NovelToon NovelToon
KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

Status: sedang berlangsung
Genre:Preman / Mafia
Popularitas:382
Nilai: 5
Nama Author: ilwa nuryansyah

menceritakan tentang seorang murid pindahan yang bernama Kim hyun yang pindah ke sekolah barunya yang bernama sekolah SMA CSB (CENTRAL SPORT BUSAN), awalnya kehidupannya lancar namun tampaknya dia tidak terlalu mengetahui tentang sisi gelap sekolah ini beserta kota ini maka dari itu kim Hyun mau tak mau harus mencari tahu tentang sisi gelap sekolah ini dan kota ini agar dirinya bisa menjalani kehidupan yang normal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilwa nuryansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 14

Kelas 2-C seketika membeku. Keheningan yang terjadi setelah pertanyaan Kim Hyun—"Untuk apa uang ini?"—jauh lebih mencekam daripada kebisingan perkelahian.

Song Dae-ho, Bendahara Kelas, yang juga petarung nomor dua kelas, menatap Hyun. Matanya menyipit karena tak percaya. Murid baru ini bukan hanya berani menantang Geng Kelas Satu, tetapi sekarang dia menantang kekuasaan di kelasnya sendiri, di depan umum.

Dae-ho: (Nada suara rendah dan dingin) "Kau benar-benar murid pindahan, ya? Kau tidak tahu apa-apa. Siapa namamu lagi?"

Hyun: "Kim Hyun."

Dae-ho mengangguk. Dia dengan cepat menarik uang 100.000 Won dari tangan Min-ho, lalu mencengkeram kerah Min-ho dan menariknya berdiri.

Dae-ho: "Minggir, pecundang. Biarkan aku bicara dengan temanmu ini."

Dae-ho melempar Min-ho ke samping dan duduk di kursi Min-ho, berhadapan langsung dengan Kim Hyun. Ia mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya dan menyalakannya, mengembuskan asap tepat di udara di antara mereka.

Dae-ho: (Menawarkan rokok pada Hyun) "Mau? Biar kau lebih santai, murid baru."

Hyun hanya menggelengkan kepala. Dae-ho mengedikkan bahu dan menyimpan rokok itu kembali, menghisapnya dalam-dalam.

Dae-ho: "Dengar, Kim Hyun. Kau bertanya apa itu 'Uang Keamanan'. Itu adalah aturan yang sudah ada sejak Kelas Dua dan Tiga berkuasa. Jika kau, atau siapa pun di kelas ini, mendapat masalah dari kelas lain—dihajar, diperas, atau dipermalukan—maka seluruh Geng 2-C, termasuk Pemimpin Kelas kita, Choi Min-gyu, akan membelamu. Kami akan menghabisi orang itu."

Dae-ho: "Tentu saja, itu ada biayanya. Kami tidak bekerja secara gratis. Seratus ribu Won per minggu adalah harga untuk 'ketenangan'. Aturan ini berlaku di semua kelas. Ini bukan negosiasi, ini adalah sistem."

Hyun: (Wajahnya tenang, tetapi ada kekecewaan yang kentara) "Seratus ribu Won. Bukankah itu terlalu mahal untuk uang saku siswa? Keamanan ini terdengar seperti pemerasan, Dae-ho-ssi. Dan bukankah sistem ini hanya omong kosong jika semua kelas melakukannya? Siapa yang melindungi siapa?"

Dae-ho tertawa keras, tawa itu diikuti oleh tawa tegang dari siswa lain di kelas.

Dae-ho: (Mengambil uang 10.000 Won dari tumpukan, melambaikannya di depan wajah Hyun) "Aku tidak peduli dengan uang sakumu, Kim Hyun. Aku tidak peduli dari mana kau mendapatkannya. Yang penting, uang itu ada di sini saat waktunya tiba."

Dae-ho mendekatkan uang itu, menepuk-nepuk pipi Hyun.

Dae-ho: "Apa urusan kami jika kau tidak mau membayarnya? Kau mungkin kuat, Tapi bisakah kau melawan seluruh murid di Kelas 2-C? Tidak. Kau butuh sekutu. Kau butuh perlindungan. Dan perlindungan itu ada harganya. Paham?"

Hyun: (Nada santai) "Ya. Aku paham."

Dae-ho tersenyum, mengira Hyun menyerah.

