Jatuh Cinta Saat Pernikahan Kontrak

Rendra meradang melihat Kanaya berada dirumah Helena, bagaimana cara perempuan itu mengetahui tempat tinggal Helena padahal dia tidak pernah mengatakan apapun padanya.

"Kamu ada disini?? ". Cicit Kanaya ketakutan.

Dia tidak menyangka jika Rendra ada dirumah Helena, dia sengaja datang kerumah gadis ini agar membatalkan pernikahan mereka, dia bahkan mengancam Helena tadi, dia sungguh tak tahu jika ada Rendra.

"Apa yang kau lakukan disini Kanaya dan darimana kau tahu alamat rumah istriku??". Ucapnya dengan lantang.

Dia memandang Kanaya dengan amarah dan emosi yang membara, dia tidak mau berurusan dengan perempuan murahan ini

"Istri?? ". Cicit Kanaya pelan.

Dia berusaha mencerna perkataan Rendra dan menggelengkan kepalanya berusaha menyangkal apa yang dia dengar.

"Iya seperti yang kau dengar, aku sudah menikah dengan Helena tadi Pagi, dan kami tinggal di sini bersama". Ucap Rendra dengan tatapan menusuk

"Itu tidak mungkin kan?, itu tidak mungkin, kau bohong!! ". Jerit Kanaya menggelengkan keras tanda tidak percaya.

"Terserah apa yang kamu katakan, kami sudah menikah resmi walau dibawah tangan, kami akan melakukan resepsi beberapa hari lagi dan orang pertama yang aku undang adalah kamu". Rendra tersenyum sinis melihat ekspresi Shock Kanaya mendengar ucapannya.

"Kenapa kau lakukan ini padaku Rendra??, aku tidak mau, aku tidak mau, kau hanya milikku, hanya milikku". Jerit Kanaya kemudian mendekati Helena dan akan menyerangnya.

Dengan sigap Rendra melindungi istrinya, dia menangkap tangan Kanaya yang hampir mengenai wajah istrinya sedangkan Helena hanya terdiam dan menatapnya tanpa ekspresi.

"Jangan pernah sentuh istriku Kanaya, harusnya kau malu, kamu pikir aku mau bersama perempuan bekas dan murahan seperti mu, aku tidak mau, aku sudah mendapatkan perempuan masih suci dan tersegel, aku tidak sudi hidup bersama perempuan yang tidak bisa menjaga harga dirinya". Rendra menghempaskan tangan Kanaya dengan kasar, sehingga Kanaya terhuyung dan hampir terjatuh.

Mata Kanaya membulat sempurna, dia tidak pernah menyangka jika Rendra bisa sekasar ini padanya padahal selama ini dia menghujani dirinya dengan cinta dan kasih sayang, perhatian dan sikap yang hangat.

"Kau mengasari aku?? ". Ucapnya terbata-bata.

"Tentu, kau bisa menghancurkan perasaan dan cintaku, kau pikir aku tidak bisa melakukan hal yang lebih, tentu saja, kenapa??, kau tidak tahan jika hidup tanpa sokongan materi dariku??, jangan lupa Kanaya, aku yang membawamu ke puncak karier mu, aku juga bisa mengembalikan kau seperti semula, kau pasti tahu itu bukan?? ". Rendra tersenyum sinis

"Kau tidak bisa melakukan ini padaku Rendra, tidak bisa!!". Ucapnya berusaha mendekati Rendra tapi Rendra mundur tak mau disentuh bahkan dirinya memandang jijik kearah Kanaya.

Ada palu godam yang menghantam jiwa Kanaya melihat perlakuan Rendra padanya, dia baru menyadari jika dia mencintai lelaki dihadapannya ini, dia hanya bersenang-senang dengan Aldo selama ini.

"Kenapa tidak bisa??, jika kau masih menggangu aku dan juga istriku akan ku buat hidup dan karier dan hidupmu hancur Kanaya, kau pasti tahu aku tak pernah bermain-main dengan perkataanku". Tatapan tajam itu seakan menembus jantung Kanaya.

"Aku mohon jangan lakukan itu, aku minta maaf, aku minta maaf, jangan tinggal aku!! ". Kanaya bersimpuh dihadapan Rendra meminta pengampunan.

Helena yang sejak tadi diam menyaksikan pertengkaran itu hanya bisa menghela nafas, dia bangkit dari duduknya meninggalkan keduanya.

