NovelToon NovelToon
Legenda Pendekar 2 Naga

Legenda Pendekar 2 Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Agen one

Perjalanan Xiao Chen dan Ling Ye, dua pendekar naga yang akan menjelajahi dunia untuk menumpaskan semua Iblis dan membela kemanusiaan.

inilah kisah suka dan duka 2 pendekar naga yang akan menjadi Legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33: Gua angin beku

​Setelah berjam-jam melawan badai salju yang kian mengganas, Xiao Chen dan Ling Ye akhirnya menemukan formasi bebatuan yang ditandai di peta—pintu masuk ke Gua Angin Beku.

​Gua itu bukanlah gua alam biasa. Pintu masuknya adalah celah sempit di antara dua tebing yang tertutup sepenuhnya oleh es tebal dan memancarkan Qi Beku yang sangat murni. Angin es menderu keluar dari celah itu dengan kekuatan yang memekakkan telinga, membawa serta butiran salju tajam.

​"Ini dia," kata Xiao Chen, suaranya teredam oleh syal dan angin. "Qi di sini terlalu murni dan terlalu kuat. Tidak ada Binatang Spiritual yang bisa tinggal di dalamnya, tapi rintangan Qinya sendiri adalah ujian Level tinggi."

​Mereka mengikat kuda mereka di balik batu besar untuk melindunginya dari angin terburuk. Kuda itu menggigil, meskipun memiliki darah Binatang Spiritual.

​Ling Ye melangkah maju. Ia menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan semua Qi Pemurnian Kristal Level 3 miliknya. Ia menyentuh es yang menutupi pintu masuk.

​"Aku tidak bisa menghancurkannya. Itu akan terlalu berisik dan menarik perhatian kelemahan kita," bisik Ling Ye. "Aku akan mengubah es itu menjadi air sementara."

​Ling Ye memfokuskan kehendaknya. Qi Putih Kristalnya mengalir ke es tebal itu. Ia memanipulasi Qi Beku di dalam es, memaksanya untuk kembali ke fase cair tanpa meningkatkan suhu—teknik manipulasi Qi air yang sangat sulit dan presisi.

​ZZZZIIIING!

​Es di pintu masuk berubah menjadi air yang mengalir deras dalam hitungan detik. Celah pintu masuk kini terbuka selebar dua meter.

​"Cepat! Aku tidak bisa menahannya lama-lama!" seru Ling Ye, wajahnya tegang karena memfokuskan Qi.

​Xiao Chen segera menerobos masuk. Ling Ye mengikutinya dan memutus aliran Qinya. Air itu membeku kembali seketika dengan suara KRAKK yang keras, menutup pintu masuk di belakang mereka.

​Di dalam Gua Angin Beku, suasana berubah total. Keheningan menggantikan badai, tetapi kegelapan total menyelimuti mereka. Udara di sini sangat dingin, tetapi stabil, dan angin hanya berbisik melalui lubang-lubang kecil.

​"Kegelapan ini... sangat total," bisik Ling Ye. "Aku tidak bisa melihat apa-apa."

​"Ini adalah Gua Ujian Spiritual," balas Xiao Chen, suaranya menggema pelan. "Penglihatan fisik tidak berguna. Kita harus mengandalkan indra spiritual dan Qi."

​Xiao Chen mengaktifkan Qi Dominasinya. Ia tidak melepaskannya sebagai aura, tetapi mengubahnya menjadi Jaringan Qi Dominasi—sebuah jaringan tak terlihat yang menyebar di sekelilingnya, membuat peta mental dari terowongan gua.

​"Gua ini berliku-liku dan penuh celah serta jurang. Tetaplah dekat denganku,Ling Ye." perintah Xiao Chen.

​Mereka mulai bergerak maju di dalam kegelapan. Xiao Chen memimpin dengan jaringan Qi Dominasi yang memetakan setiap inci bebatuan dan lubang tersembunyi.

​Saat mereka berjalan, Ling Ye tiba-tiba terhuyung.

​"Aku... aku merasa dingin!" seru Ling Ye. Qi Pemurnian Kristalnya berputar panik, tetapi rasa dingin yang asing itu menembus pertahanannya.

​Xiao Chen memeriksa Ling Ye dengan Jaringan Qi Dominasinya. "Ini bukan Qi Beku biasa. Ini adalah Residu Qi Abadi—dingin yang diciptakan oleh kultivator Level tinggi yang melewati sini. Dingin ini menargetkan inti hidup, bukan Qi pertahanan."

​Residu Qi Abadi ini adalah sisa-sisa jejak dari Kultivator Pendakian Abadi yang pernah menggunakan jalur ini di masa lampau, sengaja ditinggalkan untuk menguji ketahanan mereka yang mengikuti. walaupun begitu, kekuatan energinya pasti sangat berkurang dari pada dulu.

​"Aku akan menyalurkan Qi Dominasi ke meridianmu. Itu akan bertindak sebagai perisai yang lebih kuat terhadap dingin inti itu." kata Xiao Chen.

​Xiao Chen mengalirkan untaian Qi Dominasi yang dingin ke punggung Ling Ye. Qi hitam itu segera menyelimuti Dantian Ling Ye, menghalau Residu Qi Abadi.

​"Terima kasih. Aku merasa lebih baik," kata Ling Ye, napasnya lega. "Aku tidak pernah tahu Qi Dominasi bisa digunakan sebagai penghangat!"

​"Itu bukan penghangat. Itu adalah penolakan total terhadap dingin lain," koreksi Xiao Chen.

​Mereka melanjutkan perjalanan mereka yang sunyi, Xiao Chen memegang kendali atas arah dan Qi Dominasi, dan Ling Ye menjadi Perisai Beku dan sistem alarm mereka. Mereka tahu, jika mereka berhasil keluar dari Gua Angin Beku ini, Ibukota Kekaisaran hanya tinggal beberapa hari perjalanan di depan mereka.

​Perjalanan melintasi Gua Angin Beku terasa abadi. Xiao Chen dan Ling Ye bergerak seperti bayangan, Jaringan Qi Dominasi Xiao Chen berdenyut stabil, memimpin mereka melalui lorong-lorong gelap. Qi Beku dari Residu Qi Abadi terus mencoba merayap ke inti tubuh mereka, tetapi Qi Dominasi dan Qi Pemurnian Kristal mereka bekerja dalam harmoni yang kuat.

​Setelah berjalan selama hampir tiga jam, saat Ling Ye merasa Qi Pemurniannya hampir mencapai batasnya, Xiao Chen tiba-tiba berhenti.

​"Di depan," bisik Xiao Chen. "Ada cahaya."

​Di ujung terowongan, cahaya putih keperakan yang samar mulai terlihat, kontras tajam dengan kegelapan total yang telah menyelimuti mereka. Mereka mempercepat langkah mereka.

​Ketika mereka melangkah keluar dari celah terakhir gua, mereka dipukul oleh pemandangan dan udara yang berbeda. Mereka keluar di sisi Utara pegunungan.

​Udara di sini masih dingin, tetapi jauh lebih lembut dan tidak ada Qi Beku yang mendominasi. Ada campuran Qi Kayu dan Qi Bumi yang kaya, menghirup energi hidup yang asing bagi mereka setelah Gurun dan Rawa.

​Di hadapan mereka, membentang dataran tinggi yang landai dan hijau kusam, dengan hutan cemara yang padat menutupi kaki gunung. Salju mencair dengan cepat, menciptakan sungai-sungai kecil yang berkilauan.

​Xiao Chen menghela napas dalam-dalam untuk merasakan Qi Bumi yang menenangkan Qi Dominasinya yang terlalu banyak dipaksa bekerja di lingkungan es. Ling Ye segera memejamkan mata, menyerap Qi Kayu dan Qi Bumi yang kaya untuk memulihkan Qi Pemurniannya.

​Mereka segera bergerak turun menuju hutan, menghindari terlihat dari jalur gunung yang lebih tinggi. Setelah turun sekitar satu jam, mereka menemukan kuda mereka yang setia menunggu di pintu masuk yang kini kembali tertutup es.

​Mereka mengambil kuda itu, menarik kereta, dan bergerak ke tepi tebing tersembunyi di dalam hutan cemara.

​Dari sana, Xiao Chen memandang ke cakrawala di Selatan.

​Jauh di kejauhan, sebuah kota besar terbentang—Ibukota Kekaisaran. Itu bukan hanya kota, tetapi sebuah keajaiban yang memancarkan Qi Pertahanan yang sangat kuat, menjulang tinggi dengan menara-menara emas dan dinding batu yang memancarkan otoritas.

​"Itu adalah... Ibukota," bisik Ling Ye, matanya terbelalak oleh skala kemewahan dan kekuatan yang mereka lihat.

​Xiao Chen mengangguk kaku. Ia merasakan aura kultivator yang tak terhitung jumlahnya di dalam Ibukota, terutama pusat Qi yang menekan—seorang kultivator Level Transformasi Kekosongan yang pasti adalah Kaisar atau Penjaga Kekaisaran.

​"Kaisar mencapai Level Transformasi Kekosongan," gumam Xiao Chen, menekan Qi Dominasinya agar tidak bereaksi. "Kita tidak bisa mendekat sekarang. Kekuatan Level Pemurnian Qi kita akan terlihat seperti obor di malam hari."

​Xiao Chen menggelar peta di tanah, mengambil Inti Ular Kristal Level 5 dan menggunakannya sebagai pemberat kertas untuk peta.

​"Kita telah melewati semua rintangan alami. Sekarang, rintangan kita adalah jaringan kekuasaan," kata Xiao Chen. "Komandan Zhou Jin masih berpatroli di Selatan. Dia berpikir kita tidak akan pernah melewati Dataran Kabut Hitam. Keberadaan kita di Utara adalah keunggulan terbesar kita."

​"Lalu, apa rencana kita?" tanya Ling Ye, penuh konsentrasi.

​"Kita tidak akan langsung menuju gerbang utama Ibukota. Kita akan menuju ke Desa Bulan Sabit," tunjuk Xiao Chen ke sebuah titik kecil di peta, tersembunyi di antara hutan dan pertanian. "Desa itu terkenal sebagai tempat berkumpulnya pedagang herbal dan bahan alkimia sebelum memasuki Ibukota. Kita akan menjadi bagian dari rombongan pedagang mereka."

​Rencana itu sederhana namun brilian: bersembunyi di antara keramaian yang tidak penting dan berbau herbal—penyamaran yang telah mereka persiapkan dengan baik.

​"Kita menunggu empat hari di sini. Aku akan menggunakan Qi Air dari Inti ini untuk mengolah Qi Dominasiku lebih lanjut, dan kau... buat bakpao," putus Xiao Chen.

​"Bakpao yang diinfus Qi Bumi dari pegunungan!" seru Ling Ye, matanya berbinar. "Itu akan sangat tulus!"

​Xiao Chen memijat pelipisnya, menerima takdirnya untuk memiliki Perisai Sejati yang terobsesi dengan makanan.

​"Ya. Bakpao Qi Bumi. Sekarang, mari siapkan perkemahan dan mulai kultivasi."

​Mereka telah mencapai tepi arena kekuasaan. Babak terakhir dari perjalanan mereka baru saja dimulai.

