NovelToon NovelToon
Tetaplah Di Sisiku (After 10 Years)

Tetaplah Di Sisiku (After 10 Years)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan Tentara / Romansa / Dokter / Gadis Amnesia
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Fantasi

Seorang pemuda lulusan kedokteran Harvard university berjuang untuk menjadi seorang tentara medis. Tujuan dari ia menjadi tentara adalah untuk menebus kesalahannya pada kekasihnya karena lalai dalam menyelamatkannya. Ia adalah Haris Khrisna Ayman. Pemuda yang sangat tampan, terampil dan cerdik. Dan setelah menempuh pendidikan militer hampir 2-3 tahun, akhirnya ia berhasil menjawab sebagai komandan pasukan terdepan di Kopaska. Suatu hari, ia bertugas di salah satu daerah terpencil. Ia melihat sosok yang sangat mirip dengan pujaan hatinya. Dan dari sanalah Haris bertekad untuk bersamanya kembali.

Baca selengkapnya di sini No plagiat‼️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Fantasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dilabrak ketiga istri Joko

Hari ini adalah hari kepulangan Minarsih setelah dirawat hampir seminggu. Kondisinya sudah membaik. Hana dengan penuh kasih membereskan pakaian ibunya.

"Ayo, Mak... kita pulang," ajak Hana.

Minarsih tersenyum, "Ayo, Neng..."

Hana membantu ibunya turun dari ranjang. Dokter Agung menghampiri mereka. "Kalian sudah mau pulang?" tanyanya.

"Eh, iya, Dokter Agung," jawab Hana.

Agung tersenyum sembari memberikan resep obat. "Ini resep obat ibu kamu ya... Jangan lupa diminum secara teratur."

Hana mengucapkan terima kasih dan berpesan, "Salam buat Haris ya... kami hendak pulang ke rumah." Agung mengangguk ramah, dan mereka pun beranjak meninggalkan ruangan. Hana dan Minarsih pulang menggunakan becak. Hana membelai ibunya dengan sayang, memberikan ketenangan. Minarsih merasa bahagia di sisi anaknya, namun ia tahu suatu saat harus siap kehilangan Hana.

Tak lama kemudian, becak itu tiba di kediaman mereka. Hana turun lebih dulu, meletakkan barang ibunya, lalu membantu Minarsih turun dari becak dan membayarnya.

"Nih, Pak, uangnya... Makasih ya," ujar Hana.

"Iya, Neng Hana," jawab tukang becak.

Setelah becak pergi, Hana membantu ibunya masuk ke rumah dan mendudukkannya di kursi kayu ruang tamu. "Mak, tunggu dulu ya... Aku mau siapin air dulu," kata Hana.

"Iya, Neng," sahut Minarsih.

Hana pergi ke dapur untuk menyiapkan air dan makanan yang sudah dibeli. Minarsih beristirahat dengan tenang, namun ketenangannya sirna saat mendengar suara gaduh memanggil namanya dan anaknya di luar rumah.

"Hanaaaa! Keluar kamu!"

"Bu Minarsihhh!"

Hana keluar dari dapur dengan tatapan heran. "Di luar ada apa, Mak?" tanyanya.

"Emak juga tidak tahu," jawab Minarsih.

Karena penasaran, Hana keluar dengan wajah ramah. Ternyata yang datang adalah ketiga istri Joko, juragan tanah di desa itu. "Eh, Bu Jaenab, Bu Atikah, Bu Siti... Ada apa kemari?" ujar Hana sesopan mungkin.

Siti maju terlebih dulu, berhadapan dengan Hana. "Tidak usah sok baik deh kamu! Heh, dasar munafik! Mau-maunya kamu dinikahi suami kami... Urat malu kamu ada di mana?!" bentaknya pada Hana.

Hana bingung dengan tuduhan Siti. "Maksud Bu Siti apa ya? Dinikahi siapa?" tanyanya.

Lalu giliran Atika yang maju. "Tidak usah pura-pura! Kamu kan yang minta dinikahi sama Joko?! Dibayar berapa kamu sama Joko sampai mau dinikahi, hah?!"

Hana terkejut. "Ya Allah, Bu... Saya sama sekali tidak mau dinikahi sama Pak Joko. Memang benar jika Pak Joko sering meminang saya untuk jadi istrinya, tapi saya menolaknya berkali-kali," jelasnya jujur.

"Halah! Maling mana ada mengaku! Pasti kamu godain suami kami, kan?! Dasar perempuan gatal! Tidak tahu diri!"

Minarsih yang mendengar itu merasa jengah lalu keluar menemui mereka. "Ada apa ini, Ibu-ibu?" tanyanya.

Jaenab yang marah berkata, "Nah... Dengar ya, Bu Narsih... Kasih tahu nih ke anakmu ini... Jadi perempuan itu yang benar, jangan suka godain suami orang! Mentang-mentang kembang desa, seenaknya saja ambil suami orang!"

