Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17 Ayah Semakin Gila.
"Sudah hentikan semua ini. Kita sedang sarapan, Saya tidak suka ada pertengkaran di manapun dan termasuk di meja makan. Apa kalian tidak capek ribut terus hah! Lama-lama kalian berdua juga tidak ada yang menghargai saya!" tegas Anthony.
"Papa juga salah yang tiba-tiba saja memancing pembicaraan hal-hal yang tidak penting di meja makan," sahut Lastri mengambil sikap.
"Kamu juga sebagai seorang ibu salah, kamu seharusnya bisa mengendalikan Raymond untuk kebiasaan buruk. Jika media tahu bagaimana kelakuannya, jujur saja saya tidak bisa memberikan tanggung jawab Perusahaan lagi kepadanya. Saya juga tidak ingin apa yang sudah menjadi utuh dihancurkan!" tegas Bagaskara yang membuat Lastri terdiam namun tangannya tampak terkepal.
Lastri pasti tidak menginginkan anaknya disingkirkan dari Perusahaan dan bukankah selama ini dia banyak melakukan hal dan bertahan dalam pernikahan itu hanya untuk anaknya.
"Kamu juga Alana!" Alana kaget saat namanya disebutkan yang melihat ke arah Bagaskara.
"Sebagai seorang istri kamu juga harus bersikap bijak dan bisa menegur suami kamu. Apa salahnya kamu melarang hal-hal yang tidak baik dan demi kebaikan kalian!" tegur Bagaskara yang kali ini Alana harus dibawa-bawa dan Alana hanya bisa mengangguk saja.
Raymond tampak kesal dengan situasi yang langsung berdiri dengan hentakan sendok yang cukup keras yang meninggalkan sarapannya.
"Lihatlah semakin lama anak kita semakin tidak bisa di beritahu!" ucap Anthony dengan mendengar kasar.
Lastri yang tampak menghela nafas dan ternyata dia juga meninggalkan sarapannya.
"Bagaimana anak tidak seperti itu jika ibunya saja memberikan pengajaran seperti itu," ucapnya lagi yang protes atas tingkah laku anak dan putranya.
"Jadi benar kamu bertemu dengan wanita itu?" sekarang giliran Anthony yang dicecar pertanyaan dari Bagaskara.
"Bukankah Naomi juga adalah tanggung jawab ku," ucap Anthony.
"Kau jangan membuat masalah semakin besar Anthony. Akibat perbuatanmu semua juga akan semakin kacau dan media akan mengetahui apa yang terjadi!" tegas Bagaskara.
"Aku bisa menjaga nama baik keluarga ini, asalkan anak itu juga tidak macam-macam dan ikut campur," jawab Anthony.
Alana hanya menjadi pendengar setia disana, sekarang telinganya sudah tidak asing lagi dengan permasalahan yang terjadi dalam keluarga itu.
Alana hanya berharap semua baik-baik saja dan walau sebenarnya perasaannya tidak bisa tenang dihadapkan dengan semua yang terjadi.
****
Tinnong, tinnong.
Suara bel rumah yang terus berbunyi membuat Alana buru-buru menuruni anak tangga, tidak ada satupun pelayan di rumah itu yang membuka pintu yang mungkin saja sedang memiliki kesibukan di dapur.
"Iya sebentar!" ucapnya dengan cepat membuka daun pintu tersebut.
Alana tanpa kaget melihat tamu yang datang membuat bola matanya hampir saja jatuh
"Mama, bukankah Tante itu yang kemarin?" bagaimana tidak kaget saat Alana melihat Naomi dan Dion berdiri di depannya.
"Jadi benar Raymond sudah menikah," batin Naomi.
"Astagfirullah, untuk apa mereka datang ke rumah ini?" buatin Alana yang masih begitu sangat kaget.
"Mama kenapa kita datang ke rumah ini?" tanya Dion goyang-goyangkan tangan Naomi yang membuat Naomi tersadar dari lamunannya.
"Siapa Alana!" suara itu membuat Alana kaget.
Ibu mertuanya yang muncul dari belakangnya yang melihat dua orang berdiri di depan Alana yang juga membuat Lastri kaget.
"Kau..." pekik Lastri dengan suara tertahan.
Naomi menundukkan kepala kepada Lastri. Jantung Lastri berdebar dengan kencang yang matanya juga melotot seperti ingin jatuh dengan suara nafasnya yang tampak tidak beraturan.
"Ya, Allah perasaanku tidak enak!" batin Alana yang semakin panik.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Lastri dengan menekan suaranya.
***
"Apa yang Mas bicarakan?" suara Lastri terdengar begitu menggelegar di dalam kamar bersama dengan Anthony dan bahkan suara itu terdengar di ruang tamu yang mana Alana tampak meletakkan orange juice atas meja untuk Naomi dan juga Dion.
