NovelToon NovelToon
Khianat Cinta

Khianat Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:500.3k
Nilai: 5
Nama Author: nurselah

Samara wanita yang bergelar Sarjana Ekonomi, terpaksa menjadi seorang pembantu, karena ia tidak bisa meninggalkan ketiga buah hatinya yang masih kecil. Samara mau melakukan pekerjaan apapun yang penting halal, dan ia juga bekerja keras demi menghidupi, kondisi keuangan suaminya yang sedang berada di bawah.

Akan tetapi pekerjaannya saat ini.
Bisa mengetahui kebohongan yang selama ini suaminya tutupi.

Suami yang selama ini ia cintai, telah berkhianat dan membagikan rasa cintanya kepada perempuan lain.

Akankah Samara bertahan dengan suaminya, atau memilih mengakhiri rumah tangganya, yang sudah berjalan selama 10 tahun......???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurselah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Keputusan Samara

POV Samara.

Rayanza mengantarkan aku pergi ke restoran Andini Food. Karena ketiga anakku, aku titipkan kepada Nayla sahabatku di restoran miliknya.

Sepanjang perjalanan menuju restoran Andini Food, aku dan Rayanza tidak banyak bicara lagi. Aku sedang memikirkan langkah yang akan aku tempuh. Jika nanti aku bercerai dengan Mas Syaka, rasanya untuk mempertahankan pernikahan ini! Aku sudah tidak sanggup lagi.

Luka yang Mas Syaka berikan kepadaku, tidak bisa aku terima. Karena aku tidak mau di madu, dan berbagai suami dengan wanita lain.

Mungkin saja yang Mas Syaka lakukan beberapa bulan ini! Yang sering pulang malam, bukan karena melakukan pekerjaan lembur. Tetapi Mas Syaka pergi bertemu dengan wanita itu, dan bodohnya aku yang selalu percaya dengan ucapan Mas Syaka, dan aku juga selalu berpikir positif kepadanya. Sehingga dengan mudahnya Mas Syaka membohongiku, karena aku terlalu percaya dengan semua ucapan yang keluar dari mulut Mas Syaka.

"Kamu jahat Mas! Kini aku sudah mengetahui kenapa kamu sering pulang malam, dan juga jarang bermain bersama dengan anak-anak? Itu semua Karena kamu sibuk bersama dengan wanita itu! Bukan sibuk bekerja," batinku yang penuh rasa kecewa kepada Mas Syaka suamiku.

"Ara, yuk kita turun," ajak Rayanza menyadarkan aku, yang tengah berkecamuk dengan semua masalah dalam rumah tanggaku.

"Kita sudah sampai restoran Andini Food Ara!" Rayanza menepuk pelan lenganku. Karena tadi aku tidak menanggapi ucapannya.

"Eeeh iya Ray," sahutku sambil tersenyum kikuk.

Aku pun segera turun dari mobil Rayanza, dan bergegas pergi menghampiri Nayla dan juga ketiga anakku. Sampai-sampai aku lupa memberikan ucapan terima kasih kepada Rayanza, aku pun segera berbalik ke belakang. Berharap Rayanza belum pergi jauh dari restoran Andini Food, akan tetapi! Saat aku berbalik ke belakang. Aku menabrak tubuh Rayanza, yang ternyata ia berada di belakangku.

Aku yang menubruk tubuh Rayanza, dan sedikit hampir terjatuh ke bawah lantai. Dengan sigap Rayanza menolongku, dan kini mataku saling beradu pandang dengan mata Rayanza.

"Khmmmz," suara deheman itu menyadarkan aku dan juga Rayanza. Karena Rayanza masih memeluk tubuhku, dan aku segera melepaskan pelukan dari Rayanza.

"Nayla!" lirihku yang melihat Nayla berada tidak jauh dari tempat aku yang berdiri bersama dengan Rayanza.

"Anak-anak mana Nay?" tanyaku kepada Nayla yang sudah datang menghampiriku.

"Mereka semua lagi tidur Ara, kok kamu bisa bertemu dengan Rayanza?"  jawab Nayla, sambil menunjuk ke arah Rayanza. Karena ia melihat kedatanganku, yang datang bersama dengan Rayanza.

"Aku tidak sengaja bertemu dengan Ara di restoran ini," sahut Rayanza yang menjawab pertanyaan dari Nayla.

"Kamu sejak kapan pulang ke Indonesia?" tanya Nayla lagi, yang ternyata Nayla belum mengetahui kepulangan Rayanza, dan Nayla baru bertemu lagi dengan Rayanza di dalam restorannya.

"Baru dua mingguan lah Nay," sahutnya.

"Nay, aku pergi menemui anak-anak dulu. Pasti mereka bertiga tidur di dalam ruangan kamu kan?" tanyaku memastikan kebenarannya kepada Nayla.

