NovelToon NovelToon
Terpaksa Jadi Suka

Terpaksa Jadi Suka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengejar Xiana

Hari minggu Xiana masih berada di rumah orangtuanya, siang ini Xiana berencana pergi dengan Ibunya untuk mengunjungi sepupunya yang sedang sakit.

“Ayah, pinjam mobilnya ya mau antar Ibu”

“Pakai lah Nak, Ayah tidak kemana-mana hari ini”

Xiana mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit untuk mengantar Ibunya. Sampai di rumah sakit, Xiana masih berada di dalam mobil untuk menerima telfon. Sedangkan Ibunya sudah masuk terlebih dahulu.

“Pak Dirga” Ucap Xiana

Xiana melihat Dirga bersama Wanita di rumah sakit, wanita yang bersama dengan Dirga terlihat sangat dewasa, dari wajah dan gaya berpakaiannya. Xiana merasakan sakit ketika melihat Dirga bersama wanita lain, meskipun Xiana bukanlah kekasihnya.

“Aku yang salah kenapa memakai perasaan” Batin Xiana

Karena tidak ingin terlalu lama di dalam mobil, Xiana segera turun dan mencari kamar tempat sepupunya di rawat.

“Xiana!” Panggil Dirga.

Xiana mencari sumber suara tersebut, hingga pandangannya bertemu dengan sosok yang sangat dia kenal, Dirga.

“Iya Pak, ada yang bisa saya bantu”

“Kamu ngapain disini?”

“Antar Ibu Pak, jenguk sepupu”

“Xiana, tolong saya”

“Ada apa Pak?”

“Saya kesini untuk cek darah, tapi malah bertemu perempuan yang dulu sempat mama kenalkan. Dia maksa saya menemaninya”

“Lalu saya harus bagaimana Pak?”

“Xiana, kamu pacar saya”

“Dirga” Panggil wanita tersebut

“Siapa ini?”

“Ini Xiana, pacar aku”

“Pacar?”

“Aku sudah bilang Berlin, aku punya pacar”

“Seperti ini?”

“Seperti ini, maksud anda apa?”

“Waw, santai dong. Dirga coba kamu lihat, dia bukan tipe kamu kan?”

“Sorry, siapa tadi? Berlin? Saya jelaskan, Dirga pacar saya, jadi jauhi dia”

“Perempuan seperti kamu, apa kamu yakin Dirga mencintai kamu?”

Sreekk!

Xiana menarik sedikit kemejanya, menunjukan kissmark yang di buat oleh Dirga.

“Masih kurang?” Tanya Xiana.

Kemudian Xiana memberikan buti foto yang pernah Xiana ambil saat makan malam bersama Dirga.

Dirga menunjukan jari Xiana yang masih menggunakan cincin yang sama seperti di foto. Berlin menatap kesal foto tersebut di tambah lagi Xiana benar-benar memakai cincin tersebut.

Berlin yang sudah kesal, meninggalkan Dirga dan Xiana begitu saja. Terlihat berlin sedang menghubungi seseorang, entah siapa yang sedang Berlin hubungi, Xiana maupun Dirga tidak mempedulikannya.

“Xiana, jangan pernah lepaskan cincin ini”

“Baik Pak”

“Kemana saja kamu dua hari ini”

“Dirumah Pak”

“Kenapa tidak menghubungi saya?”

“Hmm, karena tidak ada pekerjaan yang darurat Pak”

“Jadi hanya sebatas bekerja?”

“Iya Pak”

“Bagaimana kalau ternyata saya tertarik dengan kamu”

“A-apa?” Xiana terkejut mendengar pernyataan Dirga, entah Dirga serius atau sedang bercanda.

“Xiana, saya laki-laki, dan kamu perempuan. Kita pernah tidur dalam satu ruangan yang sama, bekerja bersama, dan bahkan melakukan ciuman bersama. Apa menurut kamu saya tidak ber perasaan, menganggap itu semua tidak pernah terjadi?”

Deggg!

Xiana merasa kali ini Dirga sedang serius mengutarakan isi perasaannya, namun Xiana masih merasa ragu apakah Xiana benar akan dianggap atau hanya sebagai pelampiasan saja.

“Xiana, kali ini saya mendekat bukan untuk menghindari orangtua saya. Tapi saya benar-benar ingin mendekati kamu, mengenal secara baik pribadi kamu”

“Pak, tapi..”

“Saya tidak peduli, kamu hanya perlu duduk dan melihat apa yang akan saya lakukan, dan ingat jangan melawan. Kita masih terikat kontrak”

“B-baik Pak”

Dirga memeluk tubuh Xiana di Lorong rumah sakit, Xiana hanya diam dan menunggu sampai Dirga melepaskan pelukannya.

“Saya akan memperjuangkan kamu, sampai kamu tau kalau saya tidak sedang bermain. Sampai ketemu hari senin, Xiana”

Xiana hanya mengangguk lalu menatap kepergian Dirga, dari dalam lubuk hati Xiana, dia merasa bahagia karena mendapat pengakuan dari Dirga, tapi Xiana masih belum berani untuk mengambil keputusan.

.

.

.

Pagi ini Xiana datang ke kantor lebih awal, karena harus mencetak beberapa berkas untuk di tandatangani oleh Dirga.

“Pagi Xiana”

“Pagi Pak Dirga”

Untuk pertama kalinya setelah Dirga kembali ke kantor, dia menyapa Xiana terlebih dahulu. Suasana hati Xiana saat ini sedang senang, mendapat pengakuan dari Dirga, di sapa Dirga dahulu untuk pertama kalinya, Xiana berpikir mungkin hari ini Dirga akan memulai mendekatinya lebih jauh lagi untuk membuktikan apa yang dia ungkapkan kemarin saat mereka tidak sengaja bertemu di rumah sakit.