"Aku sudah mengatakan kau harus bisa mengendalikan anak itu sebelum aku bertindak yang lebih jauh lagi!" tegas Anthony.
"Tapi ini tidak mungkin, bagaimana jika orang-orang tahu apa yang terjadi sebenarnya. Kenapa Mas sejahat ini kepadaku dan padahal aku sudah berkorban banyak untuk semuanya!" protes Lastri dengan suara yang terdengar begitu sesak
"Anak yang bersama Naomi juga adalah darah dagingku dan aku juga memiliki tanggung jawab kepadanya," ucap Anthony yang membuat Lastri benar-benar kaget.
"Apa maksud Papa mengatakan seperti itu?" batin Alana dengan wajahnya yang tampak sendu.
Alana mendengar suara kaki melangkah yang membuatnya melihat ke depan pintu, biasanya Raymond tidak pernah pulang di siang hari dan entah apa yang membuat dia tiba-tiba saja pulang. Raymond tampak begitu kaget seperti melihat setan saat ada tamu di rumahnya yang tak lain adalah mantan kekasihnya.
"Raymond!" dengan wajah tampak tidak bersalah sama sekali Naomi berdiri yang memperlihatkan wajah sedihnya.
"Tapi bukan berarti dengan membiarkan mereka akan tinggal di rumah ini!" mata Raymond melihat ke arah ujung tangga yang berasal dari kamar kedua orang tuanya yang mana suara Lastri terdengar begitu kuat yang sudah bisa menjawab seluruh pertanyaan di dalam kepala Raymond apa yang membuat Naomi dan anaknya berada di rumahnya.
"Kau gila Mas! Kau benar-benar gila!"
Plakkk.
Suara tamparan yang terdengar begitu kuat membuat Alana kaget dengan memejamkan matanya.
"Kurang ajar!" umpat Raymond yang langsung berjalan cepat dengan amarah yang begitu besar yang langsung menaiki anak tangga.
"Raymond!" Naomi apakah ingin menyusul Raymond. Namun lagi-lagi Alana harus menghentikan wanita itu dengan memegang tangannya.
"Kamu duduklah dan temani anak kamu. Ini bukan urusan kamu dan kehadiran kamu di sana akan semakin menimbulkan masalah," ucap Alana yang terdengar begitu tenang.
Alana tidak mengatakan apapun lagi dan langsung melanjutkan langkahnya yang menyusul suaminya.
Raymond memasuki kamar yang sudah pintunya terbuka dan dia tidak dapat mengendalikan dirinya yang langsung mengambil vas bunga yang berada di atas meja berjalan dengan cepat dengan mata yang memerah yang memegang erat vas bunga tersebut yang seolah ingin langsung dilemparkan kepada Anthony.
Hal itu justru mengejutkan Lastri yang sudah sempat jatuh dan dia langsung berdiri dengan cepat untuk menghentikan perbuatan putranya itu dengan memeluknya dari depan.
"Raymond hentikan, ini urusan Mama dan Papa!" ucap Lastri yang mengendalikan emosi putranya itu
"Mau apa kau hah!"
"Kau ingin membunuh ayahmu sendiri hah!" Anthony semakin menantang Raymond.
"Kau sama sekali tidak pantas di sebut ayah, bajingan!" teriak Raymond dengan emosi.
"Kau benar-benar anak kurang ajar!" Anthony juga kerap kali terpancing emosi dan bahkan menarik Lastri dari pelukan Raymond yang mana dia ingin sendiri menghajar anaknya itu.
Alana yang sudah sampai kamar dan melihat ibu mertuanya yang jatuh membuat Alana buru-buru membantu.
Sementara Raymond dan Anthony yang tampak tidak ada yang mau mengalah sama sekali di dalam tubuh keduanya terdapat setan yang mana Raymond tidak peduli siapa orangnya dia hadapi dan Anthony bahkan sudah memukul Raymond dan menepiskan Vas bunga tersebut dari Raymond.
Raymond mungkin tidak akan merasa puas jika tidak melukai ayahnya itu yang sampai detik ini tidak bisa dia lakukan. Suasana di dalam kamar itu benar-benar begitu sangat kacau yang membuat Alana justru tidak bisa berbuat apapun dan takut serba salah bagaimana dua orang yang dipenuhi oleh iblis dan belum lagi Ibu mertuanya yang sejak tadi berteriak untuk menghentikan anak dan suaminya.
Bersambung....
dan jika suatu hari nanti Raymond mengetahui perselingkuhan ortunya , dia bisa meninggalkan keluarganya dan tinggal bersama Alana 🤔🤔🤔
biar dia mentalnya gak down saat nanti dia harus mengetahui kenyataan pahit tentang kebejatan tingkah laku mereka??🤔😇😇