Aku yang terjebak hubungan terlarang di luar nikah dan di tipu kekasihku yang membawaku kabur dari rumah ke kota, Tiba-tiba di lamar dan di nikahi oleh seorang Polisi yang terpaut 9 tahun lebih tua dariku. Polisi yang membantuku pulang ke rumah dan berdamai kembali dengan ayah.
Menjalani Pernikahan kilat dengan seorang pria asing yang sama sekali belum ku kenal sebelumnya, demi menebus dosa pada ayah yang sudah ku buat sedemikian hina.
"Kenapa kakak mau menikahi dan bertanggung jawab untuk seseorang yang tidak kamu kenal dengan baik?" ~ Karunia
"Karena aku tahu rasanya tidak punya orang tua." ~Anta Reza
meski begitu dia bukan sosok yang sempurna, dia memiliki kelemahan permanen yang membuatku akhirnya paham bahwa tidak ada seorang pria mau menikahi wanita asing yang mengandung anak dari orang lain dengan sukarela, sebagaimana pemikiran orang lain pada umumnya. hingga akhirnya aku mengetahui, bahwa ia memiliki alasan lain yang lebih masuk akal, selain dari yang telah dia ucapkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon unchihah sanskeh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 - Oh Hamidun
Setelah kejadian sore itu. Aku jadi banyak melamun, padahal baru siangnya aku merasa senang karena bisa menikmati waktu bersama Kak Anta. Namun, sepertinya Tuhan masih enggan aku tenggelam dalam rasa itu. Sebab masih ada hati yang terbelenggu di antara dua sudut yang tenggelam dalam ratapan takdir yang Pilu.
Malam yang kian sunyi mengubur ku dalam rasa bersalah yang pekat bagai kegilaan tak berujung. Pada kesunyian ini, di mana aku tengah melamun sendirian di atas kasur sambil memegangi perut, tempat bayi kecilku bersembunyi.
Aku memikirkan alur kehidupan ini; Aku yang hampir gagal melawan takdir dan tenggelam dalam duniaku yang sedih, di datangkan seorang pria yang jauh melebihi khayal ku selama ini. Tetapi, seribu sayang, dia memiliki kekasih yang masih hidup melekat dalam bayangannya. Dia baik, mantan kekasihnya pun baik, dan yang pasti aku ketahui mereka masih saling mencintai. Hanya aku saja jadi penghalang di hubungan mereka, karena sampai saat ini ada suatu alasan lain yang aku yakini jadi alasan Kak Anta menikahi ku, bukan semata karna iba biasa. Apa itu? hanya Kak Anta yang tahu ...
Aku masih terjaga, ku dengar Kak Anta pulang sekitar pukul 2 Pagi. Lekas ku tarik selimut dan memejam mata, Pura-pura tidur. Aku tak tahu harus apa dan bagaimana jika bicara dan bertatapan dengannya, setelah kejadian tadi sore perasaan ku benar-benar tidak karuan.
Ku dengar derap langkahnya saat masuk ke kamar dan mendekat. Satu hal yang membuatku terkejut; yaitu saat Dia duduk jongkok menyamai tinggi kaki ranjang lalu mengelus rambutku lembut,
"Selamat malam, Kania." Katanya pelan.
Dia baik, sangat baik dan sangat bertanggung jawab. Namun seperti biasa, sejak pertama kali kami menikah dia masih enggan tidur di ranjang yang sama denganku, di sebelahku.
Keesokan paginya, tepat saat fajar datang. Aku bangun, walau masih sambil sesekali menguap. Sebab rasa kantuk kembali menyerang ku, membuatku berkali-kali harus menggosok mataku yang nanar dan perih. Ku lihat Kak Anta sudah tak ada di tempat tidurnya, jadi aku segera ke dapur untuk membuatkan sarapan.
"Kamu sudah bangun?" Sapa Kak Anta dari pojok dapur sana. Senyumnya yang khas berpadu serasi dengan kaos hitam dan celemek hijau muda yang dia pakai.
Kak Anta berjalan menghampiri ku sambil membawa piring yang belum jelas apa isinya dan satu gelas susu di tangan kiri.
"Sandwich," sahutku.
Kak Anta tersenyum ke arahku. "Makan ya, aku yakin kamu pasti suka."
"Seharusnya tunggu aku saja yang buat, kak."
"Sesekali aku juga bisa bantu urusan rumah tangga," Katanya seraya menarik kursi di depanku. "Duduklah dan nikmati."
