Anindya yang merasa hidupnya benar-benar bahagia menjadi seorang istri, nyatanya kebahagiaan itu tak bertahan lama ketika Anindya mengetahui suaminya berselingkuh selama ini belakangnya, dan kebenaran yang terungkap selama ini jika Arya hanya menikahinya karena Anindya anak orang kaya.
Anindya marah dan membalaskan rasa sakit hatinya, berselingkuh dengan sahabat karib suaminya sendiri.
Lantas bagaimanakah nasib rumah tangga Arya dan Anindya selanjutnya ? simak ceritanya di judul novel "MAAF, JIKA AKU SELINGKUH".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
...Untuk apa harta dunia...
...Bila tak ada cinta yang menyerta...
...Mahsyur dan semua kejayaan...
...Tak cukup membuat kita bahagia...
Anin mendengar suara mobil suaminya pulang ke rumah pada pukul sebelas malam. Anin yang masih belum tidur, kini pura-pura tidur begitu mendengar derap langkah suaminya masuk ke dalam kamar dan membuka pakaiannya.
Anin merasakan Arya mencium keningnya sekilas sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri.
Anin mendudukkan dirinya, dan mendengar suara ponsel Arya yang bergetar. Anin mengambil ponsel Arya, ini untuk pertama kalinya sejak ia menikah dengan Arya, Anin membuka ponsel Arya.
Selama menikah Anin tidak pernah kepo dengan ponsel Arya apalagi isi dompet suaminya itu. Sebab Anin sangat percaya pada Arya dan yakin Arya tidak mungkin menyakitinya.
Namun kecurigaan Anin membuat Anin berani ingin tahu lebih dalam, apakah Arya selama ini menyembunyikan sesuatu darinya.
Anin membuka ponsel Arya, dan melihat pesan masuk dari Novi.
“Besok rapat jam 10 pagi, sebelumnya mampirlah dulu ke restoran x !”
Anin membaca pesan yang dikirimkan oleh Novi, terlihat seperti bukan seperti mengirimkan pesan pada atasannya. Tidak ada kata-kata sopan disana, yang menunjukkan rasa hormat Novi pada Arya yang merupakan atasannya.
Anin mendengar suara air dari kamar mandi yang terhenti. Anin buru-buru menaruh lagi ponsel Arya ke tempat semula, dan Anin kembali berbaring di atas tempat tidur.
Pagi harinya,
Anin tengah berkutat di dapur membuat sarapan pagi untuk Arya. Arya yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya keluar dari kamarnya dan mendekati Anin dan memeluk Anin dari belakang.
“Morning, cinta !”
Arya mencium pipi Anin sekilas,
“Morning !”
Anin tersenyum, biasanya Anin akan menyambut pelukan dan ciuman hangat suaminya itu, namun kali ini ia merasa ada yang berbeda yang Anin rasakan untuk suaminya, seperti sudah hilang rasa percayanya pada suaminya tersebut.
“Ayo sarapan bersama !” ajak Anin, ia menyembunyikan perasaannya dan bersikap baik-baik saja di hadapan suaminya itu, meskipun hatinya kian bergemuruh ingin sekali ia melontarkan pertanyaan yang begitu banyak pada suaminya.
Namun Anin menahan itu semua, ia tak memiliki bukti yang menyatakan mungkin saja suaminya memang telah berselingkuh di belakangnya.
“Sayang, maaf semalam Aku pulang terlambat ! Ibu sakit, Aku harus membawanya berobat dan menemaninya.” Ucap Arya dengan lembut menggenggam tangan Anin.
Anin seketika langsung menoleh pada Arya begitu mendengar alasan dari suaminya itu.
“Ibu sakit ?” ucap Anin, ia merasa khawatir akan hal itu. Anin sangat menyayangi Ibu mertuanya itu, mendengar Ibu mertuanya tengah jatuh sakit, seketika Anin merasa bersalah pada dirinya sendiri, ia sudah berpikiran jauh pada suaminya. Padahal suaminya tengah merawat Ibunya.
“Maaf Aku tidak menghubungi mu kemarin !” ucap Arya dengan sendu menatap Anin.
“Ah..tidak masalah, Mas ! Nanti Aku mau menjenguk Ibu !” kata Anin dengan lembut.
“Iya ! Dia menanyakan mu kemarin, tapi Kau sendiri kan sudah pamit padaku ingin ke rumah Papa dan Mama !” ucap Arya.
Arya sudah menduga, pasti Anin berpikiran yang macam-macam padanya. Meskipun Arya tahu, Anin sangat mencintainya dan selalu percaya padanya, hanya tetap saja Arya harus membentengi dirinya, agar Anin selalu percaya kalau ia adalah sosok suami yang tulus mencintainya.
“Maaf ya Mas, Aku tidak tahu kalau Ibu sakit !” lirih Anin
“Tidak apa-apa, ayo sarapan lagi !” ucap Arya tersenyum manis.
Sebelum Arya pergi ke kantor mengendarai mobilnya, Arya menghubungi Ibunya dan mengatakan kalau Anin akan datang mengunjunginya.
“Ibu bilang saja, kemarin Ibu sakit dan pergi berobat dengan Ku, agar Anin tidak curiga !” kata Arya
“Memangnya Kau kemana seharian ?” tanya Heni.
“Ayolah Bu, Aku sudah berulang kali mengatakan pada Ibu. Kalau Aku tidak mencintai, Anin !” kata Arya
Heni menghela nafasnya, ia sudah mengetahui hal itu, dan Heni pun sama bejatnya dengan Arya. Mereka hidup bergelimang kemewahan selama ini karena kedua orang tua Anin yang telah memberikan kepercayaan pada Arya untuk memimpin perusahaan.
“Ya sudah, jangan lupa berikan Ibu uang belanja ! Ibu ingin belanja bersama teman-teman Ibu !” kata Heni dengan santainya.
“Tentu saja, Bu ! Nanti Aku akan kirimkan untuk Ibu !”
“Satu lagi Bu, saat Anin disana, jangan pernah membahas prihal anak ! Ibu seperti biasa harus bisa menyenangkan hatinya, agar dia selalu merasa memiliki mertua yang baik padanya.” ucap Arya lagi.
“Iya…iya putraku ! Tenang saja ! Jangan lupa ya uang untuk Ibu !” balas Heni
Arya tersenyum puas, ia kemudian mengirimkan sejumlah uang pada Ibunya tersebut.
...****************...
Akhirnya kanaya beri restu juga..
Arya dan Nopi