​Empat hari yang mereka habiskan di hutan cemara di kaki Gunung Salju Abadi adalah masa ketenangan yang langka setelah perjalanan yang brutal. Tempat persembunyian mereka terlindung sempurna dari pandangan, dikelilingi oleh dedaunan lebat dan dilindungi oleh Qi Bumi yang kaya.

​Ling Ye bertanggung jawab atas logistik dan keamanan perimeter. Ia menggunakan Qi Pemurnian Level 3 untuk menciptakan selubung sensorik di sekitar perkemahan. Qi Putihnya beresonansi dengan Qi Kayu di hutan, mendeteksi setiap pergerakan Binatang Spiritual kecil atau tanda-tanda kultivator yang berpatroli.

​Xiao Chen, sementara itu, memasuki kultivasi mendalam yang difokuskan pada penempaan Qi Dominasinya dengan Inti Ular Qi Kristal Level 5.

​Xiao Chen duduk bersila di atas batu besar, Inti Kristal Biru diletakkan di telapak tangannya. Inti ini memancarkan Qi Beku murni yang kuat. Tujuan Xiao Chen bukan untuk naik level (Level 5 sudah memadai untuk sementara), tetapi untuk memurnikan Qi Dominasinya agar lebih stabil dan tidak mudah dideteksi.

​Ia menarik Qi Beku ke dalam meridiannya. Qi Beku ini melawan Qi Api dan Qi Bumi yang ia serap sebelumnya, menciptakan tekanan yang luar biasa.

​HUUUMMM!

​Di dalam Dantian-nya, Qi Dominasi Hitam berputar-putar, menggunakan Qi Beku itu untuk mendinginkan dan memadatkan intinya. Jika Qi Dominasinya sebelumnya adalah "baja tempaan panas", kini ia mengalami proses "pendinginan mendadak" dengan Qi Beku.

​Proses ini menghasilkan Qi Dominasi yang lebih tenang, lebih terkendali, dan lebih sulit dideteksi karena kekuatan dinginnya menutupi sifat agresifnya. Ini adalah penyamaran Qi yang tidak bisa ditiru oleh kultivator biasa.

​Setelah tiga hari, Inti Ular Kristal hancur menjadi debu. Xiao Chen membuka matanya. Ia tidak terlihat berbeda, tetapi aura Qi-nya telah berubah. Ia kini memancarkan aura yang sangat dingin dan netral, terlihat seperti kultivator Level Level 4 yang berspesialisasi pada Qi Es, bukan Pewaris Pedang Naga Langit yang mematikan.

​"Sempurna," gumam Xiao Chen. "Sekarang, bahkan Komandan Zhou Jin akan ragu untuk memeriksaku tanpa provokasi."

​Sementara Xiao Chen berkultivasi, Ling Ye menyelesaikan semua logistik. Ia memeriksa kereta dan memperkuat roda dengan Qi Bumi yang baru ia serap. Ia juga mengurus kuda, memberi makan dan memperkuat stamina Binatang itu.

​Yang terpenting, ia membuat 15 bakpao baru yang diinfus Qi Bumi dan Qi Kayu dari hutan.

​"Bakpao Qi Bumi adalah bakpao bertahan hidup," jelas Ling Ye kepada dirinya sendiri, sambil mengemasnya dengan sangat hati-hati. "Mereka memberikan fondasi yang sangat kuat untuk Dantian—sangat lebih baik daripada kopi racun itu."

​Ia juga mengatur muatan kereta dengan cerdik. Di bagian paling atas, ia meletakkan tumpukan herbal kering yang beraroma sangat kuat, yang secara alami menutupi aura Qi yang dilepaskan secara tidak sengaja oleh Xiao Chen atau Ling Ye. Di bawahnya, tersembunyi di dalam tumpukan karung, adalah Pedang Naga Langit milik Xiao Chen.

​Pada malam keempat, Xiao Chen memeriksa penyamaran Ling Ye.

​"Kau terlalu fokus pada pincangmu, Ling Ye. Pengawal yang sakit tidak akan memiliki bakpao yang tersusun rapi seperti ini." sindir Xiao Chen, menunjuk ke kotak bakpao di saku Ling Ye.

​"Ini bakpao medis, Xiao Chen! Mereka penting untuk menjaga postur sakitku!" balas Ling Ye.

​Xiao Chen hanya menghela napas. Ia mengatur ulang tumpukan bakpao Ling Ye dan memberi Ling Ye beberapa koin tembaga lagi.

​"Kita akan bergerak sebelum subuh. Kita menyusup ke Desa Bulan Sabit sebelum pedagang lain bangun. Ingat: Aku adalah pedagang herbal yang lelah dan tidak ingin masalah. Kau adalah pengawal sakit yang loyal dan tidak berguna dalam pertarungan," tegas Xiao Chen.

​Saat fajar pertama mulai menyentuh puncak gunung, mereka meninggalkan perkemahan mereka. Mereka menarik kereta mereka yang sarat muatan menuruni lereng, menyatu dengan kabut pagi yang tebal.

​Tujuan mereka: Desa Bulan Sabit, tempat mereka berencana menyelinap ke dalam rombongan pedagang besar yang akan segera menuju Gerbang Utara Ibukota Kekaisaran. Mereka tidak punya ruang untuk kesalahan lagi.

​Xiao Chen dan Ling Ye tiba di Desa Bulan Sabit tepat sebelum matahari terbit. Desa ini kecil namun sangat aktif, berfungsi sebagai titik transit terakhir bagi para pedagang yang ingin menghindari pajak dan pemeriksaan ketat di jalur utama. Udara dipenuhi oleh bau rempah-rempah, kain, dan keringat kuda.

​Mereka memposisikan kereta mereka di pinggiran alun-alun utama, berpura-pura mengatur herbal mereka. Mereka berusaha keras untuk tidak terlihat menarik perhatian.

​Ling Ye, mempertahankan pincangnya yang sempurna, membersihkan kuku kuda mereka, sementara Xiao Chen, dengan postur bungkuk dan topi lebar, mengatur botol-botol herbal di keretanya. Aura Qi Dominasi Beku Xiao Chen yang baru berhasil membuat Qinya terasa netral dan sedikit dingin, cocok dengan kesan pedagang herbal yang kedinginan di pagi hari.

​Tak lama kemudian, rombongan besar pedagang mulai berkumpul di tengah alun-alun. Rombongan ini dipimpin oleh seorang pria gemuk dan berwajah ramah bernama Paman Bao, yang memiliki pengawal pribadi yang berada di Level Pemurnian Qi 4. Rombongan ini terdiri dari puluhan kereta yang sarat muatan.

​"Mereka berangkat jam delapan pagi ini," bisik Ling Ye, tangannya mencengkeram gagang pisau kecil di bawah jubahnya, siap siaga meskipun pincang.

​Xiao Chen mengamati Paman Bao. "Paman Bao adalah pedagang yang disegani. Dia membayar pajak yang cukup besar, jadi rombongannya akan diperlakukan lebih baik di gerbang."

​Xiao Chen menarik napas dalam-dalam dan melangkah maju, membiarkan pincang Ling Ye terlihat di belakangnya.

​Xiao Chen mendekati Paman Bao dengan sikap merendah yang sangat sulit bagi Pewaris Pedang Naga Langit.

​"Tuan Bao," kata Xiao Chen dengan suara serak yang dipaksakan. "Hamba adalah pedagang herbal kecil bernama Xiao. Kami ingin bergabung dengan rombongan Anda menuju Ibukota. Kami tidak mampu membayar biaya pengawal mahal, tapi kami sangat membutuhkan perlindungan Anda."

​Paman Bao menyipitkan mata dan memindai Xiao Chen. Ia melihat kuda yang tampak kuat, tetapi pedagang itu terlihat lemah, dan pengawalnya (Ling Ye) terlihat hampir mati karena sakit.

​"Kami hanya membawa herbal yang tidak berharga. Hanya obat-obatan umum," tambah Xiao Chen, mengeluarkan segenggam kecil koin perunggu—semua uang tunai mereka.

​Paman Bao tertawa renyah. "Pedagang herbal, ya? Barang murah tapi beraroma kuat, aku yakin. Baik, aku kasihan pada pengawal tuamu itu. Berikan dua koin perak untuk biaya perlindungan. Kau akan berada di barisan belakang."

​Ling Ye menggerutu pelan. Dua koin perak setara dengan setengah dari sisa dana darurat mereka. Namun, Xiao Chen segera mengangguk, mengeluarkan koin itu, dan menyerahkannya tanpa ragu.

​"Terima kasih, Tuan Bao. Kami akan setia pada rombongan Anda." kata Xiao Chen, menundukkan kepala rendah.

​Paman Bao menggenggam koin perak itu dan berbalik. Namun, pengawal pribadinya (Pemurnian Qi Level 4), yang masih curiga pada aura Xiao Chen yang terlalu dingin, melangkah mendekat.

​"Tunggu," kata pengawal itu. "Herbal kalian berbau aneh. Aku akan memeriksanya."

​Pengawal itu melangkah ke kereta Xiao Chen.

​Tiba-tiba, Ling Ye melangkah di antara pengawal dan kereta. Posturnya sedikit tegak, dan pincangnya menghilang sesaat karena ketegangan.

​"Tuan! Tolong maafkan hamba," kata Ling Ye, wajahnya memohon dan berkeringat (karena menahan Qi). "Aku mohon, jangan sentuh! Itu bakpao pribadi hamba! Itu resep rahasia yang memperkuat paru-paru hamba yang sakit! Jika udara kotor masuk, efeknya hilang!"

​Ling Ye mengambil salah satu bakpao Qi Bumi miliknya yang berwarna kecokelatan dan menawarkannya kepada pengawal itu dengan tangan gemetar (juga otentik karena gugup).

​"Cobalah, Tuan! Ini makanan yang memulihkan! Jaminan tidak ada racun, hanya kebahagiaan tulus!"

​Pengawal itu terdengar bingung. Ia mengalihkan perhatiannya dari herbal ke bakpao. Ia merasakan Qi Bumi yang hangat dan nyata dari bakpao, kontras dengan rasa dingin samar dari Xiao Chen. Ia yakin bahwa seorang pengawal sakit yang terobsesi dengan bakpao tidak akan menjadi buronan Kekaisaran.

​Pengawal itu mengambil bakpao itu dengan senyum geli. "Baiklah. Simpan bakpao paru-parumu itu, pria tua. Pastikan kereta ini tidak menyebabkan masalah."

​Ling Ye menghela napas lega—bakpao lagi-lagi menyelamatkan mereka. Xiao Chen, yang mengawasi adegan itu dengan tatapan dingin, hanya mengangguk kecil.

​Mereka memposisikan kereta mereka di barisan belakang rombongan, menunggu keberangkatan. Mereka kini resmi menjadi bagian dari rombongan pedagang fana, selangkah lagi menuju Ibukota, di mana bahaya sesungguhnya—Komandan Zhou Jin Level Pemutus Jiwa 6—menanti.

​Rombongan pedagang mulai bergerak tepat pukul delapan pagi. Kereta Xiao Chen dan Ling Ye berada di barisan paling belakang, terselubung di antara aroma herbal dan debu jalanan.

