"Aku akan berusaha melawan badai yang akan menerpaku kapanpun itu. Aku siap menerima serangan badai yang besar sekalipun. Aku tidak takut kepada besarnya badai, aku tidak gentar terhadap ganasnya badai. Aku juga tidak akan menyerah walau badai itu terus menggulungku. Aku akan berusaha berdiri di atas badai itu. Aku akan menghadapi badai itu. Aku akan melawan badai itu. Aku akan menari diatas badai itu pula. Hingga pada akhirnya, badai itu bisa menyatu dengan diriku. Aku adalah badai dan badai adalah aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan II: Awal Dari Kehancuran
Dan benar saja apa yang telah diprediksi oleh Kaisar, energi hitam pekat semakin bertambah kuat dan sedang menuju ke arah Istananya. Jaraknya masih sekitar lima kilometer, tapi energinya sudah bisa dirasakan dengan sangat jelas karena kekuatan yang sangat besar.
Semua orang sudah siap untuk menyambut kedatangan tamu yang tak diundang. Kaisar segera memerintahkan istri dan anaknya untuk bersembunyi di tempat yang aman. Dia memerintahkan dua Pendekar Surgawi tahap lima untuk menjaga anak dan istrinya, bagaimana pun kedua anaknya tersebut adalah penerusnya jika dia gugur nanti. Meskipun kekuatannya tidak diragukkan lagi, tapi Kaisar lebih tidak memilih mengambil resiko.
Para Tetua dari aliansi telah berkumpul didepan Istana. Kaisar sendiri sudah siap dengan baju zirah perangnya yang berwarna kuning emas. Sebuah pedang dengan lukisan naga berada di punggungnya. Pedang itu bernama Pedang Naga Emas, pedang itu merupakan pusaka tingkat tinggi.
Kaisar berjalan perlahan ke depan istananya. Dia bagaikan dewa yang sangat terlihat gagah didepan semua orang. Aura yang dipancarkan dari tubuhnya bisa membuat orang-orang berkeringat dingin.
Energi hitam itu semakin bertambah kuat, jaraknya sekitar satu kilometer dari Istana Kekaisaran Wei. Semuanya sudah bersiap untuk berperang menjaga wilayahnya. Para kepala tetua dari masing-masing sekte sudah memasang kuda-kuda bersama dengan pasukan yang dipimpinnya.
Malam itu seolah waktu berhenti. Langit yang tadinya cerah menjadi mendung. Bulan purnama yang tadi menampakkan cahaya yang begitu indah mendadak tertutup oleh awan hitam. Suara binatang yang biasanya terdengar menggema dari sekitar hutan terlarang menjadi sunyi. Suasana ini menjadi semakin menakutkan ditambah dengan energi hitam yang terasa semakin jelas.
Tak lama setelah itu …
"Serang!" ucap Fang Yun memimpin perang besar tersebut. Istana Kekaisaran diserang dari segala penjuru. Malam yang tadinya sepi menjadi berisik dengan suara senjata yang saling beradu.
Di bagian barat
Sekte Kelelawar Hitam yang dipimpin oleh Chen Peng dan sekte Gunung Berhantu yang dipimpin oleh Hui Gan melakukan penyerangan bersama dengan pasukan yang berjumlah sekitar 600 orang.
Mereka melompati benteng kekaisaran, betapa kagetnya pasukan kekaisaran dan pasukan sekte Bulan Perak yang dipimpin oleh Xin Wu melihat musuh dengan jumlah yang begitu banyak. Bahkan Xin Wu pun merasa kaget melihat banyaknya jumlah musuh, ada rasa takut di hatinya. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain selain menyambut datangnya musuh.
"Jangan takut, kita akan berjuang sampai titik darah penghabisan. Jika kita gugur, kita akan menjadi pahlawan. Serang!" teriak Xin Wu menyemangati pasukannya.
Pertempuran besar tak bisa dihindari lagi. Bagian barat kekaisaran sudah menjadi medan pertumpahan darah. Jeritan pasukan musuh dan pasukan yang dipimpin Xin Wu mulai terdengar, mereka meregang nyawa.
