Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .
Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 ~ Halaman Belakang
" Auw berat ", keluh Zira dan membuat Gaffi tersadar dan langsung bangun untuk segera berdiri .
" Maaf ", ucap Gaffi merasa bersalah .
Zira tidak menjawab ia kesal dan juga malu pada Gaffi .
" Kalau gitu Abang keluar dulu ya , mungkin yang lain lagi pada nunggu " , pamit Gaffi sedikit gugup .
" Yang lain ? , memangnya semua orang belum tidur ? " , tanya Zira dengan menatap Gaffi .
" Belum " , jawab Gaffi jujur.
" Jadi tadi semua orang tahu kalau Abang gendong aku ? " , tanya Zira lagi dengan kedua mata melotot tidak percaya.
" Iya bahkan semuanya lihat kok " , jawab Gaffi tanpa beban .
" Aduhhhhh " , Zira menepuk jidatnya , malu , malu banget rasa nya pasti bang Zidan dan Zulfa bakal ngejek Zira habis-habisan.
" Kenapa dek ? " , tanya balik Gaffi seraya mengerutkan keningnya bingung.
" Abang kenapa tadi gak bangunin aku sih ? " , kesal Zira dan ia sudah memajukan bibirnya. Beberapa centi , bukan menjawab Zira malah balik bertanya.
" Abang gak tega abis kamu tidur nya pules banget ", jawab Gaffi seraya menampilkan barisan giginya.
" Heh " , Zira memalingkan wajahnya ia kesal dengan Gaffi .
" Memangnya kenapa sih dek ? " , tanya Gaffi seraya mendekat ke arah Zira .
" Ya Zira malu lah Abang , masa semua orang rumah lihat kalau Zira digendong Abang " , omel Zira dengan wajah ditekuk .
" Malu kenapa sih ? , lagian kita sudah menikah ya gapapa mereka juga ngerti dek ", timpal Gaffi seraya mengusap gemas kepala Zira yang terbalut hijab.
" Taulah Abang mana ngerti " , kesal Zira seraya berbaring dan menyelimuti seluruh tubuhnya .
" Ya udah deh Abang minta maaf " , ucap Gaffi yang memang tidak mengerti dengan tingkah Zira.
Zira tidak menjawab.
" Ya udah Abang keluar dulu ya " , pamit Gaffi sekali lagi .
Zira memang malu dengan semua orang rumah namun sebenarnya ia sangat kangen dengan semua orang rumah dan ingin cepat-cepat bertemu.
" Aku ikut " , ucap Zira yang langsung menyibakkan selimutnya.
Gaffi sedikit kaget niat hati ingin menutup pintu kamar namun malah dikagetkan dengan suara Zira .
" Tadi katanya malu hmmm " , batin Gaffi yang benar-benar tidak mengerti dengan Zira .
Keduanya menemui semua orang yang tengah menunggu diruang tv .
" Lah kok udah bangun lagi nak ? " , tanya bunda Zoya seraya tersenyum.
" Ekhem ekhem " , dehem bang Zidan menggoda Zira dan berbarengan dengan sibungsu yang juga ikut-ikutan menggoda Zira .
Zira menatap tajam pada Gaffi , memberitahu kalau semua adalah kesalahannya .
Zira mencium punggung tangan Ayah Syahdan dan memeluk nya , lalu ke bunda Zoya ia pun mencium punggung tangannya dengan takdzim dan memeluknya cukup lama , melepaskan rasa rindu dan ternyata tidaklah mudah jauh dari sang bunda .
Zira pun melakukan hal yang sama kepada bang Ziddan dan juga sibungsu Zulfa namun kepada Zulfa , Zulfa yang mencium punggung tangan Zira .
Semua duduk disofa dan ternyata sudah disediakan beberapa makanan ringan termasuk makanan kesukaan Zira .
" Kalian sudah makan malam nak ? " , tanya Ayah Syahdan ramah .
" Sudah yah " , jawab Zira dan Gaffi kompak .
" Cie kompak bener " , sindir Bang Zidan .
" Ekhem ekhem " , dehem Zulfa yang ikut-ikutan .
Bunda Zoya dan Ayah Syahdan hanya tersenyum dan saling melempar pandangan .
" Oh ya kak , bunda lihat kamu sedikit berisi ya Alhamdulillah " , ucap bund Zoya senang .
" Maksudnya Bun , aku gendutan gitu ? " , tanya Zira seraya memperhatikan badan nya.
