NovelToon NovelToon
Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Romansa / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: SooYuu

“Jangan sok suci, Kayuna! Kalau bukan aku yang menikahimu, kau hanya akan menjadi gadis murahan yang berkeliling menjual diri!”

Demi melunasi hutang ayahnya, Kayuna terpaksa menikah dengan Niko — CEO kejam nan tempramental. Ia kerap menerima hinaan dan siksaan fisik dari suaminya.

Setelah kehilangan bayinya dan mengetahui Niko bermain belakang dengan wanita lain. Tak hanya depresi, hidup Kayuna pun hancur sepenuhnya.

Namun, di titik terendahnya, muncul Shadow Cure — geng misterius yang membantunya bangkit. Dari gadis lemah, Kayuna berubah menjadi sosok yang siap membalas dendam terhadap orang-orang yang menghancurkannya.

Akankah Kayuna mampu menuntaskan dendamnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SooYuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28

Sorot matahari pagi mulai merangkak pelan — menyusup masuk, melalui celah gorden berwarna abu-abu. Kayuna menggeliat lembut di atas ranjang asing, kelopak matanya terbuka samar saat cahaya surya menerpa wajahnya.

Tatapannya menyipit, menelusuri seluruh ruangan. Ia terlonjak setelah sadar ini bukanlah kamarnya.

Wanita muda itu mengedarkan pandangannya. “Ah, benar aku di rumah Adrian.”

Ia mengusap pelan wajahnya, bersamaan dengan itu ia pun teringat akan sesuatu. “Ibuku? Kakakku? Iblis itu … pasti akan menemui mereka, ‘kan? Gawat!”

Dia buru-buru turun dari kasur, langkahnya tergesa nyaris membuatnya terjerembap. “Adrian, gawat! Tolong—”

Begitu keluar kamar, mulutnya menganga lebar kala melihat pemandangan yang memanjakan mata. Adrian berdiri hanya dengan balutan handuk yang menutupi perut hingga lututnya, sementara bagian lainnya dibiarkan terbuka.

Kayuna semakin mendelik saat Adrian menoleh — memperlihatkan dada bidangnya.

“Ada apa?” Wajah Adrian tampak cemas.

Kayuna tersentak, kedua tangannya spontan terangkat menutupi wajahnya. Tapi, netra beningnya sedikit mengintip dari celah jemarinya yang tak sepenuhnya merapat.

“Ada masalah?” Adrian kembali melontarkan tanya.

“Adrian … kamu—”

“Ah, benar.” Adrian baru sadar sejak tadi dirinya bertelanjang dada. “Tunggu, aku ambil baju dulu.”

Pria itu kemudian masuk ke kamar dan menutup pintu.

Kayuan melirik, lalu menghembuskan napas lega. “Bisa-bisanya, pagi begini liat pemandangan gituan.”

Tatapannya mendadak terpaku pada seisi ruangan yang menarik perhatiannya. Ia baru menyadari karena semalam terlalu lelah untuk mengamati.

Tak ada banyak properti di sana, hanya ada sofa berwarna gelap, satu televisi besar menempel di dinding dengan sentuhan cat warna abu-abu. Beberapa koleksi figure dan aksesoris yang terpajang, memberikan sedikit kesan hidup.

Bagian dapur yang berada di satu ruangan tanpa pembatas pun hanya memperlihatkan sedikit barang.

Satu buah akuarium berukuran sedikit besar berada di sudut ruangan, uniknya, hanya ada satu ikan di sana entah apa jenisnya, yang jelas ia berwarna orange kemerahan. Kayuna terus memicingkan mata — menelusuri ruangan yang terasa hampa dan kosong itu. Tapi anehnya, cukup memberinya rasa nyaman.

“Dia memang orang yang simple, tak nggak nyangka dia akan hidup sesimple ini,” gumamnya sambil geleng-geleng kepala.

Tak lama, Adrian keluar dari kamar. “Ada apa? Kenapa pagi-pagi udah panik?” tanyanya.

Kayuna sedikit tersentak, lalu kembali menatap Adrian. “Ibuku … kamu bisa tolong mengantarku ke sana? Aku takut Niko akan nekat mendatangi keluargaku.”

