Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.
Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.
Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serigala Putih Bernama Bai Hu
Setelah perjalanan cukup jauh, Linlin dan Yi Hang akhirnya tiba di rumah. Begitu masuk, Linlin langsung menghela napas panjang dan meregangkan tubuhnya.
"Aku ingin istirahat sebentar. Rasanya tubuhku sangat lelah," ujarnya sambil berjalan menuju kamarnya.
Namun, sebelum Linlin sempat masuk, Yi Hang langsung menahan langkahnya. "Tunggu dulu."
Linlin menoleh dengan alis sedikit terangkat. "Kenapa?"
Yi Hang menatapnya dengan serius. "Kau belum makan, kan? Sebaiknya makan dulu sebelum beristirahat. Kebetulan, bubur yang kumasak tadi pagi sudah matang sebelum kita pergi. Aku tinggal menghangatkannya sebentar."
Linlin mengerjap, lalu mengingat bahwa tadi pagi ia memang belum sempat makan. Perutnya yang awalnya tidak terasa lapar, tiba-tiba berbunyi pelan, membuatnya sedikit malu.
Yi Hang tersenyum tipis melihat reaksinya. "Ayo, duduk. Aku akan mengambil buburnya."
Tanpa menunggu jawaban Linlin, Yi Hang langsung berjalan ke dapur.
Linlin akhirnya menyerah dan duduk di meja makan. Ia menopang kepalanya dengan satu tangan, merasa sedikit mengantuk, tetapi juga sadar bahwa makan sebelum tidur memang lebih baik.
Tak lama kemudian, Yi Hang kembali membawa dua mangkuk bubur hangat dan meletakkannya di meja. "Makanlah, ini tidak terlalu panas."
Linlin mengambil sendok dan meniup buburnya sebelum mencicipi. Rasanya lembut dan gurih, dengan aroma kaldu yang menggugah selera. Ia mengangkat alis, sedikit terkejut. "Seperti biasa, masakanmu selalu enak."
Yi Hang duduk di hadapannya dan mulai makan. "Aku dulu juga tidak memasak, tapi karena disini bersama mendiang kakek, ia mengajarkanku memasak, jadi sampai sekarang ya bermanfaat."
Linlin tersenyum. "Hm... Begitu rupa nya."
Yi Hang ikut tersenyum,, melihat Linlin tersenyum.
Mereka makan dalam diam. Yi Hang tidak banyak bertanya, karena ia bisa melihat jelas bahwa Linlin sangat kelelahan setelah mengobati Jang Lei.
Setelah selesai makan, Linlin meletakkan sendoknya dan meregangkan tubuhnya. "Baiklah, sekarang aku benar-benar ingin tidur."
Yi Hang mengangguk. "Istirahatlah. Aku akan membersihkan semuanya."
Linlin menatapnya sejenak, lalu tersenyum kecil. "Terima kasih."
Begitu pintu tertutup, Linlin tidak langsung tidur. Ia menghela napas, lalu duduk di tepi tempat tidur dan menutup matanya. Dalam sekejap, ia masuk ke dalam ruang dimensinya.
Begitu masuk, ia melihat rumah di tengah dimensi yang sebelumnya baru saja muncul. Rumah itu tampak sederhana namun memiliki banyak ruangan, dan menurut sistem, di masa depan rumah ini akan berkembang menjadi rumah sakit jika ia menikah.
Ia mengabaikan rumah itu sejenak dan berjalan menuju ruang penyimpanan, tempat item yang baru ia dapatkan tersimpan.
"Sistem, aku ingin melihat benih yang baru kudapatkan."
[Ding! Menampilkan item terbaru.]
Di hadapan Linlin, beberapa kantong benih muncul di atas rak kayu yang tersusun rapi. Ia mengambil satu dan membaca labelnya.
"Kentang… ubi jalar… talas…" Ia mengangkat satu kantong lainnya dengan alis berkerut. "Jewawut? Sorgum?"
[Ding! Sorgum dan jewawut adalah tanaman serbaguna yang bisa tumbuh di berbagai musim dan tahan kekeringan. Keduanya bisa menjadi alternatif pengganti beras dan gandum.]
Mata Linlin berbinar. "Tanaman ini cocok untuk desa yang sering kekurangan makanan."
Ia melirik kantong benih lainnya yang berisi kacang-kacangan. Itu adalah tanaman yang bisa tumbuh di kondisi tanah yang tidak terlalu subur.
[Ding! Pemilik dapat mengubah sebagian ruang dimensi menjadi lahan pertanian dengan menukar poin.]
Linlin menegakkan punggungnya. "Benarkah? Berapa poin yang dibutuhkan?"
[50 poin untuk lahan kecil, 150 poin untuk lahan sedang, dan 400 poin untuk lahan besar.]
Linlin langsung tersenyum puas. "Akhirnya sesuatu yang bisa kutukar!"
Saat ini, ia memiliki 82 poin, cukup untuk membuka lahan kecil.
"Aku ingin menukar 50 poin untuk lahan kecil!" katanya tanpa ragu.
[Ding! 50 poin telah ditukar. Lahan kecil telah dibuka di ruang dimensi.]
Sekelebat cahaya menyelimuti area kosong di dekat rumah, dan dalam hitungan detik, lahan seluas sekitar 10x10 meter muncul dengan tanah yang tampak subur.
Linlin berjalan mendekat dan menggenggam segenggam tanahnya. "Lembut dan subur… Sepertinya bagus untuk menanam apa saja."
Ia lalu kembali ke rak penyimpanan dan mengambil beberapa benih. Ia memilih kentang, ubi jalar, dan sorgum, lalu mulai menanamnya dengan hati-hati.