​Perjalanan itu hanya memakan waktu tiga jam, tetapi setiap menit terasa panjang dan penuh ancaman. Jalan menuju Ibukota lebar dan berlapis batu, tetapi di setiap persimpangan, patroli Tentara Kekaisaran bertebaran, memindai setiap wajah dan setiap kereta dengan ketat.

​Ling Ye mempertahankan pincangnya dengan sempurna. Ia terus memakan bakpaonya di depan umum, memperkuat kesan pengawal lemah yang terobsesi dengan makanan. Xiao Chen mempertahankan Qi Dominasi Bekunya hingga tingkat minimum, membuatnya terasa seperti udara dingin biasa, bukan kekuatan kultivator Level 5.

​Akhirnya, siluet besar dari Gerbang Utara Ibukota Kekaisaran menjulang di depan mereka. Gerbang itu terbuat dari besi hitam dan dilindungi oleh formasi spiritual yang kuat—sebuah pertahanan yang mustahil untuk ditembus oleh kultivator Level mereka.

​Di Gerbang Utara, situasinya tegang. Ada antrian panjang pedagang, dan puluhan tentara berseragam perak-merah—Unit Harimau Perak—memeriksa setiap orang.

​Di tengah pemeriksaan, berdiri seorang pria yang memancarkan aura es yang dingin dan menghancurkan: Komandan Zhou Jin. Ia mengenakan baju zirah perak dengan jubah merah darah, dan wajahnya ditutupi bekas luka lama. Qinya, Pemutus Jiwa Level 6, mengalir seperti sungai es di sekitar gerbang, menekan semua kultivator Level bawah.

​"Zhou Jin. Dia secara pribadi yang melakukan pemeriksaan," bisik Xiao Chen, suaranya nyaris tak terdengar dan dingin seperti es.

​Ling Ye merasakan Qi Zhou Jin yang mematikan. Meskipun dilindungi oleh Qi Pemurnian Kristalnya, insting bertahan hidupnya berteriak ketakutan. Pemutus Jiwa adalah batasan yang mutlak bagi Pemurnian Qi.

​"Aku... aku merasa Qiku hampir lumpuh hanya karena berada di dekatnya," bisik Ling Ye, tangannya gemetar saat memegang kendali kuda.

​"Tahan. Jangan tunjukkan rasa takut. Jangan tunjukkan kekuatan apa pun," perintah Xiao Chen.

​Rombongan Paman Bao bergerak maju. Paman Bao tersenyum lebar dan menyerahkan surat izinnya kepada Kapten bawahan Zhou Jin.

​Kapten itu memeriksa surat dan melirik rombongan. Zhou Jin berjalan mendekat, matanya yang tajam dan berkilauan Qi memindai setiap kereta.

​Ketika Zhou Jin sampai di barisan belakang, di mana kereta Xiao Chen dan Ling Ye berada, ia berhenti.

​Ia tidak melihat ke Xiao Chen. Ia melihat lurus ke Ling Ye yang berjalan pincang dan menggigit bakpao dengan ekspresi kesakitan.

​Zhou Jin mengalirkan untaian Qi spiritual yang sangat halus ke arah Ling Ye. Untaian Qi itu ditujukan untuk menembus pertahanan Qi dan mendeteksi fluktuasi emosional seorang buronan.

​Ling Ye merasakan serangan spiritual itu menusuk jiwanya. Itu bukan serangan fisik, tetapi tekanan mental yang dapat memecah konsentrasi seorang kultivator Pemurnian Qi.

​Insting Ling Ye yang luar biasa muncul. Alih-alih melawan dengan Qi, Ling Ye mengubah responsnya menjadi respons fana. Ia tersedak bakpao yang sedang ia kunyah dan mulai batuk dengan suara yang keras, berjuang seolah-olah ia hampir mati karena tersedak.

​Zhou Jin menyaksikan adegan konyol itu. Aura spiritualnya hanya mendeteksi... kelelahan, penyakit paru-paru, dan panik karena tersedak makanan. Tidak ada fluktuasi Qi yang kuat.

​Zhou Jin menggelengkan kepala dengan penghinaan dan menarik Qi spiritualnya kembali.

​"Pedagang remeh!" gumam Zhou Jin dengan suara berat dan dingin. Ia kemudian melirik ke Xiao Chen, yang menundukkan kepala dan memancarkan aura Qi Es netral dari penempaan kristalnya, terlihat seperti pedagang herbal yang kedinginan.

​"Pergi. Kalian membuang-buang waktu," perintah Zhou Jin.

​Rombongan itu segera bergerak melewati gerbang. Baik Xiao Chen maupun Ling Ye tidak menunjukkan kelegaan apa pun sampai mereka berada seratus meter di dalam Ibukota.

​Di dalam, kota itu megah, tetapi penuh dengan mata-mata dan tentara yang berpatroli.

​Xiao Chen menghentikan kereta di jalur belakang dan menarik Ling Ye ke samping.

​"Kau... tersedak?" kata Xiao Chen, tatapannya intens.

​Ling Ye tersenyum lega dan mengambil napas dalam-dalam untuk pertama kalinya. "Aku benar-benar tersedak, Xiao Chen! Bakpao Qi Bumi itu terlalu padat! Tapi... tekanan spiritualnya membuatku panik dan membuat batukku otentik!"

​Xiao Chen tidak berkomentar tentang bakpao. Ia merasakan Qi Dominasi di dadanya bergetar karena ketegangan menghadapi Pemutus Jiwa.

​"Kau menyelamatkan kita lagi. Tapi kita tidak aman," putus Xiao Chen. "Kita masih di bawah pengawasan spiritualnya. Kita butuh dorongan Qi yang cepat dan tidak terdeteksi untuk menghilangkan Qi tekanan ini."

​Xiao Chen mengingat solusi gila Ling Ye.

​"Ling Ye. Kopi yang beracun itu. Keluarkan Sekarang!" perintah Xiao Chen, tanpa humor.

​Ling Ye terkejut melihat Xiao Chen akhirnya meminta kopi. Ia segera mengeluarkan termos kecil berisi kopi kental yang ia simpan dari Yuanxian.

​"Kopi agresi fana! Segera, Komandan!" seru Ling Ye, tersenyum lebar.

​Xiao Chen menerima termos itu dan meneguk kopi pahit itu sekali tegukan—membiarkan kejutan kafein dan kepahitan yang brutal membersihkan tekanan spiritual dari Zhou Jin.

​Mereka telah masuk ke sarang harimau. Misi mereka di Ibukota Kekaisaran baru saja dimulai.

​Di dalam gerbang, Ibukota Kekaisaran adalah dunia yang berbeda dari daerah pinggiran. Jalanan lebar dan bersih, aura Qi Kekuasaan yang dipancarkan oleh istana di pusat kota menindas siapa pun yang berani melangkah dengan sombong.

​Xiao Chen dan Ling Ye mengikuti rombongan Paman Bao ke distrik pedagang Timur. Mereka mempertahankan penyamaran mereka; Xiao Chen mendorong kereta dengan postur pedagang yang lesu, sementara Ling Ye sesekali batuk keras dan memakan bakpaonya.

​Mereka menyewa kamar kecil di penginapan tingkat dua yang penuh sesak dengan pedagang lain. Lokasi ini tidak mewah, tetapi penuh dengan bisikan dan informasi.

​Begitu berada di kamar, Xiao Chen membuang topi lebarnya. Ia merasakan Qi Transformasi Kekosongan Kaisar berdenyut dari pusat Ibukota, sebuah tekanan spiritual yang konstan dan menghancurkan.

​"Kita tidak bisa tinggal lebih dari tiga hari di sini,Ling Ye." putus Xiao Chen. "Semakin lama kita di Ibukota, semakin besar kemungkinan kita terdeteksi oleh jaringan mata-mata Zhou Jin."

​Ling Ye mengangguk serius. Ia mengamankan Pedang Naga Langit di bawah lantai papan yang longgar dan menyimpan bakpaonya di tempat yang sama amannya.

​"Tujuan kita sekarang adalah menemukan Makam Leluhur Seribu Tahun." kata Xiao Chen, menggelar peta Ibukota yang baru ia beli dari seorang informan di penginapan. "Itu adalah tempat yang sangat tersembunyi. Kita perlu informasi spesifik."

​Xiao Chen memutuskan untuk memanfaatkan Ling Ye dalam mencari informasi, karena Ling Ye tampak tidak berbahaya dan mudah dikasihani dalam penyamarannya.

​Ling Ye turun ke kedai minum di bawah penginapan, membawa sekantung koin tembaga dan bakpao Qi Bumi yang terkenal. Ia mencari pedagang yang terlihat suka berbicara setelah beberapa gelas arak.

​Ling Ye duduk di sudut, menciptakan ilusi bahwa ia terlihat bingung dan sangat membutuhkan bantuan. Ia mulai mengobrol dengan seorang pedagang tua yang terlihat letih bernama Old Wei, yang terobsesi dengan obat-obatan umur panjang yang terbuat dari akar langka.

​"Maaf, Tuan Wei," kata Ling Ye dengan suara bergetar dan batuk kecil yang autentik. "Aku mencari akar herbal yang sangat tua dan hanya tumbuh di tanah makam kuno yang sangat dingin... tempat yang tidak pernah terkena sinar matahari."

​Old Wei tertarik. "Makam kuno? Tumbuh di makam? Kau mencari herbal Qi Gelap, nak! Itu sangat ilegal di Ibukota!"

​"Bukan untuk dijual, Tuan! Hanya untuk menyelamatkan nyawa Tuan kami," Ling Ye mengeluarkan salah satu bakpao Qi Bumi dan menawarkannya. "Ini bakpao pemulihan! Cobalah!"

​Old Wei tergoda oleh Qi Bumi yang hangat di bakpao. Ia menerimanya dan menggigitnya dengan hati-hati. Ia segera merasakan dorongan Qi yang lembut.

​"Baiklah, baiklah. Aku kasihan pada tuanmu yang sakit. Makam kuno di Ibukota hanya ada satu yang seperti itu," bisik Old Wei, matanya berputar ke sekeliling. "Itu adalah Pemakaman Kerajaan Lama di Bawah Sektor Barat. Tempat itu ditutup dan dijaga oleh Formasi Qi Kematian. Hanya keluarga Kerajaan dan kasta tertinggi yang boleh masuk."

​"Pemakaman Kerajaan Lama..." ulang Ling Ye, berpura-pura mencatatnya di papan kecilnya.

​"Dan dengar, ada jalur rahasia yang hanya diketahui oleh pembersih kuburan yang sudah tua... Tapi kau tidak akan pernah bisa menemukannya," tambah Old Wei, tersenyum misterius.

​Ling Ye kembali ke kamar dan menyampaikan informasi itu kepada Xiao Chen, yang telah menyelesaikan meditasinya dan kini terlihat dingin dan penuh perhitungan.

​"Pemakaman Kerajaan Lama. Sektor Barat," kata Xiao Chen, menarik garis di peta. "Sangat logis. Makam leluhur pasti tersembunyi di bawah tempat paling sakral. Formasi Qi Kematian adalah perlindungan sempurna dari Kaisar."

