NovelToon NovelToon
Love At Twilight

Love At Twilight

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh
Popularitas:36.2k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Diusianya yang tak lagi muda, Sabrina terpaksa mengakhiri biduk rumah tangganya yang sudah terajut 20 tahun lebih lamanya.

Rangga tega bermain api, semenjak 1 tahun pernikahnya dengan Sabrina. Dari perselingkuhan itu, Rangga telah memiliki seorang putri cantik. Bahkan, kelahirannya hanya selisih 1 hari saja, dari kelahiran sang putra-Haikal.

"Tega sekali kamu Mas!" Sabrina meremat kuat kertas USG yang dia temukan dalam laci meja kerja suaminya.

Merasa lelah, Sabrina akhirnya memilih mundur.

Hingga takdir membawa Sabrina bertemu sosok Rayhan Pambudi, pria matang berusia 48 tahun.

"Aku hanya ingin melihat Papah bahagia, Haikal! Maafkan aku." Irene Pambudi.

..........................


"Tidak ada gairah lagi bagi Mamah, untuk menjalin sebuah hubungan!" Sabrina mengusap tangan putranya.

Apa yang akan terjadi dalam kehidupan Sabrina selanjutnya? Akankah dia mengalah, atau takdir memilihkan jalannya sendiri?

follow ig @Septi.Sari21

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

Rangga yang mendengar itu, lantas ia segera turun dari tangga, dan langsung bergegas kedepan.

"Haikal, kamu pulang? Kenapa kamu nggak ngajak Mamah, Nak?" wajah Rangga tampak antusias, mencoba memaksakan senyumnya. Ia kini menghadang langkah sang putra, begitu Haikal tiba diruang tamu.

Tak mau menjawab, Haikal langsung melewati sang Ayah dengan wajah tanpa ekspresi. Sikap dinginya saat ini, mampu merajam hati Rangga, seakan ia tidak lagi mengenali putranya.

"Mbak Nur ... Sejujurnya aku kasian lihat Bapak seperti itu? Tapi ... Semua masalah memang berawal darinya, sih! Aku ngga bisa bayangkan kalau jadi Bu Sabrina," gumam Ana, yang saat ini membereskan dapur, sambil melihat kedatangan Haikal.

Sementara Nur, ia adalah pelayan paling lama yang ikut dengan Sabrina. Jadi, rumah yang biasanya dipenuhi gelak tawa, sapaan hangat, kini tampak layu, pupus ditelan penghianatan.

"Mas Haikal pasti lagi bingung banget, itu! Biasanya aja sering ngegombalin aku ... Tapi sekarang, senyum aja nggak mau!" lanjut Ana mengerucutkan bibirnya.

"Aku juga kasian sama Bu Sabrina, An! Entah sekarang tinggal dimana, aku juga nggak tahu," sahut si Nur.

Mendengar deru langkah dari atas, Mbak Nur langsung berjalan kearah tangga ... Dan benar, jika Haikal sedang berjalan turun, sambil menggendong ransel agak besar. Firasat Nur mengatakan, jika itu isinya pakaian semua.

"Mas Haikal ... Makan malam dulu, ya?! Kasian Bapak, selalu makan sendiri. Saya sudah masak banyak, Mas Haikal! Ya ... Siapa tahu, Mas Haikal dan Ibu sore ini pulang." Nur tak sampai hati. Hingga membuat Haikal menatap iba kearahnya.

"Baiklah, Mbak!" Haikal urungkan niatnya untuk langsung pergi, dan memilih makan malam terlebih dahulu.

Mendengar suara deritan kursi, membuat Rangga yang saat ini murung diruang tamu ... Segera bangkit menyusul putranya.

"Haikal, ayo kita makan sama-sama! Papah sudah beberapa hari tidak berselera makan dirumah, karena tidak ada kalian!" Rangga juga ikut duduk, walaupun Haikal sejak tadi tidak mengidahkan ucapannya.

Begitu acara makan malam selesai, Haikal langsung bangkit sambil menggendong tas ranselnya.

"Mbak Nur, Mbak Ana ... Haikal pamit pulang dulu ya!"

Nur dan Ana hanya menganguk pelan, menatap segan, karena ada majikannya diruangan itu.

"Mau pulang kemana, Haikal? Ini rumah kamu!" sentak Rangga yang kini juga ikut bangkit.

Haikal masih mematung ditempatnya. Kedua matanya menajam kedepan, sambil berkata, "Dulu memang iya ini rumah bagiku untuk pulang. Namun, setelah penghianatan Papah ... Rumah ini ku anggap sebagai neraka dunia! Yang ada hanyalah panas, dan penuh dosa!"

Dada Rangga terasa sesak mendengar bantahan sang putra. Dan baru kali ini Haikal berani membantah ucapanya. Dulu saja, ia dan sang putra sudah menjadi sahabat, bahkan couple Ayah dan anak favorite. Namun sekarag ... Semua musnah dalam sekejab.

