Terpikat Pesona Gadis Lugu

Di sebuah mall, Raisa tengah berjalan santai menikmati hiruk pikuk keramaian Mall. Hari ini adalah hari Sabtu, biasanya mall akan lebih ramai dari yang biasanya. Anak muda, anak sekolah banyak yang menghabiskan waktu bersama teman teman nya setelah pulang sekolah atau anak muda yang hanya sekedar melepas penat di akhir pekan.

Di sudut mall, Raisa melihat cafe dengan pengunjung yang lumayan ramai. ia menjadi penasaran, kenapa cafe itu lebih ramai dari tempat yang lain. Banyak juga stand makanan dan minuman di Mall itu, tapi pengunjung nya tak seramai cafe yang sedang ia lihat itu.

Langkah kecilnya melangkah mendekat ke cafe, lalu mengedarkan pandangannya mencari meja kosong.

"Ah itu" sorak Raisa tersenyum senang.

Setelah duduk beberapa menit, datang lah seseorang yang mengenakan seragam seperti pelayan. Raisa pikir itu adalah pelayan cafe.

"Permisi Mbak, mau pesan minum dan makanan nya?" tawar wanita itu.

Raisa mengangguk cepat. Melihat respon Raisa yang sangat antusias, membuat pelayan itu ikut antusias memberikan buku menu nya.

"Silahkan di lihat dulu menu menu nya mbak"

Raisa langsung menerima nya, ia melihat ada banyak makanan yang sangat menarik perhatian nya. Nama nama menu nya sangat aneh dan lucu bagi nya.

"Mbak, ini makanan nya gimana yah? Boleh jelaskan ke saya?" Tanya Raisa menunjuk menu yang paling menarik perhatian nya.

"Oh itu mie rasa dapat jodoh mbak." Jawab pelayan itu.

"Kalau kita makan ini, apa kita akan dapat jodoh?"tanya Raisa polos, membuat pelayan itu sedikit tergelak.

"Setelah kita makan mie ini, perasaan kita akan terasa hangat dan bahagia seperti kita baru saja mendapatkan jodoh" jelas pelayan.

Raisa mengangguk pelan, ia penasaran dengan rasa mie itu.

"Yaudah mbak, aku pesan ini aja deh"

"Baiklah mbak, bagaimana minum nya? Mau pesan minum apa mbak?" tanya pelayan itu lagi.

"Minum nya jus alpukat aja" jawab Raisa.

"Baiklah, makan nya mie rasa dapat jodoh dan minum nya jus alpukat yah mbak" ucap pelayan itu mengulang kembali pesanan Raisa agar tidak terjadi kesalahan.

pelayan itu pun permisi pergi setelah meliha Raisa mengangguk membenarkan apa yang baru saja ia bacakan.

Cukup lama Raisa menunggu pesanan nya, hampir 20 menit dirinya menunggu. Namun ia sangat memakluminya, karena cafe ini sangat ramai, jadi pesanan pasti sangat antri.

"Maaf yah mbak, jadi menunggu lama. Soalnya lagi antri banget" ucap Pelayan itu datang sembari membawa pesanan Raisa.

"Silahkan di nikmati mbak"

"Terimakasih" balas Raisa. Pelayan itu langsung pergi untuk melayani pengunjung lain nya.

Raisa menatap sepiring mie goreng dengan toping yang unik dan sangat menarik. Potongan setiap sayur yang ada di sana terlihat sangat berseni. Tomat berbentuk love, ada cumi yang berbentuk seperti cincin dan di tata sedemikian rupa. Pokoknya, sepiring mie rasa dapat jodoh sangat menarik dari segi penampilan.

Pertama, sebelum Raisa mencicipi mie goreng nya. Ia menyicipi jus nya dulu. Ia terbiasa minum dulu baru makan.

"Mari makan!!!!" Sorak Raisa.

Satu suap masuk ke dalam mulut, mengunyah secara perlahan merasakan setiap rasa yang ia rasakan.

Untuk beberapa saat Raisa terdiam, matanya berbinar. Rasa mie goreng ini sangat enak, saking enak nya kepalanya sampai goyang goyang.

Sudah hampir habis, Raisa tiba tiba merasakan jantungnya berdegup kencang.

"Kok jantung aku kaya gini yah?? Kaya ketika aku bertemu dan berdekatan sama tuan Yoga" gumam Raisa, ia terus memakan mie nya hingga habis.

