Saat Membuka Mata, Dia Menemukan Cinta

Sabrina terdiam sejenak untuk menjawab, memilih kata-katanya dengan hati-hati.

-- Tuan Maldonado, dia memulai, suaranya lembut, -- selain dari apa yang mata saya lihat, tempat ini adalah… sebuah tempat suci. Saya merasakan kedamaian tanaman, melodi burung-burung. Ada ketahanan dalam alam yang mengingatkan saya bahwa bahkan di tengah kesulitan, kehidupan menemukan jalan untuk berkembang. Tempat ini indah dan kita bisa merasakan ketenangan yang terpancar.

Dia berhenti sejenak, matanya menyapu keindahan taman. -- Dan juga, saya merasakan sejarah di sini. Kenangan yang disimpan setiap sudut, tawa dan mungkin bahkan air mata yang pernah tumpah. Ini adalah tempat keindahan, tetapi juga kedalaman.

Arthur terdiam, mendengarkan dengan saksama. Senyum tipis yang dia tunjukkan sebelumnya menghilang, digantikan oleh ekspresi yang lebih termenung.

-- Anda memiliki cara yang aneh untuk melihat sesuatu, perawat, kata Arthur, memalingkan wajahnya sedikit ke arahnya, seolah-olah dia bisa melihatnya. -- Tidak seperti kebanyakan orang, yang hanya melihat yang jelas. Anda melihat lapisan-lapisan, bukan? Dan itu entah bagaimana, membuat saya tertarik, tahukah Anda?

Sabrina mengangguk, meskipun dia tahu dia tidak bisa melihat. -- Saya percaya bahwa segala sesuatu memiliki lapisan, Tuan Maldonado. Orang-orang, tempat… ini hanya masalah kemauan untuk melihat melampaui permukaan.

Dia menghela napas, sebuah suara yang sepertinya membawa beban. -- Dan apa yang lapisan-lapisan Anda katakan tentang tempat ini? Atau tentang saya? Suaranya rendah, hampir undangan baginya untuk membuka diri lebih jauh.

Sabrina merasakan sedikit merinding. Pertanyaan itu langsung, intim, dan dia tahu bahwa jawabannya bisa menentukan nada hubungannya dengan dia. -- Tentang Anda, saya akan mengatakan bahwa… ada benteng eksterior, tetapi juga kerentanan. Sesuatu yang terluka dan masih mencari penyembuhan. Tentang tempat ini, saya merasa bahwa itu mencerminkan sedikit dari itu. Indah dan megah, tetapi juga memiliki aura melankolis tertentu, seolah-olah menyimpan rahasia yang belum terungkap.

Arthur tetap diam untuk waktu yang lama, menyerap kata-katanya. Angin dengan lembut menggoyangkan dedaunan pohon, menciptakan simfoni alami yang memenuhi ruang di antara mereka. Sabrina bertanya-tanya apakah dia sudah bertindak terlalu jauh, apakah kata-katanya terlalu mengganggu.

-- Apakah Anda tidak takut, perawat? dia bertanya akhirnya, suaranya serak. -- Untuk mengungkap apa yang tersembunyi? Untuk menghadapi kegelapan?

Sabrina menatap matanya, meskipun mereka tidak bisa membalas tatapannya. -- Ini bukan masalah ketakutan, Tuan Maldonado. Ini adalah masalah pemahaman. Saya percaya bahwa, untuk menyembuhkan, pertama-tama kita harus memahami luka. Dan untuk memahami, terkadang kita harus melihat ke dalam kegelapan. Tetapi selalu ada cahaya setelah itu, jika kita mengizinkan.

Dia tidak segera menjawab. Hanya tetap di sana, di bawah pergola, dengan matahari hangat di wajahnya, menyerap kata-kata Sabrina seolah-olah itu adalah udara itu sendiri. Beban kesunyian tidak lagi menindas, tetapi diisi dengan intensitas baru, dari koneksi yang mulai terbentuk di antara mereka.

-- Sungguh ironis, -- seru Arthur teringat sesuatu. -- Dulu saya tidak pernah berjalan-jalan di taman, selalu sibuk dengan urusan perusahaan dan juga…-- Arthur berhenti, -- Saya selalu menyukai kehidupan mudah yang diberikan uang kepada saya, tetapi berada dalam situasi ini, saya melihat bahwa uang saya tidak bisa membuat saya melihat atau berjalan dengan normal. Saya selalu berpikir bahwa saya bisa menyelesaikan semuanya dengan uang, tetapi saya salah besar.

