NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekerasan Dalam Persuster Pengasuhan Anak

“Bapak kok bisa disini?” Ternyata Arthur yang muncul dari lorong tadi. Menyesal Nesa mengatakan pria yang punya suara itu pasti tampan dan sexy. Biarpun benar bosnya tampan dan sexy tapi Nesa tidak iklas memujinya meski hanya didalam hati.

“Ini rumah saya, sudah seharusnya saya disini. Harusnya saya yang bertanya kamu ngapain mengendap endap tengah malam begini. Mau maling kamu?”

“Enggak kok Pak, saya mmm saya m-mau ambil minum iya benar mau ambil minum hehe”

“Kalau begitu saya permisi ke dapur dulu pak, permisi.”

“Tunggu..!”

Nesa berbalik arah, “Ya Pak? Ada yang bisa dibantu?”

”Kamu apakan anak saya?”

“Hah… maksudnya bagaimana ya Pak saya kurang paham maksud pertanyaan Bapak.”

“Lihat hasil didikan kamu tadi, anak itu bersikap kurang ajar pada saya.”

What the fu** Nesa sampai speechless, tidak menyangka akan mendapatkan pernyataan seperti ini dari Daddy kedua anak asuhnya.

“Memangnya saya ngapain anak Bapak? Saya masih terhitung baru mengasuh anak anak bapak. Memangnya selama ini anak bapak dididik seperti apa sehingga bapak mempertanyakan hasil didikan saya. Barangkali saya bisa belajar dari bapak.”

‘Like what? Helloooow emang gue ngapain woi’ ujar Nesa dalam hati.

Lidah Arthur tiba tiba kelu, bingung menjawab pertanyaan yang dilontarkan Nesa. Selama ini Arthur tidak pernah mengetahui perkembangan anak anaknya. Sejak dulu dia terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu ikut berperan dalam tumbuh kembang kedua putranya. Aron lahir saat Arthur sedang fase berjuang mengembangkan perusahaannya sendiri sedangkan Arav hadir disaat rumah tangganya diambang kehancuran.

“Saya bersumpah tidak pernah mengajarkan anak-anak bapak bersikap kurang ajar. Bapak seharusnya introspeksi diri mengapa Aron bersikap seperti itu pada Bapak bukan malah nyalahin saya Pak.” ujar Nesa. “Saya permisi Pak.”

“Awww” Nesa meringis. Arthur menarik tangannya dengan kencang.

“Lepasin tangan saya Pak!” Tenaga Arthur sangat kuat, cengkraman ditangannya terasa sangat sakit. “Lepasin!”

“Kamu jangan sok ngajarin saya! Memangnya kamu tau apa hah?”

“Saya memang tidak tau apa-apa Pak dan saya juga tidak mau tau mengenai diri Bapak. Tugas saya cuma memastikan tumbuh kembang anak-anak bapak baik dari semua aspek yang bisa saya jangkau. Dan bagaimana anak-anak bapak bisa berkembang dengan baik kalau tau daddynya sendiri melihat mereka sebagai gangguan. Benarkan? Bapak merasa risihkan saat mereka ada disekitar Bapak? Iya kan? Katakan kalau pandangan saya ini salah Pak.” ucap Nesa. “Dan satu lagi bapak tidak berhak memperlakukan saya dengan kasar seperti yang Bapak lakukan sekarang. Lepasin tangan saya!”

Perlahan cengkraman ditangannya mulai mengendur. Sial, tangannya merah sekarang. Ternyata benar kata teman-temannya dulu. Bekerja di rumah orang itu tidak seru, sering diluar jalur sama seperti yang dia alami sekarang. Sedikit penyesalan mulai muncul dalam dirinya, ini termasuk kekerasan lo ya. Bagaimana kalau tangannya patah tadi? Enak saja sembarangan mencengkram tangan orang. Nesa tidak terima pokoknya.

“Daripada Bapak menyalahkan saya lebih baik Bapak sekarang ikut saya. Saya ingin menunjukkan sesuatu kepada bapak”

Nesa menarik tangan Arthur dengan berani. “Kamu…” protes Arthur melihat gadis itu dengan lancang menyentuh tangannya.

“Gantian Pak, masih untung cuma saya tarik tidak saya cengkram seperti yang Bapak lakukan kepada saya tadi.”

Nesa memang paling bisa membuat lawan tak berkutik. Lihat saja nanti, suatu saat Nesa akan balas perbuatan Arthur hari ini kepadanya.

Bak orang linglung Arthur mengikuti Nesa kekamar kedua putranya.

