NovelToon NovelToon
Vanila And Her Secret

Vanila And Her Secret

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Anggika15

Tumbuh dewasa di bawah asuhan sebuah panti sosial, membuat Vanila berinisiatif untuk pergi keluar kota. Dengan bekal secarik kertas pengumuman lowongan kerja di salah satu usaha, yang bergerak di bidang cuci & gosok (Laundry).

Nahas, biaya di Kota yang cukup tinggi. Membuat Vanila mencari peruntungan di bidang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggika15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17 (Ganti rugi)

Malam berlalu begitu saja, setelah selesai dengan kegiatan yang cukup panas, lalu makan pizza bersama sambil berbincang santai, akhirnya Vanila dan juga Edgar memutuskan untuk beristirahat di kamar masing-masing.

Ya, masing-masing. Edgar di kamar mewahnya yang terletak di lantai dua. Begitu pula dengan Vanila yang menempati salah satu kamar pembantu di area paling belakang. Satu area dengan dapur, tapi sangat dekat dengan taman belakang.

Pernikahan macam apa ini?

Keesokan harinya saat Edgar keluar dari dalam kamar, keadaan rumah sangat berbeda. Pintu dan jendela-jendela sudah terbuka, membuat angin sejuk masuk sampai keadaan di dalam terasa sangat segar.

Langit masih cukup gelap, hanya terlihat sedikit cahaya di ufuk timur ketika perlahan sang surya mulai naik dan menampakan diri.

“Irgi, … dimana Vanila?” Edgar bertanya saat kakinya masih menuruni anak tangga, lantas mendapati pria itu melewati pintu utama.

“Vanila, pak?” Irgi balik bertanya.

Pandangannya menengadah, dengan kedua tangan memeluk galon berisi air.

“Ya, di mana dia?”

‘Lah kok tanya saya!’ Irgi mengumpat di dalam hatinya.

Emang aneh ini orang, yang suaminya ini siapa sebenarnya?

“Gi!”

“Saya belum liat Vanila, pak!”

“Lho, yang bukain pintu sama jendela-jendela emang siapa?”

“Vanila sih kayaknya, … ini saya baru datang bawa galon baru takut yang di dapur habis. Kasihan nanti Vanila ga bisa minum,” Irgi berujar.

Edgar berjalan mendahului Irgi, mendatangi satu ruangan yang menjadi kamar Vanila. Pintunya terlihat sedikit terbuka, akan tetapi saat Edgar mendorongnya ruangan itu terlihat kosong.

“Van?” Panggil Edgar sedikit berteriak.

“Vanila kemana, Irgi!”

“Coba saya lihat ke luar, siapa tahu lagi joging.”

Irgi meletakan galon air begitu saja, lalu berlari ke arah pintu keluar.

Edgar terdiam dengan pikiran menerka-nerka. Apa perempuan itu melarikan diri? Tapi kenapa? Dia bahkan tidak melakukan hal buruk, tidak mungkin Vanila pergi diam-diam seperti tawanan yang sudah mengalami penyiksaan bertahun-tahun.

Dia menyapu wajahnya frustasi.

“Kenapa Vanila kabur?” Gumam Edgar.

Pria itu berjalan ke arah lemari pendingin, mengambil sebotol air mineral kemasan sedang, lalu membukanya dan meneguk sampai habis setengah.

Namun, saat sedang membasahi tenggorokan dengan pikiran melayang jauh memikirkan Vanila. Tiba-tiba saja terdengar knop pintu di tekan dari arah lain, disusul suara langkah kaki sehingga membuat Edgar menoleh dengan keadaan ujung botol masih menempel di bibir.

“Van!”

“Hum?” Sahut Vanila seraya menyingkirkan gulungan sprei yang ada dalam dekapannya.

“Kamu ngapain?”

“Spreinya kotor, … ada sedikit noda tapi sudah kering. Tadi sempat disikat tapi ga dapet,” tutur Vanila sambil kembali melangkahkan kaki ke arah laundry room.

Botol minumnya Edgar tutup, dia simpan di atas meja kompor, lalu kemudian beranjak menyusul Vanila.

“Mana coba lihat!”

