Kesabaran Ku Membawa Cinta

Solat yang dilakukan dua rakaat itu diakhiri dengan berdoa. Kini suami istri itu saling menatap satu sama lain. Wiyah menggeser tubuhnya untuk mendekati Fazar, lalu ia raih tangan kanan Fazar kemudian ia mencium punggung tangan suaminya itu.

Walaupun dek-dekan tapi Wiyah tetap melakukannya. Untuk yang kedua kalinya

Yang pertama saat ia sah menjadi istri dari Fazar dan yang kedua hari ini.

Sedangkan Fazar begitu tertegun melihat sifat istrinya yang begitu sangat menghormatinya walaupun ia sering mengatakan hal hal kasar kepadanya. Entah Fazar sengaja atau tidak Fazar mengangkat tangan kirinya lalu ia simpan di atas ubun-ubun istrinya yang tertutup oleh mukenah putih. Fazar melantunkan sebuah doa di atas ubun-ubun istrinya itu.

🥀🥀🥀🥀🥀

Selesai melaksanakan shalat subuh, Keluarga Haidar kini kembali mengerjakan aktivitas mereka. Windi dan Wiyah melakukan tugas mereka sebagai seorang istri, yang menyiapkan keperluan suami mereka seperti sarapan pagi atau hal lainnya.

Wiyah memilih untuk memasak sedangkan Windi mengurus ketiga anaknya yang harus berangkat sekolah.

Sedangkan Kedua pria itu sedang duduk di rungan keluarga karena Haidar ingin membahas soal kemarin. Kini dua pria itu sedang duduk di ruang keluarga yang di temani oleh teh bersama dengan cemilan ringan untuk menemani obrolan mereka. Ya mereka hari ini lebih santai karena baru jam enam jadi keduanya menyempatkan waktu untuk mengobrol.

" Maaf, Fazar. Kakak ingin menanyakan sesuatu kepadamu." Ucap Haidar membuka obrolan mereka.

Fazar yang mendengar ucapan dari Haidar, membuatnya penasaran dengan apa yang ingin Haidar tanyakan." Kakak ingin menanyakan apa." Tanya Fazar penasaran membuatnya menatap kakak iparnya itu.

" Kenapa kakak dipindahkan sebagai Manajer." Tanya Haidar membuat Fazar mengerti kenapa ingin membahas hal penting dengannya." Maaf bukannya kakak ingin menyingung mu, Tapi kakak tidak bisa menerimanya." Jelas Haidar membuat Fazar mengerutkan keningnya.

" Maaf kak, tapi Kenapa Kakak menolaknya." Tanya Fazar penasaran.

" Kakak merasa tidak pentas Fazar karena kakak hanya lulusan SMA yang beruntung mendapatkan perkejaan di perusahaan mu, padahal saat itu kakak hanya lulusan SMA bukan lulusan S1, tapi perusahaanmu mau menerima kakak bukan sebagai Ob, melainkan seperti karyawan yang lainnya. Karyawan yang memiliki pendidikan tinggi. Kakak merasa tidak pantas menjadi Manajer perusahaan mu Fazar." Jelas Haidar." Kakak tidak pantas menjadi Manajer Fazar. Maka dari itu Kaka menolaknya, kamu bisa mencari yang lain yang memiliki pendidikan jauh lebih tinggi dibandingkan Kakak. Maaf bukannya kakak ingin menyingung mu, tapi kakak tidak mau karena pernikahan mu dengan adikku membuat mu menaikan jabatan Kakak sebagai manajer." Jelas Haidar kembali yang menjelaskan kenapa ia menolak kenaikan jabatan.

Fazar yang mendengar Ucapan dari Kakak iparnya mencoba untuk berfikir memberikan jawaban yang pas agar Kakak iparnya itu tidak berfikir, kalau ia menaikkan Jabatan Haidar hanya karena ia menikahi adiknya.

" Aku mengerti kak, apa yang kakak Idar masukkan. Tapi sebelum itu aku ingin meminta maaf terlebih dahulu. Aku menaikan kakak jabatan sebagai manajer itu bukan karena aku menikah dengan istriku. Melainkan kak Idar begitu sangat jujur dan begitu bisa percaya saat menjalankan pekerjaan kakak. Aku menaikan jabatan Kakak bukan sebagai ipar melaikan sebagai bos yang begitu sangat kagum dengan perkejaan karyawan yang begitu jujur dan begitu sangat teladan melakukan pekerjaan, yang perlu di contoh oleh Karyawan lainnya. Aku tahu kakak tidak memiliki pendidikan yang tinggi seperti karyawan lainnya dan Seharusnya memiliki pekerjaan seperti yang kakak maksud tadi. Tapi karena kakak begitu sangat jujur membuat aku begitu kagum menjadikan kakak sebagai karyawan di kantorku. Perkejaan seseorang bukan karena ijasah melainkan karena kemampuan dan kejujuran mereka. Kita juga berkerja bukan karena ijasah melikan kemampuan kita." Ucap Fazar menjelaskan kenapa ia sampai menaikkan jabatan Haidar sebagai manajer, Bukan karena ia adalah adik ipar dari Fazar melaikan sebagai bos yang begitu sangat kagum dengan hasil pekerjaan dari Haidar.

