NovelToon NovelToon
The Final Entity Never Regrets In Reality

The Final Entity Never Regrets In Reality

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Epik Petualangan / Keluarga / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: RiesSa

"Namaku ya..."

Siapa nama dari tubuh gadis yang Kumasuki ini? Apa maksud dari semua mimpi buruk sebelum aku masuk ke tubuh ini? Lalu suara yang memanggilku Himena sebelumnya itu, apakah ada hubungannya denganku atau tubuh ini?

"Vıra...panggil saja aku Vıra." Jawabku tersenyum sedih karena membayangkan harus menerima kenyataan yang ada bahwa aku di sini. Benar, inilah Kenyataanku sekarang.

Semua tentangku, dia, dan tragedi pengkhianatan itu, akan terkuak satu-persatu. PASTI....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RiesSa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kontrak Misi

Satu tahun berlalu begitu cepat di hari-hariku di STA Ingrid. Ribuan siswa duduk dengan khidmat mendengarkan pidato dari presiden dewan siswa yang baru. Siapa lagi kalau bukan Zigruth Rockringham. Ia terlihat seperti orang yang berbeda daripada dirinya yang setahun dulu. Tentu berubah dalam hal yang baik.

“Kami menyambut kalian! Selamat datang di STA Ingrid para siswa baru.” Zigruth menutup pidato sambutan dengan sangat baik.

Prok! Prok! Prok!

“Terima kasih kepada Presiden dewan siswa atas pidato sambutannya, sekarang mari kita bla…bla…bla…” Wakil presiden dewan siswa, Si Grim mengambil alih jalannya acara.

Di sisi lain, aku melihat semua itu dari kejauhan karena sedang bolos upacara penyambutan tersebut. Duduk santai-santai di tepi jendela di atas tower batu kuno di pojokan sekolah. Aku yakin tidak ada yang bakal menggangguku di sini untuk tidur-tiduran di pagi yang sej-

Kreeek…

“Ng?” Bunyi pintu tower di belakangku terbuka.

“Lagi apa di sini Vira?”

Aku tarik apa yang kupikirkan barusan. “Ukh! Sic…” Gumamku malas.

“Bisakah kamu berhenti membuat ekspresi yang seakan mengatakan ‘Bagaimana bisa Si rubah betina ini tahu aku di sini?’ Itu!” Kata Sic sedikit merasa tersakiti.

“Kamu sendiri, sedang apa di sini?” Tanyaku balik.

Sic mengangkat sebelah alisnya aneh. “Apa setahun ini kamu tidak belajar sopan santun ke orang yang lebih tua sama sekali?”

“Ok, mainnya begitu ya. Aku ubah pertanyaanku, TA-N-TE Sic sendiri sedang apa di sini?”

Tak!

“Aduh!” Kepalaku dijitak.

"Ada informasi terbaru tentang eksperimen Ragnar. Ajudan Duke Teer tadi malam memberikanku dokumen-dokumen ini."

Sic memberikan beberapa dokumen dengan gambar seekor monster mati di bawah jurang. Besarnya menyamai ukuran paus biru dan terlihat mati karena dibunuh oleh beberapa cakaran yang sangat besar di tubuhnya.

“Behemoth?” Tanyaku yang dijawab anggukan oleh Sic. “Cukup brutal juga mayat dari gambarnya. Apa makhluk ini sudah mati saat ditemukan?”

Sic mengangguk. “Katanya begitu, Behemoth ini telah ditemukan mati di salah satu jurang di perbatasan Ingrid dengan Veinird. Menurut laporan yang ada, sehari sebelum ditemukan mayat Behemoth ini oleh kami, para penduduk di sekitar sana mengatakan ada suara desisan keras mirip suara ular terdengar di tengah malam. Juga ada gempa kecil yang terjadi selama kurang lebih satu jam.”

“Suara ular, di bawah jurang, cakaran besar, gempa… waktu malam hari." Semua tanda ini terasa familiar. "J-jangan-jangan!?”

“Naga tipe Vivneer.” Kata Sic.

Aku memijit kening pusing. “Ya Tuhan, dari semua tipe naga kenapa yang satu ini?”