"Saya tidak menggoda ataupun berniat mengambil suami kalian, ya! Buat apa saya mau menikahi Joko yang sudah tua bangka itu... Saya sudah bilang, saya tidak pernah menerima apa pun dari Joko, bahkan lamaran dia pun sering saya tolak!" jelas Hana dengan sedikit keras.

"Yang diomongin anak saya memang benar, Bu... Berkali-kali Pak Joko datang kemari tapi selalu kami tolak. Untuk urusan menggoda, justru suami kalianlah yang mengganggu putri saya," tegas Minarsih.

Mendengar itu, ketiga istri Joko murka. "Heh! Melawan ya! Dasar miskin! Belagu! Saya doakan kamu jadi perawan tua... dan miskin seumur hidup!" bentak Jaenab.

"Awas ya kamu... Kami tidak terima jika Joko menikah dengan kamu... Terima akibatnya jika kamu berani mendekati suami kami lagi!" Mereka pun pergi dengan wajah murka.

Minarsih yang baru sembuh merasakan kembali efek dari sakitnya. "Mak... Mak!" Hana segera membantu ibunya masuk ke rumah dan buru-buru memberinya minum.

"Sudah tenang, Mak?" tanya Hana.

"Sudah, Neng," jawab Minarsih.

"Maaf ya, Neng... Andai Emak bisa melawan Pak Joko... kamu tidak mungkin diperlakukan kasar sama istri-istrinya."

Hana tersenyum. "Tidak apa-apa, Bu... Namanya juga cemburu. Walaupun tuduhan mereka salah, tapi dari segi perempuan, mereka tidak salah mempertaruhkan harga diri mereka sebagai istri. Yang salah itu adalah Pak Joko. Sudah, Ibu istirahat dulu ya... Jangan dipikirkan masalah tadi."

Minarsih mengangguk pelan. Hana membantu ibunya pindah ke kamar untuk istirahat. Setelah melihat ibunya pulas, ia bisa menghela napas lega. Bohong jika ia tak sakit hati mendengar perkataan istri Joko tadi. Namun, bagaimana pun Hana hanyalah orang kecil. Di mata orang yang berduit dan berkuasa seperti Joko dan keluarganya, orang kecil selalu bersalah dan tidak bisa melakukan apa pun. Masih untung Hana ditakdirkan dengan sikap tegasnya, jadi Hana masih tetap mempertahankan harga dirinya di mana semua orang menginginkan dirinya. Untuk menghilangkan itu semua, Hana pun membereskan rumahnya. Hari ini ia tidak ke kebun karena harus menjaga ibunya seharian. Ia kembali ke dapur untuk beres-beres.

Ketiga istri Joko merasa puas setelah memarahi Hana dan ibunya. "Aku harap mereka jera, Teh, dan tidak bakal berani dekat suami kita lagi," kata Siti. "Iya," sahut Atika.

"Kalian dari mana?!" Tegas suara seorang pria dari dalam rumah. Mereka semua tiba-tiba terpaku saat melihat Joko yang memandangi mereka dengan tajam. Ketiganya hanya bisa terdiam sembari memandang satu sama lain. "Dari mana?! Bagus seorang istri keluyuran begitu, hah?!" Joko memarahi istri-istrinya.

"Eummm... K-kami habis belanja, A'... Makanya kami lama," bohong Siti.

Lalu pandangan Joko kembali seperti biasa. "Masak makanan cepat! Saya lapar!" Mereka bertiga buru-buru menuju dapur dan mulai memasak makanan untuk suaminya itu.

Sore hari, Minarsih yang sudah terlihat membaik, duduk di bale depan sembari membersihkan beras dari gabah dan batu. Sementara Hana ada di dapur untuk memasak makanan sore.

"Halo, calon mertua."

Tiba-tiba, secara mengejutkan, Joko kembali mendatangi rumah kecil Minarsih. Dengan cepat, Minarsih turun dari bale dan menatap tajam pria tua itu. "Ngapain Anda datang ke sini lagi? Mohon maaf ya, Pak, saya tidak ingin diganggu," ujar Minarsih tegas.

"Saya hanya ingin bertemu dengan calon istri saya... Apakah dia ada di dalam?" kata Joko.

"Dia sedang di—"

"Ada apa, Mak?" Hana tiba-tiba keluar dari rumah. Minarsih menatap Hana terkejut, sedangkan Joko sumringah saat melihat Hana yang tampak makin cantik.

"Ya Tuhan, cantik sekali makhluk ciptaan-Mu ini," ujar Joko mengagumi Hana.

Hana pun menatap tajam ke arah Joko. "Maaf, Pak, mending Bapak pulang deh... Saya tidak mau dituduh yang tidak-tidak oleh istri Bapak itu..."

"Maksudnya?" tanya Joko.

"Ketiga istri Anda menuduh saya telah menggoda Anda... Padahal saya sama sekali tak tertarik dengan pria hidung belang sepertimu!" tegas Hana.

Lalu Hana menarik tangan ibunya. "Ayo, Mak, kita masuk... Biarkan saja orang itu di sana." Dengan berani, Hana meninggalkan pria tersebut.