"Ada apa ini? Kenapa perasaan aku kaya gini? Gak mungkin aku dapat jodoh kaya si tuan menyebalkan itu!!!" dengus Raisa menatap kesal piring kosongnya. Ia malah menyalahkan mie itu yang memberikan rasa seperti ini padanya.

"Dasar mie sialan, aku jadi tidak senang lagi!!"maki nya. Ia beranjak dari meja menuju ke meja kasir. Beruntung Yoga memberinya kartu kredit yang bisa ia gunakan ketika ingin berbelanja.

Setelah membayar, Raisa melihat ke arah sisi lain mall. Tidak jauh dari tempatnya berdiri terlihat bodyguard yang mengawalnya dari jauh tampak bertemu dengan pengawal yang lain, bajunya hampir sama tapi logo berbeda.

"Siapa mereka?" Gumam Raisa heran. Ia hendak menghampiri, tapi suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Mereka anak buah ku" ucap seseorang dengan suara beratnya.

"Tuan Draiso"gumam Raisa, ia langsung menunduk memberi hormat.

"Apa kita bisa bicara?" Tanya Draison datar.

"Bo-boleh tuan"jawab Raisa gugup, jantung nya berdetak kencang.

Draison membawa Raisa ke tempat yang sedikit tenang di sudut mall. Mereka duduk di salah satu meja yang memang di sediakan untuk bersantai.

"Apa yang ingin tuan bicarakan?" tanya Raisa.

Draison menghela nafas, ia menatap Raisa penuh arti.

"Siapa sebenarnya dirimu?"tanya Draison.

"Aku? Hem...aku.."Raisa tampak gugup dan ragu menjawab pertanyaan papa Yoga, ia takut salah jawab.

"Kamu jawab jujur saja" kata Draison lagi.

"Sebenarnya saya di jual oleh keluarga saya pada tuan Yoga, saya menjadi tawanan tuan Yoga dan yah menjalin kasih" jelas Raisa.

"Apa kasih itu pura pura?"desak Draison seperti menyudutkan Raisa

"Ya ampun...Aku harus jawab apa???"teriak Raisa dalam hati.

"Jujur saja" desak Draison lagi.

"Yah tuan, karena tuan Yoga tidak mau menikah dengan pilih namanya."jawab Raisa cepat, ia kaget dengan desakan Draison, sehingga dia berkata jujur.

"Maaf tuan, bukan saya ikut campur, tapi menikah itu bukan perkara yang mudah, biarkan tuan Yoga memilih dengan siapa ia akan menikah. Yang menjalani pernikahan nya nanti kan dia, jadi biarkan dia memilih" jela Raisa panjang lebar.

"Cih, kamu tidak mengerti apa apa"decih Draison.

"Meskipun saya tidak mengerti, tapi apa yang saya ucapkan barusan adalah kebenaran nya tuan" jawab Raisa lagi.

Draison menghela nafas berat, ia sebenarnya berharap apa yang di jawab Raisa tidak benar.

"Satu pertanyaan lagi!" Kata Draison.

"Silahkan tuan" ujar Raisa kembali gugup.

"Apa kau mencintai Yog"

Deg~

...----------------...

Yoga baru saja selesai meeting, ia merasa getaran dari ponselnya di dalam saku.

"Rey?"gumam Yoga menatap layar ponselnya. Rey si bodyguard yang menjaga Raisa menghubungi nya.

"Ada apa?"tanya Yoga datar.

"Tuan Draison datang menemui nona, kami tidak bisa mengikuti mereka karena anak buah tuan Draison jauh lebih banyak dari kami" jelas Rey.

Rahang Yoga mengeras, giginya saling beradu." Di mana kalian sekarang!"

"Mall tuan"

Klik.

Panggilan langsung terputus, Rey menghela nafas berat. Kekacauan apalagi yang akan mereka hadapi. Kemarahan Yoga tidak ada yang bisa mengalahkannya, mereka harus bersiap siap mendapatkan hukuman jika Raisa kenapa kenapa.

Yoga langsung menghubungi Niko,meminta pria itu menyiapkan mobil sesegera mungkin.

Niko pun langsung mematuhinya, pria sigap dan tanggap itu sudah ada di depan kantor dengan mobil siap berangkat menunggu kedatangan Yoga yang tampak tergesah gesah

"Ada apa?"tanya Niko heran.

