Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama Futsal
Pagi ini cuaca sangat cerah, cocok bagi setiap orang menjalankan aktivitasnya. Kemeja biru yang dibalut blazer berwarna hitam ditambah dengan celana panjang berwarna hitam menambah kesan profesionalnya.
Firda berangkat menggunakan mobil innova reborn berwarna hitam. Mobil itu membelah angin pagi yang disambut dengan sinar matahari yang seakan tersenyum pada dirinya kini. Yap, Firda telah sepenuhnya sembuh dan siap kembali bekerja.
Sesampainya di hotel tempatnya bekerja ia mendapat sambutan hangat dari berbagai karyawan.
“Pagi bu”
“Selamat pagi bu”
Firda adalah salah satu manajer di hotel itu, tak heran ia banyak disapa oleh karyawan lainnya.
“Untung banget kamu udah balik Fir” Ujar Rika rekan kerjannya
“Iya untungnya aku udah boleh masuk kerja”
“Nanti anak-anak mau jengukin Sandi di rumah sakit, mau ikut?” Sahut Rika
“Kenapa dia?” Balas Firda bingung
“Ga ada yang tau dia kenapa, tapi muka sama badannya kayak habis kena luka bakar gitu”
Firda tampak menunduk, memikirkan sesuatu.
“Masa dugaanku bener sih?” Batin firda
“Fir…Fir” Ujar Rika membuyarkan lamunannya.
“Oh iya aku ikut bareng kamu nanti”
“Oke deh”
Firda berjalan menuju ruangannya, melanjutkan pekerjaan yang sempat ia tinggal beberapa waktu. Saat jam makan siang ia kembali dihampiri oleh Rika. Kemudian bersama beberapa rekan sekantornya mereka pergi menuju rumah sakit tempat Sandi dirawat.
Rumah sakit umum yang terletak di tengah kota tak jauh dari kantornya. Sesampainya di kamar Sandi, Firda menelisik sekeliling ruangan, ia merasakan hawa yang tidak begitu enak. Perasaannya mengatakan ini bukanlah tempat yang aman. Sandi tidak berdaya berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan luka bakar 70%. Wajahnya hampir tidak dikenali karena terkena luka bakar yang sangat parah.
Sementara yang tidak dilihat Firda ada beberapa makhluk penghuni rumah sakit dengan berbagai wujud sedang mengintai Sandi. Mereka adalah makhluk yang tak begitu suka dengan kehadiran Sandi di sini, karena ia membawa aura yang negatif bagi penunggu rumah sakit. Seseorang yang pernah menggunakan jasa dukun ataupun makhluk astral akan memiliki aura atau penanda yang dapat dikenali oleh sesama makhluk astral.
Saat Firda melihat kondisi Sandi lebih dekat, tiba-tiba terlintas begitu saja perlakuan Sandi pada dirinya. Jabatan mereka hampir setara sehingga Sandi mempunyai keberanian untuk menggoda Firda. Dirinya dilema, ia bingung harus kasihan atau tidak tapi di sisi lain Sandi sering berlaku kurang ajar kepada dirinya.
“Mungkin ini balasan dari semua perbuatan bejat kamu” Batin Firda
***
Di pagi hari yang sama Aldi berangkat ke sekolah menggunakan supra bapak andalannya. Gunung Semeru berdiri gagah menghiasi perjalanan paginya kini. Sesampainya di kelas ternyata teman-temannya sudah berkumpul.
“Al”
“Oitt”
Begitulah sapaan teman-temannya di dalam kelas. Ada beberapa yang bersiap untuk mengikuti lomba sedangkan dirinya bersiap untuk mengikuti pertandingan futsal. Agil membagikan jersey kepada teman-temannya termasuk Aldi. Mereka langsung ganti baju bersiap-siap untuk bertanding. Setelah berganti baju Agil memimpin untuk doa bersama sebelum bertanding. Sementara Melati dan Suro tampak mengikuti Aldi dan ikut menundukkan kepalanya walaupun ia tak membaca doa apapun.
