Katherine mencintai Ethan. Melakukan semuanya dengan nama cinta. Sementara Ethan hanya menjeratnya dalam hubungan tanpa nama.
Saat Katherine berusaha lari tali di lehernya semakin mengencang dan mengerat. Ketidak relaan Ethan semakin menjeratnya semakin dalam.
"Kamu hanya milikku, Kath!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali
"Tunggu! Siapa kau?" Ethan berdiri dan hendak menghampiri Firda. Tatapan pria itu memperhatikan Firda dimana wanita paruh baya itu menggendong bayi berusia sekitar 4 bulan.
Ethan berjalan mendekat, wajahnya menampakkan rasa penasaran membuat Kath ketakutan.
Tidak! Jangan sampai Ethan melihat Nathan.
Langkah Ethan semakin dekat dengan mata yang beralih pada bayi di gendongan Firda. Tangannya terulur untuk menyentuh bayi tersebut.
"Aku akan ikut denganmu!" gerakan Ethan terhenti, lalu menoleh pada Kath.
"Sungguh?" Ethan nyaris tak percaya.
"Tapi kau harus berjanji kau benar-benar tidak akan mengganggu mereka."
"Tentu." Ethan berbalik dan kembali ke kursi untuk duduk.
"Aku akan bicara dulu dengan Bibi Firda. Ba— gaimana pun mereka yang menolongku selama ini."
"Baiklah." Dengan cepat Kath mendorong Firda keluar dari restoran. Namun saat ini Ethan justru berdiri hendak mengikuti.
"Mau apa kau?" Kath menahan Ethan.
"Kau pikir aku akan membiarkan kau lari?"
Kath berdecak kesal. "Aku tidak akan lari. Diam disini dan jangan ikuti aku!" akhirnya Ethan dengan pasrah mengangguk. Lagi pula jika Kath benar-benar pergi maka dia akan benar-benar meruntuhkan restoran ini.
"Baiklah, jangan coba- coba lari, kalau tidak—"
"Aku tahu!" potong Kath. "Menyebalkan!" Kath segera melanjutkan niatnya untuk membawa Firda menjauh.
Ethan mengernyit melihat kepergian Kath. "Sejak kapan dia suka sekali membentak, Davin?"
Davin menipiskan bibirnya. Mana dia tahu. Hanya saja Kath yang dulu memang sangat jarang bicara keras. Bahkan meski harus berdebat dia tetap akan bicara dengan tenang dan tegas.
Ethan mendenguskan senyuman. "Tapi aku suka. Dia jadi lebih ekspresif."
Davin menghela nafasnya. "Kenapa anda harus mengancamnya, Tuan?" Padahal jelas Ethan bisa membujuk Kath dengan baik.
Ethan menyurutkan senyumnya. Tatapannya menjadi sayu sekaligus miris."Kau tahu dia meninggalkan aku karena uang? Itu artinya Kath tidak mencintaiku. Dan aku yakin dia akan menolakku. Asal Kath tetap bersamaku aku akan tetap diam. Aku akan lakukan apapun agar Kath kembali padaku. Tak peduli bahkan meski Kath tidak menginginkannya dia harus tetap bersamaku."
Davin hanya bisa diam. Dia juga tak bisa mengatakan apapun. Lagi pula Ethan benar, Kath mungkin tidak akan menyerah dan ikut begitu saja.
Sementara itu di rumah sewanya, Kath bergerak dengan gelisah. Wajahnya menampakkan ketakutan luar biasa.
"Ada apa denganmu, Kath? Siapa dia?" Firda masih menenangkan Nathan di pangkuannya.
Kath menoleh dan segera membawa Nathan ke dalam pelukannya. "Bibi, aku harus bagaimana?" ucapnya dengan bingung. Aku tak mau ikut dengannya. Tapi pria itu tidak main- main saat bilang akan menyakiti kalian." Mata Firda membulat.
"Astaga, lalu bagaimana?"
Kath memejamkan matanya nampak berpikir, namun tetap saja otaknya terasa buntu.
Kath menatap Nathan di pangkuannya. Ethan tidak boleh tahu tentang Nathan, atau pria itu akan mengancamnya lewat Nathan. Kath tidak akan membiarkan pria itu melibatkan Nathan. Nathan adalah satu-satunya yang berharga untuk Kath. Dia tidak akan membiarkan Ethan menyentuhnya. Dan bagaimana jika Ethan mengancamnya dengan merebut Nathan darinya.
