NovelToon NovelToon
Koki Cantik Sang Raja

Koki Cantik Sang Raja

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Isekai / Romansa Fantasi / Kerajaan / Time Travel / Mengubah sejarah / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:3.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Risa Jey

Update: 12:00 WIB

Chen Sisi, seorang koki terkenal di zaman modern, tiba-tiba saja meninggal karena kelelahan dan jiwanya pindah ke tubuh seorang gadis di zaman Tiongkok kuno. Melalui gelang giok putih warisan keluarga neneknya, Chen Sisi membuka ruang ajaib dan memelihara seekor kucing putih spiritual.

Jago memasak, pandai pengobatan serta memiliki kakek eksentrik, Chen Sisi membuat sang raja perang, Tianlong Heyu yang membenci wanita, langsung memikirnya. Dengan resep-resep andalan zaman modern, Chen Sisi mengguncang dunia kuliner Tiongkok kuno.

Awalnya Tianlong Heyu hanya menyukai masakan Chen Sisi. Tapi semakin lama, dia ingin membiarkan gadis itu memasak untuknya seumur hidup.

Akankah sang raja berhasil mengikat koki cantik itu di sisinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Accompany Her Cooking

Saat Chen Sisi kembali, Kakek Yi jelas melihat ada banyak kelinci di keranjang yang dibawa gadis itu. Kelinci gemuk dan tampak akan menjadi makanan enak saat dimasak. Bagaimana rela menjualnya pada mereka. Dia tak kekurangan uang.

Chen Sisi mendengar suara tawa kakeknya yang bercampur amarah, mau tidak mau pergi ke ruang utama untuk mencari tahu. Siapa yang menduga jika dia melihat kembali kedua pria itu.

"Kenapa kalian di sini?" tanyanya sedikit tidak senang.

Sebelum Chen Yelang atau Tianlong Heyu mengatakan sesuatu, Kakek Yi mendengkus tidak suka.

"Mereka datang untuk membeli kelinci darimu! Huh, tak tahu malu!" ejeknya.

Sudut mulut Chen Sisi berkedut. Kakeknya tidak ingin kehilangan kelinci untuk dimakan malam nanti, bagaimana rela menjualnya pada mereka. Chen Sisi akhirnya menghela napas lega.

“Aku tidak berniat untuk menjual kelinci pada mereka,” katanya.

Kakek Yi mengangguk puas. “Bagus. Tidak perlu menjualnya pada mereka. Jangan khawatir, Kakek akan mengurus masalah ini.”

Chen Sisi tidak mau mengurus mereka dan kembali ke tempatnya.

Chen Yelang ingin mengatakan sesuatu tapi Tianlong Heyu mencegahnya. Akhirnya, Tianlong Heyu menatap Kakek Yi. Setelah terdiam sebentar, dia buka suara.

“Sudah lama kita tidak bermain catur. Kakek, mari kita main satu ronde?” Tianlong Heyu menaikkan sebelah alisnya.

Kakek Yi mendengkus lagi. Dia yakin jika cucu laki-lakinya ini licik. “Humph! Kamu ingin mem-bully yang tua? Ayo pergi ke ruangan lain untuk bertanding.”

Tianlong Heyu tersenyum datar. “Tentu saja, mari kita buat taruhannya juga.”

“…” Bocah bau (nakal) itu sungguh penuh tipuan! Batin Kakek Yi dengan sudut mulut berkedut.

Sementara itu, Chen Yelang yang kebingungan mau tidak mau hanya mengikuti mereka. Lengannya masih sakit saat ini meskipun telah diobati. Tapi Kakek Yi memikirkan sesuatu dan menatap Chen Yelang.

Chen Yelang entah kenapa merasa tidak nyaman saat ditatap seperti itu.

“Apakah keluarga Chen mu memiliki anak perempuan lain?” tanya Kakek Yi dengan nada datar.

“Hah? Anak perempuan lain?”

Chen Yelang masih bingung saat ditanyai dan akhirnya ingin menjawab, tapi Kakek Yi sudah berjalan menyusul Tianlong Heyu ke halaman belakang.

Tanpa diduga, suara pria tua itu terdengar lagi. “Pergilah dan bantu Si’er memasak. Jangan coba-coba untuk merayunya. Jika tidak, tunggu pria tua ini membunuhmu!”

“…”

Chen Yelang melihat Kakek Yi menghilang di belokan pintu, mau tidak mau mengerutkan kening.

Dia tidak terlalu mendengarkan perintah Kakek Yi untuk membantu Chen Sisi di dapur. Tapi ia masih penasaran dengan pertanyaan sebelumnya. Adik perempuan? Chen Yelang memang memiliki adik perempuan sebelumnya.

Seingatnya, ayah dan ibu Chen hanya berkata jika adik perempuannya meninggal dunia karena sakit.

