NovelToon NovelToon
Under The Same Sky

Under The Same Sky

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Playboy / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Model / Mantan / Orang Disabilitas
Popularitas:667
Nilai: 5
Nama Author: CHRESTEA

Luna punya segalanya, lalu kehilangan semuanya.
Orion punya segalanya, sampai hidup merenggutnya.

Mereka bertemu di saat terburuk,
tapi mungkin… itu cara semesta memberi harapan baru..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHRESTEA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Connection

Hujan baru saja reda di Manhattan. Udara masih lembap, dan jendela rumah sakit memantulkan warna langit yang gelap.

Damian duduk di ruang dokter lantai dua belas, di antara aroma antiseptik dan secangkir kopi yang sudah dingin. Dia memikirkan apa harus bertemu dengan calon adik tirinya.

Damian menghubungi ibunya lagi.

Damian : “dia tinggal dimana?”

Mom : “Tidak tau, Peter tidak pernah bilang. Tapi aku punya nomornya, kamu hubungi saja. Kalau bisa ajak dia pulang.”

Damian : “Papanya tidak tau anaknya tinggal dimana? Apa mungkin.?”

Mom : “Mereka tidak akur. Sudah, nanti kalau kamu sudah ketemu dia,hubungi mama.”

Mom : “ini nomornya xxxxxxxxx”

Dia mulai mencari informasi lebih jelas tentang calon adik tirinya, mencari mulai dari awal, perjuangannya sampai akhirnya bisa berada di titik ini.”

“Jadi ini calon adik tiriku?” gumamnya pelan.

Ia menatap berita itu beberapa detik lagi sebelum akhirnya menutup ponselnya.

Di satu sisi, ia tidak peduli dengan gosip. Tapi ada sesuatu dalam ekspresi gadis itu yang aneh,tidak sesuai dengan narasi yang media tulis.

“Dr. Hartono,” suara suster memecah lamunannya.

“Pasien Delvano menolak jadwal terapi hari ini.”

Damian mendesah pelan. “Lagi?”

“Dia bilang tidak butuh fisioterapi, dan tidak mau bertemu siapa pun.”

“Bilang aku akan ke sana sendiri nanti sore,” ucap Damian tenang.

Suster itu mengangguk dan meninggalkannya sendiri di ruangan.

Damian menghela nafas berat, dari begitu banyak pasien, hanya Orion Delvano yang membuatnya kehabisan akal. Pembalap dunia, pasien paling sulit di rumah sakit St. Claire Rehabilitation Center.Orion menolak semua bentuk interaksi, bahkan dengan dokter sekalipun.

Damian menatap jendela. Di luar sana, kota masih basah, dan matahari berusaha menembus awan tebal.

“Aku harap kau bisa menemukan cahaya untuk hidupmu,Orion,” gumamnya pelan.

Sore itu, Damian berjalan ke ruang rehabilitasi pribadi milik Orion. Di dalam, pria itu duduk diam di kursi rodanya, menatap jendela yang menghadap taman.

“Aku dengar kau menolak jadwal hari ini,” kata Damian sambil membuka berkas.

Orion tidak menoleh. “Aku tidak perlu terapi.”

“Tapi tubuhmu masih butuh dilatih.”

“Yang rusak bukan tubuhku,” jawab Orion datar. “Yang rusak kepalaku.”

Damian menatapnya lama. “Kalau begitu, aku yang akan bantu perbaiki keduanya.”

Orion tersenyum tipis, pahit. “Kamu terlalu percaya diri, Dokter.”

“Tentu saja, aku harus percaya diri, jika tidak bagaimana pasien bisa percaya padaku.”

Orion menoleh p, tersenyum sinis menatap Damian.

“Bagaimana kalau kita buat perjanjian.”

“Tidak perlu.”

“Dengarkan aku dulu.” ucap Damian. “Sepertinya kau tidak tertarik terapi karena, perawat disini kurang menarik ya? Bagaimana jika aku carikan perawat yang cocok dengan seleramu.” ucap Damian berani. Sejujurnya ucapannya ini sedikit tidak sopan, tapi bagaimana lagi, dia sedang melawan Orion.

Lagi-lagi hanya tatapan dingin yang Damian dapatkan. Damian masih tak menyerah. “Bagaimana? Setuju? oh iya, kalau ku tidak bisa dapat, aku janji tidak akan memaksa mu terapi lagi.”

Tawaran terakhir Damian cukup menggoda di telinga Orion, dia menatapn Damian dengan tersenyum sinis.

“Baik, aku setuju. Carikan aku perawat sesuai yang aku mau. Kalau berhasil aku akan melanjutkan terapi, tapi jika tidak tepati ucapanmu.”

“Baik..jadi apa?”

“Aku mau wanita cantik, seksi, pintar, bisa melakukan apapun yang aku minta, patuh dan aku mau dia dari keluarga terpandang, lebih baik lagi jika dia artis terkenal. Aku mau kamu membawanya besok pagi, di waktu jam terapiku.” Ini kali pertama Orion berbicara panjang.

Senyum di wajah Damian pudar, pikirannya sibuk memikirkan siapa orang yang bisa membantunya berakting.

“Tunggu.” Ucap Orion. “Aku akan memastikan semua datanya benar, jadi jangan pikir bisa menipuku.”

Damian keluar dengan keringat dingin, dia mulai menyesali idenya. Sejenak berhenti di lorong dan mulai mencari. Tiba-tiba berita tentang Luna Carter kembali muncul di TV, detik itu juga Damian mulai bisa tersenyum.

“Aku menemukan bala bantuanku.” ucap Damian lirih.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!