“Permisi Pak, honey lemonnya”

“Terimakasih Xiana, hari ini ada kegiatan apa saja?”

“Meeting dengan Pak Ilham pukul 10 Pak, lalu dengan Ibu Lusi pukul 2”

“Hmm oke. Nanti temani saya lunch”

“Baik Pak”

Xiana keluar dari ruangan Dirga, mendapat tatapan sedikit mengintimidasi dari Aleena. Karena sudah memahami Aleena, Xiana segera memberi kode kepada Aleena untuk membuka ponselnya.

“Ada yang mau aku bahas len, tapi Bapak minta lunch bareng” – Xiana

“Oke. Ke rumah kamu?” – Aleena

“Boleh” – Xiana

Pukul 9.30 Xiana menuju ruang rapat untuk memastikan ruangan tersebut sudah bisa di gunakan. Xiana harus mengecek kelengkapan berkas, TV yang akan di gunakan sebagai pengganti proyektor, lalu tidak lupa kopi dan air mineral sebagai pendamping rapat para pimpinan direksi.

“Pak Dirga, semua sudah siap”

“Oke Xiana, kita ke sana sekarang”

Xiana mengikuti Dirga di belakangnya sampai masuk ke dalam ruang rapat, dimana semua direksi sudah berkumpul termasuk perwakilan dari kantor cabang yaitu Marco dan Ilham.

Lagi, Marco menatap Xiana dengan penuh kagum, saat dia memandangi Xiana, Dirga sedang emperhatikannya, lalu Dirga langsung menatap Xiana dengan tatapan penuh arti.

Xiana duduk di samping Dirga, tanpa basa-basi dan menunggu lebih lama lagi Dirga segera memulai rapatnya agar cepat selesai lalu membawa Xiana pergi jauh dari jangkauan Marco.

“Permisi Pak, laporan dari accounting” Bisik Xiana dengan menunjukan ponselnya

“Yang ini?”

“Ada sedikit kecurangan diluar Pak”

Dirga mengeraskan rahangnya dengan tatapan tajam menatap layar televisi berukuran besar yang berisi tentang laporan keuangan, dengan tetap memegang ponsel Xiana mencocokan beberapa nominal yang sudah banyak dirubah dengan alasan lain-lain.

Drrttt!

“Xiana, ada waktu gak besok? Ayo kita nonton” – Aldi

Dirga membaca sekilas pesan dari teman Xiana, kemudian menatap Xiana dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, hanya saja Xiana tidak menyadari jika Dirga sedang menatapnya, Xiana masih tetap sibuk dengan lembaran laporannya.

“Meeting hari ini, selesai sampai disini. Banyak kesalahan dalam laporan yang di buat”

Semua pimpinan direksi bahkan Xiana pun terkejut, karena tidak biasanya Dirga menghentikan jalannya rapat apalagi rapat belum selesai.

Dirga meninggalkan ruang rapat begitu saja, lalu Xiana segera merapikan barang milik Dirga dan membawanya keluar ruangan untuk dibawa ke ruangan Dirga.

“Permisi Pak, laptop dan berkasnya”

“Xiana!”

“Iya Pak”

Dirga berdiri mendekat kea rah Xiana yang masih berdiri di dekat meja, kemudian memegang lengan Xiana.

“Saya gak mau kamu pergi sama cowok lain”

“Pak, saya gak pergi sama cowok”

“Ini?”

“Aldi tidak pernah mengajak saya pergi hanya berdua, pasti ada yang lain. Hari sabtu saya sempat pergi dengan Aldi, tapia da Maya. Maya juga teman sekelas saya waktu masih SMA, Pak”

“Xiana, saya tidak bisa membagi kamu sama Aldi atau teman manapun. Kalau kamu mau pergi sama mereka, saya ikut”

“Ikut?”

“Iya”

“Astaga, kenapa Pak Dirga jadi seperti ini, posesif banget” Batin Xiana

“Iku atau tidak sama sekali”

“Iya Pak, oke”

“Good girl”

“Ayo, Pak Dirga duduk dulu, masih ada yang harus kita bahas dengan accounting Pak, ini jauh lebih penting dari pada urusan saya”

“Kamu juga penting untuk saya, Xiana”

“Oh ya?”

“Kamu mau saya nikahi kapan? Besok pun saya siap”

“Pak” Ucap Xiana dengan memelas

“Iya. Panggil HOD accounting”

“Baik Pak”

Xiana menghubungi Head of department acoounting untuk segera menuju ke ruangan Presiden Direktur, tidak lama menghubunginya, Head of department datang bersama teamnya lalu masuk ke ruangan Dirga.

“Ada apa ni kok tumben ngumpul di ruangan Bapak” Tanya Petra

“Mungkin ada masalah, karena kalau gak ada masalah gak mungkin Bapak menghentikan meeting hari ini”

“Takut banget, semoga bukan salah Xiana”

“Gak mungkin Xiana melakukan kesalahan fatal” sahut Tommy menyela obrolan Petra dan Aleena.

1
Dian Amelia
ada 2 toxid ya thor monic dan marco
double m ya tor😅
Scd: Terhaaaruu se perhatian itu sama si problematic akuuuu 😅😅
total 1 replies
Dian Amelia
wadidaw......author jangan sampai keliwat natas ya, kecian xiana...
Scd: Hihi siaaapppp
total 1 replies
Haris Saputra
Gak sabar next chapter.
Scd: Wait jariku pegel haha
total 1 replies
Scd
Thankyou yaa
lapilotita12
Gaya penulisanmu sungguh memukau, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!