​"Kita perlu jalur rahasia yang disebutkan Old Wei," kata Ling Ye.

​"Kita tidak perlu mencarinya," balas Xiao Chen, senyum tipis muncul di bibirnya. "Jika itu jalur rahasia yang hanya diketahui oleh satu kasta atau profesi, itu pasti ada di peta yang lebih kuno."

​Xiao Chen mengambil sisa uang mereka dan segera pergi untuk mencari toko buku kuno di distrik lain, meninggalkan Ling Ye di penginapan untuk menjaga kereta dan membuat bakpao baru—bakpao spesialisasi Qi Gelap untuk penyamaran.

​Saat matahari mulai terbenam, Xiao Chen kembali dengan selembar kulit tua yang berharga di tangannya.

​"Aku menemukannya," kata Xiao Chen, matanya bersinar dingin. "Jalur rahasia pembersih kuburan yang lama. Sekarang, kita hanya perlu malam dan penyamaran yang sempurna untuk masuk ke Sektor Barat."

​Mereka telah menemukan lokasi. Aksi sesungguhnya di Ibukota Kekaisaran akan dimulai di bawah kegelapan.

​Malam di Ibukota Kekaisaran sama sibuknya dengan siang hari, tetapi nuansanya berbeda. Di distrik pedagang, bau masakan dan kebisingan tetap ada. Namun, di Sektor Barat, tempat Pemakaman Kerajaan Lama berada, suasananya dingin, sunyi, dan sangat menindas.

​Xiao Chen dan Ling Ye memutuskan untuk bergerak tepat setelah tengah malam, ketika patroli berganti shift dan kebisingan mereda.

​Mereka mengubah penyamaran mereka sedikit untuk memasuki Sektor Barat yang dijaga ketat.

​Xiao Chen tidak menggunakan jubah pedagangnya. Ia mengenakan jubah hitam yang tidak mencolok dan mengaktifkan Qi Dominasi Bekunya hingga tingkat yang sangat halus—membuatnya terasa seperti bayangan dingin yang bergerak cepat. Ia membawa Pedang Naga Langit di bawah jubahnya, diselimuti kain hitam yang menyerap suara.

​Ling Ye memainkan peran yang lebih penting dalam penyamaran ini. Ia mengoleskan bubuk hitam di sekitar matanya untuk memperkuat kesan bayangan dan menggenggam salah satu Bakpao Qi Gelap (yang dibuat dengan ramuan herbal gelap dari pasar) di tangannya.

​Ia mengaktifkan Qi Pemurniannya dengan cara yang unik: ia membiarkannya menyerap Qi Gelap yang merayap di udara malam Ibukota. Alih-alih Qi Putih, ia kini memancarkan aura Qi Abu-abu Gelap yang lembut—seolah-olah ia adalah kultivator Level rendah yang berspesialisasi dalam Qi Kematian atau Qi Gelap.

​"Ingat," bisik Xiao Chen, matanya bersinar dingin di bawah kegelapan. "Kita adalah pelayan Pemakaman yang bekerja lembur. Kita telah menyatu dengan Qi Malam Ibukota."

​Mereka meninggalkan kereta dan kuda mereka di sebuah gudang terbengkalai di distrik pedagang, dilindungi oleh formasi Qi Dominasi minimal. Mereka berjalan kaki menuju Sektor Barat.

​Sektor Barat dipisahkan dari kota lain oleh dinding batu tinggi dan dijaga oleh Tentara Kerajaan yang berada di Level Pemurnian Qi 5—setara dengan kekuatan Qi Xiao Chen.

​Xiao Chen menggunakan jalur belakang yang ditemukan di peta kulit kuno—sebuah gang sempit yang penuh sampah dan selokan yang mengalirkan limbah Qi dari istana.

​Saat mereka menyusup di sepanjang gang, mereka harus berhadapan dengan patroli Level 5.

​"Jangan bergerak! bisik Xiao Chen. Ia menarik Ling Ye ke balik tumpukan karung yang berbau busuk.

​Patroli berhenti tepat di depan mereka. Pemimpin patroli mengaktifkan Qi spiritual untuk memindai area itu.

​Xiao Chen mematikan semua Qinya selain Qi Dominasi Beku minimalnya, bercampur dengan dinginnya dinding batu. Ling Ye melakukan hal serupa, Qi Abu-abu Gelapnya berfungsi ganda sebagai kamuflase Qi yang menyerupai limbah spiritual di selokan.

​Kapten patroli merasakan Qi dingin dan Qi Gelap yang melemah. Ia menganggapnya sebagai sisa-sisa Qi limbah dari Pemakaman di dekatnya.

​"Tidak ada apa-apa," gerutu Kapten itu. "Lanjutkan!"

​Patroli itu berlalu. Xiao Chen menarik napas lega secara internal.

​Mereka melanjutkan perjalanan di gang sempit, mengikuti pola batu yang ditunjukkan di peta.

​Akhirnya, mereka sampai di dinding batu tebal yang diselimuti lumut. Xiao Chen menyentuh area tertentu yang ditandai silang di peta—sebuah batu yang sedikit menonjol.

​Xiao Chen mengaktifkan Qi Dominasinya dan mendorong batu itu dengan kekuatan yang sangat presisi.

​GRRIIIIIT!

​Batu itu bergeser dengan suara berdecit yang mengerikan, memperlihatkan celah yang sempit dan gelap—Pintu Rahasia Pembersih Kuburan yang kuno.

​Dari dalam celah, udara yang sangat dingin dan padat Qi Kematian mengalir keluar.

​"Ini dia," kata Xiao Chen. "Qi Kematian ini terlalu kuat. Formasi di sini sangat kuat."

​Ling Ye menggigit Bakpao Qi Gelapnya dan membiarkan Qi Abu-abu Gelapnya memadat. "Aku siap. Qi Pemurnianku telah beradaptasi dengan Qi ini. Aku bisa menjadi perisai hidup melawan Qi Kematian."

​Mereka menyusup melalui celah itu, meninggalkan cahaya samar Ibukota di belakang mereka. Mereka kini berada di bawah Formasi Qi Kematian dari Pemakaman Kerajaan Lama, selangkah lagi menuju Makam Leluhur Seribu Tahun. Mereka telah melewati semua rintangan luar; tantangan terakhir dan terbesar menanti mereka di bawah tanah.

​Setelah melewati pintu rahasia, Xiao Chen dan Ling Ye berada di dalam Formasi Qi Kematian dari Pemakaman Kerajaan Lama. Udara di sini sangat dingin, lembap, dan berat, memancarkan Qi Kematian yang kental—energi sisa dari para bangsawan yang dimakamkan di sini.

​Xiao Chen mengaktifkan Qi Dominasinya sebagai penghalang spiritual—ia menolak Qi Kematian, menciptakan zona netral di sekelilingnya. Namun, tekanan Formasi itu begitu kuat sehingga ia harus berhati-hati agar tidak menggunakan terlalu banyak Qi, yang dapat memicu alarm spiritual.

​Ling Ye melangkah di depan Xiao Chen. Dengan Qi Abu-abu Gelapnya yang baru, ia beresonansi dengan Qi Kematian itu.

​"Aku bisa bergerak lebih mudah di sini, Xiao Chen," bisik Ling Ye, suaranya rendah. "Qi Pemurnianku mengubah Qi Kematian menjadi semacam selubung perlindungan. Aku akan memimpin."

​Mereka bergerak menyusuri koridor batu yang tidak dihiasi dan sangat sempit. Koridor itu berliku-liku curam ke bawah, menuju lapisan-lapisan tanah yang lebih dalam.

​Semakin dalam mereka pergi, semakin besar tekanan spiritual yang mereka rasakan. Formasi ini tidak hanya menghalangi entri fisik, tetapi juga menyerang pikiran dengan ilusi dan bisikan dari jiwa-jiwa yang terperangkap.

​Xiao Chen merasakan Qi Kematian itu mencoba merayap ke ingatannya—ilusi tentang masa lalunya yang penuh darah dan penyesalan. Ia mengabaikannya dengan kemauan Dominasi yang dingin.

​Namun, Ling Ye tiba-tiba berhenti, matanya melebar karena ketakutan.

​"Xiao Chen... di sana..." bisik Ling Ye, jari telunjuknya gemetar.

​Di ujung koridor, sesosok bayangan terlihat—pria berpakaian perak yang memancarkan aura kehancuran. Itu adalah sosok ilusi dari Komandan Zhou Jin Level Pemutus Jiwa 6. Sosok itu berdiri diam, menatap mereka dengan mata tanpa emosi.

​"Dia menungguku," kata Ling Ye, suaranya penuh keputusasaan. "Dia mengalahkanku di Gerbang."

​Xiao Chen segera menyentuh bahu Ling Ye. Qi Dominasi Beku mengalirkan kejernihan ke pikiran Ling Ye.

​"Itu ilusi, Ling Ye. Zhou Jin tidak akan berada di Pemakaman Kerajaan. Aura Qinya tidak ada," tegas Xiao Chen. "Dia menggunakan Qi spiritualnya untuk membuat Formasi berpikir bahwa dia berhasil menemukan kita."

​Ling Ye menggelengkan kepalanya dan menghirup napas dalam-dalam. Ilusi itu hancur, hanya menyisakan koridor gelap yang kosong.

​"Formasi ini menargetkan kelemahan mental kita lagi." kata Ling Ye, menggosok wajahnya. "Aku harus fokus."

​Mereka melanjutkan perjalanan, kini lebih waspada. Xiao Chen menggunakan peta kulit kunonya, membandingkan pola batu di dinding dengan garis spiritual yang digambar di peta.

​"Kita harus mencapai Level Lima puluh Meter di bawah tanah," gumam Xiao Chen. "Makam Leluhur Seribu Tahun tidak terletak di Formasi utama, tetapi di ruang tersembunyi di bawah Formasi."

​Akhirnya, mereka mencapai ruangan bundar kecil yang terdapat tangga batu yang berputar curam ke bawah. Tangga itu diselimuti lumut dan tidak memiliki cahaya sama-pun.

​"Ini adalah jalur yang tidak digunakan oleh Formasi," kata Xiao Chen. "Ini pasti pintu masuk."

​Mereka turun perlahan. Setelah perjalanan yang sangat panjang, mereka mencium bau yang sangat khas—bau debu kuno dan Qi spiritual yang sangat tua dan terkondensasi.

​Di dasar tangga, terbentang sebuah ruangan yang sangat besar, dindingnya terbuat dari granit hitam yang memancarkan Qi kuno. Di tengah ruangan, terdapat sebuah sarkofagus batu yang dihiasi dengan ukiran naga yang memudar. Di atas sarkofagus itu, tertulis dalam bahasa kuno:

​Di sini bersemayam Leluhur Pertama, sang Pendiri Pedang Naga Langit.

​Mereka telah menemukannya. Makam Leluhur Seribu Tahun yang mereka cari selama perjalanan yang mematikan.

​"Makam itu... memancarkan Qi yang sangat besar," kata Ling Ye, tercengang. "Itu jauh lebih kuat dari Level Pemutus Jiwa."

​Xiao Chen mengabaikan Qi itu. Ia maju ke sarkofagus, Pedang Naga Langit di punggungnya mulai bergetar hebat—beresonansi dengan makam.

