NovelToon NovelToon
TRAUMA

TRAUMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Misteri / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam / Idola sekolah
Popularitas:664
Nilai: 5
Nama Author: Fidha Miraza Sya'im

Keberanian tidak akan pernah absen dari ketakutan.
Orang berani bukan berarti mereka tidak pernah merasa takut, akan tetapi mereka berhasil menaklukkan rasa takut itu.

Hanya karena kau pernah gagal lalu terluka di masa lalu, bukan berarti semua yang kau hadapi sekarang itu sama dan menganggap tidak ada yang lebih dari itu.

Kau salah . . . . . !!!

Briana Caroline MC.
Yang arti nya KEBERANIAN, TANGGUH, KUAT DAN PENAKLUK DUNIA.

Tidak seperti arti dari namanya yang diberikan orang tuanya. Justru malah sebalik nya.

Bayang-bayang dari masa lalunya membuat dia TRAUMA. Itulah yang membuatnya selalu menghindari apapun yang akan masuk ke dalam hidupnya.
Dia lebih memilih untuk lari ketimbang menghadapinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fidha Miraza Sya'im, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

"Brianaaaaaa". Ryo berlari menghampirinya lalu menggendongnya menuju ke parkiran mobil.

Secepat kilat Ryo melarikan Briana keluar dari gedung sekolah tak lupa ia berpamitan dengan pak satpam yang tengah berjaga di posnya.

"Bri... Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu?". Meski Ryo merasa panik namun ia tetap fokus pada jalanan dan sesekali melirik ke arah Briana yang tak sadarkan diri disampingnya.

Ryo mencari klinik 24 jam yang ada di sekitar namun tak satu pun ia menemukannya. Semuanya sudah tutup mengingat pada hari itu tepat tanggal merah alias hari libur nasional.

Ryo menghentikan mobilnya ke pinggir jalan.

"Aaarrrghhh sial...! Kenapa di saat kayak gini enggak ada satu pun yang buka kliniknya. Kalau di bawa ke rumah sakit enggak mungkin. Gue saja takut menginjak rumah sakit. Mau gue antar pulang sedangkan gue enggak tahu dimana rumahnya. Mau gue bawa ke hotel, apa kata orang? Yang ada gue menjatuhkan harga diri gue dan Briana. Haaaaah.....". Ryo mengusap wajahnya karena bingung mau di bawa kemana Briana dengan kondisinya seperti itu.

Ryo menghidupkan kembali mesin mobilnya. Ia sudah memutuskan untuk membawa Briana ke rumahnya meski ia merasa takut dan ragu.

Setibanya di rumah, ia melihat rumahnya begitu sepi berhubung waktu sudah larut. Ia menggendong Briana masuk ke dalam rumah dengan mengendap-endap seperti maling. Ia melihat tiada tanda-tanda kehidupan di dalam rumahnya, alias sunyi.

Ryo melangkahkan kakinya pada anak tangga yang terhubung menuju lantai dua.

"Ryo... Kamu sudah pulang?". Tiba-tiba terdengar suara wanita paruh baya yang bersumber dari ruang tv. Suara itu mengagetkan Ryo dan menghentikan langkahnya.

"I. . . Iya Bunda". Ryo berpasrah diri jika ia ketahuan diam-diam membawa seorang gadis ke dalam kamarnya.

"Kok kamu sudah pulang? Bukannya kamu tadi bilang kamu enggak pulang ya karena ada acara sekolahan?". Suara itu masih bersumber dari ruangan itu namun tidak menghampirinya.

"Iya bun. Kepala Ryo mendadak sakit makanya Ryo pulang ninggalin acaranya. Ryo mau istirahat dirumah". Jawabnya dengan hati-hati.

"Tuh kan apa bunda bilang, kamu itu jangan memforsir tubuh kamu. Kan kamu jadi kecapekan. Bunda ambilkan obat ya untuk kamu?".

Dengan cepat Ryo menolaknya ketika ia mengetahui tanda-tanda kalau sang bunda akan menghampirinya. "Enggak usah bun! Bunda nonton tv saja. Ryo cuma butuh istirahat sudah cukup. Ya sudah bun, Ryo naik ke kamar dulu ya Bun".

"Ya sudah, kalau kamu butuh apa-apa bilang sama bunda".

"Iya bun, oh ya bunda juga jangan lama-lama nonton tv nya, sudah malam". Ryo masih sempat mengingatkan beliau.

"Iya nanggung, filmnya lagi seru. Ya sudah kamu pergi sana istirahat".

" Iya bun". Secepat kilat Ryo melarikan Briana masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu itu.

"Huuuuuh. . . . Untung saja enggak ketahuan sama bunda. Kalau sampai ketahuan gue bawa Briana kesini bisa di penggal kepala gue". Ryo bernafas lega berkat film favorit bundanya beliau tidak begitu melihat Ryo membawa Briana.

Ryo meletakkan Briana di atas tempat tidurnya. Dengan hati-hati ia membuka sepatu dan jaket yang Briana kenakan lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh Briana.

Usai dia membersihkan dirinya dan mengganti pakaian, ia menarik kursi belajarnya di dekat tempat tidurnya. Ia memandangi wajah Briana yang terlihat lusuh lalu perlahan memberanikan diri untuk menyentuh wajah Briana, spontan ia terkejut karena ia merasakan panas pada wajah Briana. Ia memeriksa kembali suhu tubuh Briana dan benar, Briana sedang demam. Sesegera mungkin ia keluar dari kamarnya untuk membuatkan kompres. Kali ini Ryo benar-benar aman sebab sang bunda sudah masuk ke dalam kamarnya dan tidak mengetahui kalau Ryo tengah panik membuat kompres untuk Briana.

Ryo kembali ke kamarnya tak lupa membawa semangkuk air dingin dan handuk kecil.

Dengan hati-hati ia meletakkan kompres pada dahi Briana. Tiba-tiba ia melihat airmata mengalir di wajah Briana. Dengan lembut Ryo menghapus air mata itu.

"Mom... Dad.... I'm scared". Gumam Briana dalam keadaannya yang masih tertidur sehingga ia mengeluarkan keringat pada wajahnya.

"Sepertinya begitu banyak kesedihan yang kamu rasakan Bri. Sampai-sampai kamu menangis dalam kondisi kamu yang seperti ini. Meski aku enggak tahu kesedihan apa yang sudah kamu lalui selama ini, tapi aku janji aku akan membantu kamu untuk menghapus kesedihan kamu". Ryo paham benar bahwa Briana sedang menutupi kesedihannya selama ini, itu sebabnya ia bersikap seperti seekor landak yang selalu melemparkan duri sebelum orang lain melukainya.

Ia menggenggam tangan Briana dan kembali menghapus air matanya yang masih terus mengalir di pipinya.

1
Fidha Miraza Sya'im
Biarkan Bintang Yang Menjawab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!