Elara Calista seorang wanita cantik yang menjadi istri kedua dari Erlangga Lysander pria tampan yang begitu dicintainya. Sayang saja hubungan mereka tidak pernah mendapatkan restu. Membuat rumah tangga mereka sering di landa masalah. Yang dibuat oleh istri pertama Erlangga serta ibu mertuanya yang begitu tidak menyukainya.
Mereka melakukan berbagai cara untuk menghancurkan pernikahan nya. Hingga akhirnya pernikahan Elara dan Erlangga benar benar berada di ujung tanduk.
Apakah Elara harus bertahan atau memilih untuk menyerah?. Dan apakah Erlangga akan membiarkan Elara pergi dari kehidupannya?.
(Jangan lupa yaww bantu folow akun Ig @sya_gelow )
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syana Elvania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pisah rumah
Beberapa hari berlalu dalam keheningan dan rasa hampa yang menyiksa Erlangga. Ia sudah tak tahan. Rasanya sepi tidak ada ada suara lembut sang istri yang membangunkan nya. Tak ada lagi ocehan istrinya yang selalu ngambek jika dia tidak memberikan kabar. Tak ada lagi pelukan manja istri nya dan perilaku menggemaskan nya yang menghiasi hidup nya.
Semua terasa kosong. Bahkan kini rumah yang biasanya hangat terasa dingin. Erlangga benar benar merindukan istri nya.
Walaupun dia sering meninggalkan sang istri karena pekerjaan diluar kota. Tapi Erlangga tetap merindukan sang istri setiap kali. Saat dia jauh dari istrinya, dia selalu melihat foto sang istri yang ada didalam dompetnya. Jika dia lelah karena tuntutan pekerjaan. Dia akan membaca pesan yang ditulis sang istri dibelakang foto itu dimana berisikan. "Semangat. Aku mencintaimu." Dan itu sudah sedikit mengobati rasa rindunya.
Sekarang Erlangga hanya bisa diam membisu tampilan nya kini cukup berantakan dengan mata panda yang mulai terlihat. Beberapa hari ini dia kesulitan untuk tidur nyenyak karna terus memikirkan istri nya.
"Sayang... Aku merindukan mu." Bisik Erlangga yang di bawa oleh angin. Biasanya Erlangga akan pergi ke rumah istri nya jika sudah tak tahan lagi dengan rasa rindunya pada wanita yang mewarnai hidup nya. Walaupun Erlangga hanya bisa duduk diam dimobil mengamati rumah istrinya dari kejauhan.
Terdengar ketukan di pintu dan suara Bella yang meminta ijin untuk masuk. Namun, Erlangga mengabaikan nya hingga akhirnya. Dengan takut takut Bella memberanikan diri membuka pintu. Masuk dengan langkah was was lantaran akhir akhir ini Erlangga sangat mudah marah. Bella mendorong troli makanan untuk majikannya. "Ma-malam tuan. Saya bawakan makanan untuk anda." Ujar Bella dengan sopan.
"Aku tak berselera." Ujar dingin Erlangga tanpa menoleh tatapannya masih fokus pada bingkai foto istri nya yang terpajang di dinding. Menatap dengan penuh kerinduan.
"Ta-tapi tuan harus makan. Sejak pagi tuan belum makan apapun. Bagaimana jika nanti tuan sakit." Cicit Bella takut.
Atensi Erlangga menajam menatap Bella. "Pergi." Tegas Erlangga tanpa ingin dibantah lagi. Membuat nyali Bella seketika ciut. Bella segera membungkuk hormat pamit pergi membawa kembali troli makanannya, tidak ingin membantah.
Tak berselang lama Stevan datang masuk kekamar Erlangga setelah meminta ijin. "Tuan... Tidak boleh terus seperti ini." Ujar Stevan sopan. Niat awalnya Stevan ingin mengingat kan jika Erlangga malam ini akan menghadiri pesta salah satu rekan bisnis Erlangga yang bertunangan. Dan saat berpapasan dengan Bella. Bella memberitahu kan jika Erlangga akhir akhir ini sering menolak untuk makan.
"Katakan apa tujuan mu. Dan apa Elara menerima hadiah ku?." Tanya Erlangga menatap Stevan berharap akan jawaban nya. Sejak pisah rumah, Erlangga sering mengirim kan beberapa hadiah untuk istri nya sebagai permintaan maaf. Sayang saja selalu ditolak istri nya, bahkan di kirim kembali kerumah ini lagi.
"Ya tuan kali ini nyonya menerimanya. Tidak menolak ataupun mengembalikan nya lagi. Sekarang anda bisa sedikit lega."
Mendengar itu Erlangga tersenyum lega. Ini pertanda istrinya mulai memaafkan nya. Dan hal itu adalah yang paling ditunggu-tunggu nya.
