NovelToon NovelToon
DENDAM SANG TERKHIANATI

DENDAM SANG TERKHIANATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Kala Azure adalah seorang kapten agen rahasia legendaris yang ditakuti musuh dan dihormati.

Namun, karier cemerlangnya berakhir tragis, saat menjalankan operasi penting, ia dikhianati oleh orang terdekatnya dan terbunuh secara mengenaskan, membawa serta dendam yang membara.

Ajaibnya, Kala tiba-tiba terbangun dan mendapati jiwanya berada dalam tubuh Keira, seorang siswi SMA yang lemah dan merupakan korban bullying kronis di sekolahnya.

Berbekal keahlian agen rahasia yang tak tertandingi, Kala segera beradaptasi dengan identitas barunya. Ia mulai membersihkan lingkungan Keira, dengan cepat mengatasi para pembuli dan secara bertahap membasmi jaringan kriminal mafia yang ternyata menyusup dan beroperasi di sekolah-sekolah.

Namun, tujuan utamanya tetap pembalasan. Saat Kala menyelidiki kematiannya, ia menemukan kaitan yang mengejutkan, para pengkhianat yang membunuhnya ternyata merupakan bagian dari faksi penjahat yang selama ini menjadi target perburuannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Pernah Gentar.

Keira, yang masih tenggelam dalam kelelahan dan bayangan pertempuran singkat semalam, tersentak saat bis yang ia tumpangi mulai melambat dan berhenti total. Suara rem mendesis dan pintu bis terbuka, ia telah sampai di tujuan. Semua penumpang, mayoritas siswa dan siswi berseragam, mulai turun dengan teratur, meninggalkan tempat duduk mereka.

Keira menunggu sejenak, membiarkan keramaian mereda, dan berjalan menuju pintu. Saat ia berada di ambang pintu, bersiap melangkah ke jalanan, ia terkejut. Seorang siswi dengan wajah berbinar dan mata penuh kekhawatiran berdiri tegak menantinya, tepat di depan tangga bis.

Keira perlahan turun, matanya menelisik wajah siswi itu, pucat. Namun, bibirnya terhiasi senyum tipis, memperlihatkan gigi putihnya yang rapi.

"Kau baik-baik saja, kan, Keira?" tanya gadis itu, suaranya terdengar cemas. Ia lantas mengulurkan sebuah salep luka kecil ke arah Keira. "Nih, untukmu ..."

Itu adalah Larisa. Keira ingat, gadis ini adalah salah satu alasan kenapa Keira yang asli sering terlibat masalah.

"Kakimu masih memar, cepat oleskan itu biar memarnya hilang," ucap Larisa dengan nada penyesalan. Ia kemudian menunduk dalam-dalam. "Dan aku minta maaf, karena aku, sekarang kau diganggu geng Black Rose. Maafkan aku, Keira."

Keira terkejut melihat reaksi Larisa yang berlebihan. Ia meraih kedua pundak Larisa dengan lembut namun tegas, memaksanya untuk berdiri tegak.

"Bangunlah, tidak perlu sampai seperti ini," ujar Keira pelan, matanya bergerak cepat mengawasi sekeliling. Ia sadar, banyak pasang mata siswa lain yang kini menatap ke arah mereka.

"Ini bukan salahmu," tambahnya, berusaha meredakan kepanikan Larisa. Ia menerima salep itu, merasakan tekstur dingin kemasannya di telapak tangannya. Ia merasa Keira beruntung sebab memiliki sahabat yang perhatian seperti Larisa.

Tapi rasa beruntung itu tiba-tiba membuatnya teringat akan penghianat yang telah membunuhnya. Keira mundur selangkah mengambil jarak. Traumanya seakan terus menghantui. Tanpa kata Keira segera masuk ke area sekolah.

"Keira, tunggu!" teriak Larisa berlari mengejarnya.

Keira mempercepat langkahnya, menaiki anak tangga menuju lantai atas. Ia sedikit berlari, langkahnya tergesa, hingga ia sampai pada anak tangga yang membawanya berhadapan dengan lantai di atas. Langkahnya tiba-tiba terhenti, kakinya terpaku.

Di hadapannya, berdiri sepasang sneakers model seperti Chuck Taylor All Star yang sangat mahal. Sepatu yang mencolok dan pasti bukan barang biasa menghalangi jalannya.

Keira mendongak. Sosok itu, yang dipayungi cahaya pagi, tampak familiar. Sosok pemuda bertubuh tinggi namun, sorot matanya terlihat sangat angkuh.

"Minggir!" ucap pemuda itu tanpa ekspresi hanya ada tatapan dingin.

Keira tak mau kalah, ia lantah menatap balik tajam. "Kau saja yang minggir. Lagian jalannya masih lebar kok."