" Engga bunda kan bilangnya berisi bukan gendut nak " , elak bunda Zoya tersenyum.
" Gapapa gendut juga dek berarti Gaffi berhasil sebagai suami buat kamu bahagia " , Timpal bang Zidan seraya menaik turunkan kedua alisnya .
" Hmmm so tahu " , balas Zira sewot .
Gaffi hanya menjadi pendengar yang baik ia hanya ikut-ikutan tersenyum aja .
Zira terus menerus digoda oleh bang Zidan dan Zulfa bahkan sesekali ayah Syahdan juga ikut-ikutan.
" Udah udah ayo kita kehalaman belakang ! , kita BBQ disana " , ajak Bunda Zoya yang memang sudah menyiapkan semuanya.
" Yee bunda kok repot-repot sih , makasih banyak Bun " , senang Zira .
" Sama-sama sayang " , jawab Bund Zoya tersenyum .
Mumpung semua lagi kumpul dan kebetulan sekali besok hari minggu semua libur jadi bunda Zoya mengajak BBQ dihalaman belakang.
Semua barang-barang dan semua bahan makanan sudah sedia dan siap pakai .
" Dek sebaiknya kamu ganti baju dulu " , ucap Gaffi seraya sedikit berbisik .
" Kenapa ? " , tanya Zira bingung .
" Baju kamu tadi kan basah takutnya nanti masuk angin , ayo cepet ganti baju ! " , jawab Gaffi perhatian.
Zira baru teringat ia pun langsung pamit kepada bunda Zoya untuk ke kamarnya .
Tak lama kemudian Zira sudah kembali dengan baju setelan ala rumahan dan juga jilbab instan yang semua berwarna merah muda .
" Abang " , panggil Zira dan yang nengok adalah bang Ziddan dan juga Gaffi.
" Bang Gaffi maksudnya " , ucap Zira lagi seraya malu-malu .
" Oh oke oke " , timpal bang Ziddan seraya mempersilahkan Gaffi untuk mendekat ke arah Zira .
" Ada apa dek " , tanya Gaffi seraya menatap Zira.
" Abang ganti baju dulu , aku udah siapin bajunya dikamar mandi dapur biar ga harus ke kamar " , ujar Zira yang kini mulai perhatian kepada suaminya.
" Makasih banyak dek " , balas Gaffi mencubit gemas pipi cabby istrinya.
" Iiih " , kesal Zira dan ia langsung celingukan takut ada yang lihat .
" Ga tahu tempat dasar " , omel Zira kesal .
" Oh jadi kalau kita dikamar boleh dek " , timpal Gaffi yang baru ingin melangkah namun ia mengurungkan niatnya karena mendengar suara istri nya .
" Apaan sih ? , udah sana ! " , usir Zira dan ia sedikit kaget ternyata Gaffi masih mendengarkannya .
Gaffi terkekeh dan ia langsung menuju kamar mandi dapur untuk mengganti pakaiannya.
Sementara Zira kembali gabung dengan bunda Zoya dan juga Zulfa yang tengah menyiapkan minuman hangat .
" Bunda seneng deh kak , ternyata kalian sudah bisa saling menerima " , Ujar bunda Zoya dengan perasaan lega .
Zira hanya menampilkan barisan giginya , ada perasaan senang melihat senyum bundanya yang tulus namun sebenarnya Zira juga tidak tahu apa yang sudah terjadi pada dirinya , entah ia sudah benar-benar bisa menerima Gaffi apa belum .
Setelah hampir satu jam semua sudah matang dan siap untuk disantap .
Semua disusun dimeja yang sudah disediakan dihalaman belakang.
Suasana benar-benar terasa hangat, sudah lama sekali Gaffi tidak kumpul-kumpul dengan keluarga nya ada rasa kangen namun Gaffi tidak akan bisa merasakan nya lagi seperti dulu.
" Ayo nak Gaffi dimakan " , ujar Ayah Syahdan.
" Iya yah " , jawab Gaffi tersenyum dan ia pun mulai ikut memakan .
Semua menikmati makanannya seraya bercanda gurau, walau bumi terasa dingin karena sudah diguyur hujan namun di keluarga Ayah Syahdan semua terasa hangat karena kebersamaan mereka .
" Ayo kalian harus banyak makan daging , katanya kalau banyak makan daging nanti anak nya bakal laki-laki" , Ujar Ayah Syahdan.
" Uhuk uhuk " , Zira dan Gaffi berbarengan tersedak makanan.
" Ayah " , ucap Bunda Zoya seraya melotot.
~