NovelToon NovelToon
Rela Di Madu

Rela Di Madu

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Fahira Azalwa, seorang gadis cantik yang harus menelan pahitnya kehidupan. Ia berstatus yatim piatu dan tumbuh besar di sebuah pesantren milik sahabat ayahnya.

Selama lima tahun menikah, Fahira belum juga dikaruniai keturunan. Sementara itu, ibu mertua dan adik iparnya yang terkenal bermulut pedas terus menekan dan menyindirnya soal keturunan.

Suaminya, yang sangat mencintainya, tak pernah menuruti keinginan Fahira untuk berpoligami. Namun, tekanan dan hinaan yang terus ia terima membuat Fahira merasa tersiksa batin di rumah mertuanya.

Bagaimana akhir kisah rumah tangga Fahira?
Akankah suaminya menuruti keinginannya untuk berpoligami?

Yuk, simak kisah selengkapnya di novel Rela Di Madu
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 4

​Di kamar, Fahira menangis di pelukan Zidan. Dia menangis sejadi-jadinya, hal itu membuat Zidan sebagai suami, hatinya merasa teriris. Zidan tak tega melihat istrinya terus di tindas oleh Ibunya sendiri. Setelah cukup tenang, Fahira memandangi wajah suaminya dengan begitu lekat.

​"Bang, jika aku meminta sesuatu lagi, apa kau akan menurutinya?" tanya Fahira yang duduk disebelah Zidan.

​"Insyaallah, jika aku sanggup pasti akan menurutinya. Kenapa, Sayang?" balas Zidan balik bertanya.

​"Bolehkah aku tinggal di pesantren untuk sementara waktu?" kata Fahira menjeda ucapannya sesaat, kemudian kembali bicara. "Aku ingin menenangkan diriku di sana. Aku juga rindu dengan Abah juga Umi," sambungnya.

​Zidan menghela napasnya dalam. Dia merasa berat jika harus berpisah dengan Fahira. Tapi ini semua demi dirinya yang ingin bertemu dengan sahabat orang tuanya yang telah mengurusnya sejak kecil. Zidan akhirnya terpaksa menuruti keinginan sang istri.

​"Baiklah, tapi jangan terlalu lama di sana, ya? Aku pasti akan sangat merindukanmu."

​Fahira tersenyum setelah dirinya diizinkan oleh Zidan untuk pulang ke Pesantren sementara waktu. Akhirnya Fahira malam ini menyiapkan kopernya. Dia sudah tidak ingin berlama-lama dirumah suaminya selagi masih ada Ibu mertua yang selalu menindasnya.

​Tak berselang lama, keduanya keluar dari kamar, dan Zidan membantu istrinya menyeret koper untuk dibawa ke dalam bagasi mobil.

​"Zidan!! Kamu mau kemana?"

​Ibu Zubaidah yang sedang berkumpul di ruang keluarga berdiri dengan wajah cemas, menanyakan putranya hendak pergi kemana. Sedangkan Fahira hanya bersembunyi di balik tubuh sang suami karena takut kena omel lagi dari Ibu mertuanya.

​"Aku mau mengantar Fahira pulang ke pesantren. Dia akan tinggal di sana sementara waktu, jadi Ibu jangan khawatir. Tidak ada lagi yang akan membuat Ibu kesal," sahutnya dengan wajah datar.

​"Apa maksud perkataanmu, Zidan? Apa kau pikir Ibu sejahat itu sama istrimu?" pekik Bu Zubaidah, nadanya semakin meninggi.

​"Sudahlah, Bu. Aku sudah tahu semuanya. Di depanku saja Ibu bisa menindas istriku, apalagi jika tidak ada aku di rumah, pasti Ibu bertindak lebih dari yang aku lihat."

​Bu Zubaidah tak terima dengan perkataan putranya. Dia lalu mendekat dan melayangkan tangannya menampar Zidan di hadapan semua yang ada di sana. Bu Zubaidah lalu menatap tajam Fahira yang berdiri di belakang suaminya.

​"Kau! Sudah puas kau telah membuat putraku berani berkata kasar padaku! Dasar wanita tidak tahu diri!"

​Bu Zubaidah yang akan menarik Fahira ditahan oleh Zidan. Bu Zubaidah semakin kesal dengan Fahira, seakan putranya berubah karena ulah darinya.

​"Cukup, Bu! Istriku akan pulang saja, Ibu masih bisa menuduhnya!" bentak Zidan dengan mata yang sudah memerah menahan amarah. "Sudah cukup, Bu, aku mohon jangan seperti ini. Aku akan mengantar istriku pulang, aku pergi dulu. Assalamualaikum!"