Pemuda itu melebarkan tatapannya. "Lo anak kelas berapa, hah! Berani banget lo, gak tau siapa gue?"

"Aku gak peduli."

Keira menaiki anak tangga selangkah mendekat, memperpendek jarak di antara mereka. Matanya menatap lurus ke mata pemuda itu tanpa sedikit pun rasa gentar, menantang dominasi pemuda itu.

Namun, sikap Keira justru memancing amarahnya yang semakin memuncak. Tangannya terangkat hendak memukul Keira. Tapi dari kejauhan terlihat seorang guru tengah berjalan ke arah mereka hingga pemuda itu mengurungkan niatnya dan berlalu begitu saja.

Larisa yang baru saja tiba dengan napas terengah-engah segera meraih tangan Keira. Tanpa bicara, Larisa menariknya dengan kuat dan terus membawanya naik ke atas, menjauhi tangga.

Sesampainya di lorong yang sepi di lantai atas, Larisa segera melepas genggamannya dari lengan Kala. Napasnya tersengal-sengal, terputus-putus, seolah ada bahaya yang mengejar mereka.

Larisa yang tertunduk segera mengambil napas dalam-dalam, lalu menatap Kaira dengan sorot mata penuh kepanikan. "Gila lu, Keira. Sejak kapan lu berani banget kayak tadi? Kan lu tahu dia siapa?"

Keira tampak tak terkejut. Ia justru bersandar di dinding dengan santainya, menunjukkan kontras yang mencolok dengan kegelisahan Larisa. "Kau takut dengannya? Dia juga manusia, ngapain juga takut sama dia."

Ekspresi Larisa berubah dari panik menjadi takjub. "Wah ... kau sekarang makin berani, Kai. Dulu padahal kau pendiam dan enggak mau ikut campur urusan orang, terlebih setelah kau dibuli sama mereka," ujar Larisa, mengamati perubahan drastis dalam diri Keira itu.

Keira dan Larisa memang tak begitu akrab sebelumnya sebab Larisa merupakan anak baru. Karena dia merupakan anak kaya, geng Black Rose mulai memerasnya.

Awalnya, Keira cuek tak ingin terlibat. Tapi suatu hari, di dalam kelas, geng Black Rose merundung Larisa dengan brutal, bahkan sampai memotret area intim Larisa dan mengancam akan menyebarkan ke media sosial jika Larisa tak memberikan uang tebusan.

Keira yang memang sudah lama merasa iba, kini tak bisa tinggal diam. Ia hanya meminta mereka berhenti, namun justru Keira yang jadi target mereka selanjutnya.

Larisa yang merasa bersalah dan menganggap Keira sebagai penyelamat segera mencoba mendekat untuk berteman. Namun, kini Keira yang ada di tubuh itu, dengan misinya sendiri, mencoba menjaga jarak.

"Yah ... itu dulu, tapi sekarang aku enggak akan biarkan mereka bertindak semaunya. Ini harus dihentikan, Larisa!" tegas Keira, sorot matanya yang tajam memancarkan tekad yang kuat dan dingin.

"Tapi, mereka itu punya bekingan, Keira. Bagaimana menghentikan mereka?" sela Larisa penasaran. Ia mendekat, mencondongkan tubuhnya ke arah Keira, ingin berbagi rahasia.

Keira hanya tersenyum samar, senyum yang menyimpan misteri. "Liat aja nanti, aku akan buat mereka jera."

"Tapi ..." suara Larisa terhenti, membiarkan keheningan menggantung.

Keira mengambil kesempatan itu untuk bertanya, "Siapa pemuda tadi? Apa dia juga pembuli?"

Larisa segera mengangguk. Ia menarik Keira lebih dekat lagi, berbisik suaranya nyaris tak terdengar. "Dia adalah senior di sini. Dia tak tersentuh. Itu yang aku dengar. Enggak ada yang berani mengganggunya sedikit pun. Semua siswa takut dengannya."

'Aneh. Apa dia punya orang yang berkuasa di baliknya. Tapi, yang kulihat dia memang bukan anak sembarangan sih. Setidaknya dia kaya,' batin Kala, menganalisis informasi tentang pemuda itu.

Meskipun penasaran, ia tidak ingin tujuannya untuk menghentikan pembulian goyah hanya karena satu senior misterius.

Tak ingin membuang waktu, Keira kembali bersikap tak peduli. "Udah ayo masuk. Sebentar lagi kelas dimulai," seru Keira, ia berjalan meninggalkan Larisa.

Larisa tersentak dan segera berlari mengikutinya. "Tunggu aku!"

Tak lama, kelas pun dimulai. Keira sama sekali tidak merasa kebingungan saat mengikuti pelajaran. Ingatan Keira yang terkenal cerdas masih melekat di tubuhnya, dan ia bisa mengikuti serta memahami setiap materi yang diberikan oleh guru.

