Bercinta Satu Malam Dengan CEO Dingin

"Pak! Liat disana ada orang cepetan kita samperin mereka," teriak seorang wanita paru baya pada suaminya.

Sepasang suami istri itu yang hendak ke ladang tak sengaja memergoki dua orang di pondok sedang tidur bersama. Mereka segera berlari kearah pondok. Alangkah terkejutnya mereka melihat dua orang beda jenis kelamin tersebut yang tampak pria itu memeluk tubuh wanita. Pemandangan tak lazim itu memicu kecurigaan mereka.

Wanita tua tadi mengguncang tubuh Elina dan Damian. Keduanya langsung sama-sama terbangun. Mendapati dua warga menatap hina kepada mereka.

"Astaghfirullah apa yang kalian lakukan! Cepat bangun atau kami akan memanggil warga agar kalian tahu rasa sudah melakukan zina di kampung kami!" tuduh wanita itu yang bukan-bukan.

"Betul itu Bu! Kalian berdua harus bertanggung jawab dengan perbuatan yang kalian lakukan!" timpal suaminya malah membenarkan ucapan istrinya.

Elina buru-buru menjelaskan bahwa dia tidak melakukan apa-apa dengan Damian. Namun hal tak terduga tindakan Damian membuatnya tak habis pikir dari mana dia memecahkan solusi dengan berkata sembarang.

"Saya akan bertanggung jawab."

Kalimat itu berhasil membuat Elina shock. Dia butuh penjelasan kenapa Damian berbohong? Mengapa lelaki itu tidak merasa bersalah kenapa dia hanya diam ketika mereka diseret ke rumah RT. Tidakkah dia menyesali perbuatannya. Gara-gara perkataannya Elina harus didesak menikah dengan Damian. Dalam semalam saja status gadis itu berganti menjadi istri kedua keluarga Sanjaya. Apa seperti ini dia diberlakukan seakan ia sebuah barang bernilai murahan dimata lelaki itu.

Setelah sang penghulu mengucapkan ijab kabul. Semua saksi disana dengan serentak berucap.

"SAH!"

Air mata memilukan tak henti-hentinya membasahi pipi Elina. Dia tak menyangka Damian berani membohongi semua orang. Bukan karena dia tak mau membuka hati untuk menikah tapi ia berjanji pada dirinya sendiri jika ada lelaki yang menerima statusnya sebagai seorang single parent beranak satu. Dia tidak mungkin menolak orang itu. Tapi bukan seperti ini harapannya menikah karena kesalahpahaman. Dan masalah ini tidak akan terjadi kalau saja si Damian berkata jujur.

Disinilah mereka pulang kekediaman keluarga Sanjaya dengan menumpangi mobil warga. Beberapa saat menempuh jarak yang cukup jauh akhirnya mereka telah sampai. Damian seperti biasa disambut hangat para bodyguardnya. Tapi sesuatu yang lain menarik perhatian orang-orang itu. Siapa gadis yang bersama tuan Damian? Pertanyaan itu terjawab sesudah Damian mengatakan dengan lantang.

"Wanita ini adalah istri ku perlakukan dia seperti nyonya rumah di sini," tegasnya seraya menggenggam pergelangan tangan Elina lalu memasuki mansion tersebut.

"Hah! Istri berarti tuan Damian menikah lagi?" kata pria bertato tak percaya.

"Kalo tuan Damian sendiri yang bilang berarti sudah jelas wanita tadi istri keduanya," jelas temannya menimpali.

Mereka sama-sama manggut-manggut dan kembali berjaga.

Tidak lama kemudian mobil berwarna merah memasuki garasi. Istri pertama Damian yang menyandang nyonya di mansion. Tampak was-was berjalan sedikit cepat dia telah mendapat kabar semalam sang suami mengalami kendala dijalan saat pergi menemui kliennya.

"Damian dia sudah pulang kan?"

"Anu itu nyonya tuan sudah didalam."

Salah satunya temannya pria bertato itu menyenggol bahunya. Apa mereka harus menyampaikan perihal suaminya menikahi wanita lain.

"Syukurlah dia tak apa-apa kan?"

"Tidak nyonya tapi beliau ber-"

Sebelum menyelesaikan perkataannya wanita itu lekas langsung masuk tanpa mendengar ucapan bodyguard itu.

"Astaga kenapa kamu tidak beritahu yang sebenarnya pada nyonya Lily!" decak si pria tinggi itu.

Pria bertato itu mengangkat bahunya malas berkata. "Nanti dia akan tahu yang sebenarnya buat apa kita mencampuri urusan mereka."

"Benar juga yasudah lah kita tetap dengan tugas saja."

Didalam mansion.

Lily mencari sosok pria yang dia idam-idamkan itu. Matanya melihat kepenjuru ruang tamu suaminya tidak ada disana hanya nampak seorang gadis yang dikenalnya. Elina juga sedang menatapnya di sofa tersebut.

"Elina kamu disini, oiyah apa tadi kamu melihat suami ku dia ada dimana sekarang?" Lily terus menanyai Elina gadis itu tak sabar bertemu dengan sang suami dia khawatir terjadi sesuatu terhadap Damian.

Suami? Tidak mungkin suami yang dia maksud adalah orang yang menikahinya beberapa saat lalu. Apa-apaan ini kenapa takdir mempermainkan hidup gadis itu. Dosa apa yang telah dia perbuat sampai bisa merebut suami orang lain.

"Apa yang harus aku jawab ya tuhan kenapa Damian suami nona Lily, aku sangat merasa bersalah," batin Elina sungguh amat bersalah dia takut bila nanti Lily memusuhinya.

"El? Kamu nggak liat ya?" Lily melambaikan tangan didepan wajah Elina.

Elina menggeleng-gelengkan kepala.

"Lily!"

Damian yang baru menuruni anak tangga menghampiri kedua wanita dibawa sana. Pria itu tampak mengerutkan keningnya. Satu tangannya mencengkram kasar pergelangan tangan Lily lalu membawa jauh dari Elina. Damian sangka kalau gadis itu sedang memarahi Elina.

"Lily, ini peringatan dariku jauhi Elina kalau kamu sekali-kali menyakiti dia kamu tidak akan membayangkan apa yang terjadi padamu kelak!" murka Damian terlihat menakutkan.

"Kamu kenapa marah-marah padaku aku istrimu Damian mengapa membela gadis lain!?" erang Lily wajahnya merah padam karena menahan amarah.

Ada yang aneh dengan ucapan Damian dia telah terang-terangan membela orang lain padahal jelas jika dia istrinya. Seharusnya dia yang marah besar atas perlakuan Damian yang menyembunyikan kekasih gelapnya.

"Jujur pada ku mas kamu berselingkuh kan! KATAKAN MAS!" sentak Lily amarah memuncak.

"Bukan sekedar itu Lily dia sudah aku jadikan istriku!" terangnya tanpa perasaan setelah mengatakan itu.

BERSAMBUNG…

VISUAL LILY KUSUMA