NovelToon NovelToon
JEBAKAN JODOH

JEBAKAN JODOH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: gongju-nim

dapat orderan make up tunangan malah berujung dapat tunangan.Diandra Putri Katrina ditarik secara paksa untuk menggantikan Cliennya yang pingsan satu jam sebelum acara dimulai untuk bertunangan dengan Fandi Gentala Dierja, lelaki tampan dengan kulit sawo matang, tinggi 180. Fandi dan Diandra juga punya kisah masa lalu yang cukup lucu namun juga menyakitkan loh? yakin nggak penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gongju-nim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

017. Jebakan Jodoh

"Aku ngantar mama belanja, makanya ke sini." Fandi segera memberi klarifikasi setelah melihat wajah Diandra yang menatapnya dengan tatapan menyelidik.

"Loh, terus kok kamu tinggal? Gimana sih kamu, mana Bu Gina? Anak durhaka kamu, orang tua belanja malah ditinggal gitu aja." Diandra mendumal sembari celingukan melirik kanan dan kiri mencari keberadaan Bu Gina.

"Nanti dijemput Lingga, mama juga belanja bareng art. Sekalian sama aku soalnya satu arah." Fandi berkata menenangkan Diandra yang terlihat sedikit panik.

"Beneran?" Diandra bertanya memastikan.

"Beneran. Udah, ayo makan. Katanya kamu lapar."

Fandi gegas menggandeng tangan Diandra untuk menyebrang. Jantung Diandra kembali berdetak cepat akibat perbuatan Fandi yang seenaknya menggandeng tangan dirinya tanpa aba-aba.

"Jalanan lumayan ramai, kamu nggak terlalu bisa nyebrang." Fandi mengeratkan genggamannya karena Diandra mencoba melepaskan tangan dari genggaman Fandi.

Diandra kembali parah kali ini, menyebrang adalah kelemahan. Dirinya pernah hampir tertabrak saat SMA ketika hendak menyebrang saat jam istirahat, saat itu dirinya ingin membeli cilok didepan sekolah. Padahal jalanan tidak ramai sama sekali, hanya ada satu dua motor yang lewat, tapi karena Diandra main asal menyebrang tanpa menoleh kanan kiri membuat wanita itu hampir tertabrak jika saja tidak ditarik oleh Fandi.

Ternyata Fandi masih mengingat hal kecil tentang dirinya. Diandra pikir lelaki itu sudah lupa. Diandra juga ikut mengeratkan genggamannya ketika sudah berada di pinggir jalan. Tangan satunya secara tidak sadar menggandeng lengan Fandi, kebiasaan saat menyebrang bersama sahabat. Kejadian hampir tertabrak ketika menyebrang seperti membuat trauma sendiri. Wanita itu akan reflek memegang erat tangan orang disampingnya, tak perduli siapa orang itu. Bahkan tukang parkir yang pernah membantunya menyebrang saja pernah Diandra gelendoti.

"Jadi mau pesan apa?" Fandi bertanya sembari membolak-balik menu.

Fandi dan Diandra sudah berada di dalam restoran, keduanya hampir tidak mendapatkan meja karena restoran sedang ramai. Untung saja ada pasangan suami istri memanggil keduanya untuk duduk di meja mereka saja karena mereka sudah selesai makan. Fandi dan Diandra pun menuju kemeja itu dan berterima kasih kepada pasangan suami istri tersebut.

"Aku mau pesan seafood sama ikan bakar aja. Terus minumnya air putih sama es teh deh." Diandra menutup buku menu dan tersenyum kepada pelayan yang mencatat pesanannya.

"Saya pesan rendang sama kepiting saus Padang, untuk minum samain aja mas sama tunangan saya." Fandi berkata sedikit lantang kepada pelayan pria yang terlihat mencuri-curi pandang pada Diandra, tak lupa memberi penekanan pada kata tunangan yang membuat Diandra melirik dirinya tajam.

Pelayan tersebut lalu mengucapkan ulang pesanan Fandi dan Diandra sedikit canggung dan agak bergetar karena tatapan intimidasi dari Fandi. Diandra yang melihat hal itu hanya menghela napas pasrah. Padahal tadinya Diandra ingin flirting sedikit pada pelayan itu karena tampan, namun harapannya pupus sudah karena ulah Fandi.

"Pakai nasi mbak, mas?"

"Pakai, masing-masing satu porsi aja." Diandra menjawab pertanyaan pelayan tersebut, tak lupa juga memberikan senyuman manis yang membuat pelayan itu sedikit salah tingkah.

"Baik, ditunggu yah." Pelayan laki-laki itu kembali tergagap akibat tatapan Fandi yang semakin tajam karena melihat dirinya sedikit terpesona pada Diandra. "Mungkin agak sedikit lama karena sedang ramai, apakah tidak apa-apa?"

"Nggak apa-apa kok, udah sana itu kayaknya ada yang mau pesan." Fandi mengusir halus pelayan tersebut sembari memberi senyuman tipis.