"Aku akan kedapur Rendra, kamu urus dia dulu, dan satu lagi, Untukmu Kanaya, perempuan itu dinilai dari bagaimana cara dia bersikap, jika Rendra seperti itu harusnya kau merenung bagaimana sikapmu dan kelakuanmu dibelakangnya, harusnya kau sadar semuanya seperti ini karena ulahmu sendiri". Helena meninggalkan keduanya dalam keadaan terpaku mendengar perkataan Helena barusan.

Kanaya hanya bisa menunduk, perkataan Helena tadi menampar dirinya dengan keras, karena perkataan yang dia ucapkan benar adanya, andai dia tidak berselingkuh dan berzina dengan Aldo, ini semua tidak terjadi, Rendra akan tetap jadi miliknya.

"Kamu dengar sendiri perkataan Istriku Kanaya, dulu aku begitu mencintai dan menyayangi kamu, tapi kau menghancurkan segalanya termasuk kepercayaan dan cintaku, aku tidak bisa menerimamu kembali, apalagi aku sudah menikah". Rendra mundur karena tidak ingin berdekatan dengan Kanaya lagi.

Walau dalam hatinya dia masih mencintai Kanaya tapi bayangan bagaimana Kanaya menyerahkan dirinya pada orang lain membuatnya mati-matian menghilangkan rasa cinta itu.

"Apakah sungguh tak ada kesempatan untukku Rendra??, aku sungguh mencintaimu". Tangis Kanaya pecah.

Penyesalan yang dia rasakan sekarang, dia kehilangan segalanya, cintanya, sumber uangnya dan mungkin juga dengan kariernya.

"Pergilah Kanaya, jangan ganggu kehidupan ku lagi jika kau tak mau karier mu hancur setelah ini". Rendra sengaja mengancam Kanaya dengan karier nya karena dia tahu perempuan di hadapannya ini sangat menyukai modeling dan juga Aktris.

Kanaya mengangguk dan berdiri dengan lemah, dia tahu dia sudah tak memliki kesempatan setelah ini, jika dia mengganggu Rendra, dia pasti menghancurkan segalanya.

Dia berjalan dengan lunglai dan tidak lama dia terjatuh karena pingsan, melihat itu Rendra menjadi panik dan segera berlari ke dapur mencari istrinya.

"Helena, Helena". Teriaknya dengan panik segera berlari mencari istrinya

Mendengar teriakan suaminya Helena bergegas keluar dalam keadaan panik juga. Mereka langsung bertabrakan dan membuat mereka berdua terjatuh bersama dan insiden yang tak pernah mereka duga terjadi.

Mereka terjatuh dengan Helena berada dibawah tubuh Rendra dan bibir yang saling menempel, mata mereka melebar sempurna karena itu adalah ciuman pertama setelah mereka resmi.

Jantung mereka berdua sangat berisik dan wajah mereka kini memerah karena malu .

Menyadari apa yang terjadi, Rendra langsung bangkit kemudian mengulurkan tangannya membantu Helena yang diam bak patung dan berkedip pelan seakan berusaha mencerna apa yang terjadi.

"Helena kamu tidak apa-apa??". Ucap Rendra terbata-bata, wajahnya semakin memerah melihat dress yang dipakai Helena tersingkap sehingga memperlihatkan sort pants nya.

Rendra langsung mengalihkan pandangannya dari pemandangan indah didepan matanya, telinga dan wajahnya bahkan lebih merah dari yang tadi.

"Ah iya, ada apa Rendra?? ". Ucap Helena bangkit dan memperbaiki dirinya.

Wajahnya tidak jauh berbeda dengan wajah Rendra yang merah bak kepiting rebus.

"Maaf Helena, bisa kah kamu membantuku memeriksa Kanaya, Astaghfirullah". Rendra langsung berbalik kemudian mencari Kanaya yang pingsan.

Saking paniknya dia, dia melupakan tubuh Kanaya yang masih pingsan di lantai dan langsung berlari mencari istrinya. Dia langsung menggendong Kanaya di Sofa agar mudah diperiksa oleh Helena.

"Maaf Helena, aku lupa tadi". Rendra hanya bisa menyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena ketakutan melihat tatapan tajam Helena padanya.

"Ada apa dengannya, kenapa dia bisa pingsan?? ". Helena memandang suaminya dengan tuntutan