Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18_Cari Gara-gara
Sedangkan di sisi lain setelah berangkat kerja Brian melakukan meeting dengan rekan bisnisnya, lebih tepatnya rekan bisnis papinya yang menginginkan Brian juga ikut.
Hampir 2 jam an mereka saling berbincang-bincang sesekali juga tertawa bersama maklum papinya memang sangat akrab sekali dengan pak Danu rekan bisnisnya dan juga sahabat papinya.
Setelah selesai meeting santai dengan pak Danu, Brian kembali ke ruangannya dan fokus dengan berkas yang sedang ia baca, tiba-tiba ada notifikasi dari ponselnya.
[Pak, hari ini saya izin karena ibu saya sedang ulang tahun dan ingin di antar untuk jalan-jalan,] pesan yoga asistennya.
Yap setiap tahun yoga pasti akan meninta izin untuk tidak masuk satu hari saat ulang thaun ibunya karena hanya sang ibu saja yang masih ada dan karena hari ini adalah ulang tahun sang ibu dia ingin menghabiskan waktunya dengan berjalan-jalan santai dengan sang ibu.
[Okey, kamu manfaatkan waktu kamu dengan ibu kamu!] balas Brian kemudian meletakkan kembali Handphonenya.
Brian memang selalu hafal dengan tanggal ulang tahun ibu yoga mungkin karena sudah berjalan setiap tahun yoga akan meminta izin sehingga Brian pun sudah hafal.
Saat sedang fokus dengan berkasnya entah mengapa tiba-tiba Brian teringat sang istri Sheila.
"Sedang apa dia sekarang ya?" gumam Brian merasa penasaran dengan kegiatan yang dilakukan oleh Sheila sekarang ini.
Namun dia menepisnya dan kembali fokus dengan pekerjaannya agar dia bisa segera pulang ke rumah.
Sedangkan di sisi lain yoga yang sedang membawa sang ibu berjalan-jalan di mall pun ikut senang, karena ia memang jarang sekali membawa ibunya untuk ke mall karena kesibukannya.
"Ma kita mau kemana lagi?" tanya yoga karena sudah menemani sang mama muter-muter di seluruh lantai hingga rasanya kaki yoga ingin copot.
"Bentar kita duduk dulu aja Yog, mama capek ni," sahut mamanya.
"Dari tadi yoga udah capek ma!" gumam yoga dalam hati, ia tidak akan mengeluh karena ini adalah salah satu waktunya me time dengan sang mama.
"Itu ada apa ya Yog, kok pada ribut sih di toko itu?" ujar mamanya dengan menunjuk toko barang branded di depannya yang cukup jauh.
"Enggak tahu ma!" ucap yoga acuh tak acuh karena dia tidak ingin berurusan dengan hal seperti itu.
"Aduh kamu itu jangan cuek-cuek banget dong, nih gara-gara kelamaan kerja jadi gini nih. Gimana mau ada yang mau kalau kayak gitu!" ucap sang mama dengan nada mengejek.
"Mama ihh!" kesal yoga.
Yoga pun kembali melihat keributan di depan sana, namun entah firasat yoga atau bagaimana, karena yoga sepetinya kenal dengan sosok yang berada di dalam sana yang sedang di marahi oleh seorang ibu-ibu.
"Kok kayak istri nya bos ya!" gumam yoga dalam hati namun dia tidak yakin, dan semua kejadian tadi disaksikan semuanya oleh yoga.
Setelah suasana sedikit reda yoga pun ingin ingin berjalan menuju ke toko tadi, namun dia urungkan karena melihat nyonya besar datang ke situ, yoga pun menjadi yakin bahwa wanita yang tadi di tampar oleh ibu-ibu adalah nona Sheila.
Setelah nyonya besar pergi dari situ yoga pun meminta sang mama untuk menunggunya sebentar karena dia ada keperluan.
"Mama tunggu yoga di sini dulu ya. Yoga ada urusan sebentar!" sahut yoga dan mendapat anggukan dari sang mama yang sedang menikmati makanannya.