​Xiao Chen tahu bahwa harta karun yang dapat mengubah nasib mereka tersembunyi di dalam makam ini. Namun, memperolehnya adalah tantangan terakhir yang lebih besar daripada sekadar Formasi dan Zhou Jin.

​Xiao Chen melangkah maju ke sarkofagus granit hitam yang diselimuti ukiran naga yang memudar. Qi spiritual yang memancar dari makam itu begitu padat dan tua, menyebabkan udara di ruangan itu bergetar.

​Xiao Chen mengeluarkan Pedang Naga Langit dari balik jubahnya. Begitu bilah pedang yang dingin itu terpapar, pedang itu bersinar dengan cahaya hitam yang lembut dan beresonansi kuat dengan makam.

​Di depan sarkofagus, terdapat sebuah cekungan kecil yang berbentuk sempurna untuk menampung gagang Pedang Naga Langit.

​"Ini adalah kunci," bisik Ling Ye, tercengang melihat kecocokan sempurna itu.

​Xiao Chen meletakkan gagang Pedang Naga Langit ke dalam cekungan.

​KLIK!

​Segera setelah pedang itu terkunci pada tempatnya, seluruh ruangan bergetar hebat. Qi spiritual yang terkondensasi selama seribu tahun meledak keluar dari sarkofagus, mengalir deras ke Pedang Naga Langit.

​Pedang itu berputar-putar di cekungan, menyerap Qi kuno dengan rakus. Ukiran naga di sarkofagus mulai bersinar dengan cahaya emas.

​KRAKKKKK!

​Penutup sarkofagus yang berat bergeser perlahan ke samping, memperlihatkan isi makam itu.

​Di dalamnya tidak ada jenazah, tetapi hanya satu benda: sebuah gulungan kulit tua yang terikat tali emas, diletakkan di atas alas Qi spiritual murni.

​"Itu... Warisan Pendiri," gumam Ling Ye, matanya tidak percaya.

​Xiao Chen melangkah maju dan mengambil gulungan itu. Saat tangannya menyentuh gulungan itu, Pedang Naga Langit melompat keluar dari cekungan dan terbang kembali ke tangan Xiao Chen, bersinar dengan kekuatan yang diperbarui.

​Begitu Xiao Chen memegang gulungan itu, sebuah pesan spiritual yang sangat kuat menyerang pikirannya—suara yang berat dan penuh otoritas:

​"Pewaris, kau telah melewati ujian gurun, es, dan kegelapan. Warisan yang kau pegang bukanlah teknik kultivasi, melainkan 'Kitab Strategi Langit'. Kitab ini berisi kunci untuk menyatukan Faksi dan mengalahkan musuh sejati Kekaisaran. Gunakan kebijaksanaan, bukan hanya kekuatan."

​Pesan itu berakhir, dan gulungan itu terasa berat dan penuh pengetahuan di tangan Xiao Chen.

​Saat mereka berpikir bahwa mereka telah berhasil, aura Qi spiritual di ruangan itu berubah dari kuno menjadi agresif dan melindungi.

​DUARRR!

​Dari granit hitam di belakang sarkofagus, muncul sosok Penjaga Spiritual. Itu adalah golem batu setinggi dua meter, dibentuk oleh Qi spiritual murni dari makam, dan memancarkan kekuatan Level Pemutus Jiwa 3!

​"INTRUDER! KEMBALIKAN WARISAN!" raung Penjaga itu, suaranya memecah keheningan makam.

​Penjaga itu mengangkat tinju batu besarnya dan menghantam ke arah Xiao Chen dan Ling Ye.

​"Penjaga Spiritual!" seru Ling Ye. "Xiao Chen, kita harus mundur! Kita tidak bisa melawan Pemutus Jiwa Level 3!"

​Xiao Chen mendorong Ling Ye menjauh dari serangan itu. Ia menjepit gulungan itu di bawah lengan kirinya dan mengangkat Pedang Naga Langit di tangan kanan.

​"Mundur bukan pilihan! Pintu masuk telah disegel! Kita harus mengalahkannya untuk keluar dari Formasi! Gunakan Qi Beku Kristalmu!" teriak Xiao Chen.

​Pertarungan terakhir dan paling berbahaya dalam perjalanan ini, melawan entitas Level Pemutus Jiwa, baru saja dimulai di kedalaman Ibukota Kekaisaran.

​Raungan Golem Batu, Penjaga Spiritual Level Pemutus Jiwa 3, memecah keheningan makam. Tekanan Qinya menghantam mereka seperti dinding padat, membuat pernapasan mereka tercekat. Golem itu terbuat dari granit hitam Formasi, dan memancarkan Qi Kematian yang kental.

​Xiao Chen tidak punya pilihan selain melawan. Ia mendorong gulungan Warisan itu ke tangan Ling Ye.

​"Lindungi itu!" teriak Xiao Chen. Ia mengangkat Pedang Naga Langit, mengabaikan peringatan tentang kekuatan musuh.

​Golem itu mengayunkan tinju batunya yang setara dengan palu godam ke arah Xiao Chen.

​BOOOM!

​Xiao Chen menggunakan Qi Dominasi Bekunya yang baru untuk menciptakan Lapisan Qi Hitam di sekelilingnya dan mengelak ke samping. Tinju Golem menghantam dinding granit di belakangnya, mengguncang seluruh ruangan dan membuat debu kuno beterbangan.

​Xiao Chen melancarkan serangan balik. Ia melonjak dan menusukkan Pedang Naga Langit ke rongga leher Golem. Qi Dominasi Level 5 miliknya meledak saat bilah menyentuh granit.

​KREK! DING!

​Bilah itu hanya menembus sedalam satu inci, meninggalkan retakan kecil di granit, tetapi gagal menembus inti. Qi Kematian Golem segera menyerap sebagian Qi Dominasi Xiao Chen.

​"Dia terlalu padat!" seru Xiao Chen, terhuyung mundur saat Golem itu membalas dengan sapuan kaki yang cepat.

​Ling Ye berusaha membantu. Ia menarik napas dan memfokuskan semua Qi Pemurnian Kristal Level 3 miliknya. Ia menciptakan Perisai Es Kristal yang paling tebal dan murni yang pernah ia buat, berharap dapat memperlambat Golem.

​"Perisai Beku!" teriak Ling Ye, melemparkan perisai es itu ke kaki Golem.

​Perisai Es itu membungkus kaki Golem. Namun, Golem itu mengabaikannya. Ia menghentakkan kakinya yang terbungkus es.

​KRAK! HANCUR!

​Es Kristal Ling Ye pecah menjadi debu yang berterbangan dalam sekejap. Golem itu bahkan tidak melambat. Ia berjalan lurus ke arah Ling Ye, mengayunkan lengannya.

​"Ling Ye, AWAS!" teriak Xiao Chen, bergegas untuk mencegat serangan.

​Xiao Chen menggunakan dirinya sebagai umpan, menerima pukulan itu di bahunya saat ia mengayunkan pedang ke pinggang Golem.

​BRAKKK!

​Xiao Chen terlempar melintasi ruangan, menabrak dinding granit dengan kekuatan yang mengerikan. Jubahnya robek, dan ia merasakan tulang bahunya hampir remuk. Napasnya tercekat, dan Qi Dominasinya hancur di area benturan.

​Xiao Chen berdiri kembali dengan kesulitan besar, darah menetes dari sudut mulutnya. Ia menyadari bahwa satu pukulan lagi akan membunuhnya. Level Pemutus Jiwa adalah celah yang tidak dapat ditutup dengan hanya Pemurnian Qi Level 5.

​"Kita harus mengincar Inti Qinya! Dia menggunakan Qi Kematian sebagai energinya!" teriak Xiao Chen kepada Ling Ye, suaranya serak.

​Ling Ye memaksakan dirinya untuk bangkit. Ia menciptakan bola Qi Abu-abu Gelap di tangannya, menggabungkan Qi Kematian dari lingkungan dengan Qi Pemurniannya. Ia melemparkannya ke dada Golem, berharap Qi yang serupa dapat mengganggu alirannya.

​PUF!

​Bola Qi melekat di dada Golem, menciptakan asap hitam, tetapi Golem itu tertawa dengan suara berderak dan menghilangkan Qi itu.

​Xiao Chen melakukan serangan terakhir yang nekat. Ia mengaktifkan seluruh Qi Dominasinya, mengalirkan energi yang tersisa dari Inti Ular Kristal. Pedang Naga Langit memancarkan cahaya hitam terang, kekuatan serangannya melampaui batas Level 5-nya.

​Xiao Chen menerjang ke depan dan menusukkan Pedang Naga Langit ke retakan kecil yang ia buat di leher Golem tadi.

​RRRRIIIPPP!!!

​Pedang itu menembus dua inci lebih dalam. Golem itu berteriak kesakitan untuk pertama kalinya. Celah di lehernya kini memancarkan Qi Kematian yang tidak stabil.

​Namun, Golem itu menarik Pedang Naga Langit dari lehernya dengan kekuatan kasar dan melemparkannya ke dinding. Pedang itu jatuh dengan suara dentingan yang jauh.

​Golem itu berbalik ke Xiao Chen. Intinya sedikit terluka, tetapi fisiknya masih utuh.

​"KEMATIAN," raung Golem itu, mengangkat tangan untuk menghancurkan Xiao Chen.

​Xiao Chen terlalu lelah dan terlalu terluka untuk bergerak. Ia hanya bisa melihat tinju granit itu turun ke arahnya, menerima takdirnya.

​Ling Ye, melihat sahabatnya akan mati, berteriak dengan keputusasaan murni. Ia melompat ke depan Xiao Chen, mengangkat kedua tangannya, dan memfokuskan semua Qi Pemurniannya, tidak untuk pertahanan, tetapi untuk memancarkan Qi Putih Kristal ke titik lemah di leher Golem yang terluka.

​FZZZZRRRR!!!

​Qi Putih Murni Ling Ye menghantam celah di leher Golem. Golem itu membeku sesaat karena kontras Qi yang menyakitkan.

​Tinju Golem itu turun lalu melumat bahu Ling Ye dan menghancurkan Perisai Qinya.

​Ling Ye ambruk di samping Xiao Chen, wajahnya pucat pasi, darah mengalir dari bahunya. Qinya habis total.

​Namun, serangan Golem itu terhenti sesaat. Celah di lehernya mengeluarkan asap dan berderak.

​Xiao Chen terhuyung bangkit, menggenggam gulungan Warisan itu. Mereka berdua hampir mati, tulang mereka retak, dan Qi mereka terkuras, tetapi Golem itu hanya tergores dan terganggu sebentar. Mereka gagal menutup celah kekuatan.

​Golem Batu tidak menunjukkan belas kasihan. Setelah menghancurkan Ling Ye, ia mengangkat tinjunya yang retak untuk memberikan pukulan terakhir kepada Xiao Chen. Ruangan itu dipenuhi Qi Kematian yang kini berputar liar, mencerminkan kemarahan Penjaga.

​Xiao Chen tidak bisa bergerak. Ia terjebak di antara dinding granit dingin dan kematian yang akan datang.