"Iya Ara, ya sudah ayo Ray kita pergi ke ruanganku." Nayla mengajak Rayanza pergi ke dalam ruangannya.

"Ini restoran milik kamu Nay?" tanya Rayanza sambil berjalan mengikutiku dan Nayla, yang akan pergi ke dalam ruangannya Nayla.

"Lebih tepatnya, milik orang tuaku. Aku hanya menjalankan bisnis keluarga saja," sahut Nayla.

Tidak lama kemudian. Aku dan Nayla serta Rayanza sudah berada di depan pintu masuk ruangannya Nayla.

Nayla pun mempersilahkan aku dan Rayanza masuk ke dalam ruangannya. Nayla pergi mengambil telepon yang berada di meja ruangannya, dan sepertinya Nayla sedang menghubungi pelayan restorannya.

"Indri tolong bawakan tiga minuman dan sekalian bawakan dessert yah." Nayla menelepon pelayan restorannya. Untuk membawakan minuman dan juga dessert untukku dan juga Rayanza.

Nayla yang sudah selesai menghubungi pelayan restorannya, ia segera pergi menghampiriku dan Rayanza yang sedang duduk di dalam ruangannya.

"Ray, kamu akan menetap di sini? Apa akan kembali lagi ke Perancis?" tanya Nayla kepada Rayanza sambil duduk di dekatku.

"Sepertinya untuk sekarang ini! Aku akan stay di sini Nay," sahut Rayanza sambil melirik ke arah Nayla. Mereka berdua pun terlibat obrolan ringan, aku membiarkan mereka berdua mengobrol tanpa ada aku di dekat mereka berdua.

"Nay. Ray, aku pergi lihat anak-anak dulu ya," pamit ku kepada Nayla dan Rayanza. Aku memilih pergi menghampiri ketiga anakku, yang sedang tertidur pulas di ruangannya Nayla.

Ketika aku melihat ketiga anakku yang sedang tidur, aku menitikkan air mata. Karena ayah ketiga anakku itu, telah menorehkan luka tak berdarah di dalam hatiku ini. Sehingga aku tidak bisa hidup bersama lagi dengan ayah dari ketiga anakku.

"Maafkan bunda yah sayang. Semoga kalian bertiga bisa mengerti, dengan keputusan yang akan bunda ambil," batinku.

Aku segera menyeka air mataku. Agar Nayla dan Rayanza tidak melihat aku yang sedang bersedih, melihat Nayla dan Rayanza sedekat itu! Aku merasa mereka berdua bisa menjadi pasangan yang serasi. Karena dari jaman kuliah dulu. Nayla memang menyukai Rayanza, semoga saja mereka berdua berjodoh.

Tok-tok suara ketukan pintu dari luar ruangan Nayla.

"Masuk," teriak pelan Nayla yang menyuruh pelayan restorannya untuk masuk ke dalam ruangannya.

Pelayan yang bernama Indri pun menyajikan minuman dan juga dessert ke meja, setelah itu ia pun pamit pergi meninggalkan ruangannya Nayla.

"Ara, biarkan saja anak-anak tidur di sana. Kamu ke sini, ini minuman dan dessert nya sudah datang." panggil Nayla kepadaku.

Aku pun segera pergi menghampiri Nayla dan juga Rayanza, yang sedang minum dan juga menikmati dessert yang di bawakan oleh Indri.

"Ara, apa langkah yang akan kamu ambil! Setelah kamu mengetahui semua itu?" tanya Rayanza yang sepertinya dia ingin mengetahui keputusan yang akan aku ambil. Karena aku sudah menceritakan tentang permasalahan rumah tanggaku kepadanya.

"Maaf! Bukannya aku lancang, tadi aku melihat kamu bersedih. Saat kamu melihat anak-anak yang sedang tidur. Jadi aku ingin mengetahui keputusanmu yang akan kamu ambil? Karena aku siap membantumu Ara," lanjut Rayanza lagi.

"Keputusan apa ini?" Nayla yang memang belum aku beritahu, tentang permasalahan rumah tanggaku. Langsung menanyakan itu semua, sambil melirik ke arahku dan Rayanza secara bergantian.

Aku pun memberitahukan kepada Nayla, tentang permasalahan rumah tanggaku. Nayla yang sudah mengetahui penyebab permasalahan rumah tanggaku, ikut menanyakan tentang keputusan yang akan aku ambil.

"Aku akan menggugat cerai Mas Syaka," ucapku sambil menghembuskan nafas berat, dan memberitahukan kepada Nayla dan juga Rayanza. Tentang keputusan yang akan aku ambil.

"Kamu sudah mengambil keputusan yang sangat tepat Ra, aku akan membantumu dalam mengurus gugatan ceraimu dari Arsyaka." Nayla mengusap punggungku, dan memberikan dukungan atas keputusan yang sudah aku ambil.