Naga tipe Vivneer, naga hasil eksperimen MANA yang pernah dikembangkan oleh Ragnar di laboratorium dulu dan makhluk yang sangat merepotkan sekali! Pasalnya darah dan nafasnya beracun, sisiknya hanya bisa dipotong dengan menggunakan AURA, sekali tubuhnya dipotong malah tumbuh dua kalau tidak segera dibunuh atau dilapisi AURA di lukanya terus-menerus. Naga ini sangat menyukai kegelapan dan kemunculannya selalu ditandai dengan tumbuhan sekitar yang mati mendadak. Dari semua itu, yang paling merepotkan tentu saja makhluk yang satu ini bisa menggunakan MANA!

Ada lima naga tipe Vivneer yang dikembangkan oleh Ragnar ketika di laboratorium dulu. Kelima naga Vivneer tersebut sekarang bebas berkeliaran saat labnya hancur. Berita dari Sic ini adalah yang pertama kali kudengar setelah dua tahun tidak pernah terlihat lagi.

Aku pernah melawannya di laboratorium dulu ketika disuruh oleh Ragnar. Hasilnya semua AURA jantung garudaku habis dan kedua tanganku dimakan hanya untuk membuat monster itu pingsan di tempat saja.

“Tunggu… daerah perbatasan Ingrid dan Veinird? Bukannya kamp pelatihan untuk siswa baru akan diadakan di sana sebulan lagi?” Tanyaku memastikan.

“Maka dari itu aku memberitahukan hal ini kepadamu karena cuma kamu yang pernah melawannya. Tidak ada dari kenalanku yang aku tahu dapat satu lawan satu dengan naga Vivneer kecuali kamu saja. Apalagi kami tidak bisa membatalkan acara sebulan nanti, karena di kamp pelatihan ini kerajaan Ingrid untuk pertama kalinya bekerja sama dengan kerajaan Veinird. Ini adalah pertama kalinya dua negara bekerja sama setelah lama bersitegang.” Ujar Sic.

“Jika tidak bisa dibatalkan, apa setidaknya tempat pelatihannya tidak bisa dipindah ke lokasi lain? Aku sedikit trauma berhadapan dengan Vivneer tahu.” Usulku keberatan.

“Kalau bisa sudah kulakukan sejak awal, sayangnya aku tidak memegang otoriter penuh dalam acara ini. Otoritas tertinggi acara ini ada pada Yang Mulia Ratu Vrigg dan Pangeran Thorlad. Aku dan Duke Teer sendiri tidak punya punya pilihan lain untuk memindahkannya ke lokasi lain karena hanya sebagai perantara dua negara. Terutama rahasia tentang laboraorium Ragnar sangat dijaga ketat oleh Duke Teer agar kalian anggota YMIRR tidak menjadi buronan. Jadi apa aku bisa minta tolong kepadamu untuk menjaga para adik kelasmu nanti?” Pinta Sic.

“Uh…”

“Aku mohon Feenrar, cuma jaga aja kok.” Pintanya lagi.

“Cuma jaga mukamu. Kamu kira Vivneer itu kucing liar apa bisa seenteng itu dilawan?"

"Aku mohon... aku tidak tahu lagi harus minta tolong ke mana karena semua sibuk sendiri-sendiri." Kali ini dia meminta dengan menunduk.

Aku membaca lagi dokumen yang ada dengan seksama. Lokasi ditemukannya jasad Behemoth dengan lokasi pelatihan tidak terlalu dekat juga, masih ada hutan belantara yang besar di antara keduanya. Hmm....

"Tidak ada misi berburu, cuma jaga saja. Titik."

Sic langsung terbangun sumringah dan menyerahkan detail kontrak dan semua data yang diperlukan. "Terima kasih!" Sambil tersenyum tipis.

Senyum itu... Apa aku barusan tertipu oleh Si rubah betina ini?

"Satu lagi, apa Teer dan Pak Looqe sudah tahu hal ini?” Tanyaku memastikan.

“Ya tentu saja mereka berdua sudah tahu, tapi soal kamu yang akan ikut di kamp pelatihan ini aku rasa tidak.” Jawab Sic.