"Cepat jalan! Antar aku ke mall" titah Yoga.

Dengan perasaan penasaran, Niko menjalankan mobil nya dengan kecepay sedang.

"Bisa lebih cepat lagi!"desak Yoga tidak sabaran.

"Memangnya ada apa? Aku jadi tidak fokus karena penasaran" tanya Niko.

"Nanti kau akan tahu, Sekarang percepat laju mobilnya!!" jawab Yoga.

Yoga pun tidak bisa berbuat apa apa, ia hanya bisa fokus ke jalan dan sesekali melirik Yoga dari spion mobil.

Sementara di mall, Raisa masih terdiam dengan pertanyaan Draison.

"Kenapa kau tidak menjawabnya? Apa pertanyaan dari saya sangat sulit?" Tanya Draison dengan wajah datarnya

"Maaf tuan, itu urusan pribadi Saya rasa tuan tidak perlu tahu" jawab Raisa lirih.

"Saya perlu tahu, saya harus tahu untuk-"

"Cukup!"teriak seseorang.

Raisa menoleh, ia kaget melihat Yoga berjalan menuju kearahnya.

"Tuan?"gumam Raisa kaget.

Yoga menatap Raisa sebentar, lalu beralih menatap pria tua yang entah mengapa menjadi ayah nya. Yoga berdiri di depan Raisa, menghadap ke Draison.

"Saya rasa anda tidak perlu mengetahui urusan pribadi saya!" Tegas Yoga dingin, matanya menatap tajam ke arah Draison.

Pria yang dulu sangat di agung agungkan oleh nya, kini berubah menjadi pria yang paling di benci olehnya semasa ia hidup.

"Cih. Aku papa mu, aku berhak tahu!"

"Papa ku sudah mati, aku tidak memiliki papa sejak ia membuat mama ku mati!" Bantah Yoga. Raisa yang berdiri di belakang tubuhnya melebarkan mata setelah mendengar fakta yang baru saja Yoga katakan.

"Kau pikir aku yang membunuh mama mu!" Bentak Draison.

"Siapa lagi!!! Pria tidak tahu diri, istri nya sendang sakit dia memilih untuk menikah dengan wanita lain. Hingga membuat mama ku meninggal dalam kesedihan!!"teriak Yoga.

Raisa semakin terkejut mendengar semua ucapan Yoga, ia tidak tahu sepahit itu penderitaan yang Yoga rasakan. Mereka tidak jauh berbeda, Raisa merasa mereka satu nasib.

"Ayo pergi" ucap Yoga membuat Raisa tersentak dari pikiran nya.

"Eh tuan!" Kaget Raisa, ia menoleh pada papa Yoga, ia merasa tidak enak pergi tanpa memberi hormat.

"Andai kau tahu, aku hanya ingin tahu siapa wanita yang putraku cintai. Aku ingin kau memilih cinta mu sendiri!" Dengus Draison menatap kepergian putranya yang terlihat sangat angkuh.

"Mereka serasi bukan?"

"Astaga!" Kaget Draison memegangi dadanya. Ia kaget dengan ucapan Niko yang tiba tiba muncul dari samping nya.

Niko terkekeh, ia minta maaf pada Draison.

"Maaf pa, aku mengagetkan mu" kata Niko.

"Aiss....Anak pungut, kau hampir melepaskan jantungku dari tempatnya!" Omel Draison.

Niko hanya terkekeh pelan, ia tidak marah ketika Yoga ataupun Draison memanggilnya anak pungut. Karena memang itu kenyataan nya.

Yoga dan Draison selalu mengatakan hal itu jika mereka sedang kesal pada Niko, itupun bukan di artikan sebagai penindasan atau penghinaan, tapi sebagai mengungkapkan kekesalna saja.

"Apa papa tidak lihat? Yoga menyukai wanita itu?" Ujar Niko.

"Yah, tapi aku ragu dengan gadisnya" shut Draison.

"Gadis itu sangat polos, namun aku tidak bisa menebak jalan pikiran nya* ujar Niko. Draison pun mengangguk setuju.

"Dia terlihat polos tapi pemikiran nya luar biasa" sambung Draison.

...----------------...

Author

Sebenarnya kenapa sih sama papa Yoga, terus Niko lagi. Kaya akrab gitu.

Jan lupa komen dan like yahhhhhh😘😘😘😘😘