Andah, adalah mahasiswi yang bekerja menjadi penari striptis. Meskipun ia bekerja di hingar bingar dan liarnya malam, tetapi dia selalu menjaga kesucian diri.
Sepulang bekerja sebagai penari striptis.Andah menemukan seorang pria tergeletak bersimbah darah.
Andah pun mengantarkannya ke rumah sakit, dan memaksa Andah meminjam uang yang banyak kepada mucikari tempat dia menari.
Suatu kesalahpahaman membuat Andah terpaksa menikah dengan Ojan (pria amnesia yang ditemukannya) membawa drama indah yang terus membuat hubungan mereka jadi semakin rumit.
Bagaimana kisahnya selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Seperti Adik
Geon meninggikan tangannya. Di usianya yang sudah menginjak delapan belas tahun, tinggi Geon telah mencapai seratus delapan puluh senti meter.
Lenanda yang tingginya masih belum sampai di angka seratus lima puluh senti meter, melompat-lompat mencoba merebut buku tugas itu.
"Kalau kamu kayak gini, nanti aku gak suka lagi lho, sama kamu?"
Geon melihat tugas yang dikerjakan oleh siswa kelas tujuh SMP itu. Ternyata Lenanda mengerjakan tugas matematika.
"Dasar gadis bodoh, begini aja jawabannya bisa salah." Geon melempar buku tugas milik Lenanda ke meja tadi.
Geon duduk dan mencari pensil milik Lenanda. Lenanda mengeluarkan cengirannya karena ini untuk pertama kalinya lelaki itu mau mendekat dengan sendirinya.
"Nah, kamu duduk sana! Sini aku ajarin!"
"Ya, asiiik." Lenanda duduk tepat di samping lelaki yang sulit untuk didekati itu.
Geon mengajarkannya dengan cara mudah hingga membuat Lenanda cepat memahaminya.
"Nah, sekarang kamu coba sendiri!" Buku tugas pun diserahkan kembali pada Lenanda. Geon mengawasi apa yang ditulis oleh Lenanda.
"Ini bagaimana?"
Geon pun memeriksa hasil kerja Lenanda. Dia mengangguk. "Yap, ini sudah benar."
"Apa aku boleh ikutan?" Jonathan hadir membawa tas sekolahnya juga.
Geon segera bangkit dan naik ke lantai atas, di kamarnya. Jonathan merengut menggenggam jemarinya.
"Ayo, sini kita kerjakan sama-sama!" Ajak Lenanda menarik tangan Jonathan.
Jonathan memasang senyuman di wajahnya yang tadi cemberut saat tidak dianggap oleh Geon, kakak tirinya.
Setelah merasa mendapat respon dari Geon, Lenanda semakin hari semakin rajin datang ke rumah Geon. Dia sengaja membawa tugas-tugasnya yang dianggap sulit untuk dibantu oleh Geon. Karena menurutnya, itu lah yang bisa meluluhkannya.
Suatu sore, Lenanda kembali mengikuti Geon ke mana pun. Kali ini mereka berjalan mengelilingi pinggiran kolam renang yang ada di rumah mewah itu. Namun, lelaki yang usianya lima tahun di atas dirinya, kembali membuat Lenanda merasa tak ada di dekatnya.
Rasa kecewa dan kesal membuat Lenanda menendang sesuatu yang ada di pinggir kolam renang itu. Ternyata, hal ini malah membuat Lenanda keseleo, oleng, dan jatuh masuk ke dalam kolam.
Suara hempasan keras yang membuat gemericik air mengenai Geon, menyadarkannya bahwa gadis yang sedari tadi mengikutinya, tercebur ke dalam kolam.
Geon melihat Lenanda yang hilang timbul di dalam kolam itu. Geon hanya tersenyum tipis melihat gadis itu terus mengepakkan tangannya di dalam air.
"To‐long!" Lenanda terus mengepak air hilang timbul ke permukaan.
"Alaah? Kamu bercanda kan? Aku tahu di rumah ada kolam renang. Jangan menipuku dengan berpura-pura tidak bisa berenang!" Ojan hanya memperhatikan Lenanda.
"To-tolong!" Gerakan Lenanda tampak mulai berkurang.
Geon mengerutkan keningnya menyadari ada yang tidak beres. Tanpa berpikir panjang lagi, Geon segera melompat masuk ke dalam kolam.
Lenanda mulai kewalahan dan mulai tenggelam. Kolam itu hanya memiliki kedalaman dua meter. Akan tetapu, bagi anak yang ketinggiannya belum mencapai seratus lima pulus senti meter, kolam itu cukup dalam untuk menenggelamkannya.
Geon menyelam mencari Lenanda yang sudah tidak berdaya di dasar kolam. Geon menarik Lenanda menuju permukaan dan segera menaikannya ke pinggir kolam.
