NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Pria Cacat

Terpaksa Menikah Dengan Pria Cacat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alizar

"Aku tidak mau dijodohkan! Bukankah kalian semua tau kalau aku sudah memiliki kekasih? " "Kami semua tau nak, tapi tidak bisakah kamu menolong papa sekali ini saja, ? " "Tidak! Yang menjadi anak dirumah ini bukan hanya aku saja, masih ada Melodi di rumah ini, kenapa bukan dia saja yang kalian jodohkan! "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1

"Aku tidak mau dijodohkan! Bukankah kalian semua tau kalau aku sudah memiliki kekasih? "

"Kami semua tau nak, tapi, tidak bisakah kamu menolong papa sekali ini saja, ? " Raut wajah pria paruh baya itu terlihat memelas, memohon agar putri sulungnya mau menerima permintaan nya.

"Tidak! Yang menjadi anak dirumah ini bukan hanya aku saja, masih ada Melodi di rumah ini, kenapa bukan dia saja yang kalian jodohkan,? " Ucap seorang wanita menolak mentah mentah keinginan sang ayah

"Tapi nak, "

"Kalau kata ku nggak! Ya nggak, ayah! Tolong mengerti keadaan ku, aku sudah memiliki kekasih mana mungkin aku menerima perjodohan ini, apalagi dengan pria cacat seperti itu! " Potongnya cepat.

"Tapi nak, tidak mungkin Melodi yang harus menerima perjodohan ini. Adik mu itu masih terlalu kecil, dia juga masih perlu menlanjutkan pendidikan nya, " Mohon sang ayah lagi

Maudy, gadis yang berusia 25 tahun itu memutar bola mata dengan malas. "Ya pokoknya aku nggak mau tau! Memangnya hanya Melodi saja yang harus mengejar masa depan? Aku juga punya masa depan ayah! Kalau aku menikah dengan pria cacat itu, waktuku hanya akan habis terbuang, hanya untuk mengurusi pria itu. Aku nggak mau, lagian salah siapa? Salah ayah juga, kenapa pake acara memiliki hutang pada keluarga mereka. "Ucapnya dengan nada suara yang naik satu oktaf

Brak!

" Ayah memiliki hutang pada keluarga mereka itu, itu juga demi kamu, Maudy! Jika bukan karena ayah yang meminjam uang, sudah pasti kamu tidak akan bisa kuliah hingga selesai! Ayah hanya meminta satu hal padamu, tapi kau justru malah menolaknya. Lihat sekarang, setelah kau lulus kuliah bukannya bekerja, kau malah sibuk keluyuran tidak jelas dengan pacarmu itu! "Habis sudah kesabaran Budi melihat tingkah laku putri sulungnya itu

Salamah, istri dari budi hanya mampu diam tak berkutik sama sekali. Bahkan melerai perdebatan antara anak dan suaminya pun enggan untuk ia lakukan.

Keluarga mereka hanya dari keluarga kelas menengah. Faktor keuangan yang tidak begitu memadai membuat Budi sang kepala rumah tangga harus berkerja banting tulang untuk menghidupi keluarga kecilnya.

Terlebih dengan Maudy yang memiliki gaya begitu hedon membuat Budi dan Salamah tak bisa berbicara lagi. Keinginan Maudy yang ingin berkuliah terus saja mendesak Budi agar dengan segera ia berkuliah disalah satu fakultas impian nya.

Dengan segala cara Budi lakukan agar putrinya itu bisa berkuliah hingga sarjana, dan suatu saat dapat merubah nasib keluarga mereka. Namun ternyata itu semua jauh dari harapan nya, bukannya bekerja setelah lulus, Maudy hanya menghabiskan waktu dengan berpergian yang entah kemana Budi sendiri pun tidak tau.

"Itu sudah menjadi tanggung jawab ayah untuk mencari nafkah! Kenapa jadi aku yang disalahkan disini? Lagian salah siapa jadi orang kok miskin, " Ucapnya membuat Budi dan Salamah sakit hati mendengarnya

Nyes!

Itulah yang mereka rasakan ketika putri pertama mereka berkata demikian.

Plak!

"Kau benar benar anak tidak tahu diri, Maudy! Dimana sopan santun mu ketika berbicara pada ayahmu! " Ucap Salamah tanpa sadar menampar wajah Maudy

Maudy sedikit syok atas apa yang telah Salamah lakukan padanya, selama ini, dan ini lah kali pertama Salamah berkata kasar bahkan dengan berani menampar dirinya.