Vanila menatap Edgar dengan perasaan takut, bagaimana kalau pria itu mengomel seperti bosnya kemarin-kemarin saat Vanila tidak mampu menuntaskan pekerjaan dengan baik.

“Saya lupa periksa tadi malam, … jadinya keburu kering.”

Edgar hanya melirik Vanila, wajah panik itu justru membuatnya ingin tersenyum.

“Saya, … sikat di sana. Agak tembus dikit ke kasurnya. Maaf!”

Edgar semakin tidak bisa berkata-kata, puppy eyes itu membuatnya menjadi sedikit linglung. Tak ada yang bisa dia pikirkan selain bayang-bayang semalam saat mereka melakukannya.

“Bukannya kamu pegawai laundry? Masa noda begini saja tidak bisa?”

“Saya memang bodoh, seharusnya bawa kesini lalu oleskan sedikit sabun mandi. Tapi ini sudah kering, mana saya coba sikat di atas ranjang jadi nodanya tembus mengenai kasur.”

Oh Edgar sangat ingin tertawa, tapi ia menahannya dan berpura-pura kesal.

“Bapak mau saya ganti rugi?”

“Memangnya tidak sayang uang kamu di pake ganti rugi, … kasur saya mahal lho.”

“Memangnya berapa kasur bapak?”

“Cukup mahal.”

“Sepuluh? Dua puluh? Lima puluh?”

Edgar menggelengkan kepala.

“Murah kalau segitu!”

“Hah!?”

“Coba saya periksa dulu, kira-kira kesalahanmu fatal atau tidak!”

Edgar memutar tubuh, pergi dari sana dan mendatangi satu ruangan yang dia jadikan sebagai kamar tamu.

Dengan ekspresi panik, Vanila berjalan mengekor di belakang Edgar.

Kok bisa ini jadi salahnya? Kan mereka berdua yang melakukan semalam. Vanila juga berdarah gara-gara di bobol Edgar, tapi kenapa pria itu bersikap seolah ini kesalahan Vanila?

“Mana?” Edgar menoleh menatap Vanila.

Kasurnya memang sudah kembali berbalut sprei, sehingga noda tembusan karena kecerobohan Vanila tertutup.

‘Lagian bego ih, kenapa bilang? Kan diem-diem bisa biar ga ganti rugi.’

“Van?”

“Eee, … sebentar.” Vanila melewati Edgar, mendekati kasur dan menarik sprei kasur untuk memperlihatkan kepada pria itu.

Namun, ketika Vanila menoleh. Edgar tidak sedang memperhatikannya, melainkan berjalan ke arah pintu lalu menutup benda itu rapat-rapat.

“Pak?”

Klek…

“Ya?” Edgar terlihat menyeringai.

“Pak Edgar ngapain? Ini gimana? Saya masih harus tetap ganti rugi?”

Edgar tidak menjawab.

Dia berjalan pelan ke arah Vanila dengan tatapan tajam siap memangsa.

“Bapak yang bikin saya berdarah, kenapa saya harus ganti rugi?”

“Yang bilang harus ganti rugi siapa?”

“Bapak tadi…”

“Hanya sedikit noda tidak jadi masalah, tapi kamu boleh kalau memang mau ganti rugi. Bukan dengan uang, tapi pakai cara lain!”

Sinyal bahaya berbunyi nyaring di dalam isi kepala Vanila, membuat perempuan itu menegakan tubuh dan merangsek hingga kakinya membentur tepian tempat tidur.

Bughhh…

Tubuhnya terjatuh dengan posisi terlentang.

“Pak ini masih pagi!” Dia mengulurkan tangan, meminta Edgar untuk tidak melanjutkan keinginan.

Namun, Edgar tidak mendengar. Dia bahkan membuka kancing piyama tidur dengan cepat sambil naik ke atas tempat tidur.

“Memangnya kenapa kalau masih pagi? Tidak ada larangan untuk suami saat menginginkan istrinya.”

Edgar membungkuk, telapak tangan Vanila menyentuh dada polosnya dengan sempurna.

“Jangan sekarang plis!” Vanila memohon, tapi Edgar tidak mau mendengar.

Dia tetap dengan keinginannya yang sudah membumbung tinggi.

“Diamlah, badanmu sakit-sakit nanti!”