Kelas berlangsung aman dan tenang, memberi waktu bagi Keira untuk menyesuaikan diri dengan situasi. Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama.

Tepat saat jam istirahat dimulai, pintu kelas mereka terbuka dengan kasar. Tiba-tiba, kelas itu kedatangan segerombolan anak dari geng Black Rose.

Violeta, sang pemimpin, berdiri paling depan. Dengan wajah penuh amarah yang terpampang jelas, ia menatap lurus ke arah Kala dengan tatapan yang sangat tajam.

Siswa dan siswi lain segera memberi ruang. Mereka mundur dari jalur geng itu dan menatap Keira dan Black Rose dengan ketakutan yang kentara.

"Jangan-jangan mereka mau balas dendam ke Keira," ujar seorang siswi yang berdiri di sudut ruangan, berbisik pada temannya.

"Iya. Mereka pasti enggak terima dipermalukan kayak kemarin," timpal yang lain, cemas.

Violeta yang mulai terganggu dengan kasak-kusuk ketakutan mereka segera berteriak kencang, suaranya memenuhi ruangan. "Diam! Diam kalian kalau enggak mau berurusan dengan Black Rose."

Seketika, semua hening. Keheningan yang mencekam meliputi kelas.

Namun, di tengah keheningan itu, Keira tak bergeming sedikit pun dari kursinya. Ia tetap duduk tegak, tenang, seolah Violeta hanyalah pengganggu biasa. Sementara itu, Larisa di sebelahnya sudah ketakutan, wajahnya ditutupi tas sekolahnya, sesekali mengintip ke arah para pembuli dengan mata panik.

Violeta mengangkat tangan, memberi isyarat dingin kepada anak buahnya untuk membawa Keira pergi. Segera setelah mendapat perintah, beberapa anak buahnya yang berpostur tinggi menghampiri Keira. Mereka menarik paksa tangan Kala dan memaksanya berdiri, bersiap membawanya keluar dari kelas.

Bukannya memberontak dan melawan, Keira hanya diam. Ia bangkit dan mengikuti mereka, membiarkan dirinya ditarik keluar, seolah ia memang sudah menantikan momen ini. Ada ketenangan berbahaya di matanya.

Larisa segera berdiri. Kepanikan membanjiri wajahnya saat Keira ditarik oleh geng Black Rose. "Gawat! Ini gawat. Bagaimana kalau sampai Keira kenapa-napa!" ratapnya, suaranya tercekat. Ia tahu apa yang bisa dilakukan geng Black Rose, dan Keira baru saja menantang mereka.

1
Addb_Rh
ternyata rumahnya kala.
wuuu bara api mulai menyala.. ayo, hab*skan dan hanc*rkan semua yang menyakiti..
Addb_Rh
ke rumah siapa ya, Kira-kira itu?
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
wehh kukira masuk sekolah yang lebih baik kei eh ternyata tidak lebih baik dari sekolah yang kemarin, tapi gpp nikmati aja kei menyelam sambil minum air sekolah sambil CCTV
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
hati² kei jngn mudah percaya sm orang, belajar dari pengalaman bahwa sedekat apapun kita sm seseorang tidak menjamin dia tidak menusuk dari belakang
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
pantas saja kala diburu ternyata dia memegang kunci rahasia kebusukan orang² di pemerintahan dan komplotannya , yang suatu saat akan menjadi boom waktu yang siap meledak menghancurkan mereka
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©🦐
wahh betul tuhh zero
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
astaghfirullah, astaghfirullah dunia mulai bobrok
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
wkwkwk sekolah seperti itu juga ada kasta nya 🤦‍♀️
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
ya Alloh gurunya juga seperti itu, gak ada wibawa
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
anak SMA bicara nya seperti mafia 🤦‍♀️
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
jujur di daerah ku belum pernah mendengar sekolah seperti itu, sekolah tanpa peraturan
WDY
gak diRL gak di novel ternyata musim pembulian ya.
WDY
Lah yang mulai dulu siapa. Kesihan kiera ya kena
Meee
Penasaran gebrakan apa lagi yang bakal Keira lakuin. Semangat-semangat!
Meee
Dari nama kontaknya sih, enggak keliatan kayak dua orang bermusuhan yang mau duel, ya 🤭 hayooo ada apaaa
Dew666
👄👄👄👄👄
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
weh sekolah apa nih 🤭
btw gimana kabar sekolah lama keira thor, penasaran sama gebrakan keira membuka aib sekolah lamanya😂
Its me
jadi Keira yang memasukkan orang ke dalam koper. yah, untung selamat, kalau orang itu Mati pasti Keira akan merasa bersalah seperti ayahnya.
Its me
Keira semangat ya
apakah dia ketemuan sama pahlawan merah
D'Mas0712
bertemu siapa tuh? apa temannya dulu?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!