Zona Kpop, aktor korea, yang gak suka silahkan skip, daripada meninggalkan jejak hate!
"Aku akan membuat mu lepas dari cengkraman ibu tiri mu, dengan satu syarat."
"Apa syarat nya?"
"Kau harus menjadi partner ranjang ku,"
Azzendra Grew Nicholas, pria muda berusia 29 tahun seorang CEO yang menjebak seorang gadis untuk menjadi partner ranjang nya.
Wenthrisca Liu atau akrab di sapa Ica, terpaksa menerima penawaran gila Zen demi bisa bebas dari jeratan ibu tiri nya.
Bagaiamana kisah mereka selanjutnya? simak disini.
Karya real hanya ada di Noveltoon/Mangatoon, selebih nya Fake/plagiat, happy reading❤️
Edit cover by KINOSANN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Setelah menyelesaikan makan malam nya, Ica segera pergi ke kamar nya, sedangkan Zen dia masuk ke dalam ruang kerja nya, mengerjakan pekerjaan yang belum selesai di kantor.
Zen memang sering membawa sisa pekerjaan nya ke rumah dan dia akan berada di ruang kerja itu selama berjam-jam, bahkan semalaman.
Salah satu maid datang dengan modus membawa secangkir kopi hitam dengan baki, pakaian maid nya sengaja dia buat terbuka untuk menggoda tuan muda.
"Permisi tuan, saya kesini untuk mengantarkan kopi."
"Siapa yang menyuruhmu?" Tanya Zen datar, bahkan tak sedikit pun memalingkan pandanga nya dari laptop yang menyala di depan nya.
"Tak ada tuan, ini inisiatif saya saja karena tuan akan begadang." Jawab maid gatal itu.
Zen mendongakan wajah nya menatap sekilas pada maid yang masih berdiri dengan memegang baki dan secangkir kopi.
"Sejak kapan pakaian maid jadi terbuka dan mini begini? Katakan apa maksud dan tujuan mu kemari?" Tegas Zen, membuat maid itu membulatkan mata nya. Dia sangka tuan muda itu akan tergoda, tapi ternyata tidak sama sekali.
"Pergi dari ruangan ku sekarang, jangan pernah berani masuk ke dalam ruangan ku lagi, apapun alasan nya atau kau tau akibat nya." Wajah Zen benar-benar menakutkan jika marah, membuat nyali maid itu ciut dan dia segera keluar dari ruang kerja milik Zen.
"Sialan, gagal lagi.." Gerutu maid yang entah siapa nama nya.
Gerutuan itu terdengar oleh telinga Ica yang kebetulan sedang membuat teh untuk Daddy nya, dia tau kalau pria itu pasti banyak kerjaan. Makanya dia tak juga masuk ke kamar.
Ica menatap maid itu tatapan menyelidik, biasa nya pakaian maid kan cukup tertutup? Tapi, kenapa ini pakaian maid itu terlihat seperti memakai pakaian yang kekecilan? Ketat dan terlalu mini, apalagi bagian dada nya yang terlihat kancing nya terbuka.
"Pakaian mu kekecilan ya?" Tanya Ica. Maid itu berbalik dan menatap tajam Ica.
Maid itu pergi dengan langkah angkuh nya, tanpa menjawab pertanyaan Ica.
Ica mengendikan bahu nya acuh, bodo amat bukan urusan nya juga, mau kesempitan atau memang di sengaja dia juga tak peduli.
Ica berjalan pelan ke ruangan kerja Zen, lalu membuka pintu nya.
"Dad.."
"Ya baby, kenapa belum tidur?" Tanya Zen.
"Nungguin Daddy, tapi gak masuk kamar." Jawab Ica, lalu meletakan secangkir teh di meja.
"Kenapa nungguin Daddy? Daddy banyak kerjaan sayang,"
"Gak tau, tapi ini mata gak bisa merem." Jawab Ica, dia malah duduk di kursi yang ada di depan Zen.
"Ica temenin Daddy kerja ya?"
"Terserah kamu saja sayang," Pasrah Zen, Ica tipe gadis yang keras kepala, kalau sudah punya keinginan, harus di penuhi apapun itu.
Ica duduk nyaman, kadang-kadang dia memutar-mutar kursi, bermain dengan kursi yang bisa berputar itu.
"By, duduk diam jangan bermain dengan kursi itu. Nanti kamu jatuh sayang.." Peringat Zen. Dia khawatir melihat gadis nya bermain dengan kursi putar itu.
Tapi Ica seolah tak mendengar ucapan Zen dan terus bermain dengan kursi itu.
"Baby.."
"Ya Dad, kenapa sih? Aku gak bakal jatuh.." Jawab Ica ketus.
"Jangan bermain dengan kursi itu sayang,"
"Bosan.." Rengek Ica.
"Mau main ponsel atau menonton drama korea?' Tawar Zen, membuat kedua mata Ica berbinar cerah.
"Mau Daddy.."