Kedua tangan Edgar menyentuh ujung celana tidur Vanila, kemudian menariknya secara paksa dan hanya menyisakan segitiga berbahan tipis berwarna hitam.

“Saya kira kita hanya akan melakukannya sekali saja.”

“Iya kalau kamu tidak minta saya nikahi.”

“Tapi…”

“Shuttt, … yang kedua tidak akan sakit. Walaupun sakit tidak akan seperti semalam, pegang kata-kata saya,” sergah Edgar yang tak membiarkan Vanila mengelak.

“Masih pagi, pak!” Perempuan itu merengek.

“Shutttt”

Vanila tidak bisa menghindar lagi. Tenaganya kalah kuat dengan Edgar yang bahkan sekali pergerakan saja mampu membuat Vanila setengah telanjang.

Tidak ada cumbuan atau apapun hanya sekedar untuk membuat Vanila terbawa suasana. Edgar benar-benar langsung menghujamnya tanpa aba-aba, sampai mata Vanila membulat juga hembusan nafas yang tersengal-sengal.

“Ohh, … kamu cantik sekali!” Edgar menyatukan kening mereka.

1
Annie Gustava
mak sehat2 selalu yaa.. biar bsa up vanila n ale2😘,
aurel chantika
jangan -jangan emaknya Edgar ya g datang 🤣🤣🤣
aurel chantika
padahal memang iya kan ji 🤣🤣🤣
Evi Ristiani Ramdhani
ahhhhh seneng nya udah up lagi Mak,,,siapaaaa yg Dateng woiii,,,,Irgi atau Sabrina kah,,,gawat klw Sabrina bisa ada wawancara seperti nya 🤪🤪
ensagita
hadeuh !!!!!!!!! sampe tahan nafas
ternyata harus nunggu up lagi 😁😍
Dzulfan Ahlami
aku tau yg datang/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝐙⃝🦜尺o
Sabrina ya yang datang?
ensagita
van !!!!!! ancamannya mantep
kicep tuh si om om 😁😍
Anggika15 | Aurin99: Udah males nanggepin😅
total 1 replies
𝐙⃝🦜尺o
jangan kekang vanila terlalu ketat pak lama2 bisa ngeselin dia
atau vanila sengaja ya biar cepat ditalak🤔
Anggika15 | Aurin99: Duh😳😳
total 1 replies
aurel chantika
tetap semangat ya Mak,aku selalu menunggu vanila kok
Anggika15 | Aurin99: Alapyuuu
total 1 replies
aurel chantika
GK usah protes van,yang penting jatah bulanan aman sentosa
Dzulfan Ahlami
semangat sayang ku rezeki gak kmn,,buat Hati dan Hari2 emak2 bahagia dgn karyamu bonus pahaala yg gak terasa😘😘😘😘😘😘😘😘
Anggika15 | Aurin99: sun dulu sun😘
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
lopyu tu othor cuyunggggg,syuka eh klw up terosssss😃😃😃😃😃😃👍🏻
Anggika15 | Aurin99: 😘😘😘😘😘
total 1 replies
Desi Ratna sari
hai otor, aku dari apk sebelah 🤣
Anggika15 | Aurin99: Hai sayangku, cintaku. ayo duduk, biar betah/Chuckle/
total 1 replies
Dzulfan Ahlami
/Slight//Slight//Slight//Slight/beh isi dompet aman klu tiap mggu gitu
Anggika15 | Aurin99: Aman bangetttt/Shy/
total 1 replies
𝐙⃝🦜尺o
sabar van ntar kalo dah sembuh langsung lari
Anggika15 | Aurin99: Betul sekali/Facepalm/
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
duh udah berani manyun Van depan sumber uang mu🤭🤭😃🤪,bener kata othor tuh nurut aja dripada murkah nanti😆😆
Anggika15 | Aurin99: Otomatis itu manyun nya/Smile/
total 1 replies
𝐙⃝🦜尺o
lagi gak sadar ini van, toh si bapak juga suka
Dzulfan Ahlami
malu malu eongggggg ntarrr ketagihan ky akuhhhh minta up terus/Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue/
Anggika15 | Aurin99: Kirain ketagihan apa😝😝
total 1 replies
aurel chantika
pak Edgar sudah Luluh kali van,kamu aja yang GK nyadar
Anggika15 | Aurin99: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!