Aku mengangguk dan menuruti perintahnya. Baru ku makan sandwich itu satu gigit aku merasa ada yang aneh; Bau, Rasa, bahkan tekstur roti yang di panggang Kak Anta semuanya membuatku mual tak kepalang. Aku berhenti mengunyah, lalu berjalan cepat ke arah wastafel. Ku muntahkan semua yang baru saja ku telan, Kak Anta berdiri di belakangku sambil menggosok-gosok punggungku lembut.
"Kamu kenapa? apa ada yang salah dengan sandwich nya?"
"Sandwich nya enak, hanya saja perutku tiba-tiba mual."
Kak Anta membantu memapah tubuhku, begitu dekat dengan dada bidangnya yang membuat jantungku berdebar. Aroma harum parfumnya yang kuat tercium di hidungku dan merasuk ke dalam diri, rasanya aku sedang mabuk oleh baunya yang menyengat. Buatku tambah mual, sontak ku dorong tubuh tinggi Kak Anta yang kekar.
"Menjauh dariku Kak, biar aku berjalan sendiri. huek----" Kataku dengan gaya seperti mau muntah.
"Kamu marah denganku ya?" Kak Anta berusaha kembali meraih tubuhku, namun dengan cepat ku larang.
"Jangan dekat-dekat!"
"Lalu, bagaimana?"
"Aku bisa jalan sendiri," Jawabku.
Setelah kembali ke kamar, Kak Anta duduk di sofa dan aku di ranjang. Kami mulai bersikap lebih tenang, tidak hanyut dalam perasaan masing-masing. Aku pun merasa sedikit lebih lega, setelah Kak Anta sedikit menjaga jarak. Dia duduk dengan santai seperti biasanya, tapi tidak dengan raut mukanya yang gusar karena untuk pertama kali aku meminta dia untuk tak mendekat padaku.
"Sudah baikan?" Katanya.
Aku hanya mengangguk, aku tak tau apa yang terjadi sampai tubuhku bereaksi begini. Biasanya tak pernah merasa semual ini, apalagi soal parfum dan makanan. Tetapi kali ini beda, Rasanya tak ada yang cocok dengan semua indra ku.
"Siang ini tidak usah masak, ya. Nanti beli di pedagang lewat saja. Aku akan bereskan pekerjaan rumah sebelum berangkat kerja, kamu istirahat saja. Ini susunya jangan sampai tidak di minum, Aku tinggal dulu, tidak apa-apa kan?"
Aku kembali mengangguk.
"Maaf malam ini aku keliling lagi dengan tim, tapi aku akan usahakan bertukar waktu dengan anggota lain biar bisa pulang cepat. kamu istirahat yang baik sampai aku pulang, oke?"
Hal yang sama, ku lakukan lagi.
Kak Anta pergi setelah menutup pintu kamar. sekitar setengah jam kemudian, dia berpamitan untuk berangkat kerja.
Siangnya, saat matahari mulai tinggi. Aku memutuskan keluar kamar. Ku perhatikan seluruh penjuru rumah, semua benar-benar beres tanpa tersisa. Lantai sudah di sapu, semua jendela sudah terbuka, pakaian kotor sudah dicuci dan dijemur, tidak ada lagi pekerjaan rumah yang perlu ku lakukan. Kak Anta melakukan semuanya untuk membantuku yang merasa tidak enak badan.
Udara terasa cukup sejuk hari ini. Sinar matahari yang hangat pagi ini membuat bumi tampak bersih dan setiap kelopak bunga di halaman rumah tampak mengilap dan subur. Suasana yang sangat sempurna untuk berjemur dan duduk di halaman.
Aku harus mengakui bahwa sejak kehadiran Anta Reza di kehidupanku, aku merasa berbeda, seolah terbangun dari tidur panjang yang sangat nyenyak. Seluruh indra ku pun seakan semakin terasah. diriku yang remuk seperti kaleng bekas kemarin dirawat bagai permata olehnya.
Di halaman samping ini aku hanya sekedar mengagumi rerumputan hijau penuh dengan bunga warna-warni, tetapi mataku jadi makin berbinar begitu melihat banyak bunga di pot teras depan berwarna keunguan mekar. Masing-masing bunga berdiri tegap layaknya sesosok manusia bertubuh kecil di bawah siraman cahaya matahari di penghujung pagi.