​Saat tinju granit itu turun, pandangan mata Xiao Chen tertuju pada gulungan Warisan—Kitab Strategi Langit—yang terjepit di lengannya. Meskipun belum dibuka, pesan spiritual yang ia terima sebelumnya terngiang di benaknya: "Gunakan kebijaksanaan, bukan hanya kekuatan."

​Kebijaksanaan. Xiao Chen memaksa pikirannya yang berkunang-kunang untuk bekerja cepat di bawah tekanan Pemutus Jiwa.

​Mengapa Golem ini hanya tergores? Karena ia bukan Pemutus Jiwa biasa. Ia disusun dari granit dan diberi daya oleh Qi Kematian yang murni dari Formasi Pemakaman!

​Memukulnya adalah membuang Qi melawan Formasi. Kuncinya adalah memutus sumber daya Formasi itu sendiri.

​Mata Xiao Chen tertuju pada alas Qi spiritual yang kosong tempat gulungan Warisan itu terbaring. Itu adalah fokus Qi makam!

​"Ling Ye! Lakukan yang terburuk! Aku butuh lima detik!" teriak Xiao Chen, suaranya serak karena rasa sakit, tetapi penuh otoritas Dominasi yang dingin.

​Ling Ye, tersengal-sengal dan hampir pingsan, memahami perintah itu. Ia memaksakan diri untuk mengangkat tangan kanannya yang masih berfungsi. Ia mengumpulkan Qi terakhirnya yang tercemar Qi Kematian dan menciptakan ilusi yang samar.

​Ling Ye memancarkan Qi ke arah leher Golem yang sedikit retak, menciptakan kilatan Putih Kristal yang sangat terang dan menyiksa mata Qi Golem.

​Golem itu terkejut oleh kilatan menyakitkan dan menghentikan pukulannya sebentar, melindungi matanya.

​Lima detik!

​Xiao Chen mengabaikan rasa sakit di bahunya yang hancur. Ia berlari tertatih ke Pedang Naga Langit yang terlempar di dinding. Ia menyambar pedang itu dan mengalirkan semua Qi Dominasi Bekunya ke bilah.

​Xiao Chen menerjang ke alas Qi granit tempat Warisan itu berada, bukan ke Golem.

​Gerakan Strategi Langit: Tebasan Pemutus Inti.

​Xiao Chen menghantamkan Pedang Naga Langit ke pusat alas Qi itu. Pedang itu, yang baru saja menjadi kunci dan penyerap Warisan, kini menjadi alat disrupsi yang sempurna.

​ZZZZZZTTTT!!! KRAKKK!!!

​Cahaya emas dari ukiran naga meledak dari alas Qi. Energi Qi Kematian yang mengalir ke Golem terputus secara brutal.

​RAUNGAN!!!

​Golem Batu mengeluarkan raungan yang bukan lagi amarah, tetapi rasa sakit dan keputusasaan. Tubuhnya bergetar hebat. Qi spiritualnya mengering dalam sekejap.

​Tinju batunya ambruk ke lantai, dan tubuh granitnya mulai retak dan kembali menjadi debu dan fragmen batu biasa. Goyangan di ruangan itu berhenti.

​Penjaga Spiritual itu dinetralkan—bukan dengan kekuatan mentah, tetapi dengan memotong sumber dayanya.

​"Selesai," bisik Xiao Chen, terhuyung-huyung. Ia menarik Pedang Naga Langit dari alas yang kini retak dan tidak memancarkan Qi lagi.

​Ia segera berlari ke Ling Ye, yang terbaring tak sadarkan diri, darah membasahi jubahnya.

​Xiao Chen mengambil gulungan Warisan itu, memasukkannya ke saku terdalam jubahnya, dan menggenggam lengan Ling Ye. Ia mengaktifkan Qi Dominasi terakhirnya untuk mengangkat tubuh Ling Ye dan menopangnya di bahu yang tidak terluka.

​"Kita keluar dari sini," gumam Xiao Chen. "Sekarang!"

​Mereka berjalan terhuyung-huyung kembali ke tangga batu. Mereka memanjat tangga yang curam itu dengan sisa energi yang mereka miliki, meninggalkan sarkofagus yang terbuka dan debu Golem Batu di ruangan di bawah.

​Saat mereka keluar melalui pintu rahasia di Sektor Barat Ibukota, Xiao Chen memblokir pintu itu dengan batu besar dan mengalirkan Qi Dominasi Beku di atasnya, menyegel makam itu sekali lagi.

​Mereka berhasil membawa Warisan. Namun, mereka babak belur, hampir mati, dan kini berada di Ibukota tanpa Qi untuk pertahanan, diburu oleh Komandan Zhou Jin. Prioritas utama mereka kini bukan lagi Warisan, melainkan bertahan hidup dari cedera fatal.

​Xiao Chen membawa Ling Ye yang tak sadarkan diri keluar dari pintu rahasia Pemakaman Kerajaan Lama. Udara malam Ibukota menusuk dingin ke luka terbuka mereka, tetapi Xiao Chen mengabaikan rasa sakit di bahu kanannya yang remuk.

​Ia berlari tertatih-tatih melalui gang-gang gelap di Sektor Barat, menuju gudang terbengkalai tempat mereka meninggalkan kereta.

​Sesampainya di gudang, Xiao Chen merebahkan Ling Ye di atas tumpukan jerami. Wajah Ling Ye pucat pasi, dan denyut Qi Pemurniannya sangat lemah, hampir padam.

​Xiao Chen segera merobek jubah yang berlumuran darah di bahu Ling Ye. Cedera Ling Ye jauh lebih parah daripada milik Xiao Chen. Pukulan Golem Batu telah menghancurkan beberapa tulang belikat Ling Ye dan yang paling berbahaya, menghancurkan Qi Pertahanannya, menyebabkan Qi Kematian merembes ke meridian utamanya.

​"Ini... Cedera Qi Kematian Level Pemutus Jiwa!" gumam Xiao Chen, rasa dingin menjalar di tenggorokannya, bukan karena kedinginan, tetapi karena ketakutan yang langka.

​Qi Kematian Level tinggi bersifat korosif terhadap Qi kehidupan. Jika tidak diatasi dalam waktu singkat, ia akan merusak Dantian Ling Ye secara permanen atau membunuhnya dalam beberapa jam.

​Xiao Chen tidak bisa menggunakan Qi Dominasinya secara langsung. Qinya terlalu agresif dan akan membakar Qi kehidupan Ling Ye yang tersisa. Ia harus mengandalkan pengetahuan medis dan ramuan yang mereka miliki.

​Xiao Chen mengeluarkan semua obat herbal yang mereka bawa di kereta—semua herbal yang ia beli sebagai penyamaran kini menjadi penyelamat. Ia memilih Akar Emas Dingin (untuk menghalau Qi Kematian) dan Daun Bulan Sabit (untuk menstabilkan Qi kehidupan).

​Dengan tangan gemetar, Xiao Chen menggigit dan mengunyah herbal itu menjadi pasta kental. Ia melumurkan pasta itu di luka terbuka Ling Ye.

​Kemudian, ia menggunakan Qi Dominasinya yang sangat terkontrol dan minimal—tidak untuk menyerang, tetapi untuk memanaskan pasta itu sedikit dan memaksanya meresap ke dalam pembuluh darah Ling Ye.

​Langkah paling berbahaya: Xiao Chen harus membuang Qi Kematian dari tubuh Ling Ye.

​Xiao Chen menempatkan telapak tangannya yang tidak terluka di pusat Dantian Ling Ye. Ia mengaktifkan Qi Dominasinya menjadi benang setipis rambut, menarik Qi Kematian yang korosif itu keluar melalui meridian kulit Ling Ye.

​Prosesnya sangat lambat dan menyakitkan bagi Xiao Chen, karena setiap Qi Kematian yang ia tarik mencemari Qi Dominasinya sendiri. Ia merasakan mual dan sakit kepala yang luar biasa.

​Setelah sejam perjuangan melawan korosi Qi Kematian, krisis segera teratasi. Qi Kematian berhasil dikeluarkan, dan Qi kehidupan Ling Ye mulai stabil.

​Xiao Chen menarik tangannya. Ia terhuyung karena kelelahan total dan pencemaran Qi yang ia alami.

​Ia melirik ke samping Ling Ye dan melihat salah satu dari bakpao Qi Bumi yang selalu dibawa Ling Ye, masih utuh.

​Xiao Chen mengambil bakpao itu. Ia memaksakan diri untuk menggigit dan mengunyahnya. Qi Bumi dan Qi Kayu yang hangat dan tulus dari bakpao secara instan mulai menstabilkan Qi Dominasinya yang kini bergetar dan tercemar.

​"Bakpao... bukan hanya lelucon," gumam Xiao Chen, terkejut dengan efek penyembuhan yang sederhana namun sangat efektif dari makanan itu.

​Dengan energi yang sedikit pulih, Xiao Chen mengobati lukanya sendiri. Ia mengatur ulang tulang bahunya dengan pukulan cepat dan mengalihkan Qi Dominasinya untuk membungkus tulang itu, mencegah pergerakan lebih lanjut.

​Fajar mulai menyingsing. Ling Ye mulai bernapas dengan lebih stabil, tetapi ia akan membutuhkan minimal dua hari untuk sadar dan berkultivasi.

​Xiao Chen menggenggam gulungan Warisan—Kitab Strategi Langit.

​"Warisan ini membuat kita hampir terbunuh." bisik Xiao Chen. "Tapi ia adalah kunci untuk mengalahkan Kaisar."

​Xiao Chen merobek sedikit dari jubah Ling Ye yang robek dan mengikatkan gulungan itu dengan erat di pinggangnya.

​"Kita tidak bisa tinggal di Ibukota. Zhou Jin pasti akan segera menemukan makam yang terganggu Qinya." putus Xiao Chen.

​Xiao Chen harus membawa Ling Ye keluar dari Ibukota, menemukan tempat aman untuk kultivasi bersama, dan membuka rahasia dari Kitab Strategi Langit. Prioritas mereka berubah: keselamatan dan pemahaman Warisan di atas segalanya.

​Fajar telah naik sepenuhnya, memandikan Ibukota Kekaisaran dalam cahaya pagi yang cerah—cahaya yang mengekspos setiap sudut. Setelah menstabilkan kondisi Ling Ye dan mengobati luka-lukanya sendiri, Xiao Chen menyadari bahwa setiap detik yang mereka habiskan di Ibukota adalah risiko fatal.

​Formasi Qi Kematian di Pemakaman Kerajaan Lama pasti telah mengirimkan sinyal gangguan ke Komandan Zhou Jin.

​Xiao Chen mengambil tindakan drastis. Ia mengikat Ling Ye yang tak sadarkan diri dengan jubah tebal di punggungnya, seolah-olah ia membawa tumpukan kain atau barang dagangan yang sangat berharga. Ia memakai kembali topi pedagangnya yang lebar dan mempertahankan postur bungkuk pedagang yang kelelahan, meskipun bahunya remuk.

​Ia menyembunyikan Pedang Naga Langit di bawah tumpukan kain di kereta dan mengambil kendali kuda mereka. Kuda itu berjalan tertatih-tatih karena berat ganda dan kelelahan.

