Elora Thomas Blossom, merupakan seorang gadis cantik yang sangat Malang, Ia hidup dalam sebuah tekanan yang terus membuatnya sedih. Perceraian kedua orang tuanya sendari kecil, serta mendapat Ibu tiri yang sangat kejam, membuat hidupnya sangat pilu. Ditambah lagi ayah kandungnya sendiri yang tidak pernah menganggapnya, dan hanya menyayangi saudari tirinya saja.
Ia memiliki seorang kekasih yang sangat ia sayangi, mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Namun Elora tidak tau mengapa, kekasih yang akan menikahinya itu tiba-tiba membatalkan pernikahannya secara sepihak. Hal itu mampu membuat Elora tambah tersiksa, Ia terus dicaci maki oleh keluarganya.
Sampai akhirnya Ia tidak
Menyangka bertemu seorang CEO yang sangat angkuh, karena Ia telah menolong Ibu sang CEO.
Karena kebaikanya itu, Ibu sang CEO memaksa putranya untuk menikahi gadis itu disaat mereka berdua belum saling mengenal dan saling mencintai.
Dengan terpaksa Elora mau menikah dengan CEO itu dengan tujuan suapaya Ia bisa keluar dari keluarga yang terus menyakitinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kadek Widianingsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18. Berlly Ada Maunya
Ceklekk
Pintu terbuka menghadirkan Elora yang datang dengan penampilan yang sedikit kusut. Hari ini harinya memang sangat kacau. Kepalanya serasa sangat berat memikirkan beban hidupnya yang terus-terusan membantai dirinya.
Zein yang sakit hati serta Xander yang tidak menyukainya. Kedua hal itu tengah berbenturan hebat di benak gadis cantik itu. Namun yang sangat menjadi beban pikirannya adalah Zein. Ia merasa dirinyalah yang berbalik sangat jahat menyakiti pria yang baik hati itu.
Berlly yang sudah menyadari Elora datang segera menghampiri gadis itu dan memasang wajah baiknya.
“El kau sudah pulang?” Dengan manis Berlly membantu Elora membawa tasnya, kemudian gadis itu menghempaskan dirinya dengan kasar di sofa empuk yang ada disana.
“El, berendam air hangat dengan menyalakan lilin aroma terapi akan membuatmu lebih relax setelah seharian beraktivitas” ujar Berlly. Ia mendekati Elora sambil memberikan sebotol air mineral yang baru Ia ambil dari lemari pendingin.
“Apa tante mau menyiapkannya untukku?”
“Tentu saja tante mau!!” Ucap Berlly. Ia bergegas berjalan ke arah kamar Elora untuk menyiapkan air hangat yang akan dipakai berendam oleh Elora dan juga lilin aroma terapi yang bisa membuat tubuh menjadi lebih relax.
“Barangkali saja anak itu mau memberiku sesuatu nanti setelah aku baik padanya” gumam Berlly. Ia segera menuangkan sabun cair beraroma rose favorite Elora ke dalam Bathtub yang sudah berisi air hangat. Tak lama kemudia Elora datang menyusulnya.
“Tante, apa sudah siap?”
“Sudah Elora, silahkan. Setelah itu kau akan lebih nyaman beristirahat”
“Terimakasih”
Berlly berjalan keluar dari kamar Elora seraya tadi melirik seserahan mewah yang masih terbungkus dengan rapi disana. Sepertinya gadis itu tidak berminat untuk menyentuhnya.
“Ibu, sedang apa ibu di kamar Elora?” Tanya Davirra mencegat Berlly yang akan menuruni tangga.
“Itu, Ibu habis menyiapkan air hangat untuk Elora berendam”
Davirra memutar bola matanya tak percaya dengan tingkah sang Ibu.
“Bilang saja kalau Ibu menginginkan sesuatu dari Elora!” Ledek Davirra
“Menurutmu?”
***
Pagi hari ini Elora bangun dengan badan yang lumayan bugar. Ia beranjak dari kasurnya ingin mengucapkan terimakasih mengikuti alur permainan yang Berlly buat.
Ia menuruni satu persatu anak tangga yang ada di rumahnya dan mengintip Berlly yang tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi ini.
“Selamat pagi tante” sapa Elora lebih dulu. Ia langsung duduk di tempat duduknya menyantap lebih dulu roti yang telah di olesi selai coklat favoritenya.
“Bagaimana tidurmu, apakah nyenyak?” Wanita itu memberikan Elora susu coklat hangat dan kemudian langsung diteguk olehnya.
“Sangat nyaman. Terimakasih tante, lain kali kau harus menyiapkan air hangat untukku lagi. Sebentar lagi aku sudah akan menikah dan kapan lagi aku bisa menyuruhmu seperti itu” gadis itu tersenyum kecut pada Berlly yang kini sangat baik padanya.
“Elora, tante lihat seserahan dari keluarga Vinson seperti belum kau sentuh sama sekali?” Ucap Berlly
“Aku malas untuk membukanya tante. Kalau kau mau ambilah, aku tidak membutuhkan benda-benda itu” tawar Elora. Ia sengaja menawari Berlly dengan tujuan lain yang ada di benaknya.
“Benarkah Elora?” Wanita itu sangat berbinar kemudian menghampiri tubuh munggil Elora dan memeluknya.
“Ibu, apa Ibu sedang tidak sehat” lirih Davirra yang datang lalu menatap Ibunya dengan tajam. Addison juga menatap istrinya yang berkelakuan tidak wajar itu.
Berlly kemudian melepaskan pelukannya pada Elora dan duduk bergabung bersama mereka untuk menikmati sarapannya.
