Dava adalah seorang menantu yang selalu dihina dan direndahkan oleh keluarga istrinya, karena dikira hidup miskin sehinggi numpang hidup dirumah mertua. pekerjaannya sebagai kuli bangunan membuat dirinya selalu dihina dan di rendahkan. Dava memiliki mertua yang jahat dan Saudara ipar yang angkuh dan sombong.
suatu waktu seorang pria tangguh datang mencarinya ia adalah orang kepercayaan, Tuan Adinata yang diperintahkan untuk mencari putra tunggalnya yang sudah lama pergi dari rumah. Karena Dava adalah penerus takhta dari orang terkaya nomor satu dinegara ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mike Lovez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24:24
Aku memeluk istriku dengan erat rasanya tidak ingin melepaskannya, aku tidak bisa ngebayangin kalau aku kehilangan dia. Aku tidak peduli dengan orang yang ada di sampingku terutama ayah, aku menciumi pipi dan kening Dinda, aku melihat dia menangis hatiku seperti diiris dengan pisau.
Ayah melangkah mendekati kami berdua dan mengelus kepala Dinda dengan lembut dan mengulum senyum, memang ayah terbaik.
"Putry cantik ayah, kamu harus tenang fokus pada kondisi kesehatan kamu dulu nanti setelah kamu sudah sehat baru kita bicarakan ya, kamu harus sehat, harus tunjukan ke orang yang menyakiti kamu kalau kamu bisa hidup bahagia tanpa minta bantuan mereka"
" Ayah tidak marah sama Dinda karena gara-gara keluarga Dinda mas Dava dapat hinaan dan cacian".
"Hehe..untuk apa ayah marah sama kamu nak, justru ayah berterimah kasih sama kamu karena semua berkat kamu, ayah bisa ketemu kembali dengan putra ayah dan ditambah mendapatkan bonus putri cantik, karena cinta dan kasih sayang kamu juga terhadap putra ayah, sehingga kamu rela disiksa oleh keluarga kamu sendiri, ingat mulai sekarang kamu bukan Winata lagi tapi Adinata."
"Sampai kapanpun Ayah tidak akan membiarkan kamu pergi kerumah itu lagi, dan ayah juga tidak akan membiarkan mereka bertemu dengan mu, ayah juga sudah merencanakan resepsi pernikahan kalian digelar sangat besar dan akan diliput oleh beberapa stasiun tv dinegara ini, tapi ayah minta kamu tidak berkecil hati jika ayah tidak mengundang mereka.
"Makasih banyak yah...makasih sudah mau menerima Dinda dengan sangat baik...dan Dinda lakukan itu semua karena cinta Dinda untuk mas Dava bukan untuk hal yang lain, bahkan jika hari itu nyawa Dinda tidak tertolongpun Dinda sudah pasra. Jika soal nama belakan Winata memang Dinda sudah menghapus nama itu ayah dan itu juga keinginan Dinda. Dinda sudah tidak mau berhubungan lagi dengan keluarga itu. Soal tidak mengundang mereka cukup sudah ayah penderitaan yang Dinda rasakan jadi tidak perlu mengundang merekahakss...hikssss."
"Nak cukup jangan menangis lagi, ayah dan suami kamu tidak mau kamu menangis, takutnya nanti ibu melihat putry cantiknya menangis dikira ayah dan putranya memarahimu, kami yang akan dimarahin hahaha"
Aku melihat interaksi ayah dan Dinda membuat hatiku adem ayam, aku sangat bersyukur karena ibu dan ayah menerima istriku dengan hati yang lembut dan baik.
" Ah Dinda lupa, ayah, mas mana ibu? waktu Dinda kerumah katanya ibu sakit jadi rencana Dinda kesini mau jenguk ibu justru Dinda yang dirawat hahahah. Biar Dinda pergi lihat ibu dulu" tutur Dinda ia berusaha untuk bangun dari tempat tidurnya tapi langsung aku dan ayah menahannya.
"Nak jangan bergerak dulu, kamu masih lemah. Ibu baik-baik saja tunggu nanti dokter datang untuk pindahkan kamu ke ruangan ibu aja biar tidak terpisah."
"Iya sayang benar kata ayah tunggu sebentar lagi dokter dan suster datang untuk pindahkan kamu ke tempat ibu aja"
"Yaudah deh aku nurut aja,"
Hari ini kebahagiaanku sempurna karena kedua wanita yang aku sayangi sudah siuman dan mereka berdua salam masa pemulihan semoga secepatnya kami keluar dari rumah sakit ini. Karena aku juga tidak mau lama-lama disini.