Linlin berdiri dan mengusap peluh di dahinya. "Baik, setidaknya sekarang aku sudah punya sumber makanan cadangan."
Setelah selesai menanam kentang, ubi jalar, dan sorgum, Linlin kembali ke ruang penyimpanannya dan melihat item lain yang ia peroleh saat berada di gunung beberapa waktu lalu.
Ia mengeluarkan dua benda yang terlihat seperti akar dan seikat daun berkilauan. Pohon Akar Seribu Tahun dan Moonlight Herb.
Mata Linlin berbinar. "Aku hampir lupa kalau aku memiliki ini!"
[Ding! Pohon Akar Seribu Tahun adalah tanaman langka yang membutuhkan tanah dengan energi spiritual tinggi. Moonlight Herb juga hanya bisa tumbuh di tempat dengan kadar energi tertentu.]
Linlin menoleh ke lahan kecil yang baru saja ia buat. Tanahnya memang subur, tetapi ia tidak yakin apakah cukup baik untuk tanaman langka ini.
"Sistem, bisakah aku meningkatkan kualitas tanah ini?"
[Ding! Pemilik dapat menginfus tanah dengan energi spiritual menggunakan 10 poin per meter persegi.]
Linlin melihat sisa poinnya—sekarang tinggal 32 poin setelah membeli lahan kecil tadi.
"Baik, aku akan menginfus 1 meter dengan energi spiritual!"
[Ding! 10 poin telah digunakan. Tanah telah diperkuat dengan energi spiritual.]
Sekali lagi, cahaya menyelimuti tanah, dan Linlin bisa merasakan perbedaannya. Udara di sekeliling lahan menjadi lebih segar, dan tanahnya tampak lebih hitam dan kaya akan nutrisi.
Dengan hati-hati, ia menggali lubang kecil dan menanam Pohon Akar Seribu Tahun di salah satu sudut lahan. Setelah itu, ia menanam Moonlight Herb di dekatnya.
"Semoga kalian bisa tumbuh dengan baik di sini."
Setelah selesai menanam, Linlin mengusap tangannya dan tersenyum puas. Kini, selain memiliki tanaman pangan, ia juga memiliki dua tanaman langka yang mungkin berguna di masa depan.
[Ding! Pemilik telah menanam tanaman langka. Poin tambahan +5.]
Linlin tersenyum kecil. "Lumayan, setidaknya poinku bertambah sedikit."
Tiba-tiba Seekor serigala putih raksasa berdiri gagah di depannya.
Serigala putih itu menatap Linlin tanpa berkedip, lalu tiba-tiba... ia menundukkan kepalanya.
[Ding! Makhluk buas ini telah berinteraksi dengan energi pemilik. Ia ingin melakukan kontrak ikatan jiwa. Apakah pemilik setuju?]
Linlin menelan ludah. "Kontrak jiwa?"
[Ding! Dengan kontrak ini, serigala putih akan menjadi pelindung pemilik seumur hidupnya. Ia hanya bisa memiliki satu tuan, dan nyawanya akan terikat dengan pemilik.]
Linlin mengernyit. "Jika aku mati, dia juga akan mati?"
[Benar. Namun, sebagai gantinya, ia akan mendapatkan peningkatan kekuatan dan hidup jauh lebih lama dari serigala biasa.]
Serigala itu menundukkan kepalanya sedikit, seolah setuju dengan perkataan sistem. Sorot matanya masih tajam, tetapi ada ketenangan di dalamnya—seakan ia sudah menerima Linlin sebagai tuannya.
Linlin menghela napas dalam, lalu mengangkat tangannya. "Baiklah, ayo kita lakukan kontraknya."
[Ding! Untuk mengaktifkan kontrak jiwa, pemilik harus meneteskan darah ke dahinya.]
Linlin menggigit ujung jarinya, membuat setetes darah segar keluar. Dengan hati-hati, ia menjulurkan tangannya dan membiarkan darahnya menetes tepat di antara kedua mata serigala putih itu.
Begitu darah menyentuh bulunya, cahaya keemasan bersinar terang. Angin bertiup kencang di dalam ruang dimensi, dan Linlin merasa ada sesuatu yang terhubung di dalam dirinya—sebuah ikatan yang hangat dan kuat.
Serigala putih mengangkat kepalanya dan melolong panjang. Suara itu menggema di seluruh ruang dimensi, memberikan perasaan megah sekaligus menakutkan.
[Ding! Kontrak berhasil! Serigala Putih kini telah menjadi pelindung pemilik. Mohon berikan nama.]
Linlin menatap serigala itu. Meskipun terlihat gagah dan ganas, entah kenapa tatapan matanya memberikan rasa nyaman.
"Bagaimana kalau aku memanggilmu Bai Hu?"
Serigala itu menundukkan kepalanya seolah menyetujui nama tersebut.
[Ding! Nama telah dikonfirmasi. Bai Hu sekarang sepenuhnya terikat dengan pemilik.]
Ia tersenyum tipis dan mengusap kepala Bai Hu. "Mulai sekarang, kita adalah keluarga."
Bai Hu menggeram pelan dan menggosokkan kepalanya ke tangan Linlin, menunjukkan ketundukannya.
Setelah memastikan semuanya dalam keadaan baik, Linlin akhirnya kembali ke dunia nyata.
Begitu matanya terbuka, ia sudah berada di kamarnya lagi. Matahari siang sangat terik.
Ia menarik napas panjang. "Aku butuh istirahat sejenak."
Linlin akhirnya merebahkan diri di tempat tidur dan membiarkan tubuhnya beristirahat.