NovelToon NovelToon
Claimed By Mister Mafia

Claimed By Mister Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Romantis / Cinta Terlarang / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Amy pindah ke Bordeaux -sebuah kota Indah di Prancis, dan berteman dengan Blanche Salvator yang ternyata merupakan anak dari seorang Mafia paling di takuti bernama Lucien Beaufort.
Dengan wajah yang karismatik, mata biru dan rambut pirang tergerai panjang, Lucien tampak masih sangat muda di usia 35 tahun. Dan dia langsung tertarik pada Amy yang polos. Dia mendekati, merayu dan menggoda tanpa ampun.
Sekarang Amy di hadapkan pilihan : lari dari pria berbahaya yang bisa memberinya segalanya, atau menyerah pada rasa yang terus mengusiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Lucien Beaufort

“Kita bertemu lagi…”

Amy membola –membeku, bahkan lupa untuk mengambil napas. “K-ka- kau… kau…” Amy tergagap sambil menatap tubuh pria itu yang cukup berotot –dengan porsi yang pas –tak terlalu besar dan tak terlalu kurus. 

Butiran air yang menempel di tubuhnya bak kilauan berlian yang sangat menyilaukan, di tambah senyum manis itu –benar-benar sebuah ancaman. Si-siapa lelaki ini? Apakah dia kakak Blanche?

Tanpa sadar Amy memindai seluruh tubuh kekar nan polos itu, dan pandangannya terhenti pada sebuah plester anti air yang menempel di dekat perutnya.

“Ba-bagaimana luka di perutmu…” ucap Amy lirih, lebih seperti suara desisan.

Lelaki itu mengambil sehelai handuk lembut yang tergeletak di atas kursi santai, lalu mengusap-usap rambut basahnya menggunakan handuk tadi. Dia berjalan mendekati Amy dan kembali tersenyum, sedikit membungkuk lalu berbisik, “Grâce à toi, je vais bien. Merci." (berkat dirimu, aku baik-baik saja, terima kasih.)

Amy membeku –lagi. Kenapa bahasa Prancis yang keluar dari bibir tipis lelaki itu bagaikan sebuah syair indah yang membuat Amy terlena?

Melihat gadis muda itu terpaku, lelaki itu kembali tersenyum, matanya terus melekat erat menatap wajah mungil nan cantik yang merona karena gugup. 

Jarak mereka terlalu dekat. Amy berdiri membeku sedang lelaki itu membungkuk agar wajah mereka sejajar dan itu tentu saja membuat Amy lemas tak berdaya.

“Papa! Jangan ganggu temanku!” teriakan Blanche memecah keheningan yang menyesakkan.

Lelaki itu segera berdiri tegak dan menoleh ke arah Blanche, memberi kesempatan pada Amy untuk mengambil banyak oksigen untuk mengisi paru-parunya.

“Ma puce! Papa kangen sekali…” lelaki itu merentangkan tangannya, ingin memeluk Blanche. Namun sayang, Blanche malah menghindar dan mendekati Amy yang masih gugup dan membatu di tempatnya.

“Amy? Kamu nggak apa-apa? Kamu di apain sama Papa? Heh?” Tanya Blanche sambil menggoyang-goyang lembut pundak Amy.

“Aku? Nggak apa-apa…” ucap Amy sambil mengejap-ejapkan matanya.

“Ache! Kenapa kamu selalu berpikiran negatif pada Papa? Hem?!” kesal lelaki berambut pirang itu sambil melipat kedua tangannya di dada –kesal.

“P-p-p-pa-Papa? Di-dia Papa kamu?” kaget Amy sambil melirik lelaki tinggi besar itu lalu kembali melirik Blanche.

“Huuhf! Sayangnya, ya… dia Papa ku. Kenalkan Amy, dia adalah Monsieur Lucien Beaufort yang terkenal  –Papa tersayangku,” Blanche menunjuk ke arah Papanya sambil  mencibir malas.