Pada saat itu, usia adiknya mungkin tiga atau empat tahun. Pada saat itu, Chen Yelang berada di barak militer untuk menjalani pelatihan menjadi tentara alih-alih tinggal di ibu kota dan menjadi seorang sarjana.

Ketika Chen Yelang tahu adiknya meninggal dunia, itu sebulan kemudian. Adiknya telah dikuburkan. Chen Yelang menangis saat itu dan kedua orangtuanya bahkan lebih sedih. Sejak saat itulah … topik adik perempuan ini tidak pernah dibahas lagi ….

Namun satu hal yang pasti setelah kejadian tersebut, Chen Yelang tahu ibunya sering pergi ke kuil untuk meminta berkat para dewa.

Chen Yelang mengesampingkan pikiran tersebut dan pergi ke dapur untuk melihat situasi.

......................

Di dapur, Chen Sisi sudah membunuh beberapa ekor kelinci. Melihat Chen Yelang datang, dia berniat untuk mengusirnya. Apa yang dilakukan seorang pasien di dapur, ia khawatir Chen Yelang akan meledakkan dapur.

“Kakek memintaku datang untuk membantumu.” Chen Yelang berkata lebih dulu sebelum gadis itu bicara.

“Memangnya apa yang bisa kamu lakukan selain memegang pedang dan busur? Menjaga api?” Ada sedikit nada mengejek dalam kata-katanya.

“….”

Meski Chen Yelang tidak pernah memegang panci penggorengan atau sudip, ia masih terampil dalam membuat api unggun dan memanggang daging hewan buruan alakadarnya.

"Kalau begitu bantu aku mengurus api di tungku. Apakah tidak apa-apa?" tanya Chen Sisi.

Chen Yelang pulih dari pikirannya dan segera mengangguk ringan. "Tidak apa-apa. Jangan khawatir, lukaku tidak akan memengaruhi hal kecil seperti ini."

Gadis itu tampak mendengkus. "Tentu saja. Jika kamu sehat, aku akan memintamu untuk membersihkan semua kelinci ini," gumamnya.

Pendengaran Chen Yelang sebagai seorang praktisi seni bela diri tentu saja mampu mendengar apa yang digumamkannya. Chen Sisi hendak membuat daging kelinci panggang kali ini. Tentu saja Chen Yelang sangat bersemangat. Dia ingin mencoba daging kelinci yang dimasak gadis itu.

Terakhir kali, Tianlong Heyu memakannya di gua tanpa menyisakan sepotong. Kali ini dia harus mengemis untuk daging kelinci panggang.

Setelah membersihkan daging kelinci, Chen Sisi menyiapkan semua bahan-bahan yang telah disimpannya di dapur. Sehingga ia tak perlu repot-repot bersembunyi saat hendak mengeluarkan sesuatu dari ruang cincin giok.

Semua bumbu masih sama seperti terakhir kali. Tapi kali ini, Chen Sisi merebus daging kelinci sedikit lebih lama agar empuk saat dipanggang nanti.

"Nona Sisi, kalau boleh tahu, apakah kamu pernah datang ke ibu kota kekaisaran?" tanya pria itu tiba-tiba.

1
🌸 Airyein 🌸
Jadiin bakso ga nih?
Iptirokhah Formosa
cak kangkung goreng tahu tempe di tambah ikan asin sambel tomat atau sambel trasi mmmm makyuuuusssssdd
Bzaa
baru tangan yg kepegang aja udah malu2 mao yu😆
Bzaa
udah mulai kepikiran sisi.. kemajuan😁
🌸 Airyein 🌸
Suudzhon an dia 🤣
🌸 Airyein 🌸
Adekmu bang jangan2
🌸 Airyein 🌸
Asiikk beda 10-11 tahun keknya ama jodohnya. Om2 ga tuh 🤣🤣
🌸 Airyein 🌸
Baiyue ini kira2 temenan ngga ya sama Kiwi 😭
🌸 Airyein 🌸
Ampuun raja
MiaHarist
Luar biasa
YuniSetyowati 1999
Sepertinya enak.Aku tak pernah masak bubur jagung seperti ini.Jd perlu dicoba nih 😁
YuniSetyowati 1999
Untung kakek tercinta pandai memasak jd g perlu masak lg
YuniSetyowati 1999
Lalu kenapa kau malah datang mencari para zombie itu sih Sisi?
kompiang sari
thor kapan slesei perang dg wabah zombienya?
kompiang sari
peserta perburuan yg lain mana thor?
YuniSetyowati 1999
Ah ternyata kakek Yi adalah kakeknya mereka berdua.
Evi Krisna
siiiippp
YuniSetyowati 1999
Salam kenal thor,aku mampir.
kompiang sari
semakin penasaran thor
kompiang sari
tidak ada visual ya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!