Tak selang lama seorang dokter dan dua suster datang. Mereka membereskan semua peralatan akhirnya Dinda dipindahkan ke ruangan ibu karena kebetulan ruangan ibu adalah ruangan yang khusus dibuat oleh ayah jadi didalam ruangan ini terdapat kamar tidur. Dan paling luas sehingga biar Dinda dan ibu satu ruanganpun tidak masalah karena memang ini ruangan khusus.
Pada saat kami semua masuk keruangan ternyata ibu lagi tidur pules banget, kata dokter ibu baru selesai dikasih obat jadi mungkin karena evek obat membuat ibu ngantuk dan tidur. Sedangkan suster lagi duduk disamping ibu, tapi pas kami masuk suster bangkit dari duduknya dan menghampiri kami, namun aku mencengahnya.
"Sus tidak usa bantu aku lihat sus juga sudah kelelahan mendingan sus istirahat di dekat ibu, aku yang urus Dinda sus cukup perhatikan ibu aja ya."
"Makasih Tuan muda," Tutur Suster menundukan kepala.
setelah dokter mengurus semua keperluan Dinda akhirnya dia pamit keluar dari ruangan diikuti oleh suster, sementara aku dan ayah duduk di sofa yang satu lagi karena Dinda juga sudah kembali tidur karena aku lihat Dokter menyuntikan obat kedalan infus jadi itu mungkin pengaruh sehingga membuat Dinda ngantuk.
Sementara pak Erik dan kedua pengawal lainnya lagi menunggu diluar, karena ini sudah malam jadi aku juga ikutan ngantuk akhirnya aku beranjak ke samping Dinda dan tidur sambil peluknya.
Ayah juga sama ia beranjak dari sofa yang tadi kami duduki dan gegas ke tempat sus istirahat aku lihat dengan lembut ayah membangunkan suster suruh pindah karena ayah mau istirahat di samping ibu.Tidak lama aku tertidur.
Pada saat aku sadar ternyata sudah jam lima pagi aku menandang sekeling, kok sepih banget ya pada kemana, aku singkirkan gorden besar yang menjadi penghalang, ternyata semua masih tidur ayah masih di tempat semula dengan ibu sedangkan Suster masih di sofa, aku turun dari ranjang dan hendak ke kamar mandi mau cuci muka biar terlihat segar. Pas aku keluar dari kamar mandi ternyata Dinda juga sudah bagun. Aku langsung menghampirinya, dan meneluknya.
"Selamat pagi sayangku, sudah bangun ya mau mas bersihkan badan kamu sayang, biar mas bantu atau nanti aja"
"Nanti aja mas, aku masih mau peluk mas, waktu mas pergi aku menangis terus, aku pikir mas akan tinggalkan aku, aku tidak mau mas pergi lagi janji sama aku mas saat ini yang aku punya hanya mas, ibu dan ayah jadi jika kalian tidak ada siapa lagi yang aku harapkan"
"Hehehe...siapa yang pergi meninggalkan kamu sayang itu tidak akan mungkin, mas berjuang semampu mas untuk tetap bersama kamu jadi jangan pernah kamu berpikir seperti itu, nanti kalau kamu sudah sembuh apapun yang kamu minta akan mas belikan"
"Serius mas, kalau Dinda minta belikan Dinda pesawat pribadi apa mas sanggup."
" Lah untuk apa beli lagi sayang, punya ayah kan aja jadi kalau kita mau pergi tinggal pake aja"
Lucu istriku ini kadang sangat mengemaskan melihat tingkahnya, tadi katanya mau belikan dia pesawat pribadi giliran aku bilang punya ayah ada dia mala menutup mulutnya karena terkejut, dia tidak percaya kalau ayah punya jet pribadi hahah.
"Apa....ayah punya jet pribadi mas, serius?"
"Iya sayang, ada punya ayah , nantilah kalau kamu dan ibu sudah sembuh kita jalan-jalan dengan jet pribadi ayah. asal sudah sehat dulu."
"Mas, berarti mas anak orang kaya, kenapa mas tidak cerita sama aku mas, selama ini mas menyembunyikan identitas mas. Jahat kamu mas"
/Joyful//Joyful//Joyful/
/Proud//Proud//Proud/
/Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/