NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Menikah

Tiba-tiba Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Hardianti

Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .


Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 ~ Halaman Belakang

" Auw berat ", keluh Zira dan membuat Gaffi tersadar dan langsung bangun untuk segera berdiri .

" Maaf ", ucap Gaffi merasa bersalah .

Zira tidak menjawab ia kesal dan juga malu pada Gaffi .

" Kalau gitu Abang keluar dulu ya , mungkin yang lain lagi pada nunggu " , pamit Gaffi sedikit gugup .

" Yang lain ? , memangnya semua orang belum tidur ? " , tanya Zira dengan menatap Gaffi .

" Belum " , jawab Gaffi jujur.

" Jadi tadi semua orang tahu kalau Abang gendong aku ? " , tanya Zira lagi dengan kedua mata melotot tidak percaya.

" Iya bahkan semuanya lihat kok " , jawab Gaffi tanpa beban .

" Aduhhhhh " , Zira menepuk jidatnya , malu , malu banget rasa nya pasti bang Zidan dan Zulfa bakal ngejek Zira habis-habisan.

" Kenapa dek ? " , tanya balik Gaffi seraya mengerutkan keningnya bingung.

" Abang kenapa tadi gak bangunin aku sih ? " , kesal Zira dan ia sudah memajukan bibirnya. Beberapa centi , bukan menjawab Zira malah balik bertanya.

" Abang gak tega abis kamu tidur nya pules banget ", jawab Gaffi seraya menampilkan barisan giginya.

" Heh " , Zira memalingkan wajahnya ia kesal dengan Gaffi .

" Memangnya kenapa sih dek ? " , tanya Gaffi seraya mendekat ke arah Zira .

" Ya Zira malu lah Abang , masa semua orang rumah lihat kalau Zira digendong Abang " , omel Zira dengan wajah ditekuk .

" Malu kenapa sih ? , lagian kita sudah menikah ya gapapa mereka juga ngerti dek ", timpal Gaffi seraya mengusap gemas kepala Zira yang terbalut hijab.

" Taulah Abang mana ngerti " , kesal Zira seraya berbaring dan menyelimuti seluruh tubuhnya .

" Ya udah deh Abang minta maaf " , ucap Gaffi yang memang tidak mengerti dengan tingkah Zira.

Zira tidak menjawab.

" Ya udah Abang keluar dulu ya " , pamit Gaffi sekali lagi .

Zira memang malu dengan semua orang rumah namun sebenarnya ia sangat kangen dengan semua orang rumah dan ingin cepat-cepat bertemu.

" Aku ikut " , ucap Zira yang langsung menyibakkan selimutnya.

  Gaffi sedikit kaget niat hati ingin menutup pintu kamar namun malah dikagetkan dengan suara Zira .

" Tadi katanya malu hmmm " , batin Gaffi yang benar-benar tidak mengerti dengan Zira .

Keduanya menemui semua orang yang tengah menunggu diruang tv .

" Lah kok udah bangun lagi nak ? " , tanya bunda Zoya seraya tersenyum.

" Ekhem ekhem " , dehem bang Zidan menggoda Zira dan berbarengan dengan sibungsu yang juga ikut-ikutan menggoda Zira .

Zira menatap tajam pada Gaffi , memberitahu kalau semua adalah kesalahannya .

Zira mencium punggung tangan Ayah Syahdan dan memeluk nya , lalu ke bunda Zoya ia pun mencium punggung tangannya dengan takdzim dan memeluknya cukup lama , melepaskan rasa rindu dan ternyata tidaklah mudah jauh dari sang bunda .

Zira pun melakukan hal yang sama kepada bang Ziddan dan juga sibungsu Zulfa namun kepada Zulfa , Zulfa yang mencium punggung tangan Zira .

Semua duduk disofa dan ternyata sudah disediakan beberapa makanan ringan termasuk makanan kesukaan Zira .

" Kalian sudah makan malam nak ? " , tanya Ayah Syahdan ramah .

" Sudah yah " , jawab Zira dan Gaffi kompak .

" Cie kompak bener " , sindir Bang Zidan .

" Ekhem ekhem " , dehem Zulfa yang ikut-ikutan .

Bunda Zoya dan Ayah Syahdan hanya tersenyum dan saling melempar pandangan .

" Oh ya kak , bunda lihat kamu sedikit berisi ya Alhamdulillah " , ucap bund Zoya senang .

" Maksudnya Bun , aku gendutan gitu ? " , tanya Zira seraya memperhatikan badan nya.

