Lia Putri Aghata, nama gadis cantik keturunan asia yang terlahir dari keluarga berkecukupan hingga sang ayah mengalami kebangkrutan sampai dirawat di ICU karena tak juga sadarkan diri. Ditengah keputus asaanya Lia, kembali bertemu dengan pria yang merupakan musuh masa kecilnya namun bagi Ferry, Lia adalah cinta sejatinya, sejak sang gadis berusia tujuh tahun hingga kini cinta itu bukan hilang tapi makin tumbuh dan mengakar. Namun sayang karena keadaan mereka sempat terpisah selama dua belas tahun sang pria terus mencari keberadaan sang gadis namun baru berhasil menemukannya setelah dua belas tahun berpisah. Pada saat Ferry mengetahui keberadaan Lia justru disaat kondisi keluarga Lia mengalamin kejatuhan dan Ferry lah yang banyak membantu Lia melalui pengacara kepercayaan keluarga Aghata Wicaksana, tanpa sepengetahuan Lia, Ferry memberikan banyak bantuan agar kehidupan gadis yang dia cintai tidak terpuruk. Hingga akhirnya setelah banyak lika liku perjalanan hidup pelan-pelan Lia pun sadar telah jatuh cinta pada Ferry kemudian mereka menikah walaupun tanpa restu orang tua si pria, karena usia Ferry yang masih sangat muda dan ditambah lagi usia Lia yang lebih tua dua tahun dari Ferry Tapi hal ini tak membuat mereka mundur untuk tetap menikah dan membina rumah tangga. Bagaimana kah perjuangan Lia dan Ferry meluluhkan hati orang tua si pria? baca trus ya kisahnya "Suamiku Brondong"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimi Duo Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyatakan Cinta
"Ada apa pagi-pagi sudah mengganggu ku, jangan bilang kamu merindukan ku, bosan aku dari semalem di gombalin kam..." kalimat ku terhenti ketika ku dengar suara Mira.
Aku mencarinya sosoknya disekitar koridor tapi tak ku lihat batang hidungnya. "jangan-jangan yang telphon Mira bukan si kutu buku"..."Aaahhh..." aku menutup mulutku karena benar saja ternyata Mira yang menelphone ku.
"Halloooo....Lia jangan berani-berani kamu tutup telphonenya sebelum memberiku penjelasan". ucap Mira kesal karena aku cuekin.
"Heheheee...ternyata kamu yang telphon" ucapku sambil cengegesan dan menggaruk kepalaku yang tak gatal.
"Memang kamu mengharap siapa yang menelphone mu, hah?" tanya Mira mulai menyelidiki.
"Bukan siapa-siapa tidak penting koq" jelasku sekenanya.
"Apanya yang bukan siapa-siapa jika sudah gombal-gombalan, kamu hutang cerita pada ku. Aku sedang on the way ke rumah sakit, kamu harus ceritakan semuanya atau aku akan ngambek dan tidak mau bicara pada mu selamanya". ancam Mira padaku
"Baiklah akan ku ceritakan semuanya, kamu hati-hatilah di jalan, jangan ngebut-ngebut" ucapku pasrah.
"Kenapa jadi Mira sih, sebelumnya kan kamu yg telphon...Hhhhgghh" ucapku kesal sambil menggenggam erat ponselku dan menundukan kepala. Aku sudah pasrah dan tak punya pilihan, mau tidak mau harus menceritakan semuanya pada Mira terserah lah dia mau komen apa nanti, mau gimana lagi dari pada panjang nanti urusannya. bathinku
"Dreeet...dreeet, ponselku kembali bergetar dan ada notifikasi chat masuk. Si kutu buku, habis mencelakai ku sekarang dia chat apa lagi? pikir ku mulai kesal "Kenapa dia chat bukan telphon?".Bathin ku penasaran. Aku pun membuka ruang chat dengan Ferry.
"Hei cantik, kamu sedang sibuk ya? kenapa aku telphone tidak diangkat? ku coba telphone lagi malah nada sibuk😭, kamu jangan abaikan aku please🙏". -Ferry-
"Iya aku sibuk mau kencan dengan teman kampus ku" -Lia-
Dreet...dreeet...dreeet notifikasi telphon masuk dan nama Ferry tertera dilayar ponselku. Tak mau kejadian seperti tadi aku buru-buru menggeser keatas icon hijaunya.
"Hallo" ucapku singkat.
"Kamu serius mau pergi kencan?, jangan bercanda dengan ku Lia". "Aku mencintai mu Lia Putri Aghata, sangat cinta, please jaga hati mu hanya untuk ku, aku janji akan buat kamu mencintai ku seperti aku sangat mencintai mu. Aku minta maaf saat ini aku benar-benar tidak bisa berada disisi mu, tapi taukah kamu ini berat untuk ku tak melihat wajah mu". ucapan Ferry membuatku speachleess. Jantungku berdetak tak beraturan seakan mau loncat keluar, wajahku sudah merona mendengar ucapan si kutu buku. Tapi aku tetap berusaha cuek dan mengabaikan apa yang dia ucapakan.
"Teman ku sudah datang, bye", ucapku sebelum menutup telphon. "Jantung kamu baik-baik aja kan?" sambil keletangan tangan ku kedada merasakan detaknya yg tak beraturan dan cepat. "Dia tadi menyatakan cinta padaku?, Ya Tuhan". pikiranku kemna-mana dengan detak jantung tak karuan. ponselku terus bergetar si kutu buku menelphon tanpa jeda minta ku angkat karena aku nggak sanggup bicara apapun saat ini akhirnya ku matikan ponselnya agar tak lagi bergetar.