Tak mau ketinggalan, Chen Peng langsung bertindak dan mengeluarkan kekuatannya untuk menghabisi musuh yang ada didepannya.
"Kelelawar Kematian …"
Chen Peng mengeluarkan salahsatu jurus andalannya. Seketika, ribuan kelelawar yang entah darimana datangnya menyerang pasukan Xin Wu dengan ganas. Kelelawar itu mengigit setiap prajurit yang ditemuinya.
Hui Gan tak mau kalah, dia juga mengeluarkan jurus andalannya.
"Pasukan Iblis Hitam …"
seketika muncul ribuan iblis dengan wujud yang menyeramkan, mereka semua berwarna hitam dengan mata yang merah menyala.
Setiap prajurit yang menjadi sasaran pasukan iblisnya akan mati setelah dihisap energi kehidupannya. Tak butuh waktu lama, pasukan Xin Wu sudah berkurang jumlahnya dengan sangat drastis. Dari 10.000 pasukan, kini hanya tinggal sekitar 7000 pasukan saja.
Melihat kejadian ini betapa marahnya Xin Wu. Amarahnya sudah berada diujung tanduk, dia berlari menuju pasukan musuh bagaikan singa terluka. Setiap yang ia jumpai akan dia habisi dengan pedangnya. Dia mengeluarkan sebuah jurus yang mengerikan.
"Malam Sunyi, Malam Kematian …"
Setelah meneriakkan jurus Malam Sunyi, Malam Kematian, waktu di situ seolah berhenti berputar.
Semua pasukan musuh menjadi patung untuk sementara waktu, sebelum akhirnya mereka tewas dengan kepala terpisah dari badannya. Pasukan Pendekar Bumi langsung tewas dengan sekali tebas, dengan satu jurusnya dia berhasil membunuh sekitar 300 Pendekar Bumi tahap lima.
Tak henti sampai disitu, dia terus maju ke depan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Setiap dia berlari, tiga kepala terpisah dari badannya dengan satu gerakan. Gerakannya sangat sulit dibaca, dia menggunkan jurus pedang.
"Pembasmi Iblis …"
Pedang yang tadinya berwarna hitam pekat, kini berubah menjadi merah darah.
Chen Peng menjadi sangat geram dengan apa yang dilakukan oleh Xin Wu. Amarah dia sudah tidak terkendali, dia mengeluarkan sebuah jurus yang sangat berbahaya.
"Raja Kelelawar, Gelombang Kematian …"
Seketika itu juga muncul tiga kelelawar hitam dengan ukuran raksasa. Kelelawar itu mengibaskan sayapnya dan mengirimkan gelombang suara hitam pekat ke pasukan Xin Wu, ribuan pasukan itu mati dengan darah keluar dari setiap lubang di tubuhnya.
Hui Gan merasakan hal yang sama dengan Chen Peng, pasukannya dibantai tentu dia tidak akan tinggal diam. Dia berlari menuju kerumunan musuh, gerakannya begitu cepat hingga tidak bisa dilihat dengan mata biasa. Dia terus berlari menuju kerumunan musuh, setiap dia melewati kerumunan itu, musuh akan mati dengan kondisi kepala pecah.
"Iblis Kegelapan …"
Tak butuh waktu lama, baru sekitar dua jam pertarungan berlangsung, pasukan Xin Mu tinggal tersisa sekitar 4000 orang, itupun banyak yang terluka parah, bahkan dalam kondisi kritis. Sungguh pertempuran yang berat sebelah, pasukannya memang menang jumlah, tapi kekuatannya berbeda sangat jauh. Malam ini seolah akan menjadi malam yang paling mengerikan bagi Kekaisaran Wei. Malam ini seperti 'Awal Dari Kehancuran'.
semoga utk cerita2 lain penulis bisa insaf 🤣🤣🤣
kasian Thor membuat cerita seperti ini 🤣🤣🤣
katanya belajar dan mencontoh Kho Ping Ho,,,, jaaaaauuuuhhh thor