Dengan cepat Geon memberikan pertolongan pertama, wajahnya terlihat kuyu dan sembab. Geon melakukan PCR, menekan-nekan dada bagian kiri dengan cepat, lalu memberi nafas buatan.
Hal ini dilakukannya beberapa kali hingga akhirnya Lenanda terbatuk, Geon memiringkan gadis itu, hingga semua air kolam yang masuk ke dalam rongga pernafasannya keluar dengan jumlah yang cukup banyak.
"Huwaaaa ...." Lenanda menangis memeluk Geon.
"Kakiku keseleo, aku gak bisa gerak dalam air tadi." ucapnya menjelaskan apa yang menyebabkan dia tidak bisa berenang keluar dari kolam.
"Maaf, maafkan aku. Padahal kamu tenggelam seperti itu, aku hanya berdiam diri dan tidak menyelamatkanmu dengan segera." sesal pria remaja menuju dewasa itu.
Lenanda melepaskan pelukannya kepada Geon. Dia bangkit dan beranjak mengambil semua benda miliknya. Lenanda segera menuju supir pribadi yang membawa dirinya pulang tanpa mengatakan apa-apa kepada Geon.
Geon tercenung mendapat perilaku Lenanda yang tiba-tiba berubah. Dia berjanji, jika esok hari Lenanda datang kembali, Lenanda akan diperlakukannya dengan baik.
Ternyata, hingga beberapa hari kemudian, Lenanda tak kunjung datang. Geon merasa panik dan bingung.
'Apakah dia marah padaku?'
Tiba-tiba, Jonathan datang dengan alis yang tertaut. "Pasti gara-gara kamu nih, Lenanda nggak mau main lagi di sini."
Geon hanya berlalu dengan wajah kakunya. Di dalam hatinya, tengah merutuki apa yang telah dilakukannya. Dia benar-benar sangat menyesal.
Tiba-tiba, Geon memiliki ide untuk menemui Lenanda di rumahnya. Dia meminta Pak Soleh, supir yang turut menemani di masa sulitnya untuk menuju rumah Lenanda.
"Tumben sekali Tuan Muda mencari seseorang. Jangan bilang, Tuan Muda menyukai anak bau kencur itu." ucap Pak Soleh menahan senyuman.
"Bukan begitu Pak, hanya saja saat melihat dia, aku seperti memiliki seorang adik. Selama ini, aku hanya sendiri. Saat dia hadir, aku merasakan bagaimana indahnya memiliki saudara." ucap Geon dengan wajah cemasnya.
Pak Soleh menganggukkan kepala. Karena, Geon tidak pernah menyembunyikan apa pun darinya. Geon juga tidak pernah berbohong kepadanya. Jika Tuan Mudanya berkata seperti memiliki adik, seperti itu lah adanya.
Geon mengetuk pintu rumah mewah keluarga Lenanda itu. Ternyata, yang membukakan pintubter tersebut adalah Lenanda.
"Kamu?" tanyanya heran.
"Apa kamu marah padaku?" tanya Geon menggunakan mimik sendu.
Lenanda menggelengkan kepala. "Hanya saja sepertinya aku harus berhenti berharap."
"Apa maksudmu?" Ojan mengerutkan keningnya.
"Aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku sudah paham, kamu tidak akan pernah menyukaiku. Menganggapku hanya seorang pengganggu." Raut sendu Lenanda, diikuti nada yang semakin serak.
"Bukan! Kamu bukan pengganggu. Aku menyukai kehadiranmu."
Mendengar apa yang dituturkan oleh Geon barusan, membuat raut wajahnya yang tadinya sedih berubah seketika. Matanya berbinar dengan terang, dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Apakah itu tandanya kamu juga menyukaiku?" seloroh Lenanda menggenggam kedua lengan Geon.
'Suka? Apa benar ini artinya suka? Anggap saja begitu, yang penting dia tidak marah lagi.'
Geon menganggukkan kepalanya. "Iya, aku suka padamu."
"Apakah nanti kita bisa menikah seperti papa dan mamaku? Memiliki anak berdua?"
Meskipun Geon sempat tersentak, dia kembali menganggukan kepala. "Iya, nanti kita akan menikah."
Setelah itu, Lenanda melompat-lompat kegirangan. Berlari ke arah ibunya yang memasak bersama asisten di dapur.
"Mama, aku akan menikah bersama Geon." ucapnya tanpa beban membuat sang ibu menggelangkan kepala.
"Anak mama sudah puber nih kayaknya."
"Geon! Geon!" Lenanda terus mengejar pria itu, tetapi yang dikejar terus pergi tanpa mengatakan apa-apa.
Matanya terbelalak melihat pria yang dipanggilnya Geon bertemu dengan seorang wanita yang menangis dan langsung memeluknya. Pria yang dikiranya Geon pun memeluk gadis itu dengan senyuman dan kasih sayang.
Lenanda menggelengkan kepala. "Dia bukan Geon."
takut lo brkl bpkmu smpe dipecat???