"Tuan... Maaf. Tapi ada satu kendala." Stevan menghentikan perkataan nya menatap was was Erlangga. Karna mungkin apa yang di katakan nya akan membuat amarah Erlangga memuncak kembali.
"Katakan cepat." Suruh Erlangga.
"Nyonya Lala menolak melakukan tes DNA pada janin nya. Dengan alasan kandungan nya masih lemah. Saya tidak bisa berbuat banyak lantaran nyonya besar juga ada di pihak nyonya Lala."
"Wanita itu memang licik." Kesal Erlangga. "Dia harus tes DNA apa pun caranya. Aku ingin membuktikan pada istri ku jika anak yang di kandung wanita licik itu bukan anakku." Titah Erlangga mengepalkan jemari nya. "Ingat Stevan, aku ingin hasilnya harus sudah ada sebelum batas waktu yang diberikan istri ku habis." Lanjut Erlangga menatap tajam Stevan
"Lalu bagaimana dengan nyonya Mita?." Tanya stevan hati hati.
"Aku tidak peduli. Aku hanya ingin membuktikan pada Elara jika aku hanya mencintai nya." Tekat Erlangga tidak ingin pernikahan nya dan Elara hancur. Hanya karna permintaan Mita. Dan untuk Mita, Erlangga sudah tidak ingin lagi berurusan dengan keluarganya. Jika mereka saja tidak memikirkan kebahagiaan nya.
"Baik tuan... Saya kemari ingin mengingat kan jika malam ini anda akan menghadiri undangan pesta pertunangan tuan reylen."
Erlangga mengangguk malas, mengibaskan tangannya menyuruh Stevan pergi meninggalkan nya. "Tunggu dibawah aku akan bersiap."
Stevan mengangguk pamit untuk pergi menunggu dibawah. Erlangga pergi untuk bersiap siap dengan malas. Selang hampir satu jam Erlangga sudah bersiap dengan jas mahalnya. Ia cukup lama untuk bersiap lantaran biasanya Elara menyiapkan apa yang dibutuhkannya. Terutama untuk datang ke acara acara penting.
Erlangga menghela nafas berat. Turun kelantai bawah menghampiri Stevan. Dia berjalan lebih dulu sementara Stevan mengikuti dibelakang. Di depan rumahnya sebuah mobil mewah sudah menunggu nya. Erlangga langsung masuk ke dalam mobilnya. Begitu pula Stevan yang duduk disamping supir.
Selama perjalanan hanya dihiasi oleh keheningan. Hingga akhirnya mobil Erlangga tiba disebuah hotel mewah tempat berlangsungnya acara pertunangan reylen.
Erlangga masuk kedalam hotel langsung menuju ke ballroom hotel bersama dengan Stevan. Pria itu langsung saja menemui reylen teman didunia bisnisnya. Memberikan ucapan selamat.
"Tuan Erlangga.. anda datang sendiri?. Dimana istri anda, nyonya Lala?." Tanya reylen yang seketika membuat Erlangga kesal.
"Dirumah." Dingin Erlangga dengan nada kurang bersahabat saat membahas wanita licik itu.
Selama ini orang orang hanya tahu Lala adalah satu satunya istri nya. Padahal bukan. Maklum saja pernikahan nya dengan Elara dilakukan secara rahasia bahkan sederhana di sebuah vila mewah milik Erlangga yang hanya di hadiri tiga orang saja. Siapa lagi jika bukan dania dan suaminya, yang terakhir stevan.
Karna Elara merupakan piatu dan ayah ataupun keluarganya yang lain, Elara tidak tahu kemana. Lantaran kedua orang tuanya berpisah dan Elara ikut dengan ibunya. Sedangkan dirinya sendiri, keluarganya saja tidak menyetujui pernikahan nya dengan Elara jadi mereka tidak datang.
Dia sudah bertekad setelah menceraikan Lala, akan langsung mengadakan pesta pernikahan paling indah dan megah untuk Elara. Dengan bangga dia akan memberitahukan kepada seluruh orang jika Elara adalah istrinya dan satu satunya wanita nya.
"Ah~ jadi, begitu. " Reylen mengangguk canggung dengan nada Erlangga yang tiba tiba tidak bersahabat. "Kalau begitu anda bisa menikmati jamuan yang sudah disediakan. Maaf saya harus menemui keluarga saya." Pamit reylen yang diangguki Erlangga.
Erlangga memilih duduk di mejanya yang sudah disediakan. Sangat malas untuk mengobrol dengan rekan bisnisnya yang lain. Karna pikiran nya masih kacau. Tanpa sengaja tatapan Erlangga tertuju pada Dania yang juga tengah bersama suaminya.
'Dania... Dia disini juga. Apa aku tanyakan saja tentang Elara?.' batin Erlangga lantaran selama pisah rumah dengan Elara. Dania selalu datang mengunjungi sang istri. Mungkin saja Erlangga bisa mendapatkan sedikit informasi tentang istri nya dan juga kandungannya.