Adrian yang sejak tadi memasang wajah khawatir pun kini menghela napas lega. “Kupikir ada apa,” jawabnya.

Kayuna tampak bingung, tak paham dengan respon Adrian barusan.

“Kamu nggak perlu cemas tentang Ibu dan Kakakmu,” ujar Adrian.

“Apa maksudmu?” Kayuna menatap penuh selidik.

“Mereka sudah aman, aku sudah membawa mereka ke tempat yang aman.”

***

Brak!

Niko menggulingkan sebuah guci besar, berukuran kurang lebih satu meter tingginya. Benda itu tadinya berdiam di sudut ruangan, kini ia pecah berserakan di lantai.

“Sialan!” hardiknya tajam. “Kemana Wanita Jalang itu bersembunyi?!”

Netra legam pria itu tampak mendidih, kala dirinya tak dapat menemukan sosok yang ia cari. “Geledah seluruh ruangan! Periksa lantai atas!” titahnya tegas.

“Baik, Bos.” Dua pria berkulit sawo matang dan bertubuh tinggi, dengan balutan kemeja sedikit kusut, langsung bergerak cepat menelusuri setiap sudut bangunan.

Niko berdiri dengan raut geram. Ia mendatangi cafe milik Anita — kakak Kayuna, dengan tujuan untuk mencari istrinya.

‘Wanita sialan itu pasti bersembunyi di tempat tinggal Kakaknya,’ pikirnya.

Namun, bukannya mendapatkan apa yang dicari, Niko justru disambut dengan keadaan Cafe yang sudah kosong melompong.

Ia pun semakin kesal karena Anita mendadak menghilang entah kemana tanpa bisa dihubungi.

“Di lantai atas juga sudah kosong, Bos. Tidak ada siapapun.” Pria berkepala botak, dengan wajah setengah tua dan kumis yang sedikit tebal itu, menyampaikan dengan suara rendah.

“Brengsek!” desis Niko tajam.

“Kau main-main denganku Adrian?” geramnya sinis. Sorot matanya kian menusuk. “Di mana kau membawa wanita murahan itu?”

Laki-laki berhati iblis itu sudah sangat yakin bahwa ini adalah ulah Adrian, menyembunyikan istrinya, bahkan juga membawa Anita.

Sementara emosinya yang masih belum padam, Kevin menghunginya dan menyampaikan berita yang membuatnya semakin naik pitam.

“Rumah keluarga Nyonya Kayuna sudah kosong, Bos. Ibunya tidak ada di sini, bahkan para tetangga pun tak ada yang tahu, kapan dan di mana beliau pergi,” ucap Kevin melalui sambungan telepon.

Prang!

Niko menghempaskan kuat ponselnya ke arah jendela kaca. Kaca itu pecah dalam sekejap, beriringan dengan dentuman jantungnya yang kian menggebu diterjang amarah.

Aliran darah terasa mengalir lebih cepat, Niko memijat kuat tengkuknya berusaha mengendalikan diri agar tak naik tensi.

Seringai penuh kebencian terulas tipis, Niko terus mengeratkan kepalan tangannya. “Tunggu saja, aku akan menemukanmu dan memberimu pelajaran Kayuna.”

***

Sementara itu, Airin tampak duduk mengantri di sebuah klinik. Ia merapatkan kakinya, bibirnya mengatup, sesekali ia terus mengatur napasnya.

Tangannya menggenggam lembaran kertas rujukan. Awalnya, ia hanya ingin memeriksakan kesehatannya yang kian menurun dan rasa mual yang tak kunjung usai.

Tapi, tepat di depan meja resepsionis, dia kembali termangu. Mengingat ucapan seorang dokter yang menyarankan agar Airin memeriksakan kondisinya lebih lanjut ke dokter spesialis.

“Apa yang kucemaskan benar-benar terjadi?” gumamnya. Akhirnya ia pun menuruti kata sang dokter dan menuju ruang konsultasi.

Bersamaan dengan dirinya yang terus berdebar tak karuan, suara seseorang tampak memanggilnya dari kejauhan.

“Airin!”