"Bibi bisakah kau membantuku. Dia tidak boleh tahu tentang Nathan."
Firda menunduk menatap Nathan. "Siapa dia sebenarnya, Kath?"
Kath meneteskan air matanya. "Dia ayah Nathan, Bibi."
Firda nampak terkejut. "Pria jahat itu?"
"Dia tidak boleh tahu tentang Nathan. Bisakah kau menjaganya untukku. Satu minggu kemudian aku akan meminta seseorang menjemputnya kemari."
Firda mengangguk. "Tentu. Tapi bagaimana denganmu? Bagaimana kalau dia menyakitimu?"
Kath menggeleng. "Aku baik- baik saja. Dia tidak akan menyakitiku." Selain kata- katanya yang kasar Ethan tidak pernah melukainya secara fisik. Jadi Kath tak perlu takut.
Kath kembali menatap Nathan yang kini sudah tertidur. Dengan pelan Kath membaringkan bayi itu di ranjangnya lalu menatap dengan tangis yang berderai. "Maafkan Mama, Nath. Mama harus meninggalkanmu disini. Mama berjanji setelah semuanya baik, Mama akan membawamu." Kath masih menangis lalu mengecup dahi bayinya dalam sebelum benar-benar pergi. Kath pergi tanpa apapun bahkan pakaian satu pun, Kath pergi hanya dengan pakaian yang melekat di tubuhnya.
Saat keluar dari rumah sewanya Kath melihat Ethan sudah berdiri di depan sebuah mobil.
Kath menoleh dan menemukan Firda. "Bibi aku pergi." Kath memeluk Firda.
"Jangan khawatirkan Nathan, kami akan menjaganya. Kau hanya perlu jaga dirimu baik- baik." Kath melepas pelukan Firda. Lalu menuruni tangga teras untuk segera menghampiri Ethan.
"Aku sudah siap," ucap Kath saat tiba di depan Ethan.
"Hanya ini?" Ethan menaikan alisnya saat Kath tak membawa apapun selain dirinya sendiri.
"Kau tidak membawa apapun? Kau tidak berencana untuk kembali kesini, bukan?"
"Kenapa? Apa uangmu sudah habis hingga tak bisa membelikan aku baju?"
Ethan terdiam. Tatapan Kath sangat tajam benar-benar tak pernah dia lihat sebelumnya.
"Baiklah, tak masalah lagi pula aku lebih suka kau tak memakai apapun."
"Kau!" Ethan tak ingin lagi berdebat dan memilih membukakan pintu untuk Kath agar segera masuk. Lihat lah hal yang tak pernah dia lakukan kini dia melakukannya untuk Kath.
Ethan tersenyum tipis. Dia akan membuat Kath luluh dengan segala perhatian manisnya. Bahkan meski Kath sekarang masih marah dia yakin dengan berjalannya waktu Kath akan menerimanya.
Kath mendengus, lalu berjalan ke arah pintu depan dan membukanya untuk segera masuk, membuat senyum tipis Ethan menghilang seketika.
Davin melangkah untuk menyanggah Kath. Itu kursinya dan harusnya Kath duduk di belakang dengan Ethan. Namun Ethan menahannya lalu segera masuk.
Tidak, jangan cari masalah lagi. Untuk sekarang Kath ikut saja sudah bagus. Jangan sampai Kath mengurungkan niatnya. Untuk selanjutnya dia yang akan meyakinkan Kath dengan perlahan.
Sepanjang jalan Kath hanya diam dan memilih memejamkan mata. Bahkan saat helikopter membawa mereka dia hanya melihat ke luar jendela tak ingin melihat ke arah Ethan atau pun Davin hingga mereka mendarat Kath kembali duduk di kursi depan dan Ethan di belakang.
Kath menghela nafasnya. Tidak di sangka dia kembali ke kota ini, Kath kira dia tidak akan pernah kembali tapi rupanya dia sekarang ada disani, lagi. Dan yang lebih miris dia kembali terjerat dalam genggaman Ethan.
"Mau kemana kita?" tanya Kath saat mobil berbelok bukan ke arah apartemennya dulu.
"Akhirnya kamu bicara?"
