NovelToon NovelToon
Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Romansa / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: SooYuu

“Anak? Aku tak pernah berharap memiliki seorang anak denganmu!”

Dunia seolah berhenti kala kalimat tajam itu keluar dari mulut suaminya.
.
.
Demi melunasi hutang ayahnya, Kayuna terpaksa menikah dengan Niko — CEO kejam nan tempramental. Ia kerap menerima hinaan dan siksaan fisik dari suaminya.

Setelah kehilangan bayinya dan mengetahui Niko bermain belakang dengan wanita lain. Tak hanya depresi, hidup Kayuna pun hancur sepenuhnya.

Namun, di titik terendahnya, muncul Shadow Cure — geng misterius yang membantunya bangkit. Dari gadis lemah, Kayuna berubah menjadi sosok yang siap membalas dendam terhadap orang-orang yang menghancurkannya.

Akankah Kayuna mampu menuntaskan dendamnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SooYuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 2

Bruk!

Sebuah buku yang berada di dekapan pria itu, mendadak terjatuh. Dia sontak berjongkok, memungut buku-buku yang berhamburan di lantai.

“Maaf, saya hanya ingin menanyakan sesuatu,” ujar Kayuna sambil ikut berjongkok, membantu membereskan kekacauan itu.

“Iya, nggak apa-apa,” balas sang pria pelan, suaranya terdengar berat. Tangannya gemetar saat tak sengaja bersentuhan dengan Kayuna, ia langsung menepisnya.

“Maaf.” Kayuna tersentak kala pria tersebut menepis tangannya. Alisnya terangkat heran, melihat si pria yang terlihat gugup.

Laki-laki itu menelan ludah. Wajahnya masih tertutup rapat oleh masker, sementara tangannya gelisah menyentuh tepi topinya berulang kali — menurunkannya semakin dalam hingga nyaris menutupi seluruh wajah.

“Saya mencium aroma parfume yang familiar. Saya hanya ingin memastikan, apakah anda orang yang saya kenal.” Kayuna berusaha menjelaskan, agar si pelanggan itu tak merasa terusik oleh kelancangannya.

Pria itu hanya mengangguk. “Anda salah orang,” balasnya sambil menunduk. “Permisi.” Lalu buru-buru keluar, langkahnya tergesa nyaris menabrak pintu kaca di depannya.

Kayuna memicingkan mata, menatap heran, namun wajahnya masih menyiratkan keyakinan. “Aku yakin, dia … bahkan suaranya sangat mirip,” gumamnya sambil menyilangkan tangan di dada.

“Apa hanya perasaanku saja? Nggak mungkin juga itu dia, bukankah dia berada di london?”

Kayuna terus mengernyit berusaha menerka.

Sementara di luar cafe, pria tadi berdiri di sudut dinding — gang sebelah gedung cafe itu. Ia tertegun, bibirnya bergetar seolah bergumam. Namun, tak ada suara yang keluar.

Napasnya terengah, dia buru-buru melepas maskernya untuk menghirup udara yang sejak tadi tertahan hingga membuatnya sesak. Ia menggigit bibir bawahnya saat akhirnya bersuara.

“Kayuna? Benar dia? Dari luasnya dunia ini, kami bertemu disini?” gumamnya, seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan.

Tring!

Suara ponsel mengejutkan dirinya. Ia merogoh saku jaketnya, lalu mengeluarkan benda yang berdering menggetarkan tubuhnya.

“Oke, saya segera kesana,” ucapnya dalam telepon.

Setelah menghela napas dan menenangkan diri, akhirnya dia melangkah pergi.

***

Di sebuah ruang konsultasi psikiatri rumah sakit. Tampak seorang dokter muda tengah duduk dengan kedua tangan bertumpu di atas meja—menopang dagunya, sorot matanya tajam, menatap seorang pria yang duduk di seberangnya. Matanya menyipit, menelisik tiap sudut wajah pria yang tak asing tapi sedikit berbeda, menurutnya.

“Apa yang kau kenakan? Setelah pulang, kau ingin jadi teroris? Jaket kulit, masker, topi, kacamata hitam, semua serba hitam. Kau seperti … malaikat pencabut nyawa,” cetus Alif. Mengomentari penampilan sahabatnya yang terlihat mencolok nan misterius.

Alif pradipta, merupakan seorang psikiater muda yang terkenal berkat konten edukatifnya di media sosial. Popularitasnya membuatnya viral, hingga ia kini menjadi edukator bersertifikat resmi yang aktif membantu pasien dengan gangguan mental secara daring.

“Setelah terkenal, kau jadi semakin kurang ajar,” balas sang pria yang masih terlihat misterius itu.

Alif terkekeh, lalu menegakkan bahu di atas kursi, tak lupa membusungkan dada. “Gimana? Rumah sakitmu menjadi sangat dikenal berkat popularitasku, kau harus berterima kasih. 50% saham rumah sakit, itu dari hasil kerja kerasku.”

Pria tadi menyeringai, sudut bibirnya menyungging tipis. “Kau sangat senang? Menjadi selebgram?”