Gadis itu sontak menoleh, bibirnya menganga lebar kala melihat Riska—rekan kantornya, melangkah menghampirinya.

“Riska? Dia ….” Airin tampak panik, ia pun bergegas hendak menghindari rekannya itu.

Nasib sial, Riska sudah lebih dulu tiba di dekatnya dan meraih lengannya.

Tak ada pilihan lain, akhirnya Airin pun berbalik badan dan menyapanya. “Hai, Ris.” Bibirnya terangkat samar, senyum palsu melengkung di wajahnya.

“Kamu ngapain di sini? Siapa yang mau periksa—” Riska menahan kalimatnya, bibirnya menyungging heran kala menatap plakat ruang konsultasi di pintu ruangan — tempat Airin duduk mengantri.

“Aku nemenin sepupu!” sergah Airin cepat, tangannya buru-buru meremas lembaran kertas yang digenggamnya, lalu menyelipkannya di saku belakang celana jeansnya.

Riska manggut-manggut seolah paham, meski sebenarnya batinnya masih penuh tanda tanya.

“Aku … duluan ya, Ris. Sepupuku bilang mau dijemput suaminya, jadi aku mau pulang duluan, ada urusan,” dustanya, kemudian Airin berjalan pelan — gugup, ke arah pintu keluar.

Riska memicingkan mata curiga. Ia kembali menoleh pada plakat yang menempel di pintu ruangan. “Airin … nggak mungkin, ‘kan?”

*

*

Bersambung.

Niko Mahendra.

1
Sunaryati
Emak sangat mendukungmu Kayuna, semoga lancar dan sukses, semua misi balas dendammu. Aku kok mengharapkan ada sanksi sosial juga pada Airin dan Nico. Juga proses perceraian juga lancar.
SooYuu: sanksi sosial, sanksi hukum. pokoknya harus lengkap, Mak. 😭
total 1 replies
Anna
Sahhh .... sah! 🤣
SooYuu: sabar ...😭
total 1 replies
Anna
Mau ketularan Amina ini sepertinya🤣
SooYuu: amina pengaruh buruk 😭
total 1 replies
Sunaryati
Kau akan hancur Nico walau perlahan , perselingkuhan kamu juga akan terungkap dan mempengaruhi perusahaan kamu. Kekejaman pada istrimu pun akan diberitakan lewat berbagai media, dengan begitu kamu tak bisa lolos dari jeratan hukum karena diketahui publik. Itu harapan emak sih
SooYuu: pantau terus Niko, Mak 🔥
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
jgn² kena penyakit mematikan👏...jgn buat dia hamil ya thor🙏
💕Bunda Iin💕
lo yg bermain² dgn adrian😡
💕Bunda Iin💕
lo yg salah ko mau nyiksa anak org mulu😡...udah cukup dia tersiksa selama menjdi istri lo niko biarkan dia yg bahagia
💕Bunda Iin💕
tak apa tapi itu author
💕Bunda Iin💕
itu ikan cuma satu karna cukup untuk menemani adrian seorg sja🤭
💕Bunda Iin💕
kayuna thor bukan kayuan😁
SooYuu: waduh, author hilap 😭
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
pagi² disuguhkan pemandangan yh indah ya kayuna🤭
Anna
wajah tampan kelakuan setan.
Anna
strokee ajaa dahh strokeee
SooYuu: ngik-ngik 🤣
total 1 replies
Sunaryati
Segera dapat karma pada Niko dan Airin
💕Bunda Iin💕
cantik nya nyo💖💖💖
💕Bunda Iin💕
mimpi atau nyata ya?...mudah²an mimpi
💕Bunda Iin💕
hahaha bisa aj neng kayuna ini😂
💕Bunda Iin💕
sangat² tepat...ayo semangat kayuna balas semua rasa sakit mu walapun itu dilarang tpi ini benar² jahat banget + penindasan nya udah di luar akal sehat...andaikan geng yg di ciptakan adrian ada di dunia nyata sangat tertolong untuk org² yg lemah🥺
💕Bunda Iin💕: betul betul betul😭
total 2 replies
💕Bunda Iin💕
sabar sabar masih istri org itu🤭
💕Bunda Iin💕
mau masang set bel atuh kayuna😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!