-- Uang mungkin bisa membawa kehidupan yang nyaman, tetapi tidak pernah menyembuhkan penyakit yang tidak dapat dipulihkan dan banyak di antaranya di jiwa.

-- Tahukah Anda, perawat, Anda berbicara tentang penyakit yang tidak dapat dipulihkan, mengingatkan saya pada kehidupan yang saya jalani. Sabrina, Anda adalah wanita pertama yang datang ke sini bersama saya, tahukah Anda itu? Beberapa wanita yang pernah terlibat dengan saya, ingin melihat rumah besar saya. Kasihan mereka.. Mereka berpikir bahwa karena saya membawa mereka ke tempat tidur, saya menginginkan sesuatu yang serius. Saya tidak pernah ingin berpacaran dengan siapa pun. Saya pikir hubungan itu menyesakkan.

Sabrina mendengarkan dengan penuh perhatian.

-- Tuan Maldonado... yah, setiap orang mencari sesuatu yang berbeda dalam sebuah hubungan, dia melanjutkan, tanpa terpaku pada nada kritis yang mungkin telah merasuki perkataannya.

-- Beberapa wanita mungkin tertarik pada apa yang dapat diberikan oleh uang, ya. Tetapi yang lain mencari sesuatu yang lebih dalam: koneksi, rasa hormat, pengertian, cinta, kesetiaan..Mungkin pengalaman masa lalu Anda telah membuat Anda percaya bahwa itu adalah satu-satunya niat, tetapi hidup itu luas dan orang-orang itu beragam.

Dia melihat ke taman, memikirkan berbagai bunga yang hidup di sana, masing-masing dengan keindahan dan alasannya sendiri. -- Menjadi wanita pertama yang menemani Anda di sini bukanlah sesuatu yang saya anggap istimewa dengan sendirinya. Apa yang istimewa adalah percakapan yang kita lakukan, keterbukaan yang Anda tunjukkan dan kepercayaan yang mulai dibangun di antara kita. Ini adalah kesempatan untuk mengenal Anda di luar ekspektasi yang mungkin dimiliki orang tentang 'Tuan Maldonado, pengusaha, CEO miliarder.

Sabrina mengalihkan pandangannya kepadanya, dengan senyum tipis di bibirnya. -- Saya percaya bahwa kita semua, pada dasarnya, merindukan untuk dilihat apa adanya, dan bukan karena apa yang kita miliki atau topeng yang kita kenakan.

Arthur terdiam sesaat, dengan ekspresi berpikir. Jelas bahwa kata-katanya bergema di benaknya, mengaduk sesuatu yang dalam di dalam dirinya. Dia memalingkan wajahnya ke arahnya lagi, seolah-olah mencoba menangkap setiap detail kehadirannya.

-- Anda berbeda, perawat, kata Arthur akhirnya, suaranya sedikit lebih lembut, hampir berbisik.

-- Benar-benar berbeda. Dan mungkin... mungkin itulah yang saya butuhkan sekarang.

Angin bertiup lagi, membawa serta aroma bunga, dan keheningan yang menyusul bukanlah ketidaknyamanan, tetapi pemahaman yang tak terucapkan. Benih dinamika baru telah ditanam di taman.

-- Saya pikir lebih baik kita kembali ke kamar. Saya tidak ingin Anda terkena flu seperti hari Sabtu. Dan saya juga perlu memberikan obat Anda.

-- Baiklah, saya mengerti, perawat. Tapi saya ingin meminta sesuatu yang pribadi.

Arthur terdiam menunggu jawabannya.

-- Dan apa itu? Jika itu dalam jangkauan saya, saya akan melakukannya dengan cepat.

Arthur melanjutkan dalam keheningannya, sampai desahan lelah keluar dari bibirnya.

-- Biarkan saya menyentuh wajah Anda, tolong? Saya ingin tahu seperti apa Anda.... Saya ingin merasakan kulit Anda di atas jari-jari saya, merasakan mata Anda di telapak tangan saya..