" Engga bunda kan bilangnya berisi bukan gendut nak " , elak bunda Zoya tersenyum.

" Gapapa gendut juga dek berarti Gaffi berhasil sebagai suami buat kamu bahagia " , Timpal bang Zidan seraya menaik turunkan kedua alisnya .

" Hmmm so tahu " , balas Zira sewot .

Gaffi hanya menjadi pendengar yang baik ia hanya ikut-ikutan tersenyum aja .

Zira terus menerus digoda oleh bang Zidan dan Zulfa bahkan sesekali ayah Syahdan juga ikut-ikutan.

" Udah udah ayo kita kehalaman belakang ! , kita BBQ disana " , ajak Bunda Zoya yang memang sudah menyiapkan semuanya.

" Yee bunda kok repot-repot sih , makasih banyak Bun " , senang Zira .

" Sama-sama sayang " , jawab Bund Zoya tersenyum .

Mumpung semua lagi kumpul dan kebetulan sekali besok hari minggu semua libur jadi bunda Zoya mengajak BBQ dihalaman belakang.

Semua barang-barang dan semua bahan makanan sudah sedia dan siap pakai .

" Dek sebaiknya kamu ganti baju dulu " , ucap Gaffi seraya sedikit berbisik .

" Kenapa ? " , tanya Zira bingung .

" Baju kamu tadi kan basah takutnya nanti masuk angin , ayo cepet ganti baju ! " , jawab Gaffi perhatian.

Zira baru teringat ia pun langsung pamit kepada bunda Zoya untuk ke kamarnya .

Tak lama kemudian Zira sudah kembali dengan baju setelan ala rumahan dan juga jilbab instan yang semua berwarna merah muda .

" Abang " , panggil Zira dan yang nengok adalah bang Ziddan dan juga Gaffi.

" Bang Gaffi maksudnya " , ucap Zira lagi seraya malu-malu .

" Oh oke oke " , timpal bang Ziddan seraya mempersilahkan Gaffi untuk mendekat ke arah Zira .

" Ada apa dek " , tanya Gaffi seraya menatap Zira.

" Abang ganti baju dulu , aku udah siapin bajunya dikamar mandi dapur biar ga harus ke kamar " , ujar Zira yang kini mulai perhatian kepada suaminya.

" Makasih banyak dek " , balas Gaffi mencubit gemas pipi cabby istrinya.

" Iiih " , kesal Zira dan ia langsung celingukan takut ada yang lihat .

" Ga tahu tempat dasar " , omel Zira kesal .

" Oh jadi kalau kita dikamar boleh dek " , timpal Gaffi yang baru ingin melangkah namun ia mengurungkan niatnya karena mendengar suara istri nya .

" Apaan sih ? , udah sana ! " , usir Zira dan ia sedikit kaget ternyata Gaffi masih mendengarkannya .

Gaffi terkekeh dan ia langsung menuju kamar mandi dapur untuk mengganti pakaiannya.

Sementara Zira kembali gabung dengan bunda Zoya dan juga Zulfa yang tengah menyiapkan minuman hangat .

" Bunda seneng deh kak , ternyata kalian sudah bisa saling menerima " , Ujar bunda Zoya dengan perasaan lega .

Zira hanya menampilkan barisan giginya , ada perasaan senang melihat senyum bundanya yang tulus namun sebenarnya Zira juga tidak tahu apa yang sudah terjadi pada dirinya , entah ia sudah benar-benar bisa menerima Gaffi apa belum .

Setelah hampir satu jam semua sudah matang dan siap untuk disantap .

Semua disusun dimeja yang sudah disediakan dihalaman belakang.

Suasana benar-benar terasa hangat, sudah lama sekali Gaffi tidak kumpul-kumpul dengan keluarga nya ada rasa kangen namun Gaffi tidak akan bisa merasakan nya lagi seperti dulu.

" Ayo nak Gaffi dimakan " , ujar Ayah Syahdan.

" Iya yah " , jawab Gaffi tersenyum dan ia pun mulai ikut memakan .

Semua menikmati makanannya seraya bercanda gurau, walau bumi terasa dingin karena sudah diguyur hujan namun di keluarga Ayah Syahdan semua terasa hangat karena kebersamaan mereka .

" Ayo kalian harus banyak makan daging , katanya kalau banyak makan daging nanti anak nya bakal laki-laki" , Ujar Ayah Syahdan.

" Uhuk uhuk " , Zira dan Gaffi berbarengan tersedak makanan.

" Ayah " , ucap Bunda Zoya seraya melotot.

~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!