​"Kita harus melewati Gerbang Utara sebelum tengah hari." bisik Xiao Chen pada dirinya sendiri.

​Aura Qi Dominasi Bekunya kini diaktifkan secara minimal—terlalu lemah untuk melawan kultivator Level tinggi, tetapi cukup untuk menutupi jejak Qi Kematian yang masih tersisa pada mereka berdua.

​Perjalanan melalui distrik pedagang kembali ke Gerbang Utara jauh lebih sulit daripada saat mereka masuk. Tentara Kerajaan yang berpatroli terlihat lebih tegang.

​Xiao Chen harus melewati tiga pos pemeriksaan kecil. Di setiap pos, ia dipaksa untuk berhenti.

​"Muatanmu terlalu besar, pedagang. Apa isinya?" tanya seorang penjaga Level 3, menunjuk ke Ling Ye yang terikat.

​"Obat herbal yang sangat langka, Tuan." jawab Xiao Chen, suaranya serak dan terdengar lelah secara autentik. "Pengawal hamba mengalami serangan hebat dari penyakit paru-parunya tadi malam. Hamba harus membawanya keluar dari kota untuk udara segar segera."

​Xiao Chen memberikan tumpukan kecil koin tembaga kepada penjaga itu. Ia menambahkan sedikit ramuan herbal kering yang beraroma sangat kuat (untuk menutupi Qi Kematian) ke dalam tumpukan itu.

​Penjaga itu merasakan Qi dingin samar dari Xiao Chen (penyamaran Qi Es) dan mencium bau herbal yang menenangkan itu. Ia yakin bahwa ini hanya pedagang tua yang berjuang dengan urusannya yang menyedihkan.

​"Cepat pergi, pedagang. Kota ini sibuk." perintah penjaga itu, mengambil koin dan membiarkan mereka lewat.

​Akhirnya, mereka sampai di Gerbang Utara lagi. Kali ini, suasana di sana dingin seperti kuburan.

​Patroli telah diperkuat empat kali lipat. Dan di tengah gerbang, Komandan Zhou Jin berdiri tegak, aura Qi Pemutus Jiwa 6 miliknya menyebar di seluruh area, mencari anomali Qi.

​Xiao Chen merasakan Genggaman Spiritual Zhou Jin memindai rombongan yang akan keluar. Ia tahu bahwa Zhou Jin mencurigai sesuatu di Pemakaman, dan ia kini mencari kultivator yang berusaha melarikan diri.

​Xiao Chen memposisikan kereta mereka di antara dua gerobak tinggi yang penuh dengan gandum, menciptakan celah visual yang sempit.

​Saat rombongan itu bergerak perlahan ke depan, Xiao Chen dan Zhou Jin berada dalam jarak kurang dari sepuluh meter.

​Zhou Jin melirik ke kereta Xiao Chen. Mata Qinya menembus penyamaran Qi Beku Xiao Chen, tetapi ia hanya mendeteksi kultivator Level 4 yang kelelahan dengan spesialisasi Qi Es, yang membawa "barang dagangan yang terlalu berat" (Ling Ye).

​Kemudian, mata Zhou Jin tertuju pada gulungan yang diikat erat di pinggang Xiao Chen—Warisan Leluhur.

​Jantung Xiao Chen berdegup kencang. Zhou Jin mungkin tidak tahu itu Warisan, tetapi ia merasakan Qi kuno yang samar darinya.

​Zhou Jin memulai langkah ke arah Xiao Chen, aura esnya membekukan udara.

​"Pedagang! Berhenti!" perintah Zhou Jin, suaranya memecah keheningan.

​Saat Zhou Jin berjalan ke arah mereka, sebuah gangguan terjadi. Gerobak gandum yang ada di samping mereka tiba-tiba kehilangan roda dan ambruk dengan suara dentuman keras.

​BRAKKK!

​Gandum tumpah ke seluruh gerbang, menghalangi pandangan dan menciptakan kekacauan sesaat. Para Tentara segera berlari untuk mengendalikan gerobak yang tumbang.

​Ini adalah kesempatan emas yang sangat singkat.

​Xiao Chen mengambil kendali kuda mereka. Tanpa dialog, ia menarik tali kekang, membuat kuda itu melompat dengan cepat melalui celah kecil yang tersisa di gerbang, mengabaikan keributan di belakangnya.

​Mereka melarikan diri dari Ibukota Kekaisaran. Rencana Zhou Jin untuk menangkap mereka di gerbang gagal karena keberuntungan atau intervensi spiritual yang tak terduga.

​Mereka memacu kuda mereka ke jalan Utara yang panjang dan berliku, meninggalkan Qi penindas dari Ibukota.

​Xiao Chen menghela napas lega yang mengguncang tubuhnya yang terluka. Ia telah membawa Ling Ye dan Warisan keluar. Sekarang, mereka harus mencari tempat yang sangat terpencil untuk sembuh total dan membaca Kitab Strategi Langit.

​Xiao Chen memacu kuda mereka selama lima jam tanpa henti ke arah Utara, jauh dari jangkauan Qi Spiritual Zhou Jin. Setiap hentakan kuda mengirimkan gelombang rasa sakit ke bahu kanannya yang remuk, tetapi tekad Dominasinya menahan semua rasa sakit itu.

​Ling Ye tetap tak sadarkan diri, terikat erat di punggung Xiao Chen.

​Mereka meninggalkan jalan utama dan menyusup ke dalam hutan lebat yang mengarah ke perbukitan di Utara. Daerah ini jauh dari perkampungan dan patroli Kekaisaran, dicirikan oleh formasi batu aneh dan pepohonan tua yang menjulang tinggi.

​Akhirnya, Xiao Chen menemukan tempat yang ideal: sebuah gua kecil yang tersembunyi di antara tumpukan batu besar yang ditumbuhi lumut—sebuah tempat persembunyian alami yang sulit ditemukan bahkan oleh kultivator yang paling teliti sekalipun.

​Xiao Chen mengikat kuda mereka di balik formasi batu, memberinya herbal untuk memulihkan staminanya, dan membawa Ling Ye masuk ke dalam gua.

​Di dalam, udara dingin dan sunyi. Xiao Chen segera membuat tempat tidur dari daun kering dan merebahkan Ling Ye.

​Kini, dengan keamanan sementara yang terjamin, Xiao Chen bisa fokus pada penyembuhan mereka.

​Pertama, ia mengobati Ling Ye lagi. Ia mengeluarkan sisa Bakpao Qi Bumi dan memaksakan diri untuk menghancurkannya menjadi bubuk, mencampurnya dengan air dingin, dan memberikannya kepada Ling Ye sedikit demi sedikit sebagai infus Qi kehidupan. Qi Bumi yang hangat itu perlahan mulai mengusir sisa Qi Kematian yang masih bercokol di meridian Ling Ye.

​Xiao Chen kemudian mengalihkan perhatian ke lukanya sendiri. Bahu kanannya membengkak parah. Ia menggunakan Pedang Naga Langit sebagai tuas dan memaksakan tulang yang retak itu kembali ke posisi semula—sebuah proses yang mengeluarkan geraman tertahan dari bibirnya. Ia menggunakan Qi Dominasi Bekunya untuk mengunci tulang itu, menciptakan gips Qi internal yang sangat menyakitkan tetapi sangat efektif untuk imobilisasi.

​Setelah semua energi penyembuhannya terkuras, Xiao Chen terhuyung ke dinding gua, sangat lelah hingga ia hampir pingsan.

​Meskipun tubuhnya menuntut istirahat, pikiran Xiao Chen tidak tenang. Ancaman Zhou Jin dan kebutuhan untuk memahami Warisan mendesak.

​Ia mengeluarkan gulungan itu—Kitab Strategi Langit—yang diikat tali emas dan disegel dengan jimat kuno yang samar.

​Xiao Chen membuka gulungan kulit tua itu dengan hati-hati. Jimat di atasnya lenyap, dan cahaya spiritual yang hangat dan kuat memancar keluar dari tulisan kuno di dalamnya.

​Isi gulungan itu bukanlah teknik Pedang Dominasi atau formula kultivasi Level tinggi. Sebaliknya, ia adalah teks yang penuh dengan diagram, garis-garis energi di peta, dan analisis terperinci tentang kekuatan dan kelemahan faksi-faksi Kekaisaran.

​Xiao Chen membaca bagian pertama yang berjudul: "Fondasi Kekuatan Kaisar: Pilar Spiritual."

​Pilar Kekuatan Kaisar tidak terletak pada Tentara fana, melainkan pada tiga pilar Qi spiritual yang membentuk jaringan Formasi pertahanan Ibukota.

​1. Formasi Qi Kematian (Barat): Menjaga leluhur dan mengisolasi musuh spiritual.

Formasi Qi Kehidupan (Timur): Mengalirkan vitalitas ke Istana dan Keluarga Kerajaan.

Formasi Qi Penindas (Pusat Kota): Mempertahankan kehadiran Kaisar (Transformasi Kekosongan) dan menekan semua Qi kultivator lain di bawah Level Pemutus Jiwa.

​Untuk mengalahkan Kekaisaran, seorang Pewaris harus memutus koneksi Qi antara tiga pilar tersebut, menyebabkan 'Ketidakstabilan Surga.'

​Mata Xiao Chen terbuka lebar. Ia telah secara tidak sengaja mengganggu Pilar Qi Kematian dengan menghancurkan Penjaga Golem, membuat Zhou Jin panik.

​"Aku tidak perlu membunuh Kaisar... aku hanya perlu memutus jaringan kekuasaannya," gumam Xiao Chen. "Ini bukan tentang duel, ini tentang perang strategis."

​Xiao Chen merasa semangatnya pulih, jauh lebih cepat daripada Qi fisiknya. Ia memahami bahwa Warisan Pendiri adalah kecerdasan militer yang berharga untuk menjatuhkan Kekaisaran yang berakar kuat.

​Ia memandang Ling Ye yang terbaring lemah dan pedang di sampingnya.

​"Kita hampir mati untuk strategi ini, Ling Ye," bisik Xiao Chen. "Tapi sekarang kita tahu bagaimana cara bertarung."

​Sambil terus membaca gulungan itu dengan pikiran yang tajam, Xiao Chen membiarkan kegelapan gua melindunginya saat ia merencanakan langkah perang strategis pertamanya melawan Kekaisaran.

​Dua hari berikutnya di dalam gua dipenuhi oleh keheningan yang nyaris total, hanya diselingi oleh suara napas berat Ling Ye dan desir halus saat Xiao Chen membalik halaman Kitab Strategi Langit.

​Xiao Chen tidak berani keluar dari gua; ia hanya mengandalkan Qi alami dari hutan lebat di luar untuk mempercepat pemulihan Qinya yang terkuras. Ia terus menerus mengalirkan untaian Qi Dominasi Beku yang sangat halus ke tulang bahunya untuk mempercepat penyatuan dan ke Ling Ye untuk menjaga stabilitas.

​Pemulihan Ling Ye berjalan lambat tetapi stabil. Kerusakan dari Pukulan Pemutus Jiwa itu parah, tetapi fondasi Qi Pemurnian Kristalnya dan Bakpao Qi Bumi yang ia telan memberinya ketahanan yang luar biasa.