“Semangat ya mas, harus menang!. Kalau menang aku cium hihi” Ujar Melati
“Moh mending aku kalah kalau gitu”
“Plaaakkk”
Tabokan Melati mendarat ke lengan Aldi. Lumayan keras tabokan itu, tapi Aldi tak bisa membalasnya walaupun lengannya agak nyut-nyutan rasanya. Melati sendiri sebagai pelaku hanya tertawa puas.
“Kamu ke gudang aja sana Mel udah dicariin sama Kong”
“Moh, dia ndak good looking” Sahut Melati
Aldi tak mengindahkannya lalu berjalan bersama teman-temannya menuju lapangan futsal di dekat gerbang. Suasananya ramai, sebentar lagi pertandingan perebutan juara 1 akan dimulai. Aldi dan teman-temannya melakukan pemanasan.
“Nih Al” Ujar Dhea sambil memberikan sebotol minuman elektrolit.
“Widihh makasi ya Dhea” Balas Aldi
“Iya sama-sama”
Untungnya teman-temannya tak begitu mempedulikannya sehingga tak ada lagi sorakan dari teman-temannya. Tak sengaja ia melihat Ines sedang duduk menunggu pertandingan dimulai dengan laki-laki yang sama seperti yang ia lihat kemarin. Aldi mengamati mereka sepertinya sangat akrab satu sama lain. Sebenarnya ia merasakan sedikit gejolak cemburu, tapi ia sadar bahwa dirinya juga tak kunjung menembak Ines.
Pertandingan dimulai, Aldi memulainya sebagai cadangan. Teriakan penyemangat terdengar lantang dari para penonton. Pertandingan berjalan sengit dengan gol yang saling mengejar. Babak pertama berakhir dengan skor sama kuat 1-1.
Di babak kedua Aldi masuk, ia bermain lumayan baik dengan mencetak gol, walaupun tak lama dibalas oleh lawannya. Pada momen terakhir Aldi membawa bola mendekati gawang, ia diapit oleh dua pemain lawannya. Saat shooting ia didorong dari sampingnya sehingga tak sengaja sikunya mengenai dada lawannya. Tapi untungnya shootingnya berbuah menjadi gol.
“Woi pelanggaran sit dia nyikut!” Ucap salah satu lawannya kepada wasit.
Aldi berdiri namun kerahnya langsung ditarik oleh lawannya yang bernama Dani.
“Apa maksudmu pake nyikut aku segala?!”
“Itu reflek ndak sengaja” Balas Aldi sambil melepaskan cengkraman di kerahnya.
Keduanya hampir baku hantam namun cepat dipisah oleh yang lain. Wasit menganggap pelanggaran dilakukan terlebih dahulu yaitu saat mendorong Aldi, namun karena terjadi gol maka wasit memprioritaskan gol tersebut.
Skor 3-2 bertahan hingga selesai, tim Aldi keluar jadi juaranya. Semua temannya bersorak bahagia. Dhea mengangkat tangannya menawarinya tos, Aldi menyambutnya dengan mantap. Namun Dhea menggenggam tangannya sejenak. Aldi merasakan lembutnya tangan mungil Dhea sejenak. Namun dengan sadar ia lepas karena merasa tak enak.
Aldi berjalan menghampiri Dani dengan teman-temannya, menjabat tangannya satu per satu dan diterima dengan baik kecuali Dani.
“Minggir!” Bentak Dani
Aldi lalu pergi meninggalkan mereka tak peduli. Kembali berkumpul dengan teman-temannya merayakan kemenangan.
“Aman Al?” Tanya Agil
“Aman” Balas Aldi sambil memberikan jempolnya.
Saat akan ganti baju di kamar mandi.