Rencananya, malam ini Haikal akan menginap ke rumah Omnya-Revan. Akan tetapi, ia terpaksa menghentikan motornya dibelakang mobil seseorang didepan gerbang Omnya.

Haikal segera turun, sedikit berjalan cepat untuk masuk.

"Kamu itu sudah memiliki rumah tangga sendiri, Ambar! Ya nggak bisa lah kalau terus-terusan direpotin orang terus-"

"Ibu, sudah cukup!" sahut Ambar, yang merasa tidak enak dengan iparnya-Sabrina.

Dan wanita tua tadi, adalah Bu Retno, ibunda Ambar. Ia yang baru saja tiba pukul 5 sore, tampak shock begitu mendapati ipar dari putrinya tinggal disana. Padahal, Sabrina masih belum mendapatkan kontrakan yang pas. Dan rencananya, ia dan sang putra akan menginap semalam lagi, untuk kembali mencarinya esok hari.

Revan hanya dapat tertunduk lesu. Membalas pun percuma. Rumah itu memang pemberian dari kedua orang tua Ambar.

"Sudah, Ambar ... Mbak ngak papa kok! Ini Haikal datang, dan baru mengabari Mbak, kalau dia baru saja mendapat kontrakan. Sudah, ngak papa!" Dalih Sabrina, tersenyum seraya mengusap lengan Iparnya.

Dada Haikal berdesir. Ia yang kini tengah berdiri diambang pintu, hatinya mencoles, kala melihat Ibunya tengah berbohong.

"Iya, bener kamu Sabrina! Jangan sekali-kali merepotkan adikmu lagi! Dia kerja aja nggak mampu buat nafkahi istrinya ... Sok-sokan mau nampung kamu dan anakmu!" Bu Retno tersenyum remeh melirik kearah menantunya.

Kedua tangan Revan terkepal kuat. Dan setelah itu dia langsung melenggang keluar begitu saja.

"Ibu ... Sudahlah! Jika ibu terus-terus mencela Mas Revan, lebih baik ibu nggak usah kesini saja!" tekan Ambar.

Sementara diluar, Revan terhenyak, kala keponakannya sudah duduk tertunduk di kursi teras. Ia segera mendekat, dan ikut duduk disebrang Haikal.

"Mamah berbohong demi kebaikan keluarga Om!" celetuk Haikal menatap lurus.

"Maafkan, Om! Om rasanya gagal membantu kalian." Revan tertunduk penuh sesal.

Sabrina berjalan keluar, dan berhenti dihadapan Revan. Haikal spontan ikut bangkit, disusul sang Paman.

"Mah, ayok!" ajak Haikal.

Tas ransel itu? Sabrina merasa semakin sesak. Pasti ... Tadi Haikal sudah antusias ingin menginap malam ini. Namun semua itu harus terpatah oleh kenyataan.

"Revan ... Mbak mau pamit dulu!" ucap Sabrina pelan.

"Maafkan Revan ya, Mbak! Sejujurnya Revan juga nggak betah tinggal disini. Tapi, semua Revan lakukan demi Ambar!" jawabnya.

"Memang harus seperti itu! Tidak ada yang perlu kamu pikirkan. Ya sudah, Mbak pamit." Sabrina melanjutkan jalanya mengajak sang putra pergi dari sana.

Malam semakin larut, namun hingga kini Ibu dan anak itu masih belum mendapatkan kontrakan atau sekedar kos-kosan. Mengapa tidak menginap di Hotel? Ya, alasan Sabrina yang pertama, jaraknya cukup jauh dari sekolahan Haikal. Setelah menimbang, Sabrina mengajak dulu putranya untuk singgah ke Masjid terdekat.

"Kal ... Mamah mau sholat dulu! Ayo turun! Kamu sudah lama 'kan, nggak sholat?" ucap Sabrina yang kini sudah turun dari motor putranya.

Haikal masih berdiam diatas motornya. Betapa berdosanya ia, karena sebagai muslim tidak pernah sholat. Ia tertunduk sejenak, melihat Ibunya sudah berjalan masuk kedalam.

'Ya Allah ... Ampunilah hamba!' Setelah itu ia langsng turun, sambil mengendong ranselnya tadi.

Sabrina tampak khusuk dalam ibadahnya kali ini. Ia bersimpuh, mengadahkan tanganya, hingga buliran bening itu ikut luruh dalam sekejab. Tidak dapat ia bayangkan, rumah tangga yang ia banggakan 20 tahun ini, rupanya hanya sandiwara semata.

Begitu juga putranya, Haikal. Ia sadar, mengapa Tuhan mengujinya dengan masalah sebesar ini. Itu semata-mata, karena Tuhan ingin melihat Haikal menghampirinya dengan cara indah, yakni Sholat.

Dan sekarang, Ibu dan anak itu duduk diterasa Masjid terlebih dahulu.