“Ok.”

“Sekedar info, Teer dan Pak Looqe sudah mengutus beberapa ksatria veteran untuk ikut mengawal kamp pelatihan. Aku juga telah mengutus Hide sebagai guru pembimbing.” Kata Sic.

“Bagaimana denganku, aku bukanlah anggota dewan siswa dan siapa-siapa. Apa alasan resminya nanti aku ikut kamp pelatihan ini?” Aku mengembalikan dokumen di tanganku ke Sic.

“Apa itu diperlukan? Bukankah gelar yang kamu dapatkan selama setahun ini sudah cukup sebagai alasan kamu ikut? 'Gelar Putri mawar berduri'. Ditambah kamu siswi berperingkat satu di seluruh angkatan kelas tahun kedua juga ’kan?”

Entah siapa yang pertama membuat dan menyebarkan gelar tersebut, tapi selama setahun ini aku selalu dicap dengan nama 'Putri mawar berduri' ke mana pun aku pergi. Gara-gara gelar menyebalkan itu aku malah kesusahan untuk berbaur dengan yang lain. Setiap hendak kuajak bicara mereka langsung menunduk atau melamun di tempat. Alhasil teman yang dapat kuajak bicara lepas hanyalah Kak Sith seorang.

“Oh ayolah! Buat saja alasan resminya, atau aku tidak akan ikut.” Tolakku tidak suka.

“Ok-ok jangan ngambek, akan kulakukan sesuatu nanti. Setuju?”

“Haah... terserah sudah.” Jawabku malas.

“Baiklah, besok akan kuberi detail acara kamp pelatihan dan tugasmu nanti. Aku ke kantor dulu.” Ucapnya pergi dan menutup pintu tower batu ini.

Sendirian lagi...

Di sisi lain sepertinya upacara penyambutan siswa baru baru saja usai. Orang-orang yang keluar dari aula itu berjalan keluar bagai koloni semut yang menyebar ke mana-mana. Warna biru muda yang seperti langit dari seragam itu terli-

Siiing…

“Akh!” Kepalaku sakit. Ingatan apa lagi kali ini…

[“Ibunda, biar aku kali ini yang menyisir rambut! Gantian! Jangan rambutku terus yang disisir.” Ucapku senang.

“Hihihii… baiklah kalau begitu.” Jawab wanita di depanku.

Aku menyisir pelan rambut hitamnya yang panjang dan lurus sambil menatap wajahnya entah kenapa terlihat buram tidak jelas. Namun untuk sekarang aku merasa sangat senang dan puas sekali. Aku pindah ke belakangnya dan kupeluk dia seketika. Perasaan senang barusan berubah jadi khawatir dan takut.

“Ada apa?” Tanyanya.

“Ibunda, berjanjilah kepadaku kalau Ibunda bakal segera sembuh. Aku akan berjanji selalu menyisir rambut Ibunda, tapi jangan tinggalkan aku dan Ayah.” Pintaku khawatir.

Wanita itu kemudian berbalik dan mengelus kepalaku. Bibirnya yang pucat tersenyum tipis dan diam dalam kehangatan sesaat ini.

“Ibunda?” Panggilku.

“Baiklah, Ibunda akan berusaha sebaik mungkin.” Jawabnya.]

Tip…

Air mataku keluar sendiri tanpa kusadari, bersamaan dengan rasa rindu sedih... Siapa...

"Siapa wanita itu?”

1
RiesSa
Menyala gan
Hakim Zain
Menyala abangkuh!
Hakim Zain
Bagus thor
Hakim Zain
Nice
Linda Ika Widhiasrini
up gan
Linda Ika Widhiasrini
Doppelgangerkah? mirip banget
Linda Ika Widhiasrini
Up Thor
RiesSa: Siap, terima kasih
total 1 replies
Linda Ika Widhiasrini
lanjut thor
fayefae
penulisannya bagus thorr, aku mampir yaa, kalau berkenan boleh mampir balikk. semangat terusss
RiesSa
Terima kasih
👑Queen of tears👑
dalam bangettt ini thor /Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!