​Zidan menoleh ke belakang dan kembali menyeret koper milik Fahira, tak lupa menarik tangan Fahira dengan lembut.

​"Ayo, Aira, nanti semakin malam sampai pesantren."

​Fahira mengikuti langkah sang suami, namun Fahira yang ingin menyalami Ibu mertuanya tidak diijinkan oleh suaminya.

​"Sudahlah, tidak usah. Kau tidak lihat tadi Ibu bagaimana? Biarkan saja. Ayo..."

​Fahira akhirnya menuruti perintah Zidan untuk segera pergi dari rumah yang sudah seperti neraka baginya.

​Dua hari sudah Zidan tanpa istrinya. Dia ingin pulang ke rumah, rasanya sangat malas melihat Ibunya yang masih menyuruh Najwa menginap di sana. Bahkan tak segan Bu Zubaidah menyuruh Najwa mengirimkan makanan siang untuk Zidan di perusahaannya. Hal itu semakin membuat Zidan kesal.

​Sedangkan Zidan tanpa Fahira membuat dirinya sedikit hilang arah. Dia akhirnya mencari tempat nyaman untuk sendiri. Setelah melihat sebuah tempat di pinggir jalanan kota, Zidan menepikan mobilnya dan masuk ke tempat tersebut.

​Di dalam sana, suasana sedikit terasa berbeda di sebuah Club malam. Suasana semakin meriah dan ramai jika hari menjelang subuh. Di lantai dansa dan tempat duduk mewah lainnya, terlihat banyak pasangan setiap insan yang sedang memadu kasih. Entah mereka pasangan suami istri atau sekedar pasangan selingkuh, seakan semuanya tidak peduli.

​Lampu yang semakin meremang di area tempat duduk tampak kontras dengan cahaya yang bersahutan dan sangat menyilaukan di lantai dansa. Suara musik terdengar sangat keras berdentum, membuat para pengunjung di Club tersebut sangat menikmati alunan musiknya.

​Para bartender terlihat sibuk melayani para pelanggan yang meminta minuman beralkohol di situ. Sedangkan para wanita yang berpakaian seksi terlihat mulai mencari mangsanya.

​Di sudut ruangan, ada seorang pemuda tampan sedang duduk termenung, berbeda dari pengunjung yang lain. Pria itu hanya memesan segelas jus.

​Dari tempat bartender, seorang wanita muda yang sangat cantik, bertubuh sedikit berisi, dan berpakaian cukup seksi sedang menatap pria itu dari kejauhan. Tanpa pikir panjang, dia melangkah mendekati pria yang sedang duduk di sudut sana.

​"Hei, kau sendirian saja?" tanya wanita itu yang bernama Viola Deamita, yang biasa di panggil Viola di Club tersebut.

​Pria muda itu ternyata Zidan. Dia sedikit terkejut saat melihat kemunculan Viola yang tiba-tiba duduk tak jauh darinya. Zidan menatapnya sekilas lalu kembali menunduk.

​Sebagai kupu-kupu termahal di Club, Viola merasa kesal hanya dipandang sekilas oleh Zidan. Tidak ada seorang pria pun yang menolaknya di sana. Viola yang duduk sedikit jauh, kini dia mendekat dan tanpa malu duduk di sebelah Zidan.

​"Boleh aku duduk disebelah kamu?" tanya Viola.

​"Ya, silakan," sahut Zidan singkat.

​Viola yang hanya mendengar jawaban singkat dari Zidan kemudian menaruh gelas berisi minuman di meja Zidan. Viola tampak terkejut saat melihat pesanan Zidan hanya segelas jus di meja.

​"Apa dia tidak minum-minuman?" tanya Viola dalam hati.

​Viola lalu mengusap bahu dan menggenggam tangannya, namun reaksi Zidan membuat Viola terkejut. Karena Zidan menepis tangan Viola sedikit kasar.

​"Maaf, aku sedang ingin sendiri. Jangan ganggu aku," kata Zidan lalu menggeserkan duduknya agar lebih renggang.

​"Apa kau sedang ada masalah?" tanya Viola lagi.

​"Aku tidak mengenalmu, jadi pergilah. Aku hanya ingin sendiri," balas Zidan tanpa menoleh menatap Viola.

​"Kalau begitu, kita kenalan, agar kau mengenalku. Namaku Viola. Kamu siapa?"

​Viola mengulurkan tangannya untuk mengajak Zidan berkenalan.

​"Zidan, panggil aku Zidan," jawabnya tanpa membalas uluran tangan Viola.