"Permisi," sapa yoga kepada salah satu pegawai.
"Iya, pak. ada yang bisa ki bantu," ucapnya dnegan sopan.
"Maaf tadi saya melihat ada keributan di sini, kalau boleh tahu kenapa ya?" tanya yoga.
"Oh, tadi ada ibu-ibu yang nyelonong rebut pakaian yang mau di beli sama kakak cantik tuan, padahal kakak cantik yang mengambilnya terlebih dahulu untung saja kakak cantik baik jadi merelakan kemeja yang di pakaian yang ia beli," ujar pegawai toko panjang lebar, yoga pun mulai mengerti.
"Bolehkah saya melihat cctv yang terpasang?" izin yoga dan mendapat anggukan dari pegawai toko.
"Mari, tuan."
Dengan hati-hati yoga pun mencermati semua kejadian yang terekam dan benar saja tebakannya benar bahwa itu adalah nona Sheila.
"Siapa yang beraninya menampar istri dari Brian Albern Ardolph pengusaha muda terkenal dan juga penguasa dunia mafia yang kejam, sungguh cari gara-gara." gumam yoga di hatinya dengan senyum mengejek.
"Permisi, saya ingin meminta salinan video ini."
"Maaf kalau boleh tahu ada keperluan apa tuan?" tanya pegawai, karena memang tidak sembarang orang bisa mengambil video dari toko tersebut.
"Karena orang yang baru saja di tampar oleh ibu-ibu itu adalah istri dari bos saya, dan juga bos saya tahu kalau sang istri di perlakukan seperti itu maka toko mu juga akan terkena imbasnya!" ujarnya mengintimidasi.
Pegawai toko yang mendengarkan pun ikut bergidik ngeri pasalnya dia melihat kakak cantik tadi sangat anggun dan tidak menyangka bahwa dia sudah menikah dan sepertinya suaminya juga bukan sembarangan karena bisa di lihat dari yoga sendiri yang berpakaian layaknya boss tapi ternyata hanya seorang asisten.
"Baik, tuan." segera pegawai tersebut mempersilahkan yoga untuk mengcopy file tersebut dan juga berniat untuk menunjukkannya kepada Brian, pasti bosnya itu akan marah besar.
Yoga yakin meski pun bosnya itu dingin namun dengan Sheila bosnya sedikit melunak meski pun masih dingin juga, dia ingin tahu juga bagaimana perasaan bosnya itu saat melihat Sheila sang istri di perlakukan seperti itu.
"Sungguh ibu-ibu cari gara-gara!" sahut yoga dalam hatinya.
Setelah selesai dengan mengcopy filenya yoga pun pergi dan meminta sang mama untuk pulang karena dia ada urusan mendadak yang tidak bisa ia tinggalkan.
Mamanya pun mengerti dengan kesibukan yoga dan beliau juga sudah merasa baikkan karena sudah menghabiskan cukup waktu dengan yoga, beliau juga sudah sangat capek sekali.
Setelah izin yoga pun langsung melesat menuju ke kantornya dan ingin segera menunjukkan video itu secepatnya.
TOK TOK TOK
"Masuk!" pinta Brian saat mendengar ada seseorang yang mengetuk pintunya.
"Siang, bos." sapa yoga saat masuk ke dalam.
"Yoga, bukannya kamu libur?" ucap Brian.
"Seharusnya iya, tapi ada sesuatu yang perlu ku tunjukkan kepada anda!" sahutnya dengan mengeluarkan handphonenya.
"Lihat ini!" tungkas yoga dengan memberikan handphonenya.
Brian yang tidak tahu apa-apa pun hanya pasrah dan mengikuti ucapan asisten sekaligus sahabatnya itu dan betapa terkejutnya ternyata itu adalah video Sheila yang sedang di tampar oleh salah satu ibu-ibu yang Brian tidak tahu asalnya.
"Siapa dia!" ucap Brian dengan menahan amarahnya.
.
.
TBC