NovelToon NovelToon
Jagoan Di Tanah Sunda

Jagoan Di Tanah Sunda

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno / Epik Petualangan / Balas Dendam
Popularitas:329
Nilai: 5
Nama Author: Panel Bola

Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nasib Ningsih

"nanti akan Abah beritahu, sekarang dengarkan dulu oleh kamu, sudah saatnya kamu tahu tentang riwayat hidup kamu yang sebenarnya."

"riwayat hidup nyai.?" tanya Kartika dengan bingung.

"betul, terus terang, sebenarnya Kartika bukan anak kandung Abah."

Mendengar perkataan si Bewok, Kartika terkejut, dia tidak menyangka kalau ternyata dirinya bukan anak kandung si Bewok.

"terus orang tua aku sebenarnya siapa bah.?"

"Orang tua kamu sudah meninggal saat terjadi kekacauan di kampung kamu, terus Abah membawa kamu kesini, pertama karena Abah kasihan melihat kamu, yang kedua, Abah bisa melihat kalau kamu nanti bakal tumbuh menjadi gadis yang cantik."

Si Bewok menghentikan ceritanya, dia seperti sedang membayangkan kejadian masa lalu, waktu Kartika masih kecil saat pertama kali di bawa olehnya ketempatnya ini.

Si Bewok melanjutkan kembali ceritanya, "seterusnya Kartika di rawat disini, sekarang Kartika sudah dewasa, jadi sudah seharusnya kamu membalas jasa ke Abah, yang telah merawat kamu sampai dewasa seperti ini."

"jadi menurut Abah sekarang apa yang harus Kartika lakukan, untuk membalas semua jasa yang telah Abah lakukan.?"

"jadi seperti ini Kartika, yang akan menjadi calon suami kamu itu tidak lain adalah diri Abah sendiri Kartika, hahaha, kamu jangan kaget Kartika, ini sudah menjadi ketentuan yang tidak bisa di tolak, sebab dengan cara ini, kamu baru bisa membalas semua jasa yang telah Abah lakukan, ibu angkat kamu si Ningsih, sudah tidak berguna, jadi sekarang kamu yang lebih muda harus menjadi teman hidup Abah, ini adalah kenyataan yang harus kamu terima Kartika, hahah."

Mendengar hal ini membuat Kartika syok, bagai disambar petir disiang hari, bukan hanya mengetahui tentang riwayat hidupnya, tapi juga tentang ketentuan si Bewok yang ingin menjadikannya sebagai istrinya.

Kartika tidak bisa menahan air matanya, kenyataan yang dia hadapi seperti mimpi.

Dengan mata yang memerah, Kartika menatap ke arah si Bewok, "Abah, kenapa Abah begitu tega melakukan itu semua kepad nyai.?"

"hahaha, jangan banyak bertanya Kartika, lebih baik kamu terima apa yang sudah Abah tentukan, sekarang kamu bisa pergi dari sini, yang jelas keputusan Abah sudah tidak bisa di ganggu-gugat lagi, sudah waktunya si Bewok mempunyai teman hidup yang lebih muda, yang lebih cantik dan juga yang paling penting masih mengkel, hahahah. Sekarang kamu istirahat, besok kita akan menjadi pengantin, bakat jadi suami istri Kartika, hahaha."

Si Bewok tertawa terbahak-bahak, hatinya merasa senang saat mengatakan semua ini kepada Kartika.

Sedangkan Kartika, dia langsung lari sambil berlinang air matanya meninggalkan si Bewok, lalu pergi ketempatnya Ningsih, ibunya Si Rawing yang di culik oleh si Bewok.

Keadaan Ningsih memang memperhatikan, sebab bertahun-tahun hatinya tersiksa, jadi tidak aneh kalau keadaan wajah dan tubuhnya terlihat seperti orang kurang gizi.

Dari kecil Kartika di asuh oleh Ningsih, jadi dia sudah menganggap ibu sendiri, begitu pula Ningsih sudah menganggap Kartika anaknya sendiri.

Melihat Kartika yang datang sambil menangis, Ningsih yang sedang duduk di kursi panjang di dalam rumah yang terpisah dengan rumahnya si Bewok terkejut, lalu berkata, "ada apa nyai.? Kenapa kamu menangis.?"

Kartika langsung memeluk tubuh Ningsih, "nyai tidak menyangka ibu, ternyata nyai itu bukan anak kandungnya Abah, tadi Abah sudah menjelaskan semuanya, dan juga...."

Kartika tidak bisa melanjutkan ceritanya, dia kembali menangis.