​Nampaknya Viola sedikit tertarik dengan Zidan. Dia selalu melirik menatap Zidan yang berada di sampingnya. Hal itu membuat Zidan dapat merasakan bahwa dirinya sedang ditatap.

​"Kau sedang apa di sini?" Zidan akhirnya bertanya pada wanita yang ada disampingnya.

​Karena terus diajak mengobrol oleh Viola, akhirnya Zidan pun sedikit ada percakapan dengannya.

​"Aku? Di sini? Tentunya aku bekerja di sini," jawab Viola sembari meneguk minumannya dan menaruhnya kembali.

​"Seorang wanita bekerja sebagai apa di sini? Tempat seperti ini tidak baik untuk seorang wanita," tanya Zidan lagi.

​Pertanyaan Zidan justru membuat Viola tersenyum. Semua orang juga tahu bahwa Club malam adalah tempat yang tidak baik untuk pria maupun wanita. Namun tak ada pilihan lain, Viola bekerja di sana untuk menyambung hidup. Karena dirinya seorang yatim piatu dan hidup sebatang kara.

​"Semua orang juga tahu apa yang aku lakukan di sini. Aku bekerja di sini menemani para pria yang membutuhkan teman minum atau teman tidur. Jika kau ingin berlanjut ditemani tidur juga, aku tidak masalah asalkan bayarannya besar..."

​Hal itu sontak membuat Zidan terkejut. Dia lalu menoleh menatap Viola. Hal itu membuat Zidan semakin terkejut. Matanya seolah enggan berpaling dari wanita yang sekarang berada di sampingnya.

​Zidan sangat mengagumi kecantikan Viola. Hingga setelah tersadar, dia kembali memalingkan pandangannya kembali menunduk, sampai akhirnya dia mempunyai pikiran sedikit nakal.

...----------------...

**Bersambung**....

Hai para pembaca setiaku,

Miss Ra mohon maaf yang sebesar-besarnya ya...

Cerita ini sedang melalui proses revisi ulang agar bisa masuk ke kategori Bab Terbaik.

Tenang saja, alurnya saja yang diperbaiki. Inti cerita dan emosinya tetap sama.

Semoga karya ini bisa meraih posisi terbaik, dan aku sangat berharap dukungan kalian terus mengalir hingga cerita ini mencapai puncaknya.

Terima kasih banyak, dan sampai jumpa di bab selanjutnya!

1
Adelia Rahma
dasar mertua egois semoga aja anak perempuan nya kena karma karena udah nyakitin menantunya itu
Adelia Rahma
hampir saja..
tapi sayangnya semua sudah di lihat Fahira
dan Fahira inilah resikonya mau di madu pasti sakit dan sangat sakit
Adelia Rahma
hemm
Mala Mala
ya udah sekalian ja g usah di kasih art
Mala Mala
baru jg dgas,,,hawa2nya dah hamil ni 🤭🤭
Masitoh Masitoh
ku harap viola meninggal melahirkan
🍁Dhita❣️💋🄷🄶🄽-🅈🅆👻ᴸᴷ
mantap nich zidan. lupa sama. fahira.. dapat bonus. dari viola ya
sutiasih kasih
sebaiknya segera terungkap...
septiana
semoga Rayhan ga syok kalau tau adiknya udah di madu
septiana
begitulah kira2 kalau 2 istri tinggal di 1 atap.. suami perhatian ke istri pertama, istri yg kedua cemburu begitu pun sebaliknya.
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
septiana: sama2 kk
total 2 replies
Adelia Rahma
Fahira ku harap kamu jangan salahkan viola jika suatu saat nanti dia jatuh cinta ke suamimu karena kmau lah yang menghadirkan dia di antara kamu dan suamimu
dan ku harap kamu sedikit tehas ke ubu mertuamu jangan terlalu lemah dan psrah gotu aja
Adelia Rahma
nah tu pusing pusing dah lu Zidan
udah ngehadapin dua istri
tiba di rumah ibumu udah ngadepin ibu dan adikmu juga nikmati hidupmu ya zidan pasti bnyk drama nya
Adelia Rahma
hemm umi padahal anakmu malah udah sering menangis 😭😭
Adelia Rahma
siap siap berbagi hati dan suami Fahira
Adelia Rahma
hemm gak bisa berkata apa-apa
Adelia Rahma
sakit tak berdarah
gak di madu hati dan pisik sakit
di madu malah tambah sakit
Adelia Rahma
pakaian mu terlalu terbuka vio
Adelia Rahma
lanjut susah mau komen apa
Adelia Rahma
ummm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!