“Bruaagh”
Aldi tak melihat ada orang yang mendorongnya hingga menabrak tembok. Saat ia lihat ternyata Dani dan teman-temannya lah yang menjadi pelaku.
“Kalau ndak terima kalah mending main ular tangga aja sana!” Bentak Aldi kesal
Dani tak menjawab namun langsung melayangkan tinjuannya ke arah wajah, dengan sigap Aldi menangkisnya dengan tangan. Lalu dengan cepat Aldi menyapu kaki Dani hingga terjungkal, temannya yang diketahui bernama Galang tak terima langsung menendang balik tepat mengenai bahu Aldi.
Tak lama seorang siswa laki-laki yang nampaknya anak IPS turut datang. Aldi mundur sedikit untuk menjaga jaraknya. Satu lawan dua ditambah dengan satu orang lagi sepertinya kurang menguntungkan baginya.
Siswa yang baru datang diketahui bernama Fando tiba-tiba menghajar Galang dari belakang. Tinjuan, tendangan mengarah ke perut Galang hingga tersungkur. Tak lama Dani juga jadi korban dari Fando hingga tersungkur kesakitan meminta ampun.
Fando mendekati Aldi mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
“Makasih banyak Al, kemarin udah nyelametin pacarku yang kesurupan” Ujar Fando
“Sama-sama, terimakasih juga udah bantuin aku tadi” Balas Aldi sambil menerima jabatan tangan Fando.
“Kalau udah kalah yaudah kalah aja, namanya juga futsal. Kalah menang biasa!” Hardik Fando kepada Dani dan Galang yang masih meringis kesakitan.
“Duluan ya Al” Ujar Fando Sambil menyeret kerah Dani dan Galang
Aldi hanya mengangguk sambil bergidik ngeri. Ia lalu melanjutkan ritual ganti bajunya hingga tuntas lalu kembali ke kelas. Saat berjalan ia melihat Melati lari terbirit-birit dan di belakangnya terlihat Kong yang sedang mengejar
“Masss” Melati memelas sambil bersembunyi di belakan Aldi
“Kenapa Mel?”
“Takutt sama om itu”
“Kamu apain Melati?” Tanya Aldi kepada Kong
“Aku cuma ajak dia main keliling sekolah” Sahut Kong
Aldi melihat Kong memang tertarik pada Melati, sedangkan Melati terlihat tak nyaman dekat dengan genderuwo itu.
“Kalau mau ajak Melati silahkan, tapi kalau Melatinya ndak mau jangan dipaksa” Ujar Aldi bijak
Aldi meninggalkan mereka lalu bergabung dengan teman sekelasnya meninggalkan dua makhluk random.
***
Sore harinya Aldi pergi ke tempat Fikri untuk kembali bekerja, ia melihat sebuah mobil hitam yang terparkir di halamannya.
“Mobil siapa mas?” Tanya Aldi
“Temennya Irma”
Aldi mengangguk lalu bersiap-siap untuk bekerja. Hari ini pekerjaannya cukup banyak sehingga ia bekerja sampai hampir maghrib. Saat Aldi baru duduk di teras beristirahat. Tak lama tamu Irma berpamitan untuk pulang. Setelah saling tatap ternyata tamu mbak Irma adalah Firda.
“Loh Aldi? Kamu kok di sini?” Tanya Firda kebingungan.
“Aku kerja di sini mbak, bantuin mas Fikri sepupuku”
“Kamu kok ndak bilang kalau saudaranya Irma”
“Aku mana ngerti mbak Firda temennya mbak Irma”
Sedangkan Fikri dan Irma yang melihat kejadian itu hanya saling tatap kebingungan.
“Kamu kenal Aldi Fir?”
“Iya mbak aku kenal mbak Firda, soalnya pernah diajak jengukin mbak Firda pas sakit sama temenku” Potong Aldi yang tak ingin jujur.
Firda awalnya heran, tapi akhirnya ia mengiyakan Aldi.
Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