Namun dimana pelayan tersebut senyuman Fandi lebih ke senyuman maut yang terlihat seperti sebuah pisau tajam yang bisa mengeluarkan sayatan kapan saja. Apalagi tatapan matanya yang seperti laser itu. Pelayan tersebut dibuat takut sekaligus kapok oleh Fandi.

"Bisa biasa aja nggak? Kasian anak orang kamu gituin bang." Diandra sedikit mengomel pada Fandi setelah pelayan tersebut pergi.

"Ya abisnya dia liatin kamu gitu banget." Fandi cemberut karena Diandra membela pelayan itu, dirinya cemburu.

Diandra hanya memutar bola matanya malas. Diandra baru tau jika Fandi juga bisa membuat drama seperti tersakiti begini. Lihatlah bibirnya yang dibuat monyong-monyong tidak jelas itu. Ceritanya Fandi sedang ngambek karena Diandra lebih membela pelayan tadi dan berharap Diandra membujuknya, namun Diandra yang tengah lapar itu sedikit acuh karena perutnya benar-benar lapar.

Lima belas menit menunggu, makanan belum juga dihidangkan. Diandra tidak bisa lagi menahan rasa laparnya, es teh pesanannya bahkan hampir habis karena diminum terus-terusan untuk menghalau rasa laparnya. Melihat raut wajah Diandra yang sudah amat sangat masam, Fandi mengeluarkan sebungkus roti dari dalam tasnya.

"Nih makan dulu, buat ganjel perut." Fandi menyodorkan bungkus roti yang sudah dibuka kepada Diandra.

"Kenapa nggak dari tadi si, ngasi nya." Diandra berkata sambil cemberut.

Diandra segera mengambil roti yang disodorkan Fandi dan mengucapkan terimakasih kepada lelaki itu. Sungguh tidak peka, dirinya hampir mati karena kelaparan. Bahkan sudah mengeluh lapar sejak tadi dan Fandi baru memberikan roti yang ada didalam tasnya saat ini. Roti pemberian Fandi tidak terlalu besar tapi lumayan untuk mengganjal perutnya yang udah beberapa kali berbunyi. Untung saja suasana sedang ramai, setidaknya suara perut Diandra tidak terlalu kentara terdengar. Meskipun Diandra yakin Fandi beberapa kali mendengar suara perut dirinya, Diandra tidak perduli. Diandra malah berharap lelaki itu ilfeel padanya.

Tak lama setelah itu pesanan keduanya pun dihidangkan oleh pelayan. Pelayan kali ini berbeda dengan yang tadi. Pelayan tersebut lalu meminta maaf atas keterlambatan dalam menghidangkan makanan dikarenakan suasana yang tengah ramai membuat bagian kitchen sedikit kerepotan. Fandi dan Diandra sendiri memaklumi hal tersebut, jam makan siang memang selalu seperti itu kan. Apalagi restoran ini lumayan terkenal karena hidangannya yang beragam dan harganya juga lumayan terjangkau. Fandi juga memesan satu jus jeruk lagi untuk Diandra, makanan yang wanita itu pesan terlihat pedas. Sedangkan es teh milik Diandra sudah kosong dan hanya tersisa batu es nya saja.

Sedangkan di luar tampak seorang wanita menatap tajam kearah Fandi dan Diandra yang tengah makan dengan nikmat di dalam restoran, keduanya juga beberapa kali terlihat tertawa dan bercanda. Fandi juga terlihat mengelap sudut bibir wanita didepannya menggunakan ibu jari alih-alih tisu. Sedangkan saat bersamanya dulu, lelaki itu hanya menyodorkan tisu dan menyuruh dirinya mengelap sendiri sudut bibir yang belepotan.

"Kita cari restoran lain aja ya." Bayu berkata lembut pada wanita disampingnya yang tengah menggenggam tali tas dengan erat seakan tengah menyalurkan emosi.

Tanpa kata, Hilda berbalik dan berjalan kembali menuju ke mobil Bayu yang baru saja terparkir itu. Tadinya Bayu ingin mengajak Hilda makan disana karena wanita itu ingin makan seafood. Restoran inilah yang terdekat dari toko perhiasan tempat keduanya membeli cincin. Jika saja Bayu tahu Fandi tengah berada disana maka Bayu tidak akan membawa Hilda kesana. Bayu juga sedikit geram dengan Fandi, pasalnya lelaki itu terlihat baik-baik saja saat ini. Bahkan sudah jalan dengan wanita lain saja.

1
Mas Sigit
diandra bkn hilda thor
Gongju-nim: waduh, bagian mana itu. ngetik udah ngantuk jadi namanya ketukar 🙏🏻
total 1 replies
Haikal Kal
semangat kak
Gongju-nim: terimakasih sayang 🥰
total 1 replies
Ria Mayasari
/Rose/
Gongju-nim: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Victorfann1dehange
Lanjutkan kisahnya segera ya, thor
Gongju-nim: siap sayang ku 🥰
total 1 replies
Dálvaca
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
Gongju-nim: makasih sayangku 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!