Dae-ho: "Bagus. Kalau begitu, bayar sekarang."

Kim Hyun tidak bergerak. Senyumnya melebar menjadi senyum menantang.

Hyun: "Sebelum itu," kata Hyun, suaranya tenang, tetapi tajam. "Kembalikan dulu uang 100.000 Won milik temanku. Setelah itu, baru kita diskusikan tentang pembayaran ini lagi."

Seluruh kelas, termasuk Min-ho yang ketakutan, tersentak.

Wajah Dae-ho seketika berubah. Senyumnya hilang, digantikan oleh amarah yang membeku.

Dae-ho: (Terkekeh dingin) "Hahaha... Kau punya nyali, murid baru. Terlalu banyak nyali."

Dae-ho berdiri, asap rokok mengepul dari bibirnya. Ia mengambil tumpukan uang itu dan memasukkannya ke dalam saku.

Dae-ho: (Mengancam) "Dengar baik-baik, Kim Hyun. Besok adalah hari Jumat. Itu hari terakhir. Jika kau tidak membayar 100.000 Won milikmu, ucapkan selamat tinggal pada beberapa anggota tubuhmu. Kau mengerti?"

Dae-ho berbalik dan berjalan menuju pintu. Ia melirik sekilas ke Min-ho yang masih pucat.

Min-ho segera meraih lengan Hyun. "Hyun-ah! Kenapa kau lakukan itu?! Kau mencari masalah besar!"

Hyun mengabaikan Min-ho. Saat Dae-ho menghilang dari pintu, guru olahraga, Pak Lee, masuk. Bel berbunyi, dan pelajaran dimulai.

Di luar, Song Dae-ho berjalan cepat melintasi lapangan sekolah yang kosong. Amarahnya memuncak. Seorang murid baru berani menantangnya di depan seluruh kelas. Ini harus diatasi secepatnya.

Dia menuju ke sudut terpencil lapangan, di mana terdapat sebuah bangunan kecil bekas gudang. Bangunan itu sekarang diubah menjadi basecamp eksklusif Kelas 2-C.

Dae-ho membuka pintu gudang yang berat. Udara di dalamnya langsung menusuk hidung—kombinasi bau asap rokok yang pekat, keringat, dan alkohol murah dari kaleng minuman yang berserakan. Ruangan itu kotor; puntung rokok membanjiri lantai, dan kaleng-kaleng bekas minuman bersoda teronggok di sudut.

Di tengah kekacauan itu, di atas tumpukan matras bekas, ada seseorang yang tertidur pulas. Wajahnya ditutupi oleh sebuah buku komik, dan ia tidur dengan sangat nyaman.

Itu adalah Choi Min-gyu, Petarung Nomor Satu Kelas 2-C dan Pemimpin Geng kelas.

Dae-ho menggelengkan kepalanya. Min-gyu adalah kebalikan dari Han Gyu-sik yang dingin dan terorganisir. Min-gyu adalah pemalas yang terampil, hanya bergerak ketika situasinya benar-benar mendesak.

Dae-ho: (Mendekati matras) "Min-gyu! Choi Min-gyu! Bangun!"

Buku komik itu bergetar. Min-gyu mendengus.

Min-gyu: (Suara serak, tanpa membuka mata) "Lima menit lagi, Dae-ho. Biarkan aku tidur. Hari bebas, lho."

Dae-ho: "Tidak ada waktu untuk tidur! Ada masalah besar di kelas. Murid baru, Bernama Kim Hyun, menantangku di depan semua orang. Dia menolak membayar Uang Keamanan, dan dia bahkan memintaku mengembalikan uang temannya!"

Min-gyu menyingkirkan komik dari wajahnya. Matanya yang malas dan sipit menatap Dae-ho. Dia memiliki rambut yang sedikit panjang dan berantakan, dan pakaiannya lebih santai daripada Dae-ho. Penampilannya tampak biasa, tetapi tatapannya menyiratkan kemampuan bertarung yang mengerikan.

Min-gyu: (Menguap lebar) "Oh. Dia menolak bayar? Lalu?"

Dae-ho: "Lalu?! Dia menantang kita! Jika kita membiarkannya, seluruh kelas akan berhenti membayar! Kau harus menghadapinya, Min-gyu! Besok!"

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!