“Ibu sangat sehat Davirra, bahkan ibu juga sangat bugar. Yang ingin aku tanyakan mengapa kau sangat betah berdiam diri dirumah. Lihatlah Elora, Ibu sangat bangga padanya. Ia anak yang pekerja keras, dan yang paling Ibu banggakan, sebentar lagi Ia akan menikah dengan anak orang kaya nomor satu di negeri ini”
“Uhukkk uhukkk” Davirra tersedak dengan ucapan sang Ibu. Ia menatap tidak suka ke arah sang Ibu yang tengah membangga-banggakan Elora di depannya.
Elora pun hanya bisa tersenyum tipis melihat suasana pagi ini. Kemudian Ia beranjak dari duduknya untuk berangkat ke kantor.
“Selamat pagi Nona Elora” sapa seorang pria yang sangat rapi mengenakan pakaian serba hitamnya.
“Selamat pagi!” Jawab Elora
“Nona, saya ditugaskan oleh Tuan Vinson untuk mengantar kemanapun Nona pergi” Ujarnya sambil tersenyum ramah. Laki-laki itu begitu hormat dengan Elora.
“Tidak perlu, saya biasa pergi sendiri”
“Maaf nona, Anda tidak bisa menolak, ini sudah menjadi perintah dari Tuan Besar”
“Baiklah, antar aku ke kantor tempatku bekerja” laki-laki yang merupakan seorang sopir pribadi itu pun mengangguk, dan membukakan pintu mobil mewah keluarga Vinson mempersilahkan Elora untuk masuk.
***
“Selamat pagi calon suami!!” Sapa Elora pada Xander yang seperti tengah sibuk mengerjakan pekerjaannya.
“Hmm kau sangat lancang menyebutku dengan sebutan itu” protes Xander memasang wajah mengerikannya. Elora tidak menggubrisnya dan menghempaskan tubuhnya di sofa empuk yang ada di ruangan Xander.
Pria itu menusuk Elora dengan mata elangnya yang menyala.
“Huh kau sangat merusak pemandanganku pagi ini” umpatnya kesal dengan suara keras.
“Tuan, bukankah kau yang menginginkan aku menjadi sekretarismu dan membuat Tuan Jahe menangis atas kepergianku” Semprot Elora tak mau kalah.
Lagi-lagi Xander ingin tertawa mendengar julukan Elora pada Jayden.
“Kembalilah pada Jayden jika kau mau Ia memberikanmu pekerjaan yang menumpuk”
“Tidak!!! Aku tidak mau”
****
Siang ini sangatlah terik, sejak tadi Elora sudah seperti cacing kepanasan berada di dalam ruangan Xander bersama pria dingin itu.
“Elora, bersiaplah, Ibu menyuruh kita untuk datang ke butik untuk fitting baju pengantin” ujar Xander. Sebenarnya Ia sangat malas untuk pergi kesana dengan Elora. Tapi mana mungkin Ia bisa menolak permintaan sang Ibu. Sore ini Stella akan sangat sibuk menyiapkan yang lainnya, maka fitting baju pengantin akan dimajukan siang ini.
“Tuan, aku sangatlah lapar. Bisakah kau mengatakan pada Nyonya Stella untuk menunggu sebentar. Aku ingin makan Bakso dulu di kedai langgananku”
Xander memijit pelipisnya, dan hanya bisa mengelus dada dengan kelakuan calon istrinya.
“Tidak bisa!!!” Tegasnya lalu berjalan keluar mendahului Elora. Mau tidak mau gadis itu mengikuti langkah pria itu dan hanya bisa memasang wajah kesalnya, karena Xander menolak permintaannya”
Tap
Tap
Tap
“Kedua calon pengantin harus berjalan beriringan!” Celetuk Jayden yang kebetulan datang dari arah yang berlawanan. Xander melesatkan tatapan membunuhnya pada Jayden. Tangannya begitu gatal ingin meninju Jayden hingga babak belur.
Tanpa disadari banyak sorot mata memandang ke arah Elora dan juga Xander. Setelah mereka berdua keluar, orang-orang itu langsung berkumpul bergosip ria membicarakan ucapan Jayden yang mereka yakini Benar.
“Elora itu kan karyawan baru di kantor ini, aku seperti tidak percaya Ia akan menikah dengan Tuan Muda Vinson” celetuk salah satu staff disana.
“Elora itu memang sangat cantik, kalau dilihat sangat Cocok dengan Tuan Muda”
“Tapi bukankah gadis itu dari kalangan bisa?, mengapa Tuan Muda yang merupakan orang nomor satu di negeri ini mau dengannya?”
***
“Elora, gaun yang kau pilih sangat cantik di tubuhmu” puji Stella tersenyum lembut pada Elora.
“Hehe Iya Nyonya, terimakasih karena sudah menemaniku dan membantuku menemukan gaun pernikahan yang sangat indah”
“Sudah sering ku katakan panggil aku Ibu” ujar Stella mengingatkan Elora yang sangat sungkan memanggilnya dengan sebutan Ibu.
Sedangkan Xander, Pria itu hanya berdiam diri enggan untuk mengucapkan sepatah katapun.
“Xander, ajaklah Elora untuk makan siang, Ibu harus pergi dulu menyiapkan keperluan lainnya” Stella menepuk pundak sang putra, kemudian wanita itu berpamitan meninggalkan mereka berdua lebih dulu.
“Elora, kau masih ada kesempatan untuk membatalkan pernikahan ini. Aku sangat tidak sudi memiliki istri seperti dirimu!!!”
pak jahe pasti kasihan sama davira🤭🤭🤭