Lucien melirik anak gadisnya sambil berdecak, “sopan sekali sikapmu…” ucapnya dengan nada kesal yang di buat-buat.  Setelah itu, dia kembali menatap Amy dan memberinya senyum manis, senyum super manis yang membuat lutut Amy langsung terasa lemas.

Lucien mendekati Amy, mengulurkan tangannya sambil tersenyum, “dan namamu?” bisiknya dengan suara berat yang parau -seksi –menggoda –berbahaya.

Amy menarik napas dan menatap kaku dua mata berwarna biru jernih itu, “A-Amy.. Amy Atmaja…” ucapnya sambil membalas uluran tangan Lucien.

Lucien tersenyum –lagi, lalu mendekatkan jemari Amy ke bibirnya dan mengecupnya lembut, “senang bertemu denganmu,” ucapnya lirih.

Amy menelan saliva nya, “Sa-saya juga,” lalu buru-buru menarik tangannya. Ujung bibir Lucien yang mengecup punggung tangan Amy, seperti sengatan listrik yang membuat seluruh bulu kuduk Amy merinding hebat. Benar-benar berbahaya.

“Amy ini orang Indonesia, dan dia sangat rindu makan nasi. Makanya aku mengajaknya ke sini untuk memasak bersama. Aku sudah beli beras dari supermarket Asia di dekat kampus,” ucap Blanche memberikan penjelasan panjang lebar pada sang papa yang tampaknya tak begitu mendengarkan –dia terlalu sibuk memandangi Amy.

“Indonesia ya… pantas saja, cantik sekali…” gumam Lucien sambil mengusap dagu dan menggigiti bibir bawahnya, tanpa melepaskan pandangan dari wajah cantik Amy.

Amy membola mendengar ucapan Papa Blanche, tapi dia berusaha tetap tenang. Orang Prancis memang suka blak-blakkan bukan? Jadi dia tak boleh gugup apalagi salting.

“Ehh… Blanche… ayo kita mulai memasak, sebelum hari semakin sore…” ajak Amy sambil memalingkan wajahnya, menghindari tatapan Lucien Beaufort.

“Ayo!” jawab Blanche dengan riang. Dia pun menarik tangan Amy dan segera menuju dapur terbuka yang berada persis di seberang kolam renang. Astaga! Niat hati ingin menghindari Tuan Beaufort, eh ternyata letak dapurnya di dekat kolam renang.

“Apa yang mau kalian masak?” Tanya Mr Beaufort sambil mengenakan kaos putih agar tubuh kekar nya sedikit tertutup.

“Apa tadi? Nasi goreng?” Tanya Blanche pada Amy.

Amy hanya menganggukkan kepalanya dan berpura-pura sibuk mencuci beras sebelum di masukkan ke dalam penanak nasi. Sebegitu effortnya Blanche untuk mengabulkan keinginan Amy, dia bahkan sampai membeli penanak nasi untuk memasak.

Dengan telaten Amy mencuci beras, membuang airnya lalu mengisi air dan mengukurnya menggunakan jarinya, setelah itu dia masukkan ke dalam penanak nasi dan mulai memasaknya.

Setelah itu, Amy mengambil bumbu-bumbu seperti bawang putih dan bawang merah, satu batang cabe merah besar dan memasukkan semuanya ke dalam alat seperti blender kecil dan mulai menggilingnya hingga lembut.

“Tolong ambilkan lima butir telur, Ache!” ucap Amy di tengah kesibukannya.

“Telur? Oke!” Blanche bergegas menuju kulkas besarnya dan mengambil lima butir telur sesuai perintah Amy.

Lucien Beaufort, duduk di salah satu kursi yang mengitari meja makan besar, tempat yang biasa dipakai Lucien untuk makan malam saat ada pertemuan dengan teman-temannya, dan memperhatikan Amy dari sana.