"Aku juga akan membantumu Ra," timpal Rayanza yang ingin membantu aku, dalam mengurus gugatan perceraian ku dengan Mas Syaka.

Aku bersyukur masih ada orang-orang baik di sekitarku, meski aku jauh dengan keluargaku yang berada di Desa Bukit Pelangi.

"Huhu, bunda." Arsya yang baru bangun tidur mencariku sambil menangis. Aku pun langsung pergi menghampirinya.

"Kenapa sayang? kok bangun tidur nangis?" tanyaku pada Arsya sambil menghapus air matanya.

"Ayah mana Bun? Aku ingin bertemu dengan ayah," sahutnya.

"Ayah sebentar lagi pulang ke rumah, yuk kita pulang sekarang. Kalau Arsya ingin bertemu dengan ayah," ajak ku pada Arsya.

"Iya Bun, ayo kita pulang sekarang." Arsya pun segera bangun dan berdiri. Karena dia ingin pulang ke rumah bertemu dengan ayahnya.

"Bunda bangunin kak Candra dan kak Kirana dulu yah," aku pun segera membangunkan Candra dan Kirana yang masih tertidur.

"Candra. Kirana bangun sayang,"

"Iya Bun," sahut Candra dan Kirana berbarengan dan bangun dari tidurnya.

"Aku antar kalian pulang saja yah Ra. Karena si kembar kelihatannya masih mengantuk, tidak baik kalau kamu pulang dengan menggunakan motor," tawar Rayanza kepadaku.

"Iya Ra, kamu pulang saja bareng sama Rayanza. Masalah motor kamu, nanti aku akan menyuruh pegawai ku. Untuk mengantarkan motor kamu ke rumahmu." Nayla juga sependapat dengan Rayanza. Aku pun menjawab dengan mengagukan kepalaku, karena si kembar memang masih mengantuk.

Aku dan anak-anak serta Rayanza berpamitan kepada Nayla, dan aku juga mengungkapkan rasa terima kasihku pada Nayla. Karena dia mau aku titipkan, untuk menjaga ketiga anakku.

Diperjalanan pulang ke rumah. Arsya terus saja menangis, ingin bertemu dengan ayahnya. Karena Arsya memang lebih dekat dengan ayahnya, sehingga ia terus saja ingin cepat bertemu dengan ayahnya.

"Kamu hubungi Arsyaka saja Ra," ucap Rayanza sambil menyetir mobilnya. Karena ia mendengar suara tangisan Arsya, yang ingin bertemu dengan ayahnya.

Aku pun segera mengambil handphoneku yang berada di dalam tas, dan segera menghubungi Mas Syaka. Aku harus menurunkan sedikit egoku, yang masih kecewa atas perbuatannya Mas Syaka, ini semua aku lakukan demi anakku yang ingin bertemu dengannya.

Aku yang sudah menghubungi Mas Syaka, tapi tidak di angkat panggilan telepon dariku. Hingga sampai panggilan telepon yang kelima, nomor telepon Mas Syaka sudah tidak aktif lagi.

"Kenapa kamu tidak menjawab panggilan dariku Mas? Apakah wanita itu memang lebih penting dari pada anakmu yang ingin bertemu denganmu Mas?" gumamku di dalam hati.

1
Noerlina
Biasa
Noerlina
Kecewa
Sitifirash Sulaiman
Samara kan perempuan yang bodoh
Sitifirash Sulaiman
mampus la lo Samara perempuan dok jagoan tp otak letak kat lutut
Sitifirash Sulaiman
bodoh Samara sok jagoan mampus la lo
Sitifirash Sulaiman
bodoh bodoh bodoh Samara bodoh teramat bodoh
Sitifirash Sulaiman
Samara perempuan nk bodoh teramat Bodoh bodoh bodoh....geram aku
Sitifirash Sulaiman
ternyata Samara perempuan bodoh
Soraya
samara megang surat rumah arsyaka yang baru jual aja rumah nya
Soraya
anehnya tabrakan parah tpi chelsea gak keguguran
Soraya
Samara anak kuliahan tpi bodoh dan gak peka
Soraya
istri yang gak peka
Soraya
mampir thor
Arin
hehe maaf sy udh seuzon sm kmu nay...
Arin
dasar keluarga lampir
Arin
semoga lumpuhny ngga sembuh,biar di pecat
Arin
heh setan...enak bngt loh gilirn skit nyari samara,Sono SM jalng aja😡😡👊👊👊
Arin
dasar pasangan LAKNAT...sy tunggu karmamu😡😡👊
Arin
dan nanti klo kmu bneran di turunin jbtny ya biar tau rsa,semoga karma scptny dteng buat psngn laknat itu
Arin
setan tuh si syaka....udh punya anak 3 kok msih gtel,blm jga kaya udh bertngkah😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!