Masih ada satu kejutan lagi yang membuat mataku kalap, yaitu ketika datang tukang rujak buah tak jauh dari rumah. Aku bisa mendengar sirine dari gerobaknya yang memanggil pembeli dengan suara yang unik;
Kalau tidak ada bahu untuk bersandar, Masih ada Rujak untuk di dahar... Rujak buah Mang Anto, Rasanya mirip Rujak.
Aku segera mengambil dompet di ruang tamu dan setelah ku dapatkan, secepatnya pergi keluar pagar menuju gerobak Mang Anto, si penjual Rujak buah. Tidak sabar sekali, entah kenapa tiba-tiba mau makan sesuatu yang segar dan pedas.
"Bengkoang sama jambu mang."
"Siap!"
Ucap salah satu pembeli. Rupanya yang meminati Rujak unik ini bukan hanya aku, tapi hampir ibu-ibu yang baru pulang belanja sayur juga semua mampir beli. Malas sekali, padahal sudah nasib baik karena aku tidak bertemu mereka di warung sayur, malah ketemu di tukang Rujak. Belum lagi, ada Mbak Isma juga yang mampir tak lama dari aku mengantri. Rasanya mau sekali aku putar badan dan balik ke rumah, tapi entah kenapa aku tak bisa menunda keinginan yang membuncah untuk makan buah-buah segar ini secepatnya pakai kuah kacang. Jadi libas saja ...
"Adik cantik mau yang mana?"
Kini, tibalah giliranku. Begitu ku dapati isi gerobak buah Mang Anto, mataku jadi nanar keliling dari sudut ke sudut. buah-buah ini begitu menggiurkan seakan memanggilku untuk mencicipi mereka satu persatu. "Mangga, Jambu, apel, oh pakai pepaya juga. Bengkoang juga boleh, tambah nanas juga tidak masalah!"
"Jangan!!!" Larang Mbak Isma di seberang sana.
Lagi-lagi dia melakukan hal yang sama setiap aku berbelanja, entah kali ini bagian apa yang tak boleh baginya.
"Jangan pakai nanas Kania," katanya sambil menggelengkan kepala. "Aku tak tahu benar atau tidak, tapi ku dengar orang hamil jangan makan nanas muda."
Sontak karena ucapannya itu, semua pembeli, termasuk Si pedagang menatapku. Lirikan mata mereka menjelajah hampir pada seluruh tubuhku, atas bawah-atas bawah. Begitu terus, berulang-ulang.
"Eh, masa? sudah hamil? Perasaan nikahnya baru dua pekan?" sahut nyonya Willis yang ada di sampingku. Perasaanku mulai tidak enak.
"Berarti suaminya top cer, bu ibu!" Jawab Mang Anto menenangkan suasana dengan nada bicara medoknya yang khas sambil mengacungkan jempol kebanggaan.
"Pistol Pak Polisi lebih ganas euy." balas tetangga lain. disambut Tawa yang meledak dari para pembeli.
Aku langsung tertunduk, menyembunyikan Wajahku yang merona, malu sekali. Andai mereka tau, anak siapa yang tengah ku kandung. Bagaimana mau merasakan, melihat Kak Anta secara intim saja belum pernah. Sesekali aku melirik ke arah Mbak Isma, dia menyunggingkan bibir cantiknya, tersenyum simpul. Kadang bingung, dia memang baik, semoga bukan hanya dugaanku saja ....
"Sudah jadi neng," Mang Anto menyerahkan pesanan ku dalam bungkus mika, dan ku balas dengan beberapa lembar uang.
"Terima Kasih Mang."
...****************...
Haloo bestttt 😭😭
Author ngiklan bentar...
btw yang merasakan gejala dag dig dug seeerr sama pak pol siapa aja? senyum-senyum sendiri kalau baca scene Pak pol ke Kania siapa? yang langsung cinta waktu liat mukanyaa Pak pol siapa? cung kan tangan kalian!!!
Bagi yang merasakan gejala demikian, author akan tambah halu kita lewat video Pak pol!!! pleasee sampe meriang ngedit suami orang, Saking ngehaluin ampe gemeter liatnyaaa 😭😭🙏, Bener-bener si Anta!!!
Kalian haruss liatt walau cuma satu kali!!! biar halu kita makin asik, pokoknya author maksa pake bangett 😭 liat di ig : unchiha.sanskeh (tengahnya pake titik)