Bukan hanya dirinya saja yang terkejut, Budi selaku sang suami punya juga sama hal nya dengan apa yang dialami oleh Maudy.

Mata Maudy berkaca kaca dengan sebelah tangan yang memegangi pipinya. "Ibu nampar aku? Wah untuk pertama kalinya aku mendapatkan tamparan ini, ingat ya, ayah dan juga ibu! Sampai kapanpun aku tidak akan mau dijodohkan dengan pria cacat seperti itu, jika kalian memang kekeuh ingin membayar hutang itu, suruh saja anak kalian yang lain untuk menikahi pria cacat itu. Atau nggak, jual saja rumah ini! "

Setelah berkata seperti itu, Maudy langsung saja pergi meninggalkan kedua orang tuanya yang terdiam. Tanpa mereka semua sadari jika sedari tadi perdebatan mereka didengar oleh putri kedua mereka, Melodi

"Ayah, ibu. " Ucap Melodi pelan menghampiri keduanya

Budi dan Salamah menoleh dan sedikit terkejut melihat Melodi yang berdiri diambang pintu. Dengan cepat Salamah menghapus air matanya dan tersenyum hangat

"Kamu sudah pulang kerja nak? Apa kamu sudah makan? " Tanya nya perhatian

"Melodi udah makan tadi ditempat kerja bu, ada apa ini? Kenapa ayah dan ibu terlihat begitu sedih? " Ucapnya pura pura tidak tau

Salamah dan Budi saling tatap. "Sedih? Nggak kok, mungkin kamu salah liat aja. Udah sana, mandi terus istirahat. Jam makan malam nanti ibu panggil, " Ujar Salamah lembut

Melodi menghela nafasnya, "bu, ayah. Maafin Melodi yang udah nggak sengaja dengar semua obrolan kalian tadi sama kak Maudy. Melodi nggak bermaksud untuk menguping, tapi emang bener bener nggak sengaja dengar kok. " Ucapnya pada akhirnya

Jika bukan ia yang memulai terlebih dahulu, maka sudah dapat dipastikan kedua orang tuanya itu tidak akan mau membuka suara.

"Kamu dengar semuanya? " Kaget Budi dan Melodi mengangguk

Budi menghela nafas, "memangnya berapa hutang ayah pada keluarga mereka? " Tanyanya serius

"Banyak nak, ayah benar benar tidak sanggup untuk membayarnya lagi. " Jawabnya lirih

"Ayah punya hutang sama mereka itu semua ayah lakukan agar aku dan kak Maudy bisa sekolah. Dan karena ayah berhutanglah makanya kak Maudy bisa lulus hingga sarjana, aku mengerti kenapa kak Maudy nggak mau untuk dijodohkan dengan pria itu, karena kak Maudy benar benar begitu mencintai kekasihnya. Satu satunya harapan hanya aku, hanya aku lah yang bisa membantu ayah agar bisa terlepas dari masalah ini. " Batin Melodi berpikir

"Eum ayah, jika memang harus dengan cara menikahlah agar semua hutang itu lunas, maka biarkan Melodi yang menikah dengan pria itu ayah. "

Jeder!

Bak disambar petir disiang bolong, Budi dan Salamah terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Melodi. "Nak, jangan bercanda. Kamu itu masih muda, kamu fokus saja dengan masa lajangmu. Masalah hutang jangan terlalu dipikirkan, biar ayah yang memikirkan itu semua. " Jawab Budi

Melodi menggeleng. "Nggak papa ayah, Melodi ikhlas ngelakuin ini semua, anggap aja Melodi membalas jasa ayah dan juga ibu yang sudah merawat dan membesarkan Melodi. Lagipula, ayah berhutang juga karena kebutuhan Melodi kan? Jadi biar Melodi aja yang gantiin kak Maudy. " Jawabnya tersenyum

Salamah langsung memeluk putrinya itu. "Nak, kamu nggak perlu berkorban seperti ini, itu semua udah tugas kami sebagai orang tua yang harus bertanggung jawab atas semua kebutuhan kamu. " Ucap Salamah

"Nggak papa bu, lagi pula ini salah satu impian Melodi, yaitu nikah muda hehe. Biar ntar kalau punya anak, anaknya bisa sepantaran sama Melodi. " Ucapnya berbohong dan sedikit dibumbui nada candaan

Budi meraup wajahnya dengan kasar. "Yauda kalau itu memang keputusan kamu, besok kita akan ke rumah mereka dan membicarakan hal ini lagi, " Ucap Budi pada akhirnya

***

Tok!

Tok!