Zen merogoh ponsel nya dari saku celana nya, memberikan ponsel mahal berwarna hitam itu ke tangan gadis nya.
"Jangan bukan email ya, takut nya nanti dari klien penting."
"Iya sayang, makasih." Jawab Ica, saking senang nya dia tak sadar menyebut Zen dengan panggilan Sayang.
Zen mendadak salah tingkah, senyum nya nampak malu-malu.
"Sayang.." Gumam nya, lalu tersenyum lagi. Sesenang itu hanya karena Ica memanggil nya dengan sebutan sayang.
Ica duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerja Zen, gadis itu nampak begitu asik menikmati tontonan nya, yang entah sedang menonton film apa.
Sesekali kening gadis nya berkerut dengan mata yang membulat, mulut nya juga terbuka. Semakin lama terlihat aneh, akhirnya Zen menunda pekerjaan nya dan melihat sedang apa gadis nya itu.
"Baby.." Pekik Zen, lalu merebut ponsel yang sedang menampilkan adegan sepasang wanita dan pria yang tengah berhubungan.
"Apa Dad?" Tanya Ica seolah tanpa dosa.
"Ngapain nonton beginian hah? Gadis nakal."
"Tadi gak sengaja buka galeri, ehh ada video itu Dad." Jawab Ica.
"Kenapa nonton film begituan, kalau mau ayo Daddy ajarin."
"Enggak ahh mengerikan, masa cewek nya teriak-teriak. Itu kan berarti sakit di masukin gitu.." Jawab Ica.
"Itu teriakan nikmat sayang, awalnya memang sedikit sakit. Tapi semakin lama akan terasa semakin nikmat, ayoo kita praktek." Ajak Zen, ini kesempatan yang bagus.
"Enggak takut, udah ahh Ica mau ke kamar aja tidur. Daddy selesai kan kerjaan Daddy, nanti nyusul ya. Jangan lama." Ica keluar dari ruangan Zen dengan terburu-buru dan menutup pintu nya cukup keras.
"Kok bisa-bisanya dia nonton film beginian sih, darimana juga ada video menjijikan seperti ini." Zen langsung menghapus video itu dan menyimpan ponsel itu di atas meja.
"Kelakuan gadis ku semakin hari semakin menggemaskan. Ku kira dia gadis bar-bar, tapi ternyata dia sangat polos." Gumam Zen, pria itu kembali tenggelam dalam pekerjaan nya begitu menumpuk.
Di kamar, Ica menutup seluruh tubuh nya dengan selimut. Dia memeluk guling dan sesekali bergerak tak karuan, dia terbayang adegan dalam video tadi.
Dimana dua orang yang tengah melakukan aktivitas yang terlihat sangat asing bagi nya, tapi mereka nampak sangat menikmati nya.
"Gimana rasa nya ya? Kok jadi penasaran.." Gumam Ica, dia jadi terbayang saat pria terlihat memasukan benda yang mirip dengan milik Daddy nya kemarin ke inti sang wanita. Pria itu bergerak cepat dan wanita nya berteriak.
"Pasti sakit kan? Kalau gak sakit, gak mungkin wanita itu berteriak."
Wajah Ica memerah saat mengingat dia pernah di jejeli benda aneh milik Daddy nya dan adegan itu juga ada di dalam video yang dia tonton tadi.
"Apa Daddy sering melakukan nya ya? Sampe di ponsel nya ada video gituan.."
Saat Ica masih sibuk dengan pemikiran nya sendiri, pintu kamar terbuka. Zen masuk dengan wajah kusut nya, dia lelah bekerja.
"Sudah tidur By?"
Ica langsung membuka selimut yang menutupi tubuh nya, gadis itu bangkit dan menyambut pria yang baru saja datang itu.
"Belum Dad.."
"Kenapa belum tidur sayang, kangen Daddy?" Tanya Zen dengan percaya diri.
"Barusan kan habis ketemu di ruang kerja Daddy."
"Terus kenapa belum tidur hmm?" Tanya Zen, tangan nya terulur mengusap puncak kepala gadis nya.
"Kepikiran Dad.."
"Kepikiran apa sayang?" Tanya Zen dengan dahi yang berkerut.
"E-ehmmm, vi-deo tadi.."
"Ya terus? Mau praktek, kamu penasaran dengan rasanya kan?" Tanya Zen, tepat sasaran.
"Iya sih Dad, tapi takut juga.."
"Nanti setelah kamu datang bulan kita praktek ya sayang, tahan dulu penasaran nya. Sekarang kita tidur, besok Daddy meeting pagi."
"Yaudah deh Dad.." Ica merangsek masuk ke dalam pelukan Zen, sudah terbiasa bagi nya tidur dalam dekapan hangat Zen.
....
🌻🌻🌻
Yuhuu, mulai penasaran gimana rasa nya ya Ca? Nanti ya setelah lolos kontrak😂😂😂🤣
Daddy Zen sangat menggoda🔥🔥🔥
Emg mo di gagahi waktu M?