Aku tak mempunyai daya ketika Papa yang terbaring sakit mempunyai permintaan terakhir. Aku harus menikah dengan sahabat papa atas kemauan terakhir papa. Tidak mungkin aku menolak permintaan orangtuaku satu satunya.
Apakah aku akan bahagia hidup dengan sahabat papa? Jangan lupa baca novel ini,nantikan terus update cerita setiap harinya.
jangan lupa juga baca novel "Cinta dan Sahabat" Selamat membaca reader's semoga kalian suka dengan karya karyaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 // Dinner Part 1
Gustaf sudah selesai bersiap-siap, sekarang ia hanya tinggal menunggu istrinya turun.
"Dasar cewek, kalo dandan lama bener" gerutu Gustaf dalam hati.
Sekitar 10 menit berlalu, Terlihat Vanly turun mengenakan gaun berwarna orange dengan memperlihatkan bahu indahnya. Rambutnya di gerai dan dibuat sedikit bergelombang dengan menggunakan topi sebagai aksesorisnya. Gustaf terpana melihat sang istri yang begitu cantik malam ini. Biasanya Gustaf hanya melihat Vanly dengan make up polosnya, tapi malam ini dia begitu cantik dan natural.
Vanly melihat suaminya tak berkedip sedikitpun, entah apa yangs sedang mengganggu pikirannya. Akhirnya Vanly segera menepuk pundak suaminya itu. Gustaf melompat dari tempatnya ke sebelah kanan, Gustaf tak tau jika istrinya sudah dihadapannya. Vanly hanya terkekeh dengan tingkah Gustaf.
Gustaf yang sedang salah tingkah segera bersikap seakan tak terjadi apa-apa, ia segera menarik tangan Vanly dengan lembut. Mereka menaiki mobil dengan santai. Kali ini Gustaf tidak menyetir mobilnya sendiri, melainkan Mang Ujang lah yang mengantarkan mereka. Ia ingin berada di samping istrinya sebelum ia harus pergi ke Australi untuk mengurus bisnisnya.
Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di pinggir pantai yang sudah dihias demikian indahnya. Banyak lampu menyala, Balon-balon menghias pinggir pantai itu. Disana hanya ada Gustaf dan Vanly saja. Makanan sudah tersedia di atas meja sebelum mereka datang. Semua design yang ada disana sudah di atur oleh Gustaf tentu saja dengan mengandalkan asisten Jun.
Vanly tersenyum lebar melihat semua pemandangan Indah ini. Bintang bertaburan diangkasa, deburan ombak seakan menghipnotis orang yang datang kesana. Vanly tak menyangka jika suaminya bisa begitu romantis seperti ini.
"Semoga kamu suka sayang" Ucap Gustaf dilanjutkan dengan mel*mat bibir kecil Vanly.
Vanlypun segera membalas ciuman Gustaf. Mereka berciuman sangat lama. Hingga akhirnya nafas Vanly terengah-engah, Gustaf pun segera melepaskannya. Gustaf memeluk Vanly sangat lembut. Ia mengajak istrinya untuk duduk dan berbagi cerita bersamanya.
"Taukah kamu Van, dulu waktu kamu SMA mas mulai tertarik sama kamu. Mas bilang ke Bams, kalo mas suka sama kamu, ehhh tapi kata papamu mas itu ngaco, soalnya suka sama anak-anak."
Vanly pun tertawa mendengar cerita Gustaf. Ia semakin penasaran dengan apa yang Gustaf ceritakan.
"Lalu?" Sahut Vanly dengan cepat
"Setiap mas main ke rumah, kamu sedang belajar, mas sama si Bams lewat depan kamarmu, mas selalu pelankan jalannya mas.. Pas papamu tau mas langsung di tarik" sambung Gustaf.
"Tapi bagaimana bisa akhirnya papa mengizinkan mas nikah sama aku?" Tanya Vanly penasaran.
"Mas selalu membujuk papamu untuk menikahkanmu denganku setelah kamu lulus nanti, tapi selalu gagal. Pada akhirnya papamu sakit keras, tiba-tiba dia tanya ke mas apakah mas masih mau menikahimu? Lalu mas jawab 'iya'. Terus papamu bilang 'nikahlah dengan anakku, jagalah dia untukku karena dia satu-satunya permata yang aku punya', mas udah seneng banget si Bams bilang gitu,tapi disisi lain mas udah ngerasa jika itu pesan terakhir Bams,bagaimana pun Bams adalah sahabat baik mas" Sahut Gustaf.
Tak terasa air mata Vanly jatuh membasahi pipinya, betapa ia sangat rindu dengan papanya. Betapa papanya sangat memikirkan masa depannya hinga papanya memilihkan seorang suami yang tepat untuknya.
Gustaf pun segera menghapus air mata istrinya. Ia menggenggam tangan Vanly erat-erat "Van, mas menyayangimu lebih dari apapun yang mas punya didunia ini. Betapa berharganya Bams ngizinin mas buat menjadikanmu istri"
Vanly semakin terisak mendengar kata-kata suaminya. Ia tak menyangka jika Gustaf tulus menyayangi nya. Hari ini ia sangat bersyukur atas semua takdir yang sedang dijalaninya saat ini. Ia sering merasa jika Tuhan tidak adil pada dirinya karena telah merebut mama dan papanya. Namun sekarang ia sadar jika Tuhan itu merencanakan hal indah dan tentu nya terbaik untuk dirinya.
-----
Author akan kasih visualnya Vanly Sutopo,
Ini ketika dinner bersama suaminya Gustaf Ardiansyah Sutopo, bagaimana? cantik bukan😊
Oh iya guys..
Author minta kritik dan saran yg membangun ya,
jangan lupa kasih like dan vote novel ini,
karena dengan itu author semakin bersemangat untuk mengarang cerita setiap harinya😊
.
baca cerita ini, kangen suami.....