"Ibu Ayah!”.
Seorang wanita cantik terisak melihat Ibu dan Ayahnya yang menjadi pusat perhatian orang-orang
Di tengah acara pesta ulang tahun sepasang suami istri paruh baya dengan rendahnya mengelap lantai di tengah kerumunan pesta, padahal pesta itu adalah pesta calon besan mereka.
.
.
Lily dan Roy sepasang kekasih yang sudah menjalani hubungan mereka selama 4 tahun, mereka hubungan mereka yang baik membuat kedua insan itu hendak melakukan hubungan lebih serius yaitu pernikahan
Tapi siapa sangka Ibu Roy tidak merestui mereka, karena latar belakang Lily yang hanya dari keluarga sederhana tidak seperti Roy yang memang dari kasta tinggi, segala cara Ibu Roy melakukan hal kezam untuk memisahkan dua orang itu
Hingga Lily akhirnya menyerah karena kedua orang tuanya, dia meninggalkan kesan kelam pada Roy dan keluarganya pergi dengan cara elegan membuat seorang pria dalam pesta itu tertarik kepadanya
.Guys yang ngerasa relate jangan lupa baca ya🥺☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Ayah....". Lily menatap tajam sang Ayah, meski dia tidak heran dengan sikap sang Ayah yang memang dari dulu sangat humble pada semua orang tanpa terkecuali
Namun sekarang adalah acara keluarga dan seseorang masuk pada acara mereka yang seorang itu adalah orang asing meski sebenarnya Lily mengenal pria itu itu
"Nak biarkanlah... Dia pria yang baik dan sudah membantu kita, tidak ada salahnya mengundang orang lain untuk makan bersama". Ucap Dani tidak bisa di bantah lagi
Lily hanya bisa berdecak kesal sambil menatap pada Alex yang tengah tersenyum miring, seperti sedang merencakan sesuatu yang pasti Lily tidak suka melihat pria itu
Ciara mendekat pada putrinya menatap wajah kesal itu "sepertinya mama pernah melihatnya, di mana ya?".
Satu berita di koran terlintas di benak Ciara, pria itu tidak asing di kotanya "Bukankah dia puta dari bos di kantor mu? Tuan Alderson?"
"Tidak tahu bu, aku tidak mengenalnya setahu ku pria itu mengurus perusahaan di luar negeri". Ujar Lily malas menjelaskannya karena kini di pikirannya adalah cara menjauh dari Alex dan berharap pria itu tidak mengenalnya
Teringat pada ingatan 3 tahun lalu di mana Lily masih menjadi karyawan biasa dia harus mengantarkan laporan pada pria itu, laporan yang dia susun selama berhari-hari di injak begitu saja hanya karena typo satu huruf saja
Sialan... Kenapa aku bertemu dengannya di sini, dia tidak ingat aku kan? Dia hanya bekerja sebulan saat itu di perusahaan. Lily bergumam harap-harap pria itu tidak menyinggungnya sama sekali
Cukup sadar diri jika dia sudah tidak masuk ke kantor selama dua minggu walau memang dia tetap bekerja.
"Om biar saya saja yang kipas, anda sudah memberi saya makan... Biar saya saja yang melakukan sisanya"
Alex tampak seperti pria baik hati di sana membuat Lily merasa muak dengan tingkah pria itu, berbeda dengan Dani dia menyukai sikap mandiri Alex pemuda baik dan tampan itu tampak berkarisma dihadapannya
"Nak Alex... Aku seperti pernah melihat mu, apa kau artis?". Tanya Dani merasa familiar dengan wajah Alex
"Umh tidak, aku hanya karyawan biasa di perusahaan jakarta om". Ujar Alex membuat Dani sumringah pria itu tampan dan sopan sangat cocok untuk putrinya Lily
"Kau sudah punya kekasih?".
"Belum om"
Dani tertawa kecil walau hanya pertemuan singkat dia menaruh sedikit harap pada pria muda di hadapannya "Yeah makanan sudah selesai, ayo makanlah kau sudah cukup membantu sampai selesai nak Alex"
Alex benar-benar bergabung dengan keluarga kecil di mana Alex duduk berhadapan dengan Lily, perempuan itu memalingkan wajahnya berkali-kali menghindari tatapan dari Alex yang seperti mengintimidasinya
Jangan lihat aku-jangan lihat. Lily bergumam berkali-kali
"Oh ya kak Alex bekerja di bidang mana kalau aku boleh tahu?". Jack menatap pria di sampingnya, sama seperti Dani Jack bahkan tidak terlalu update untuk mengenal orang di media sosial "Kalau kakak berada di sini, pasti kakak bekerja di bagian lapangan iya kah?"