Alif mengangkat alisnya, wajahnya menunjukan rasa tak senang. “Selebgram muncungmu!” serunya. “E.D.U.K.A.T.O.R!” tuturnya sambil mengeja satu-persatu huruf untuk memperjelas gelarnya di sosial media.

“Ya, itulah pokoknya. Dimana jasku? Aku ingin cepat bekerja,” ucap pria misterius itu.

Kemudian Alif bangkit dari kursi, meraih satu jas putih yang tergantung di lemari. Lalu menyerahkannya pada sang pria yang sejak tadi mengobrol dengannya.

“Kami sudah menunggu sejak pagi di ruang rapat, niatnya mau bikin upacara penyambutan staf baru, bisa-bisanya kau telat di hari pertama kerja.” ujar Alif. “Untung ayahmu pemilik rumah sakitnya, kalau bukan, tamat riwayatmu.” Alif terus menyerang dengan kalimat-kalimat pedas, namun dengan nada yang sengaja di buat-buat untuk menggoda sahabatnya.

“Ada urusan mendesak, aku sudah melapor pada kepala departemen. Lagipula jalanan macet parah sejak pagi, waktuku terbuang sia-sia di perjalanan.”

“Benarkah? Bukankah ahli waris biasanya punya solusi saat keadaan seperti ini? Naik helikopter misalnya,” celetuk Alif.

“Kau pikir ini adegan drama?!” balas sahabatnya, sambil melepas jaket kulitnya, lalu memakai jas putih yang diberikan oleh Alif tadi.

Ia tak lupa menyelipkan ID card di saku jas dokternya.

dr. Adrian Atmaja, Sp.KJ.

Tertulis jelas identitas sang dokter di kartu tersebut.

“Aku sudah siapkan ruangan praktikmu,” ujar Alif. “Ayo, aku antar ke ruanganmu,” sambungnya, sambil meraih gagang pintu, lalu keluar disusul oleh Adrian.

Kedua dokter muda itu melangkah berdampingan menyusuri koridor rumah sakit. Langkahnya mantap, hingga akhirnya mereka tiba di Unit Rehabilitasi Psikiatri.

“Tempat ini baru direnovasi dua bulan lalu. Dibuat khusus untuk pasien dengan gangguan psikis berat dan fase rehabilitasi jangka panjang, sesuai permintaanmu,” jelas Alif sambil menoleh.

Adrian mengangguk, matanya menelusuri setiap sudut ruangan yang sengaja didesain khusus. Tidak ada aroma obat kuat, semua disiapkan dengan nuansa hangat agar pasien tetap merasa nyaman.

“Kau merubah banyak hal, semuanya … aku suka,” ucap Adrian sambil tersenyum puas.

Alif mendadak berhenti, ia menatap Adrian sebentar, lalu menghela napas panjang. “Ide gilamu ini, hampir memecah belah seisi rumah sakit, banyak petinggi rumah sakit—direktur dan jajarannya, tidak menyetujui dengan adanya ruang rehabilitasi di sini. Mereka bilang, orang gila, kirim saja ke rumah sakit jiwa.”

Adrian menyeringai tipis. “Lalu … kenapa mereka masih di sini? Seharusnya, para petinggi itu sudah lebih dulu dikirim ke rumah sakit jiwa. Mereka jauh lebih gila dari orang-orang yang ada di bangsal ini,” jawabnya sambil mengamati satu pasien yang tengah merenung di atas bangsal.

“Lihat … mereka tidak gila. Mereka hanya butuh pendampingan, ruang aman dan pengobatan.”

Alif ikut menatap pasien itu. “Aku setuju denganmu,” sahutnya.

Adrian kemudian melanjutkan langkah, menuju ke ruangan yang telah disiapkan untuk tempatnya bekerja.

***

Malam itu, langit gelap menggantung di udara. Semilir angin menusuk hening, Kayuna duduk di tepi jendela. Netranya menatap lekat cahaya samar rembulan yang kian tertutup awan gelap.

Pintu kamar terbuka keras. Suara langkah sepatu Niko terdengar berat, tergesa, dan penuh tekanan. Jasnya masih melekat di tubuh, sementara dasinya sudah longgar.

Kayuna yang sedang merenung sontak beranjak dari duduknya.

“Mas, kamu sudah—”

“Dari mana kamu seharian?” potong Niko, wajahnya tampak menegang, tangan kanannya meremas sebuah map coklat.

“A-aku … siang tadi mampir ke kafe Kak Nita, Mas.” Kayuna menjawab terbata.

Niko menyeringai. “Dengan wajah lebam, kau mendatangi kakakmu? Kau ingin mengadu?”

Kayuna menelan ludah, jemarinya menggenggam erat ujung bajunya. “Mas, bukan seperti itu,” lirihnya.

Niko maju selangkah, rahangnya mengeras, tatapannya menusuk pada istrinya. Ia membuka map coklat tersebut, lalu melemparnya ke arah Kayuna.