Gerakan Amy begitu luwes bagaikan tarian balet yang membuat Lucien terpana. Dan Amy merasakannya, dia merasakan tatapan tajam itu, seolah menusuk punggungnya, membuat Amy tak berani membalikkan badannya.

Beberapa menit berlalu –beberapa menit yang terasa seperti bertahun-tahun lamanya, akhirnya masakan Amy sudah selesai. Dia mengambil beberapa sendok nasi goreng ke atas piring, lalu menghiasinya dengan potongan tomat dan mentimun, dan tak lupa telur mata sapi setengah matang.

Amy tersenyum puas, bangga pada dirinya sendiri yang sudah berhasil membuat makanan favoritnya.

“Apakah aku dapat bagian?” Tanya Lucien yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Amy.

Saking terkejutnya Amy sampai menjatuhkan spatulanya ke dalam wastafel.

“Bagaimana? Apakah aku dapat bagian? Aromanya enak sekali dan perutku langsung terasa lapar…” ucap Lucien lirih. Dia meletakkan tangan kanannya di samping Amy –menempel pada lemari cabinet, dan tubuhnya berdiri begitu dekat hingga dadanya menempel pada punggung kaku Amy yang menegang. Amy serasa sedang di kurung oleh Lucien Beaufort di dapur ini.

“I-i-iya.. Mr Beaufort, aku.. aku akan memberikan bagianmu… ja-jadi tolong menjauhlah sedikit…” pinta Amy sambil memejamkan matanya.

“Panggil aku Luce,” bisik nya tepat di dekat daun telinga Amy.

“Aku tidak akan pergi sampai kau memanggilku ‘Luce’,” bisiknya lagi.

“A-Ache! Tolong aku!” pekik Amy sambil menutup kedua telinga dengan tangannya.

Lucien segera melangkah mundur dan terkekeh dengan sikap Amy yang sangat lucu –baginya.

“Papa! Kau apakan Amy!” kesal Blanche yang langsung berlari mendengar panggilan Amy. “Aku tinggal sebentar ke kamar mandi aja, nggak bisa! Jangan genit, Papa!”

Lucien mengangkat kedua tangannya, “Papa nggak melakukan apa-apa, Papa hanya minta makanan.. Papa lapar…” ucap Lucien dengan wajah innocent-nya.

“I-ini… berikan pada Papamu,” Amy menyerahkan sepiring nasi goreng pada Blanche.

“A-aku ke kamar mandi sebentar!” lanjutnya, lalu bergegas pergi meninggalkan Lucien dan Blanche.

1
sunshine wings
Nah.. Lengah kan.. 🤨🤨🤨🤨🤨
Tamie: pacaran bae jadilengah 😄
total 1 replies
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
Wah! Kembang setaman Amy.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭...
total 1 replies
sunshine wings
hahaha . pawangnya Amy..
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: mleyot g tuh 🤭🤭
total 1 replies
sunshine wings
hubungi papanya Blanche, Amy..
sunshine wings
Jangan coba² 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Tamie: belum tau siapa Lucien dia 😏😏
total 1 replies
sunshine wings
Betul apa katanya Amy.. Enak saja ngatain orang yg nggak² 😏😏😏🙄🙄
sunshine wings
Papanya toh..🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭.....
total 1 replies
sunshine wings
Apa mungkinkah pria yg diselamatkan Amy itu ayahnya ato kakanya Blanche?
🤔🤔🤔🤔🤔
Tamie: jàwabannya ada di bab berikutnya 😎🤭
total 1 replies
sunshine wings
Lanjutkan saja Amy.. Kalo orangnya bae sepatutnya gak masalah ya..
Tamie: bener banget, G usah dengerin gosip 😄🤭
total 1 replies
sunshine wings
Semangat Amy 💪💪💪💪💪
Semua akan indah pada waktunya..
Karma tidak akan salah tempat..
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Cepat Amy!!!
Jangan beri kesempatan pada lintah penghisap darah!!!
💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: pasti semua bakal kena balasan satu persatu 😎😎
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!