"Ya begitulah, aku bekerja di bagian lapangan"
Pria itu hanya menjawab singkat dengan sedikit obrolan lainnya sampai makan malam selesai, Lily memutuskan untuk membawa piring kotor ke dapur sekaligus menghindari Alex
"Bu... Biar aku saja, Ibu duduklah di sini... Ibu terlalu banyak bergerak sehari ini, nanti sendi Ibu sakit". Ujar Lily . Aku ingin di dapur sampai mahluk ini pergi
"Baklah sayang, terimakasih atas perhatian mu"
"Hmm"
Pada akhirnya Lily berhasil menghindari pria itu dengan bersantai di dapur, rencana yang tadinya ingin membersihkan piring kotor hanya sebuah taktik untuk membuat suasana yang lebih tentram
Kini Lily hanya duduk bersantai sambil memainkan ponselnya menunggu orang-orang di depan sana bubar
Sampai 30 menit berlalu apa yang dia hindari malah berada di ruang yang sama dengannya
"Ck...ck nona Lily... Inikah perilaku mu setelah tidak bekerja selama dua minggu di kantor?". Alex berada di hadapan wanita itu tiba-tiba membuat Lily terlonjak kaget "Kenapa wajah mu pasif begitu hmm?"
"Umh saya...". Mampus aku . "Saya mengerjakan semuanya dari rumah pak, semua pekerjaan saya juga beres"
"Ya tapi kau mengirim orang lain untuk mengawasi pekerjaan yang ada di lapangan, aku sungguh tidak bisa mentoleransi hal seperti ini.... Karena aku tidak menggaji mu mahal untuk bermalas-malasan nona". Alex tersenyum miring semakin tampak mengesalkan di hadapan Lily
"Saya minta maaf, tapi saya punya alasan untuk itu". Ujar Lily
"Masalah kau putus dengan pacar mu? Sangat tidak profesional"
"Itu... Maafkan saya". Lily menunduk dia tidak bisa menghindar lagi . Padahal aku masih bekerja, sialan aku sudah mengajukan cuti mata mu tidak bisa membaca surat huh?
"Aku tunggu surat permohonan mu besok, jika tidak... Aku harus menurunkan jabatan.... Atau... Ya mungkin kau akan ku pecat"
Alex pergi begitu saja meninggalkan Lily yang sudah sangat kesal dan shock dia berpikir jika pria itu tidak akan mengenalnya, sungguh mainblowing
"Ah sial-sial!!". Maki Lily dalam hati sambil lanjut mencuci piring agar dia bisa cepat pergi ke kamar
******
Pagi hari sekali Lily sudah mengirim email pada direktur perusahaan agar di kirimkan pada Alex, hal itu membuat sang direktur bingung dengan Lily karena wanita itu sudah mengajukan cuti sebelumnya
"Ada masalah Lily? Kaukan sudah mengajukan cuti". Suara seorang pria terdengar bingung dari ujung sana "Kau juga masih tetap bekerja, meski kau sedang lbur"
"Ah begitulah, pak Alex ada di sini... Sangat mengesalkan sekali kau tahu bagaimana dia kan! Menyebalkan sekali!!". Lili berkeluh kesal pada direktur yang mana adalah teman baiknya sendiri "kau tahu Mac... Dia bahkan lebih menyebalkan dari tiga tahun lalu!"
"Benarkah? Hahaha dia memang begitu, kalau begitu aku akan menyampaikan surat mu padanya nanti"
'Baik terimakasih Mac"
Tok.Tok'
Suara ketukan pintu membuat Lily teralih sang Ibu sudah ada di depan sana dengan wajah sumringah "sayang ayo sarapan, kau tahu... Pria tadi malam membawakan kita sarapan"
"Hah!"
maen" am hati perempuan
demi batu kali, kehilangan berlian
lotus putih
belum jadi besan sudah begitu, kasian ayah ibu
melow aku kalau sudah menyangkut orang tua