"Haikal! Jika kamu lelah mengikuti Mamah ... Maka pulanglah, Nak! Tidurlah yang nyenyak di kamarmu. Mamah sudah terbiasa hidup seperti ini. Tapi kamu? Mamah takut kamu tidak kuat melakukanya!" lirih Sabrina menatap hamparan bintang diatas.

Haikal menoleh. Kedua matanya memanas. Bagaimana bisa ia akan tidur dengan tenang, sementara Ibunya terlunta di jalanan.

1
yumi chan
wLapun mika beranggp gk slh..ttp aja slh ..ank mna yg akan mau mnbgi ksh syg bpknya...db mliht luka ibuknya..tdk ada ank yg mdh merima bgitu saja..bnci itu msti ada..kalau aku jg haikl pintu maaf itu slit merima..atas perbtan mrka.
Septi.sari: nggak semua kesalahan berakhir dengan kata maaf🤧🤧🤧 kasian, Haikal pasti hancur
total 1 replies
Lee Mbaa Young
jd mika anak pelakor. kok bisa ya anak anak pelakor itu Pede pede dan gk merasa bersalah dng anak sah.
hnya dng kata maaf di pikir semua akn kembali. huuhhh mungkin anak anak sprti mika bgitu dah hilang rasa malu nya. ya gimana ibu nya saja jd pelakor gk malu kok.
Nurhayati Sobana
Rayhannya kayak anak kecil kalau mau serius masak Sabrina dipecat dari pekerjaannya dengan alasan gak masuk akal, harusnya kalau mau melamar,, lamar aja,mkalau udah kawin baru Sabrina resign jadi nama Sabrona tètap bagus di kantor,, dasar aki2 kolot ke bocah2an
Septi.sari: Kak, semuanya sudah di handle.ama.Rayhan 🤣🤣
total 1 replies
yuli a
Semangat kak...Tambah Menarik ceritanya....
Septi.sari: kak makasih, peluk jauh🤗❤❤❤
total 1 replies
Bunda Iwar
Luar biasa
Septi.sari: Kak syukron bintang lengkapnya❤❤❤
total 1 replies
yumi chan
lbh baik nsp mu kyk gitu aruna dr pd km jd plkor...jngn sampk aja ank km tau nanti nsp mu..
Septi.sari: malang betup nasibnya kak🤧
total 1 replies
Becce Ana'na Puank
Luar biasa
Septi.sari: syukron kak bintangnya❤❤❤
total 1 replies
retiijmg retiijmg
kasihan aruna kyknya dijual sm pria itu..
coba klo nurut kakaknya
retiijmg retiijmg: kshan kak terlepas dr sikap aruna yg gak baik
Septi.sari: benar kak, dijual 🤧
total 2 replies
retiijmg retiijmg
haikal & irene berpikir bijak gak mau egois.
smoga diksh yg terbaik.
liat aruna kshan juga ditinggalin sndirian
Septi.sari: kak, lebih kasian si Mika🤧
total 1 replies
retiijmg retiijmg
Luar biasa
Septi.sari: syukron kak bintangnya❤❤❤
total 1 replies
retiijmg retiijmg
kshan irene sm haikal klo sm papa n mamanya menikah..
rangga tanggung jwb juga ya smua asetnya buat anaknya dr istri sah..
ceritanya bagus lho..
Septi.sari: iya kak, banyak sosok suami yang gagal, tapi tidak dengan peranya❤❤
total 1 replies
yumi chan
mika km jngn smpk mnghianati kebaikn sabrina...km hrus mnjauh mamimu agar hdp u gk tertekn...dn bt pak reyhan cpt lmr sabrina..agr rangga skit hti dgr mntnya mau nikh lg..
Septi.sari: hihi iya kak bener banget🤧🤧
total 1 replies
Rahma Yanti
Lumayan
april
hallo ka .. aku mampir
Septi.sari: selamat membaca kak, usahakan jangan loncat2 ya🤗🤗
total 1 replies
Sri Winda
haikal sama irene sungguh bijak sekali tidak mementingkan egonya....di sisi lain kasihan sama mika dia hanya korban ke egoisan orang tuanya lamjut thor💪🏼
Septi.sari: benar kak, kasian Mika🤧🤧😭
total 1 replies
Sri Winda
biarkan haikal sama irene jadi saudara tiri aja thor biar sabrina sama rayhan bahagia..lanjut💪🏼
Septi.sari: lucu tapi kasian ya kak🤧🤧
total 1 replies
Machmudah
mengalah aja anak2 biar mama Dan papah bahagia dl....anak2 pasti dpt yg lbh baik
Septi.sari: agak lucu tpi sedih ya kak😢🤧🤧🤧🤣
total 1 replies
Septi.sari
iya kak benci kali aku sama gina🤣🤣🤣
yumi chan
thor gina sptutnya di lmpr aja ke kdng singa aja..biar otk dia berfungsi..
Sri Winda
makin seru lanjut thor 💪🏼
Septi.sari: makasih kak❤❤❤❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!