itu membuat jarak wajah keduanya begitu dekat lalu menghempaskan tubuh Kevin ketanah.

Kevin merasakan sensasi nyeri pada hidungnya, ia jelas tidak terima dengan pukulan Gabriel. Dengan sekuat tenaga cowok itu berdiri lalu membalas pukulan Gabriel sama kerasnya tepat disudut bibir laki-laki itu. Suara rintisan terdengar jelas saat Kevin berhasil menyentuh wajahnya.

"LO SALAH CARI LAWAN!" cecar Gabriel dengan suara serak juga berat.

Bobby melihat jelas wajah Gabriel tersulut emosi dan tangan kembali terkepal kuat memamerkan uratan tangannya menonjol. Tidak ingin kejadian lebih buruk lagi, ia berlari menghadang Gabriel yang siap kembali memukul Kevin.

"STOP!! Kita udah menang, gak usah lo kemakan sama orang kayak gini." Bobby membujuk Gabriel mundur

"Lo gak usah ikut campur!"

Adit, Dimas, dan Haris diam ditempat. Percuma jika ikut melerai keduanya. Mereka tak akan dibutuhkan dalam situasi seperti ini. Jangankan membela teman sendiri, ngomong sepatah kata pun lo habis di tangan Gabriel.

"Lo gak mau kan ribut lagi sama bokap lo..." bisik Bobby. Tangan yang ingin meninju rahang Kevin tertahan di udara karena ucapan Bobby barusan. Mendengar decakan itu, Bobby melepaskan pegangannya. 

Benar juga. Singa yang satu itu tidak boleh tahu kalau dia ribut lagi di sekolah. Ceramah membuat kupingnya panas setiap hari.

"Kenapa kalian berantam disaat pertandingan seperti ini hah? Kalian mau buat bapak malu di depan semua guru?!" tanya Pak Rudi, beliau wasit sekaligus guru olahraga kelas duabelas.

"Kamu juga Kevin! Kalau tidak terima kekalahan, jangan main curang. Melihat kelakuanmu ini membuat bapak yakin kalau kamu tidak pantas jadi ketua basket sekolah kita. Benar-benar memalukan!"

"Maaf Pak. Saya tidak akan mengulangi hal seperti itu lagi Pak."

"Alasan kamu. Bapak akan kurangin poin kamu 100. Tidak ada penolakan atau kamu bapak keluarkan dari tim ini," balas Pak Rudi kemudian meninggalkan lapangan.

Selepas kepergian Pak Rudi, Kevin mengepalkan tangannya menahan segala emosi yang ada dalam dirinya. "Brengsek lo Gabriel!" umpatnya kasar melihat cowok itu dan teman-temannya dengan santainya duduk di kursi penonton yang mulai kosong.

***

Di kantin belakang kelas sepuluh, tiga orang perempuan baru saja keluar dari sana memasang wajah geram terkecuali Kalea dengan senyum secerah mentari pagi.

Bagaimana tidak jajanan dengan rasa varian rasa habis dimakannya tanpa sedikit membagi kepada Letta dan Ana. Mereka berpikir pasti ada yang salah dengan Kalea saat dikandungan. Bisa bisanya mamanya ngelahirin anak yang doyan bangat makan.

"Udah?" seru Ana. "Lo udah merasa jadi manusia yang seutuhnya sekarang?"

"Udah An. Maafin ya kalian gak dapat bagian, soalnya perut gue lapar bangat."

"Hmm.. udah kebiasaan lo gitu," timpal Letta. Kini ketiga gadis manis itu berjalan sepanjang pinggir lapangan.

Diwaktu bersamaan, Kalea melihat Gabriel sedang duduk bersama temannya di kursi penonton. Seketika ia mengernyitkan dahi melihat Gabriel kedua kalinya tersenyum seraya berjalan kearah mereka.

Gabriel meraih botol minuman ditangan gadis itu, membuatnya tersentak. Bandana hitam terikat dikepala, bibir berwarna pink sedikit basah dan peluh bercucuran dari wajahnya membuat Kalea meneguk salivanya kasar.

Nikmat mana lagi yang kau dustakan. Wajah tampan Gabriel sungguh hanya satu jengkal di depannya.

"Buat gue ya," ujar cowok itu memerkan senyumnya.

"Ha? eh lo bilang apa?"

"Minuman lo ini sama gue ya. Gue haus bangat, untung lo punya minuman dingin ini..."

"Tapi itu--" Kalea menghentikan ucapannya saat Gabriel meneguk habis minumannya.

Jangan bilang kita ciuman secara tidak langsung, gumam Kalea saat bibir Gabriel menyentuh mulut botol air mineral tersebut.

"Woi! ingat ini lingkungan sekolah. Jangan main-main!" teriak Adit dan disambut tawa oleh teman-temannya. Sementara Kalea bergegas meninggalkan lapangan.

"Kapan-kapan gue ganti, tenang ajah," seru Gabriel membuat Kalea semakin mempercepat langkahnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!