Ningsih mengusap rambut Kartika dengan lembut, dengan sabar dia menunggu tangisan Kartika mereda, setelah tangisan Kartika mereda, Ningsih baru berbicara.

"ibu masih belum mengerti dengan maksud cerita nyai, coba jelaskan sama ibu, sebenarnya apa yang terjadi.?"

"nyai tidak menyangka ibu, kenapa nasib nyai seperti ini, kenyataan ini sungguh berat buat nyai Bu, semua ini seperti mimpi."

"memang ada apa? Coba jelaskan dengan jelas, ceritakan semuanya kepada ibu."

Dengan suara terisak-isak, Kartika menjelaskan apa yang telah di ceritakan tadi oleh si Bewok.

"jadi seperti itu keputusan yang Abah ambil, nyai tidak bisa menerima semua itu Bu, nyai harus menjadi istri orang yang telah nyai anggap bapak."

Muka Ningsih memerah, dia teringat kembali dengan kehidupan yang dia alami, Wira Karta yang menjadi suaminya telah mati ditangan si Bewok, sedangkan Darman anaknya, dia tidak tahu bagaimana nasibnya.

Ningsih memeluk Kartika, "Kartika anakku, nasib kita sama, ibu juga sama korban si Bewok, suami ibu telah mati ditanganya, dan ibu tidak tahu dimana keberadaan anak ibu dan bagaimana nasibnya."

Ningsih dan Kartika jadi menangis berbarengan, mereka berdua memiliki nasib yang sama, jadi korban kebiadaban si Bewok.

Kartika sekarang mengerti, ternyata Ningsih itu telah di paksa untuk tinggal disini dan menjadi teman hidup si Bewok.

Sambil menghapus air matanya, Kartika kembali berbicara, "nyai mempunyai pikiran untuk meninggalkan tempat ini Bu, ayo kita kabur dari tempat ini."

"Kartika anakku, ibu sebelumnya sudah melakukan hal itu, tapi gagal dan gagal lagi, tempat ini di kelilingi oleh kelompok Macan Liar, jadi ibu akan berbicara sama Abah, untuk membatalkan rencananya."

Ningsih menenangkan hatinya Kartika agar tidak melakukan hal apapun.

Sedangkan si Bewok, saat ini sedang kedatangan tamu, yang tiada lain adalah Ki Jaka di temani dua orang muridnya.

Ki Jaka telah menceritakan tentang Si Rawing, pemuda yang memiliki ilmu silat yang tinggi, Ki Jaka berterus terang kalau dia kalah saat bertarung dengan Si Rawing.

Setelah mendengar cerita dari Ki Jaka, si Bewok berpikir sebentar, "heem, jadi menurut tebakan kamu, Si Rawing itu muridnya si Debleng dan telah menguasai ilmu silat Ulin Karuhunan. Haha, kamu memang pasti kalah melawan dia Jaka, tapi, tidak ada sejarahnya kalau aku harus kalah melawan dia, meskipun benar dia muridnya si Debleng, itu tidak akan berpengaruh terhadap aku. Malah Si Rawing anaknya si Wira Karta yang telah mati di tangan aku, meskipun yang datang itu adalah utusan dewa, dia tidak akan mampu menandingi ilmu yang aku miliki. Hahaha."

"percaya Ki, percaya. Makanya aku datang kesini, sebab hanya ki Bewok yang bakalan mampu menghadapi ilmu silat Si Rawing, yang jelas, Si Rawing harus cepat-cepat di basmi Ki, sebab kalau di biarkan dia bisa menjadi ancaman bagi pihak kita."

"haha, aku mengerti Jaka, tapi aku akan terhina kalau harus aku yang turun tangan langsung, sekarang panggil anak aku si Gempar kesini, kalau membunuh Si Rawing, si Gempar sudah cukup, cepat panggil si Gempar kesini."

Si Bewok menyuruh salah satu anak buahnya untuk memanggil anaknya.

Gempar adalah anak kandung si Bewok dari istri yang paling tua, dan dia adalah anak yang paling di sayanginya, semua ilmu yang di miliki oleh si Bewok telah di turunkan kepadanya.

Tidak menunggu lama, pemuda yang bernama Gempar datang, dia memiliki badan yang bagus, gagah tampan dan percaya diri.

Ki Jaka melihat ke arah Gempar yang sudah duduk di depan si Bewok, lalu bergumam "kalau den Gempar yang menghadapi Si Rawing, pasti kalah Si Rawing."

Gempar menatap kearah si Bewok yang merupakan bapaknya, " ada apa bah?"

"begini Gempar, Abah mau menyuruh kamu, ada musuh yang harus di basmi, namanya Si Rawing, anaknya si Wira karta."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!