"Hei, kenapa kamu? kenapa seperti orang linglung begitu?" ucap Mira mengagetkanku sambil menhempaskan bokongnya dikursi sampingku.
"Astaga Mira kamu itu seperti jalangku saja tiba-tiba muncul tanpa diundang, ingin membuatku kena serangan jantung, hah" crocosku karena Mira membuatku kaget.
"Aku kesini buat mendengar kisah mu tentang pria yang sedang menggombali kamu? bukan buat denger kamu marah-marah. Cepat ceritakan atau aku akan sangat marah?"
"Pria apa?, tidak ada pria dalam hidupku saat ini jadi tidak ada yang perlu dibicarakan". jelasku pada Mira membuat mata Mira melotot ingin keluar.
"As long as you love me...." dering ponsel Mira dengan nomer tak dia ketahui menelphon.
"Hallo siapa ini?"
"Hallo aku Ferry Goucher anak pemilik Goucher Corp yang memberikan kalian kesempatan mendapat beasiswa"
"Kamu...Pria tampan waktu itu yang mencium sahabatku?"
"iya betul sekali"
"bagaimana kamu bisa mendapat no telphonku?"
"Ceritanya panjang, sekarang kamu dimana?"
"Aku di RS XY menemani sahabatku menjaga papanya yang masuk ICU".
"Maksud mu sahabat mu yang aku cium?"
"Iya, kamu telphon aku ada apa?"
"Jadi kalian hanya berdua disana?, tidak ada pria disana?"
"Tentu saja kami hanya berdua dan tidak ada pria karena aku datang khusus hari ini untuk menemani sahabatku", "kamu ada perlu apa?"
"Baik lah kalau begitu, terima kasih atas informasinya". Ferry pun langsung mematikan telphone. Mira berusaha menelphon lagi berkali-kali tapi tak dijawab dan sepertinya nomer dia diblokir😂🤣.
"Dasar cowo sok kegantengan, dia yang telphon duluan sekarang dia malah jual mahal tidak mengankat telphon dari ku" Gerutu Mira sambil menghentakan kakinya.
Aku hanya tertawa dalam hati melihat tingkah Mira, tak berani menertawakannya takut jadi tempat pelampiasan amarahnya.
"Sudah...sudah kita pesen es cream saja yuk.biar adem hati mu" ajak ku menenangkan Mira
"Kamu memang sahabat terbaik ku" Mira langsung berhambur memeluk ku.
"Kalau kamu seperti ini bagaimana bisa aku memesan es cream?".
"Heheehehee" Mira cengengesan sambil melepas pelukannya pada ku. Kemudian aku memesan es cream favorite kami lewat aplikasi online.
"Lia, apa si bule ganteng pernah menelphon mu?" aku menggeleng menjawab pertanyaan Mira.
"Kenapa aku merasa aneh ya, Dia menelphon ku menanyakan keberadaan ku, apa yg aku lakukan. Tapi aku merasa dia justru sedang ingin mengetahui keberadaan mu" ucapnya sambil menggaruk kepala yang tak gatal.
"Mungkin itu hanya perasaan mu saja, jangan-jangan dia suka kami".
"kalau dia suka dengan ku tentu dia ingin bicara lama-lama dengan ku, merayuki, minimal ngegombal receh lah, tapi kamu dengar sendiri kan dia mengintrogasiku lalu memutus telphonnya..ahhh,,,sudah tidak usah bahan bule tengil itu lagi, aku kesini kan mau dengar cerita mu".
"Ahh sial kenapa Mira masih ingat mencecarku untuk cerita sih" bathinku. Aku tak bisa lagi mengelak dari pertanyaan Mira, akhirnya aku menceritakan tentang kedekatan ku dengan si kutu buku lalu soal ucapan mama yang membuatku galau berakhir dengan kami chat sampai aku tertidur dan barusan dia menelphon menyatakan cinta padaku. Mira yang mendengar ceritakua langsung memaki-maki si kutu buku.
"Dasar cowo nggak tau diri, udah jelek, cupu dan asal usulnya nggak jelas berani-beraninya dia nyatain cinta sm sahabatku, kembang kampus yang sampai sekarang masih virgin dan belum terjamah pria". ucapan Mira yang langsuhng mendapatkan toyoran di kepala dari ku. Sahabat nggak ada akhlaqnya kalau ngomong suka blak-blakan banget.
"Aauuu...Sakit Lia, apa yang aku ucapkan semuanya benar bukan, Kenapa kamu jadi emosi?"
"Mau ku tinju mulut mu itu" sambil mengepalkan tinju ke arah Mira, yang dijawabnya hanya dengan cengengesan sambil garuk-garuk kepala. Mana berani Mira membuatku kesal secara aku pemenang taekwondo di turnamen antar kampus tahun lalu.
"Jadi kamu suka juga dengan si kutu buku?" pertanyaan Mira membuat ku tersedak padahal aku tidak sedang makan atau minum.
"Jawab Lia Putri Aghata" pinta Mira membuatku gugup setengah mati, "Aku sendiri tidak tau jawabanya" gumam ku yang terdengar Mira.
"Ahhh kalau seperti ini sih memang sudah mulai tumbuh rasa, selera mu benar-benar payah Lia" ucap Mira kesal karena tidak terima jika aku harus menyukai si kutu buku.
Kalau berkenan mampir juga yuk di novelku "Terjebak Cinta Berondong"