Haidar yang mendengar penjelasan dari Fazar hanya bisa terdiam. Haidar tidak menyangka kalau bos yang sudah menjadi iparnya itu, begitu sangat menyukai pekerjaannya yang menurutnya kurang bagus." Tapi kenapa harus kakak, bukannya kamu bisa memilih yang lain." Tanya Haidar." Kakak, begitu tidak pantas untuk menjadi manajer." Ucap Haidar kembali.

" Kakak pantas. Karena di perusahaan kami membutuhkan orang-orang yang jujur seperti kak Haidar yang bisa menjadikan contoh untuk karyawan lainnya." Jelas Fazar kembali." Kakak, harus menerima kenaikan jawaban ini dan hari ini kakak mulai bertugas." Ucap Fazar kembali membuat Haidar berfikir.

Lama berfikir Haidar memutuskan untuk menerima kenaikan jawaban itu setelah mendengar penjelasan dari Fazar. Haidar begitu sangat bersyukur karena Allah memberikan nya kembali amanah yang harus di kerjakan dengan jujur.

🌸🌸🌸🌸🌸

Setelah menyelesaikan sarapan pagi bersama dengan keluarga Haidar kini Wiyah akan mengikuti suaminya untuk pindah kerumah yang nantinya akan menjadi perjalanan cinta mereka, yang tidak tahu akan berakhir di mana.

Wiyah yang sudah menyusun barang barangnya, tidak perlu pusing untuk menyusun barang barangnya lagi karena ia sudah menyiapkannya sejak kemarin, dan barang barang itu siap untuk di bawah pergi oleh para bodyguard langsung kerumah Fazar.

Di dalam kamar. Gadis itu sedang mengambil barang barang penting lainnya seperti buku dan tugas kuliahnya. Sedangkan Fazar yang baru saja diantarkan pakaian formal oleh bodyguardnya itu segera memakainya dan mengatur penampilannya tanpa meminta bantuan siapapun termasuk istrinya.

Pria itu terlihat tampan saat ia terbalut rapi dengan pakaian formalnya. Apalagi rambut yang sudah tersisir rapi membuat ketampanan pria itu semakin meningkat. Setelah dirasa tidak ada lagi yang kurang Fazar melihat kearah istrinya yang sudah rapi dengan gamis berwarna fuchsia dengan jilbab panjang yang berwarna senada.

Gadis itu semakin cantik saat dia sedang sibuk serius menyusun barang-barangnya kedalam ransel. Fazar melangkah untuk keluar dari kamar itu. Sejenak ia menghentikan langkahnya untuk melihat istrinya sebentar." Cepatlah aku tidak suka orang yang lama." Ucap Fazar menatap Wiyah. Wiyah yang mendengar suara dari suaminya itu menghentikan kegiatannya lalu mengangkat kepalanya untuk melihat kearah suaminya yang menatapnya dengan tatapan dinginnya seperti biasa." aku akan menunggu mu di ruangan keluarga, ingat jangan lama." Ucap Fazar kembali sebelum ia kembali melanjutkan langkahnya untuk keluar.

Wiyah yang melihat kalau suaminya itu benar benar keluar membuang nafasnya." Bagaimana kehidupanku nantinya jika berhadapan dengan manusia sedingin es itu. Apakah nantinya aku akan berubah menjadi es batu seperti dia atau dia akan berubah dan mencair seperti es batu." Ucap Wiyah." Baiklah Wiyah, semangat untuk mencairkan sebuh pohon yang tertutup oleh tumpukan salju. Semoga kedepannya pohon itu bisa mencair dan merasakan kehangatan musim semi." Ucap Wiyah kembali sambil mengambil ranselnya. Tapi sebelum Wiyah benar benar melangkah keluar untuk meninggalkan rumah kakaknya itu. Wiyah melihat kearah foto Keluarganya yang sengaja tidak di bawah.

" Doakan aku yah, Bu. Semoga aku bisa melewati Semuanya." Ucap Wiyah menatap Foto keluarganya itu setelah itu Wiyah kembali melanjutkan langkahnya untuk keluar dari kamarnya.

" Aku akan menjadikan cerita masalalu kalian sebagai pelajaran untuk kehidupanku. Walaupun Sampai sekarang aku masih belum bisa menerima atau mengikhlaskan sebuah luka, Tapi aku akan berusaha untuk menerima atau mengikhlaskan luka itu seperti ayah dulu. Semoga luka itu sebagai pelajaran untukku agar aku bisa menghadapi setiap ujian kedepannya."

...----------------...

Harap bijak dalam membaca kary banyak typo yang bertebaran.

Jangan lupa like komen dan vote.