Kayuna mengerjap, saat lembaran kertas dari map itu jatuh berhamburan. “Ini …,” gumamnya seolah tak percaya.

“Semua ini milikmu, kan?” desis Niko seraya menajamkan tatapannya. “Kau … ingin bercerai?!”

Kayuna tertegun. Tubuhnya gemetar, jantungnya berdetak tak beraturan.

Manakala Niko mengetahui isi map yang dibawanya, dunia seolah berhenti. Ia segera berjongkok, memungut lembaran surat gugatan perceraian.

“Darimana kamu tahu soal surat ini, Mas?” lirih Kayuna, ia tertunduk tak berani menatap Niko. Rahasia yang selama ini ia sembunyikan, kini terbongkar di depan mata suaminya.

“Tidak penting aku tahu darimana, Kayuna,” desis Niko. “Kau sudah mulai berani? Atas dasar apa kau ingin menggugat, kau sama sekali tak punya hak untuk menceraikanku. Aku tidak akan tinggal diam!”

“Mas!” Suara Kayuna meninggi, ia mengangkat wajahnya perlahan, memberanikan diri—berdiri menatap Niko. “Aku rasa rumah tangga kita sudah tidak bisa dilanjutkan.”

Niko semakin geram, matanya sudah menyala dipenuhi amarah. “Kau siapa berani memutuskan? Diakhiri atau dilanjutkan, hanya aku yang boleh menentukan!”

Kayuna tersentak, suara Niko yang lantang membuatnya semakin terhimpit dalam kecemasan yang belakangan terus menyerangnya.

“M-mas.” Kayuna terbata, gugup serta ketakutan beradu di dadanya.

Niko menghela napas berat. “Kau, harus diberi pelajaran—”

*

*

Bersambung.

1
N Wage
yg rajin up ya Thor,aku suka ceritamu❤️
SooYuu: aaaa terima kasih banyak ya, Kak. atas dukungannya 😍😍
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
tetap ga tau diri kan...org kyk gini ga perlu empati dari kamu kayuna
💕Bunda Iin💕
ngapai sih ngebantuin org keras kepala...hati dia udah beku
💕Bunda Iin💕
oalah kalian punya hubungan toh...kau ga bersalah kevin karna kita ga akan tau apa yg akan terjdi esok hari
💕Bunda Iin💕
ternyata kevin yg membawa aleya ketempat itu klo iya kau ga bersalah vin...karna kau tdk akan tau apa yg akan terjdi saat itu..klo kau tau kau ga akan membawa aleya...semoga adrian bisa berfikir jernih
SooYuu: kevin masih polos saat itu, gampang dibodohi niko😭 kasian kevin
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
apakah pd saat kejadian ada kevin disana atau kevin ikut andil dlm memperkosa adik nya adrian🤔
💕Bunda Iin💕
kevin kau dendam dgn siapa niko atau adrian🤔
💕Bunda Iin💕
insiden apa ya yg pernah mereka alami🤔
Sunaryati
Kasihan sepertinya keadaan Kayunya yang miskin karena korban keserakahan Orang tua Adrian dan Niko.
💕Bunda Iin💕
danar siapa nya kevin🤔🤔
💕Bunda Iin💕
ga ada empati nya kau😡😡😡itu drah daging kau...tega sekali sebagai bpk😡😡😡aaa rasa nya pengen gue cekek nih aki²😡😡😡
💕Bunda Iin💕: ayo thor😂😂kesel model bpk kyk begini😡
total 2 replies
💕Bunda Iin💕
kelak erick dan niko akan jatuh sejatuh nya oleh adrian
💕Bunda Iin💕
bodoh😡😡😡
💕Bunda Iin💕
irwan² kau telah hancur karna di kibulin oleh erick...anak gadis kau di perkaos ramai²...saksi nya ayah kayuna
💕Bunda Iin💕
oalah ternyata kau berkerja sama dgn erick agar kematian ayah kayuna di anggap bundir😡hanya demi uang dan kejayaan toh ckckckck
💕Bunda Iin💕
ak rasa kayuna keluarga kaya...karna di tipu sama ke dua laki² tua ini jdi bangkrut...dipekerjakan oleh erick di villa nya sebagai ob...ini dugaan akoh ya thor🤭
💕Bunda Iin💕: hooh salah ak...ga dpt nilai 100 dri author deh😁
total 2 replies
💕Bunda Iin💕
pd saat pembahasan 5thn untung adrian sudah sampai👏ayo jelasin bpk irwan terhormat
💕Bunda Iin💕
asal lo tau ya...yg memperkosa putri kau itu sih niko...lo klo tau bisa gila...dan ada apa rahasia kalian para bpk²🤔misteri sekali🤔🤔
SooYuu: semuanya penuh misteri ya bun 👻😭
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
ada hbngan apa ya irwan dan rusman🤔🤔🤔
Sunaryati
Nah orang tua Adrian pernah melakukan kejahatan pada keluarga Kayuna, semakin seru
SooYuu: mak, makasih selalu hadir ya 😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!