“Lihat mereka Pak, perhatikan wajah mereka baik baik-baik. Sangat mirip dengan wajah Bapak kan? Saya yakin kecerdasan mereka juga menurun dari bapak. Awal saya datang, dia memang gampang marah Pak.” Nesa tekekeh kecil mengingat pertama kali Aron menolaknya. “Tapi sekarang Aron sudah banyak berubah loh Pak. Dia jadi lebih dewasa, pemikir dan bertanggungjawab padahal usianya belum genap enam tahun. Dia sangat menjaga dan menyayangi adiknya lebih dari yang saya duga. Sedangkan Arav, sejak awal saya melihatnya, saya sudah langsung menyayanginya. Saya rasa orang lain juga akan melakukan hal yang sama, siapa sih yang tidak jatuh cinta pada bayi lucu dan menggemaskan ini. Sekarang dia sudah tidak bisa diam, sangat aktif dan selalu mengoceh setiap saat.”

“Bayangkan diusia sekecil ini mereka tidak punya figur orang tua, ya mereka memang memiliki daddy tapi tidak dengan perannya. Mereka tidak akan selamanya menjadi anak kecil pak, kelak mereka akan dewasa dan tidak ada sedikit pun memori tentang bapak dalam kenangan masa kecilnya. Bahkan untuk satu pelukan dari Bapak pun Aron harus mengemis. Jangan anggap mereka sebagai gangguan Pak karna mereka tidak pernah meminta untuk dilahirkan kedunia ini. Mereka pantas mendapatkan haknya sebagai anak dan bapak berkewajiban untuk memenuhinya. Saya bukan siapa siapa pak, bagaimanapun saya mengisi tangki kasih sayang mereka tetap saja sampai kapan pun itu tidak akan pernah cukup. Orang yang bisa membuat tangki itu penuh cuma Bapak, satu-satunya figur orangtua yang mereka miliki saat ini. Saya nggak keberatan kalau Bapak tidak menyukai pola asuh saya Pak. Kalaupun saya dipecat, kalau boleh saya minta untuk jangan terlalu keras pada mereka.” Suara Nesa bergetar berusaha menahan air mata.

Nesa membuka laci meja belajar Aron lalu mengambil tumpukan kertas yang sudah terklip dengan rapi didalamnya.

“Ini semua Aron yang buat, anak itu sangat suka menggambar. Jika tidak sedang sibuk, bapak boleh lihat. Tolong jangan beritahu padanya kalau saya memberikannya pada bapak. Dia akan marah nanti” Nesa tersenyum lirih sembari menyerahkan tumpukan kertas yang kemarin sempat mereka gunting untuk dipajang namun tidak jadi karna mereka keburu pindah ke apartemen.

Arthur tidak bergerak sedikit pun dari posisinya sejak awal. Pria itu tidak menolak saat diberi setumpuk kertas oleh Nesa. Wajahnya yang datar membuat Nesa menduga-duga isi pikiran pria itu sekarang.

“Kalau bapak masih ingin disini silahkan, saya ijin keluar sebentar Pak. Permisi…” Nesa meninggalkan Arthur dikamar anak-anak sendirian. Nesa sudah tidak tahan ingin menangis, malu kalau harus menangis di depan pria menyebalkan itu.

Nesa mengisi gelas dengan air putih yang banyak. Tenggorokannya kering karna terlalu banyak bicara.

“Kamu apain anak saya? Nye nye nye anak saya begini gara-gara didikan kamu nye nye nye. Ya harusnya tanya diri sendirilah, pake nyalahin aku lagi. Dasar pria tua menyebalkan.” Nesa ngomel-ngomel sendiri di dapur. Habis Nesa sangat gondok, kalau tidak dikeluarkan bisa pusing sendiri Nesa. Apalagi melihat pergelangan tangannya yang merah, dirinya semakin emosi. Lihat saja suatu saat nanti Nesa akan balas perlakuan ini. Sambil mengomel tidak lupa Nesa sesekali melirik sekeliling takutnya pria menyebalkan itu muncul bak jelangkung.

1
Putu Suciptawati
aku baru lihat cerita ini dan baca secara maraton, aku suka ceitanya bagus
Demar: Halo Putu, thanks sudah ikutin karyaku ya. Support terus dengan follow, like dan komen supaya aku semakin semangat update.
total 1 replies
Elen Gunarti
double up Thor 👍
Demar: Thank you Elen, jangan lupa follow like dan komen karyaku supaya aku semakin semangat update. Ikutin terus ceritaku ya...
total 1 replies
Hesi Hesi
semangat thor
Demar: Thank you Hesi
Ikutin terus karyaku ya
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Elen Gunarti
lanjut thor
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Demar
Tujuh
Demar
Good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!