​Pada malam kedua, Ling Ye akhirnya sadar. Ia membuka matanya dan melihat atap gua yang gelap.

​"Xiao Chen... kepalaku... rasanya seperti habis dipakai untuk memecahkan gunung es," gumam Ling Ye, suaranya lemah dan terbata-bata. Ia mencoba bergerak, tetapi rasa sakit di bahu kirinya membuatnya merintih.

​"Jangan bergerak. Bahu kirimu remuk, untungnya Qi Kematian telah ku usir." kata Xiao Chen, tanpa mengalihkan pandangan dari gulungan itu. "Kau beruntung, Ling Ye. Kau Perisai Sejati yang keras kepala."

​Ling Ye menghela napas lega. Ia melihat gulungan di tangan Xiao Chen. "Itu... Warisan Pendiri?"

​"Ya. Kitab Strategi Langit," jawab Xiao Chen. "Kita tidak salah mengorbankan diri untuk ini."

​Saat Ling Ye mulai memfokuskan Qinya untuk memperbaiki meridian, ia menyadari sesuatu yang mengejutkan.

​Qi Pemurniannya kini membawa jejak Qi Kematian dari Gua Pemakaman dan Qi Beku dari Gunung Salju Abadi. Dua unsur dingin itu bercampur sempurna dengan Qi Pemurnian Kristalnya.

​Ling Ye mengulurkan tangan ke udara. Ia menciptakan bola Qi yang bukan lagi putih, melainkan abu-abu keperakan—sangat dingin dan sedikit menekan, tetapi jauh lebih kuat dari Qi Level 3-nya yang lama.

​"Xiao Chen... Qiku berubah lagi," bisik Ling Ye, penuh keheranan. "Aku bisa menggunakan Qi ini untuk menyamarkan diri di tempat gelap atau dingin dengan lebih mudah."

​"Qi Transformasi," gumam Xiao Chen, mengangguk puas. "Setelah menahan Qi Beku dan memurnikan Qi Kematian, Qimu beradaptasi menjadi entitas transisional yang kuat. Kau tidak lagi hanya Perisai, Ling Ye. Kau adalah agen penyamaran yang sempurna."

​Sementara Ling Ye berkultivasi perlahan, Xiao Chen menenggelamkan diri dalam Warisan itu. Ia mencerna bab berikutnya: "Sistem Vena Qi Kekaisaran."

​Kitab itu menjelaskan bahwa Kaisar tidak bisa menggunakan Qi Transformasi Kekosongannya secara penuh tanpa menarik energi melalui saluran Qi rahasia yang tersebar di seluruh kota.

​Saluran Qi ini terhubung ke Istana utama melalui tiga titik utama di luar dinding Formasi batin:

Bank Emas Spiritual (Timur Laut): Menyerap kekayaan Qi para pedagang.

Menara Pengawasan Spiritual (Barat Daya): Memantau dan menyalurkan Qi Penindas ke seluruh Ibukota.

Aliran Air Formasi (Selatan): Menyerap Qi air dari sungai untuk memurnikan Formasi.

​"Jika aku menghancurkan salah satu titik penyaluran ini, bukan hanya pilarnya, Qi Kaisar akan terganggu dan tidak stabil." Xiao Chen menelusuri peta di gulungan itu dengan jari dingin.

​Xiao Chen mengembangkan rencana yang lebih rumit: serangan simultan.

​"Kita tidak bisa menyerang tiga pilar besar itu secara bersamaan. Tapi kita bisa mengganggu Formasi di Bank Emas Spiritual," putus Xiao Chen. "Itu adalah tempat yang paling lemah secara militer dan penuh Qi Keterikatan Fana yang mudah dihancurkan."

​Xiao Chen melipat gulungan itu. Wajahnya tenang dan penuh perhitungan. Mereka tidak akan langsung menuju konfrontasi. Mereka akan pergi ke pinggiran Ibukota lagi, menghasilkan uang, dan mengumpulkan sumber daya untuk operasi penyusupan yang tepat dan brutal di Bank Emas Spiritual.

​Mereka telah pulih, memiliki Warisan, dan memahami musuh. Waktu untuk bersembunyi telah berakhir. Waktunya untuk bertindak dengan strategi telah tiba.

​Setelah tiga hari di gua, luka fisik Xiao Chen dan Ling Ye sudah menutup, meskipun mereka masih lemah. Xiao Chen telah menguasai pengetahuan dasar dari Kitab Strategi Langit dan mengetahui bahwa tujuan selanjutnya adalah Bank Emas Spiritual di Timur Laut Ibukota.

​Namun, sebelum melangkah, mereka harus meningkatkan kekuatan mereka.

​Xiao Chen mengambil sisa Inti Spiritual yang mereka kumpulkan—termasuk Inti Rawa Level 4 dan Inti Binatang Spiritual Level 3 yang ia kumpulkan selama perjalanan.

​"Kita tidak bisa melawan Level Pemutus Jiwa lagi dengan Level Pemurnian Qi," tegas Xiao Chen, mengatur Inti-inti itu di depannya. "Kita harus mencapai Pondasi Dasar untuk memperkuat Dantian dan melipatgandakan Qi kita. Kita harus berhasil menembus Level 7 Pemurnian Qi dan mencapai Level 1 Pondasi Dasar."

​Ling Ye mengangguk setuju. "Aku juga harus mencapai setidaknya Level 5 Pemurnian Qi. Qi Transformasiku tidak berguna jika jumlah total Qiku terlalu rendah."

​Xiao Chen memilih Inti Rawa Level 4 untuk memulai lompatan ke Level 6 Pemurnian Qi. Ia duduk bersila dan memaksakan Qi Dominasinya untuk menyerap energi Inti itu dengan kecepatan ekstrem.

​Huuuummm!

​Qi Dominasi berputar liar di dalam Dantiannya. Energi Inti Level 4 itu segera diubah oleh kemauan keras Xiao Chen.

​Pemurnian Qi Level 6 (Kecepatan dan Pengendalian): Dalam waktu dua jam yang intens, Xiao Chen berhasil menembus Level 6. Qi Dominasinya kini terasa lebih padat dan memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi dalam sirkulasi meridian.

​Xiao Chen tidak berhenti. Ia segera mengambil Inti Binatang Spiritual Level 3 yang lain, menggabungkannya dengan sisa-sisa Qi Kristal dari penempaan sebelumnya, dan mengarahkan semua Qinya untuk mencapai batas Level 7.

​Pemurnian Qi Level 7 (Ambang Batas): Peningkatan ini jauh lebih sulit, membutuhkan pergeseran kualitatif. Xiao Chen mengalirkan Pedang Naga Langit dengan Qi Dominasi, memaksakan Qinya untuk terkondensasi dan menyerap energi lingkungan.

​Setelah Qinya mencapai puncaknya di Level 7, Xiao Chen menggunakan pengetahuan dari teknik awal yang ia pelajari dari Pendiri. Ia memaksakan Qi Dominasi untuk membentuk lapisan yang sangat tipis di dasar Dantian-nya.

​Proses pembentukan Pondasi ini sangat menyakitkan, rasanya seperti mengecor logam panas di perutnya. Namun, ketika Pondasi itu stabil, Qinya melonjak drastis. Ia merasakan gelombang energi yang bersih dan kuat mengalir ke seluruh tubuhnya.

​"Akhirnya aku berhasil mencapai ranah Pondasi Dasar Level 1." bisik Xiao Chen, bermandikan keringat dingin. Kekuatan fisiknya kini setara dengan baja yang diproses secara spiritual, dan jumlah Qinya meningkat lima kali lipat dari Level 5 Pemurnian Qi.

Sedangkan ​Ling Ye memilih Inti Spiritual Level 3 yang paling kaya Qi Air. Ia tidak berambisi mencapai Pondasi Dasar, tetapi memperkuat Pemurnian Qinya adalah kunci.

​Ling Ye dengan mudah menembus Level 4. Qi Transformasi Abu-abu Keperakannya menyerap energi Inti Level 3 itu dengan efisiensi tinggi karena pengalaman adaptasi ekstremnya.

​Pemurnian Qi Level 5: Ling Ye mendorong dirinya untuk mencapai Level 5. Ia menggunakan sisa Qi Kematian yang ia pelajari dari Formasi untuk menambah kepadatan Qinya.

​Stabilitas: Ketika ia mencapai Level 5, Qi Transformasinya terasa sangat padat dan stabil. Ia tidak sekuat Pondasi Dasar, tetapi Qinya kini mampu mempertahankan Perisai Kristal yang berkali-kali lipat lebih lama dan lebih tebal. Kekuatan penyamarannya kini hampir sempurna.

​"Aku berhasil mencapai Level 5,Xiao Chen." kata Ling Ye, tersenyum meskipun ia masih harus menahan rasa sakit di bahunya. "Sekarang, Perisai Sejati ini tidak akan hancur semudah dulu."

​Wajah Baru untuk Perang Strategis

​Mereka berdiri bersama di dalam gua, kekuatan mereka meningkat secara signifikan.

1
Si Hibernasi
keci
azizan zizan
hmmmm... ceritanya entah kemana-mana tapi kekuatan mc di situ2 aja tiada kemajuan...udah lah alurnya agak berantakan...sudah sampai di bab yang segini tapi kekuatan entah lah... agak membosankan baca alurnya...
aku
cerita bagus,..tapi detail nya terlalu dipaksakan...
makanya pembaca langsun hiatus
Si Hibernasi: 👍🙏🙏ke depannya di usahakan lebih baik lagi, komen mantap pokoknya👍
total 1 replies
AingRirin
nama sekte kita sama bang
Aman Wijaya
joooooss pooolll lanjut terus
Si Hibernasi: 👀👌👌👌/CoolGuy/
total 1 replies
azizan zizan
bapak nama LI YUAN kok si anak nama XIAO CHEN.....??????
Si Hibernasi: Begitu ya, Yaudahlah, udah terlanjur juga, makasih infonya👍
total 3 replies
Si Hibernasi
Panjang banget author, 15.000 kata dong perbab/Good/
Si Hibernasi: /Casual/
total 10 replies
Si Hibernasi
kalo gk suka, Skip aja ke bab berikutnya/Good//Pray/
Aman Wijaya
semangat xiao Chen dan Ling ye
Si Hibernasi: /CoolGuy/
total 1 replies
Aman Wijaya
gaaas terus Thor
Si Hibernasi: /Casual/
total 1 replies
Aman Wijaya
next
Si Hibernasi: /Determined/
total 1 replies
Aman Wijaya
lanjut terus
Si Hibernasi: /Scare/
total 1 replies
Aman Wijaya
joooooss Thor lanjut
Si Hibernasi: /Applaud/
total 1 replies
Si Hibernasi
baru sempet kultivasi/Gosh/
Si Hibernasi
/Blush/
Si Hibernasi
/Puke//Hammer/
Si Hibernasi
Krik krik krik
Fairuz
semangat kak jangan lupa mampir yaa
budiman_tulungagung
masih satu mawar 🌹 lagi
Si Hibernasi: /Kiss//Rose//Rose/
total 1 replies
budiman_tulungagung
gass satu mawar 🌹
Si Hibernasi: /Applaud//Rose//Rose//Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!