Kath memutar matanya malas, lalu kembali diam.
Melihat Kath kembali diam Ethan hanya tersenyum hingga mereka tiba di sebuah gedung barulah Kath menegakkan tubuhnya.
Kath menoleh pada Ethan yang hanya menaikan alisnya, lalu Kath kembali pasrah dan diam.
Pria itu membawanya ke penthouse miliknya.
Saat Ethan keluar dari dalam mobil Kath justru hanya diam. "Kau ingin aku tinggal disini?"
"Kenapa?"
"Aku tidak mau. Aku mau ke apartemen."
"Tidak mau?" Kath mengangguk. Namun bukannya menurut Ethan justru menarik Kath dan membawanya bak karung beras, lalu membawanya masuk.
"Apa- apaan kau! Turunkan aku!" teriak Kath. Kath tahu tak ada orang lain untuk menuju unit Ethan. Unit eksklusif yang memiliki akses sendiri juga kerahasiaan yang terjaga, hingga nama Ethan pun tak banyak di ketahui jika pria itu tinggal disana.
Ethan membawanya menaiki lift dan langsung menuju unitnya. Pintu terbuka dan langsung mengarah ke ruang tamu. Bukannya melepaskan Ethan justru membawanya langsung ke lantai dua lalu membaringkannya di ranjang.
Kath berontak dan hendak bangun, namun Ethan menekan pundaknya. "Istirahatlah!" Ethan mengelus pipinya lalu pergi meninggalkan Kath yang tertegun.
ethan jd laki2 kok egois ga peka, sapa jg yg mau sm laki2 yg mulutnya ga dijaga dan menikah dg wanita lain, walaupun sbnrnya ethan cm cinta kath, tp perempuan tuh butuh kepastian dan kata2 yg lembut.
dia seperti sETHAN yg menjerat mu agar kamu selalu seperti yg dia mau.siapa tau suatu saat nanti kamu punya keberuntungan bisa hidup seperti yg kau mau atau bisa mengatur si sETHAN ini seperti yang kau mau.
masih kecil sekali 🥹 tapi kalau Ethan tau , seperti yg kath khawatirkan, Nathan pasti akan dijadikan pion untuk mengendalikan kath sesuka hatinya 😔😔, itulah yang kath tak mau. apa si Ethan ini akan memaksanya jadi simpanan
😔😔😔 ngancem lagi🙄🙄🙄
seberapa besar dia mencintaimu, sebesar itu pulalah luka dihatinya karena kamu, cinta yang tulus pun bisa memudar karena tidak ada harapan didalamnya dan tidak ada penghormatan untuk rasa cinta itu.
dia yg tak memberi kepastian maka jangan berharap dan memberi harapan.
siapa tau dia juga tengah menantikan kelahiran anak dari istrinya, entah seperti apa hidupnya setelah 8bln sudah kehilangan mu,apa masih ngamuk² ,tantrum atau sudah berdamai dengan keadaan dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
apa kabarmu Ethan? semoga kau makin gila😄 ,doa jahat karena kamu jahat pada kath
kau jadikan dia pemuas n*fsumu saja dan ingin tetap jadi simpanan setelah kau punya istri 😔.
bisa saja dia minta banyak lalu kabur tapi membuat mu kena mental dgn harga murah rasanya lebih badas.
anjlok nggak tuh harga diri 🤭.
hilang yg lama ya kath🤗 jangan cepat ketemu, kalau ketemu semoga ketika anaknya sudah bisa membela ibunya dan melawan bapaknya.
kau hanya lelaki lemah dan tamak kekuasaan karena kau belum mampu membuat keputusan sesuai hati nurani mu, itu adalah bukti ketidakmampuan dalam bersikap.
bahwa kehadirannya sungguh berharga..
nyesel kan sekarang kamu Ethan😨
suatu saat sapa tau ketemu Ethan lagi
biar tahu rasa si ethan
obati hatimu yang terluka dgn tidak lagi berada disekitarnya.
mungkin dia hanya lelaki lemah
yg cuma bisa patuh pada aturan keluarganya atau dia lelaki tamak akan kekuasaan, persetan dengan cinta yang penting dia semakin sukses.
orang yg modelan begitu tidak cocok dengan wanita berhati tulus, cocoknya sama wanita yang sefrekuensi dengannya
wanita licik dan tak punya hati.