Mereka berdua memasuki rumah, Joko menatap mereka marah. Para pengawalnya pun marah ketika tuan mereka dipermalukan seperti itu. Saat hendak menghampiri mereka, Joko menghentikan mereka. "Jangan melakukan apa pun tanpa perintahku," tegasnya.

Seketika orang-orangnya itu menuruti perkataannya. "Ayo pergi," perintah Joko. Joko memasuki rumah dalam keadaan marah. Ia menghampiri istri-istrinya yang sedang bercanda ria di sudut rumah. Mengetahui suami mereka pulang, mereka pun menyambutnya dengan hangat.

"Kamu baru pulang, A'?"

Lalu Joko menatap tajam istri-istrinya. "Diam kalian semua!"

"Berani-beraninya kalian berbohong sama saya! Siapa yang menyuruh kalian untuk bertemu dengan Hana?!!!"

Mereka seketika terkejut saat Joko mengetahui bahwa mereka baru saja bertemu dengan Hana.

"Karena kalian, Hana semakin membenciku! Aku sudah tidak mau melihat kalian lagi... Lebih baik kalian pergi dari sini!"

Mereka semua ketakutan dan bersujud memohon ampun terhadap Joko. "Maafkan kita, A'... Kita tidak bermaksud seperti itu... Kami hanya cemburu saat A'A sudah menemukan yang lebih dari kami... Kami mohon jangan ceraikan kami," mereka bertiga memohon ampun agar tidak diceraikan oleh Joko.

"Inilah akibatnya jika berani mengganggu Hana-ku... Kalau sampai kalian nekat bertemu dengan Hana, saya tidak segan akan mengusir kalian dari sini dan menceraikan kalian semua!!" murkanya. Lalu Joko pun pergi ke kamarnya. Sementara itu, ketiga istri Joko tersebut merengkuh sedih. Mereka masih menangis tersedu akibat ulah suaminya itu. Joko mengamuk di kamar karena menahan amarah sedari tadi. Dengan membanting semua barang yang ada di dekatnya.

"HAAAAAA!"

"Aku harus cepat dapatin dia! Aku sudah tidak tahan lagi... Kalau tidak berhasil dengan cara baik, akan kulakukan dengan cara yang sedikit keras untuk membawanya ke pelukanku..."

"Hana-ku sayang... Tunggulah... Sebentar lagi kamu akan jadi milikku, bagaimanapun caranya!" tegasnya.

"Aku tidak habis pikir, Mak, sama mereka... Kenapa mereka sering mengganggu kita?" ujar Hana sembari menyuapi ibunya makan.

"Neng... Kamu harus hati-hati... Pak Joko itu licik... Dia bakal melakukan segala cara untuk dapatin kamu..." nasihat Minarsih.

"Iya, Mak... Aku paham kok... Aku juga bisa jaga diri," jawab Hana.

Mereka pun kembali dengan acara makannya. Setelah itu, Hana membantu Minarsih untuk meminum obatnya. Selepas itu, Minarsih pun terlelap pulas setelah meminum obat dokter tersebut. Sudah hampir seminggu Amir tak pernah terlihat di pandangan Hana lagi. Ada rasa sedikit bersalah pada Hana. Seharusnya ia menjaga perasaan pria itu. Namun, hati tak bisa berbohong. Hana merasa bahwa dirinya sudah dimiliki orang lain, sehingga ia tak mau menerima siapa pun, walaupun ia tidak mengetahui siapa orang itu.

Minarsih melihat Hana yang sedang termenung di luar sendirian, ia pun menghampiri putrinya sembari mengeluskan kepalanya dengan lembut. "Kamu kenapa, Neng? Ada masalah ya?"

Hana tersadar dan menoleh serta tersenyum pada Minarsih. "Eh... Mak... Tidak ada apa-apa kok."

Minarsih pun duduk di samping Hana. "Kalau tidak ada apa-apa, kenapa kamu termenung seperti ini? Ayo cerita sama Mak."

Hana pun menghela napas sembari tertunduk. "Aku sama A' Amir sudah tidak dekat lagi, Mak," lirihnya.

"Loh, kenapa? Biasanya Amir juga baik sama kamu," tanya Minarsih.

"Memang... Tapi, sudah seminggu dia tidak pernah datang ke sini... Bahkan saat bertemu di jalan pun A' Amir kayak marah sama aku, Mak..."

"Memang kamu punya salah apa sama Amir?"

"A' Amir bilang dia suka sama aku, Mak... Tapi jujur aku tidak bisa menerima perasaan Amir itu... Tapi bagaimanapun, A' Amir itu temanku, Mak..."

Mendengar curhatan anaknya tersebut, Minarsih hanya bisa tersenyum sembari mengelus sayang kepala anaknya itu. "Sudah... Tidak usah dipikirkan ya... Nanti juga Amir baik lagi sama kamu... Tunggu waktunya saja... Saat ini dia menata hati buat tidak suka lagi sama kamu..."

"Sudah malam... Ayo masuk... Tidak baik anak gadis sendirian di luar... Pamali," ujar Minarsih.

Hana pun mengangguk, mereka pun memasuki rumah kembali untuk beristirahat di malam hari.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!