Pintu diketuk beberapa saat sebelum akhirnya terbuka memperlihatkan seorang Maid yang tengah berdiri diambang pintu.

"Ingin bertemu siapa tuan? " Ujar maid itu

"Apa tuan muda Arkan nya ada? Tadi saya sudah menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya untuk datang kemari. " Jawab Ayah Melodi, Budi.

"Oh iya ada, mari silahkan masuk tuan. " Ucap maid itu membiarkan tamu tuannya masuk

Maid itu mempersilahkan mereka untuk duduk diruang tamu, sembari menunggu dirinya menemui majikannya. Melodi dan kedua orang tuanya memperhatikan setiap sudut bangunan megah itu dengan pandangan takjub

"Gede banget ni rumah, apa dia hanya tinggal sendiri dirumah segede ini? " Batin melodi menerka

"Apa kalian sudah lama menunggu? " Suara berat seseorang mengalihkan perhatian ketiga manusia di sana

Budi dan juga Salamah langsung tersenyum canggung sedangkan Melodi sendiri tengah mematung melihat Arkan dengan wajah cengonya "buset dah ah, ni orang tampan bener. Minusnya cuma lumpuh doang. Kalau dia nggak lumpuh, gue jamin pasti ni cowok tinggi nya kaya tiang listrik. Oh astaga lihat lah otot otot lengan nya itu, gemes banget pengen gue gigit rasanya." Batinnya menatap penuh takjub ke Arkan

Arkan putra Sanjaya Pria dewasa berumur 28 tahun yang memiliki wajah yang begitu tampan dengan rahang yang tegas, alis tebal, bibir tipis, hidung mancung, sorot mata yang tajam. Dia adalah putra bungsu dari Abraham Sanjaya dan juga Selina

Abraham dan Selina memiliki dua orang putra kembar Yaitu Arhan Putra Sanjaya Dan juga Arkan Putra Sanjaya, mereka tumbuh bersama tapi dengan sifat yang berbeda.

"Berhenti menatap tuan Arkan seperti itu, " Senggol budi pada Melodi yang masih tercengang

"Eh, hehe maaf. Lagian dia tampan ayah, " Jawab Melodi berbisik

"Bagaimana? Apa anda sudah membawa uangnya? " Tanya Arkan to the point

Budi berdehem menetralkan degup jantung nya yang berdetak kencang. "Begini nak Arkan. Maaf saya belum memiliki uang untuk membayar semua hutang saya." Ucapnya yang langsung dipotong oleh Arkan

"Jika begitu, maka biarkan putrimu menikah dengan ku. Dimana dia? Kenapa dia tidak ikut kemari? " Tanya nya dengan alis berkerut

Budi menghela nafasnya. "Dia tidak ikut datang nak Arkan, dan dia juga menolak untuk dinikahkan dengan anda, " Jawab budi yang langsung membuat Arkan mengetatkan rahangnya

"Tapi ini Melodi, dia putri kedua saya. Dan dia siap untuk dinikahkan dengan nak Arkan, " Ucap budi cepat sebelum Arkan murka

Arkan menatap Melodi dari atas hingga bawah. Melodi memang cantik dengan tubuh mungil yang ia miliki. "Berapa usia nya? " Tanya Arkan dengan sorot mata yang menatap budi sekilas

"19 tahun jalan 20 hehe. " Jawab Melodi sambil memperlihatkan deretan giginya yang rapi

Arkan menaikan sebelah alisnya. "Kau masih kecil. Bagaimana mungkin kau bersedia menikah dengan usia yang masih muda? Dan kau tau siapa pria yang akan kau nikahi? " Tanyanya dan Melodi mengangguk

"Aku tau, aku akan menikah dengan dirimu kan? Aku tidak mempermasalahkan kondisimu, yang aku pikirkan saat ini hanyalah untuk keluarga ku. Jika dengan menikahi mu hutang ayahku lunas, maka aku bersedia. Aku hanya tidak ingin ayahku memikirkan masalah ini setiap hari. Berhubung kakakku menolak nya, maka akulah yang akan menggantikan posisi nya. Lagipula ayahku berhutang juga karena aku, "jawab Melodi panjang dengan mata yang menatap kedua orang tuanya

Jawaban Melodi membuat Arkan tersenyum simpul tanpa pikir panjang Arkan pun menyetujuinya, "gadis ini cerewet dan juga unik. Aku suka, " Batinnya

(GUYS!! CERITA INI SENGAJA SAYA BUAT DENGAN RINGAN YA AGAR BACANYA LEBIH SANTAI DAN TIDAK MEMILIKI EMOSI) 🤗

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!